Psikologi kepribadian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aknes Pamiliana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Dare2Leap (bicara | kontrib)
Menambah templat navigasi
 
(36 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Psikologi}}
== Pengertian ==
 
'''Psikologi kepribadian''' adalah suatu [[Disiplin ilmiah|disiplin ilmu]] yang mempelajari tentang kepribadian [[manusia]] melalui tingkah laku atau sikap sehari-hari yang menjadi ciri khas seseorang tersebut. Kepribadian<ref>George Herbert Mead,  Kepribadian  adalah tingkah laku manusia berkembang melalui perkembangan diri</ref><ref>Menurut Koentjaraningrat,  Kepribadian  adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsukuenkonsekuen.</ref> merupakan salah satu bagian atau ciri khas yang istimewa dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu Psikologipsikologi Kepribadiankepribadian adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari. Psikologi Kepribadian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang kepribadian manusia.
 
== Sejarah ==
Psikologi Kepribadiankepribadian sebenarnya telah ditujukan untuk menjadi suatu disiplin ilmu sudah sejak saat yang lama bahkan sebelum masehi. Hal ini juga terdapat dalam sebuah [[literatur]] [[mitologi]] kuno, yang memberikan informasi bahwa para pemain drama sering menggunakan [[make up]] atau [[topeng]] untuk memerankan tokoh lain atau menyembunyikan identitasnya sendiri. Cara ini kemudian di namaidinamai oleh [[Bangsa Romawi|bangsa romawi]] dengan istilah ''personality''. Dari kata Personality''personality'', kata persona sendiri dapat diartikan sebagai kehadiran seseorang melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri.Para Melainkan, para pemain drama ingin menciptakan kesan yang mendalam bagi para penonton, akan tetapi tidak meninggalkan kesan mengenai pemeran drama itu sendiri melainkan kesan pada tokoh yang diperankannya. Istilah ''personality'' kemudian hadir untuk menamakan para pemeran sendiri, yang tadinya hanya sebuah peran namun bisa menjadi nama panggung yang membuat pemerannya terkenal.
 
Seperti benda lain atau alam disekitardi sekitar kita yang memiliki ciri-ciri, manusia sebagai makhluk sosial juga dapat dikenali ciri-ciri tingkah lakunya. Untuk membedakan ciri-ciri mengenai tikngahtingkah laku asil dari pemeran drama dan tingkah laku dari tokoh yang diperannkannyadiperankannya, para [[filsuf]] akhirnya tertarik untuk mempelajari tingkah laku manusia melalui berbagai penelitian.
 
HalSejarah psikologi kepribadian<ref>Sumadi S. 2008. ''Psikologi Kepribadian Ed1.'' Jakarta: PT. Raja Grafindo.</ref> ini semakin berkelanjutan sejakberkembang sekitar abad ke-18, ketika Psikologi[[psikologi]] menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka berkembanglah juga Psikologi Kepribadian menjadi salah satu cabang dari disiplin ilmunnyailmunya.
 
== Tokoh ==
 
=== Sigmund Freud ===
[[Sigmund Freud]] merupakan salah satu tokoh [[psikologi]] Barat yang sering dikritik oleh psikolog Muslim di dunia, karena psikoanalisa yang dianut Freud tidak berjiwa atau mengandung nilai-nilai Islami. Menurut Freud, fenomena keagamaan yang terjadi pada individu merupakan sebuah ilusi belaka atau tidak nyata sama sekali, suatu bentuk neorosis yang [[universal]]. Selanjutnya, Freud mengemukakan sebuah teori tentang struktur kepribadian manusia dan membuat konsep yang disebut dengan ''Oedipus Complex'' sebagai asal-usul penyembahan individu terhadap Tuhan.<ref>{{Cite book|last=Malik|first=B. B.|date=1996|url=|title=The Dilema of Muslim Psychology|location=Jakarta|publisher=Pustaka Firdaus|isbn=|pages=18-19|url-status=live}}</ref> Dalam teori [[kepribadian]] Freud dijelaskan bahwa manusia terdiri atas tiga sistem/struktur kepribadian, yaitu 1. Id (''Das Es),'' 2. Ego ( ''Das Ich),'' dan 3. ''Super Ego (Das ueber Ich).'' Setiap struktur kepribadian tersebut memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamisasi serta [[mekanisme]] masing-masing. Tetapi diantara komponen tersebut sebenarnya saling berinteraksi satu sama lain pada dalam diri individu, sehingga sulit untuk memisahkan atau menentukan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.<ref>{{Cite journal|last=Hamali|first=S.|date=2018|title=Kepribadian dalam teori Sigmund Freud dan nafsiologi dalam Islam|url=|journal=Jurnal Studi Lintas Agama|volume=13|issue=2|pages=287-288|doi=10.24042/ajsla.v13i2.3844}}</ref>
 
=== Erick Erikson ===
[[Erik Erikson|Erick Erikson]] mengemukakan sebuah teori dengan pendekatan psikososial yang dikenal sebagai ''ego psychology,'' yang artinya menekankan pada konsep diri/''self'' yang diatur oleh kekuatan [[alam]] bawah sadar/''unconcious'' serta pengaruh dari kekuatan sosial dan [[budaya]] di sekitar individu. Kekuatan alam bawah sadar individu bekerja untuk menjaga kesatuan dalam berbagai aspek kepribadian serta memelihara individu dalam keterlibatannya dengan dunia sosialnya, termasuk tugasnya dalam mendapatkan makna hidup yang telah dijalani.<ref>{{Cite journal|last=Muti'ah|first=T.|date=2011|title=Studi hubungan antara identitas diri dan kecenderungan homoseksual remaja di Yogyakarta|url=|journal=Jurnal Spirits|volume=1|issue=2|pages=5|doi=|issn=2087-7641}}</ref> Pengertian [[Identitas]] diri menurut Erikson adalah sebuah [[intisari]] dari kepribadian yang menetap dalam diri seseorang walaupun situasi lingkungan berubah-ubah dan usia menjadi semakin tua. Identitas diri sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan selalu mengalami proses pertumbuhan seiring dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Identitas diri sebagai gaya hidup yang dapat berkembang dalam tahap sebelumnya dan dapat menetukan cara-cara bagaimana agar peran sosialnya terwujudkan. Identitas diri sebagai suatu pencapaian pada tahap remaja dan terus diperbaharui dan disempurnakan pada tahap selanjutnya seiring dengan bertambah dewasanya individu. Identitas diri sebagai pengalaman yang subjektif akan membentuk hubungan yang berkesinambungan pada psikis dalam ruang dan waktu. Identitas diri sebagai kesinambungan yang dialami individu dalam [[pergaulan]] dengan orang lain.<ref>{{Cite journal|last=Muti'ah|first=T.|date=2011|title=Studi hubungan antara identitas diri dan kecenderungan homoseksual remaja di Yogyakarta|url=|journal=Jurnal Spirits|volume=1|issue=2|pages=5-6|doi=|issn=2087-7641}}</ref>
 
=== Carl Jung ===
[[Carl Gustav Jung|Carl Jung]]. Tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung terbagi menjadi dua, yakni ekstrover dan introver. Tipe kepribadian ekstrover yang berorientasi pada interaksi dengan [[lingkungan]] sekitar serta introver yang berorientasi dalam diri individu. Masing-masing tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung memiliki empat [[kombinasi]] fungsi. Kombinasi ekstrover berupa ekstrover-pikiran, ekstrover-perasaan, ekstrover-penginderaan, dan ekstrover-pengintuisian. Kombinasi untuk introver berupa introver-pikiran, introver-perasaan, introver-penginderaan, dan introver-pengintuisian.<ref>{{Cite journal|last=Wakhid|first=Z. A. R.|date=2018|title=Representasi tipe kepribadian ekstrover pada novel anak hwaiting dan little ballerina karya Muthia Fadhilla Khairunnisa: Kajian psikologi Carl Gustav Jung|url=|journal=International Journal of Education, Language, and Literature|volume=1|issue=1|pages=69|doi=|issn=2621-8127}}</ref>
 
=== [[Alfred Adler]] ===
Alfred Adler mengemukakan sebuah teori psikologi yang sering disebut sebagai psikologi individual. Adler menjelaskan bahwa kesadaran sebagai pusat dari kepribadian seseorang, bukan ketidaksadaran. [[Psikologi]] individual yang dikemukakan oleh Adler memandang individu sebagai makhluk yang saling bergantung secara [[sosial]] dengan orang lain. Terdapat enam pokok teori psikologi individual menurut Adler yaitu: (1) perjuangan untuk sukses atau menjadi superior ''(striving for superiority),'' (2) persepsi subyektif individu untuk membentuk tingkah laku dan kepribadian ''(subjective perception),'' (3) semua fenomena psikologis disatukan di dalam diri individu ''(unity of personality),'' (4) manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang sosial ''(social interest,'' (5) semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup ''(life of style, dan'' (6) gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan [[kreatif]] ''(creative power).''<ref>{{Cite journal|last=Amalia|first=A.|date=2018|title=Kepribadian tokoh tritagonis dalam novel Tentang Kamu karangan Tere Liye perspektif psikologi sastra serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA|url=|journal=Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia|volume=2|issue=2|pages=158|doi=10.21009/AKSIS.020202}}</ref>
 
=== [[Karen Horney]] ===
Karen Horney menggambarkan manusia dan kepribadiannya lebih optimis dibandingkan dengan Freud. Salah satu bentuk optimisnya ditunjukkan dengan kepercayaannya mengenai kekuatan [[biologi]]s yang tidak dapat menghukum individu dalam bentuk [[konflik]], cemas, neurosis atau sesuatu yang universal dalam kepribadian itu sendiri. Menurut Horney setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Saat individu mengalami perilaku neurotik, maka hal tersebut terjadi disebabkan oleh dorongan sosial pada masa kanak-kanak. Hubungan antara orang tua dan anak mungkin akan memuaskan, mungkin juga dapat membuat anak menjadi frustasi. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka hasilnya adalah perilaku neurotik, neurosis atau konflik, tetapi dapat dihindari jika anak tumbuh dengan penuh cinta, penerimaan dan kepercayaan dari orang tua. Setiap individu memiliki potensi untuk merealisasikan diri dan menjadi tujuan utama dalam hidup. Kemampuan dan potensi intrinsik individu akan tumbuh mekar perlahan sebagai sesuatu yang niscaya dan alamiah seperti biji [[buah]] yang muncul dari pohonnya.<ref>{{Cite book|last=Hidayat|first=D. R.|date=2011|url=|title=Teori dan aplikasi psikologi kepribadian dalam konseling|location=Bogor|publisher=Ghalia Indonesia|isbn=|pages=100|url-status=live}}</ref>
 
=== [[Erich Fromm]] ===
Erich Fromm menjelaskan kerangka teoritik mengenai alienasi. Alienasi ini dilihat dari latar belakang individu yang mengalami alienasi dan juga bentuknya. Alienasi terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan manusiawi dari individu yang tidak terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain, ''realtedness, transcendences, rootedness, sense of identity,'' dan ''frame of orientation''. ''Relatedness'' merupakan kebutuhan individu dalam mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari lingkungan sekitar. ''Transcendences'' merupakan kebutuhan individu untuk mengoptimalkan dirinya atau refleksi terhadap diri sendiri. ''Rootedness'' merupakan kebutuhan individu untuk memliki ikatan dengan orang lain yang membuatnya nyaman. ''Sense of Identity'' merupakan kebutuhan individu untuk menjadi manusia yang unik. Dan terakhir ''Frame of Orientation'' merupakan kebutuhan individu akan cara pandang yang konsisten dalam menafsirkan dunia. Pemenuhan kebutuhan manusiawi tersebut juga terdapat beberapa cara yakni, cara yang sehat yang akan membawa individu kepada eksistensi, dan cara yang tidak sehat yang membawa individu mengalami alienasi.<ref>{{Cite journal|last=Pamungkas dan Alfian|first=|date=2018|title=Alienasi remaja dalam keluarga berkarir|url=|journal=Jurnal Kepribadian dan Sosial|volume=7|issue=|pages=38-39|doi=|issn=2301-7074}}</ref>
 
== Teori ==
 
=== ''Big Five Personality'' ===
Model teori Lima Besar [[Kepribadian]] dibangun dengan pendekatan yang sangat sederhana. Teori ''Big Five Personality'' terlihat kompleks dibanding dengan teori lain sebelumnya. [[Prosedur]] yang dipergunakan oleh para peneliti, yaitu mencoba menemukan unsur mendasar dari kepribadian dengan menganalisis kata-kata dalam penyusunan aitem skala yang dipergunakan oleh subjek peneliti. Faktor Kepribadian tersebut sering disebut dengan OCEAN, yaitu: ''Neuroticism'' (N) mencakup perasaan-perasaan negatif, [[cemas]], sedih, mudah tersentuh, dan ''nervous'' yang dialami oleh individu. Faktor Keterbukaan atas pengalaman (O) meliputi keterbukaan, kedalaman dan mental individual yang kompleks dan pengalaman hidup yang dimiliki individu. Ekstraversi (E) dan faktor Kesepakatan (A) termasuk interpersonal bahwa seseorang dapat bekerjasama dan bergaul dengan orang lain. Terakhir adalah yang disebut dengan faktor Ketelitian (C), menyangkut tugas dan capaian individu serta kontrol yang merupakan persyaratan sosial. Lima Faktor Kepribadian ini didesain untuk melihat karakter kepribadian seseorang yang paling penting dalam hidupnya.<ref>{{Cite journal|last=Wulandari dan Rehulina|first=|date=2013|title=Hubungan antara lima faktor kepribadian (the big five personality) dengan makna hidup pada orang dengan human immunodeficiency virus|url=|journal=Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental|volume=2|issue=1|pages=43-44|doi=|issn=2301-7082}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
 
# Amalia, A. (2018). [http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/article/view/9545 Kepribadian tokoh tritagonis dalam novel tentang kamu karangan Tere Liye perspektif psikologi sastra serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA]. ''Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia'', ''2''(2), 154-164. doi: [http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/article/view/9545 10.21009/AKSIS.020202]
# Hamali, S. (2018). [http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/3844 Kepribadian dalam teori Sigmund Freud dan nafsiologi dalam Islam]. ''Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama'', ''13''(2), 285-302. doi: [http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/3844 10.24042/ajsla.v13i2.3844]
# Hidayat, D. R. (2011). ''Teori dan aplikasi psikologi kepribadian dalam konseling''. Bogor: Ghalia Indonesia
# Malik B. B. (1996). ''The dilema of muslim psychology.'' Penerjemah: Siti Zainab Lutfiath. Jakarta: Pustaka Firdaus
# Muti'ah, T. (2011). [http://psikologi.ustjogja.ac.id/wp-content/uploads/2016/07/8_StudiHubunganAntaraIdentitasDiriDanKecenderunganHomoseksualRemajaDiYogyakarta_Titik.pdf Studi hubungan antara identitas diri dan kecenderungan homoseksual remaja di Yogyakarta]. ''Jurnal Spirits'', ''1''(2), 1-17. ISSN : 2087-7641
# Pamungkas, S. D., & Alfian, I. N. (2018). [http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jppp4f83ec332efull.pdf Alienasi remaja dalam keluarga berkarir.] ''Jurnal Kepribadian dan Sosial,'' ''7''(-), 37-45. E-ISSN: 2301-7074
# Wakhid, Z. A. R. (2018). [https://journal.unesa.ac.id/index.php/elite/article/view/4712 Representasi tipe kepribadian ekstrover pada novel anak hwaiting dan little ballerina karya Muthia Fadhilla Khairunnisa: Kajian psikologi Carl Gustav Jung]. ''Elite Journal: International Journal of Education, Language, and Literature'', ''1''(1). 67-74. E-ISSN: 2621-8127
# Wulandari, A., & Rehulina, M. (2013). Hubungan antara lima faktor kepribadian (the big five personality) dengan makna hidup pada orang dengan human immunodeficiency virus. ''Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental'', ''2''(1), 41-47. ISSN: 2301-7082
 
{{Ilmu sosial}}
Seperti benda lain atau alam disekitar kita yang memiliki ciri-ciri, manusia sebagai makhluk sosial juga dapat dikenali ciri-ciri tingkah lakunya. Untuk membedakan ciri-ciri mengenai tikngah laku asil dari pemeran drama dan tingkah laku dari tokoh yang diperannkannya, para filsuf akhirnya tertarik untuk mempelajari tingkah laku manusia melalui berbagai penelitian.
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Psikologi]]
Hal ini semakin berkelanjutan sejak sekitar abad ke-18,ketika Psikologi menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka berkembanglah juga Psikologi Kepribadian menjadi salah satu cabang dari disiplin ilmunnya.
[[Kategori:Ilmu]]
[[Kategori:Kepribadian]]