Nawawi al-Bantani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
k Mengembalikan suntingan oleh Daeng Hanif (bicara) ke revisi terakhir oleh Henri Aja Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(96 revisi perantara oleh 59 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Berbunga-bunga}}{{hatnote|"Syekh Nawawi" beralih ke halaman ini. Artikel ini membahas mengenai biografi [[Ulama]] besar [[Mazhab Syafi'i]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Untuk [[Ulama]] besar [[Mazhab Syafi'i]] berkebangsaan [[Suriah]], lihat [[Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi|Imam Nawawi]].}}
{{Infobox Ulama Muslim
|honorific_prefix =
|image =Lukisan Syekh Nawawi al-Bantani oleh Kang Alam.jpg
|caption = Lukisan Syekh Nawawi al-Bantani oleh Kang Alam
|title =
lihat [[Nawawi al-Bantani#Gelar-gelar|Gelar-gelar]]
|kunya = Abu
|name = Muhammad Nawawi
|nasab = bin Umar
|nisbah = at-
|parents = Umar (ayah)<br>Zubaedah (ibu)
|relatives =
|spouse =
|children =
|birth_name = Muhammad Nawawi
|birth_date = [[1813]] [[Masehi]]
|birth_place =
|death_date =
|death_place =
|death_cause =
|resting_place = [[Jannatul Mu'alla]], [[Mekkah]]
|other_names = Syekh Nawawi<br>Syekh Nawawi Banten
|nationality = {{flagicon|Kesultanan Banten}} [[Kesultanan Banten|Banten]]<br>{{negara|
|
|region = [[Mekkah]], [[Hijaz]]
|occupation = Imam [[Masjidil Haram]]
Baris 37:
|awards =
|influences =
|influenced = [[Hasjim Asy'ari]], [[Kholil al-Bangkalani]], [[Arsyad Thawil al-Bantani]], [[Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri]], [[Sulaiman Ar-Rasuli|Sulaiman ar-Rasuli]], [[Nawawi al-Bantani#Murid-muridnya|Dan Murid-murid Lainnya]]
|module =
|signature =
}}
'''Al-Imaam Al-'Allaamah Asy-Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani at-Tanari asy-Syafi'
Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki
== Biografi ==
Syekh Nawawi lahir
Ayah Syekh Nawawi merupakan seorang Ulama lokal di [[Banten]], Syekh Umar bin Arabi al-Bantani, sedangkan ibunya bernama Zubaedah, seorang ibu rumah tangga biasa.
Syaikh Nawawi menikah dengan Nyai Nasimah, gadis asal [[Tanara, Serang]] dan dikaruniai 3 orang anak: Nafisah, Maryam, Rubi'ah. Sang istri wafat mendahului dia.{{sfn|Majalah Alkisah edisi 15 Februari 2004|p=100}}
== Pendidikan ==
Baris 98 ⟶ 59:
== Guru-Gurunya ==
Berikut adalah para ulama yang pernah ditimba ilmunya oleh Syekh Nawawi:<ref name=':5'>{{citeweb|last=Khoirul|first=A.|url=http://www.nu.or.id/post/read/11185/para-ulama-makkah-pun-berguru-kepadanya|title=Ulama Makkah Pun Berguru Kepadanya|date=1 Februari 2008|website=nu.or.id|language=id|access-date=25 Mei 2017}}</ref>
== Peranan dan Perjuangan ==
=== Nasionalisme dan Pengabdian di Masjidil Haram ===
Setelah tiga tahun bermukim di [[Mekkah]], Syekh Nawawi pulang ke [[Banten]] sekitar tahun [[1828]] [[Masehi]]. Sampai di tanah air dia menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan yang dilakukan pemerintah [[Hindia Belanda]] terhadap rakyat. Tak ayal, gelora jihad pun berkobar. Sebagai intelektual yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran, Syekh Nawawi kemudian berdakwah keliling [[Banten]] mengobarkan perlawanan terhadap penjajah sampai pemerintah [[Belanda]] membatasi gara-geriknya, seperti dilarang berkhutbah di masjid-masjid.<ref name=':4'>{{cite episode |title=Syekh Nawawi al-Bantani |series=Perjalanan 3 Wanita |first1= |last1=Salmah |first2= |last2=Rimma |first3= |last3=Vidia |network=[[Trans TV]] |date=10 Juli 2007}}</ref>
Syekh Nawawi mulai masyhur ketika menetap di Syi'ib 'Ali, Mekkah. Dia mengajar di halaman rumahnya. Mula-mula muridnya cuma puluhan, tetapi semakin lama jumlahnya kian banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Hingga jadilah Syekh Nawawi al-Bantani sebagai ulama yang dikenal piawai dalam ilmu agama, terutama tentang [[tauhid]], [[fiqih]], [[tafsir]], dan [[tasawwuf]].
Baris 134 ⟶ 95:
Selain pelajaran agama, Syekh Nawawi juga mengajarkan makna kemerdekaan, anti [[Kolonialisme]] dan [[Imperialisme]] dengan cara yang halus. Mencetak kader patriotik yang di kemudian hari mampu menegakkan kebenaran. Perjuangan yang dilakukan Syekh Nawawi memang tidak dalam bentuk revolusi fisik, namun lewat pendidikan dalam menumbuhkan semangat kebangkitan dan jiwa nasionalisme.
=== Pendapat Penentangan di Arab Saudi ===
Meskipun saat itu [[Arab Saudi]]
== Murid-Muridnya ==
Di antara murid-murid Syekh Nawawi yang menjadi ulama berpengaruh antara lain:<ref name=':3' /><ref name=':5' />
# [[Hasan Mustapa|Syekh Hasan Mustopa al-Qoruti]]
# Syekh Abdul Haq bin Abdul Hannan al-Bantani - Cucu Syekh Nawawi
# [[Sholeh Darat as-Samarani|Syekh Sholeh Darat as-Samarani]]
* [[Kiai Hasan Genggong|K.H. Hasan Genggong]] - Pendiri [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]]▼
# [[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman Arrasuli]] - Pendiri [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]]
* K.H. Mas Abdurahman - Pendiri [[Universitas Mathla'ul Anwar|Mathla'ul Anwar]]▼
* [[Abdul Karim Amrullah|Haji Abdul Karim Amrullah]], [[Sumatera Barat]]▼
# K.H. Ilyas, [[Kragilan, Serang]]
* [[Ki Tubagus Ismail|K.H. Tubagus Ismail]] - Pejuang [[Geger Cilegon 1888]]▼
* Dan lain sebagainya.▼
# K.H. Aqib - Pejuang [[Geger Cilegon 1888]]
== Kisah Syekh Nawawi dan Murid-muridnya ==
Baris 177 ⟶ 140:
== Gelar-gelar ==
Di antara gelar kehormatan yang disematkan kepada Syekh Nawawi al-Bantani adalah sebagai berikut:<ref name=':1' />
# '''al-Sayyid al-'Ulama al-Hijaz''' (tokoh ulama [[Hijaz]]) atau '''Sayyidul Hijaz''' (penjaga [[Hijaz]])<ref name=':2' /><ref>{{citeweb|url=http://www.santridayah.com/2014/10/syekh-nawawi-al-bantani-dengan-julukan-sayyidul-hijaz|title=Syekh Nawawi al-Bantani dengan Julukan Sayyidul Hijaz|date=28 Oktober 2014|website=santridayah.com|language=id|access-date=25 Mei 2017|archive-date=2017-06-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20170625152522/http://www.santridayah.com/2014/10/syekh-nawawi-al-bantani-dengan-julukan-sayyidul-hijaz|dead-url=yes}}</ref>
# '''Nawawi at-Tsani''' ([[Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi|Nawawi]] kedua). Orang pertama yang memberi gelar ini pada Syekh Nawawi adalah [[:ms:Wan Ahmad bin Muhammad Zain|Wan Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani]]<ref name=':2'>{{citeweb|last=Maharani|first=Ardini|url=http://m.bintang.com/lifestyle/read/2380645/imam-besar-masjidil-haram-dari-banten-keturunan-cucu-rasulullah|title=Imam Besar Masjidil Haram dari Banten, Keturunan Cucu Rasulullah|website=bintang.com|date=2 Desember 2015|language=id|access-date=25 Mei 2017|archive-date=2017-07-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20170723205445/http://m.bintang.com/lifestyle/read/2380645/imam-besar-masjidil-haram-dari-banten-keturunan-cucu-rasulullah|dead-url=yes}}</ref>
# '''al-Imam wa al-Fahm al-Mudaqqiq''' (tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam)
# '''A'yan 'Ulama al-Qarn ar-Ram 'Asyar Li al-Hijrah''' (tokoh ulama abad 14 [[Hijriyah]])
Baris 187 ⟶ 150:
== Karya-Karyanya ==
Sebagian dari karya-karya Syekh Nawawi '''(yang masih berbahasa arab)''' di antaranya adalah sebagai berikut:
<ref name=':1'>{{citeweb|url=http://www.majeliswalisongo.com/2016/03/biografi-lengkap-syaikh-nawawi-al.html?m=1|title=Biografi Sayyidi Asy-Syaikh Al-Faqih Nawawi Al-Bantani Al-Jawi|date=5 Maret 2016|website=majeliswalisongo.com|language=id|access-date=25 Mei 2017|archive-date=2017-02-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20170205004310/http://www.majeliswalisongo.com/2016/03/biografi-lengkap-syaikh-nawawi-al.html?m=1|dead-url=yes}}</ref>
# al-Tsamar al-Yani'ah syarah al-Riyadl al-Badi'ah
Baris 213 ⟶ 176:
# Tîjân al-Darâry syarah Matan al-Baijûry
# Fath al-Mujîb syarah Mukhtashar al-Khathîb
# Murâqah Shu’ûd al-Tashdîq syarah
# Kâsyifah al-Sajâ syarah [[Safinatun Najah|Safînah al-Najâ]]
# al-Futûhâh al-Madaniyyah syarah al-Syu’b al-Îmâniyyah
# ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain
Baris 232 ⟶ 195:
Karya tafsirnya, al-Munir, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari [[Tafsir al-Jalalain]], karya Imam [[Jalaluddin as-Suyuthi]] dan Imam [[Jalaluddin al-Mahalli]] yang sangat terkenal. Sementara Kasyifah al-Saja merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fiqih [[Safinatun Najah]], karya Syekh Salim bin Sumeir al-Hadhramy. Karya-karya dia di bidang Ilmu Akidah misalnya adalah Tijan ad-Darary, Nur al-Dhalam, Fath al-Majid. Sementara dalam bidang Ilmu Hadits misalnya Tanqih al-Qaul. Karya-karya dia di bidang Ilmu Fiqih yakni Sullam al-Munajah, Nihayah al-Zain, Kasyifah al-Saja, dan yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di [[Jawa]] yaitu Syarah ’Uqud al-Lujain fi Bayan Huquq al-Zaujain. Adapun Qami'u al-Thugyan, Nashaih al-'Ibad dan Minhaj al-Raghibi merupakan karya tasawwuf.{{sfn|Majalah Alkisah edisi 14 September 2003|p=7}}
Sebagian dari karya-karya Syekh Nawawi yang '''sudah diterjemahkan ke dalam berbahasa Indonesia''' di antaranya adalah sebagai berikut :
# Fathul Majid (Panduan Permunian Tauhid), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Hilyatush Shibyan (Ilmu Tajwid Lanjutan), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Tanqihul Qaul (Panduan Evaluasi Diri Meraih Keutaman Hidup), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Sullamul Munajat (Kunci Keselamatan Dunia Akhirat), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Maroqil Ubudiyyah (Jalan Menggapai Kedekatan Ilahi), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Nashoihul Ibad (Pesan-Pesan Pencerahan Jiwa), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
# Qomiuth Thughyan (77 Bukti Keimanan dlm Kehidupan), diterbitkan oleh PT. Manawa Hijrah Pustaka
== Karamah ==
Baris 237 ⟶ 210:
Pada suatu waktu di sebuah perjalanan dalam ''syuqduf'' (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu. Hal tersebut terjadi karena tidak ada cahaya dalam ''syuqduf'' yang ia tumpangi, sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya. Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada [[Allah]] agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu, menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis. Kitab yang kemudian lahir dengan nama '''''Maraqi al-'Ubudiyyah''''' syarah Matan '''''Bidayah al-Hidayah''''' itu harus dibayarnya dengan cacat pada jari telunjuk kiri, karena cahaya yang diberikan Allah pada telunjuk kirinya itu membawa bekas yang tidak hilang.<ref name=':0'>{{citeweb|last=Wicaksono|first=Bayu Aji|url=http://m.viva.co.id/berita/nasional/639044-kisah-syekh-nawawi-kaki-bisa-menyala-jasadnya-tetap-utuh|title=Kisah Syekh Nawawi: Kaki Bisa Menyala, Jasadnya Tetap Utuh|date=17 Juni 2015|website=viva.co.id|language=id|access-date=25 Mei 2017}}</ref>
=== Jasad yang Tetap Utuh ===
Telah menjadi kebijakan Pemerintah [[Arab Saudi]] bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota dan lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan tersebut dijalankan tanpa pandang bulu hingga menimpa pula pada makam Syekh Nawawi. Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya. Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya, yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet dan tidak ada tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur. Bahkan kain kafan penutup jasad Syekh Nawawi tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.<ref name=':0' />
Terang saja kejadian tersebut mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Langkah strategis lalu diambil, yaitu larangan dari pemerintah untuk membongkar makam Syekh Nawawi. Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala, dan hingga sekarang makam Syekh Nawawi tetap berada di Ma'la, [[Mekah]].{{sfn|Majalah Alkisah edisi 15 Februari 2004|p=105}}
=== Shalat di Dalam Mulut Ular Besar ===
Suatu hari ketika dalam perjalanan, Syekh Nawawi istirahat di sebuah tempat untuk azan kemudian salat. Setelah ia azan ternyata tidak ada orang yang datang, akhirnya ia qamat lalu salat sendirian. Usai shalat Syekh Nawawi kembali melanjutkan perjalanan, tapi ketika menengok ke belakang, ternyata ada seekor ular raksasa dan mulutnya sedang menganga. Akhirnya ia tersadar bahwa ternyata ia salat di dalam mulut ular yang sangat besar itu.<ref>{{citeweb|last=Abdullah|url=http://www.nu.or.id/post/read/64902/kiai-nawawi-kisahkan-karomah-syekh-nawawi|title=Kiai Nawawi kisahkan Karomah Syekh Nawawi|date=11 Januari 2016|website=nu.or.id|language=id|access-date=25 Mei 2017}}</ref>
Baris 258 ⟶ 224:
Syekh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 [[Syawal]] 1314 [[Hijriyah]] atau [[1897]] [[Masehi]]. Makamnya terletak di [[Jannatul Mu'alla]], [[Mekah]]. Makam dia bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina [[Abu Bakar Ash-Shiddiq]], '''Asma΄ binti Abû Bakar al-Siddîq'''.{{sfn|Majalah Alkisah edisi 14 September 2003|p=5}}
Meski wafat di [[Jazirah Arab]], namun hingga kini setiap tahunnya selalu diadakan haul atau peringatan wafatnya Syekh Nawawi al-Bantani di tanah air, tepatnya di [[Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara]] di [[Tanara, Serang]], asuhan [[Maruf Amin|K.H. Ma'ruf Amin]].<ref>{{citeweb|last=Sofiyan|url=http://bantenraya.com/restarelax/wisata/194-wisata-ziarah-mengenal-dan-mengenang-syekh-nawawi-di-tanara|title=Wisata Ziarah Mengenal dan Mengenang Syekh Nawawi di Tanara|date=18 September 2012|website=bantenraya.com|language=id|access-date=26 Mei 2017|archive-date=2016-08-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20160801124731/http://bantenraya.com/restarelax/wisata/194-wisata-ziarah-mengenal-dan-mengenang-syekh-nawawi-di-tanara|dead-url=yes}}</ref><ref>{{citeweb|url=http://www.muslimedianews.com/2015/08/haul-syaikh-nawawi-al-bantani-14.html?m=1|title=Haul Syaikh Nawawi al-Bantani|date=13 Agustus 2015|website=muslimedianews.com|language=id|access-date=26 Mei 2017|archive-date=2018-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180731093340/http://www.muslimedianews.com/2015/08/haul-syaikh-nawawi-al-bantani-14.html?m=1|dead-url=yes}}</ref>
== Referensi ==
Baris 293 ⟶ 259:
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
[[Kategori:Ahli
[[Kategori:Ahli tafsir (Al Qur'an) Indonesia|Nawawi al-Bantani]]
[[Kategori:Ahli hadis Indonesia]]
Baris 299 ⟶ 265:
[[Kategori:Ulama Indonesia|Nawawi al-Bantani]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Nawawi al-Bantani]]
[[Kategori:Imam
|