Reformasi Katolik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(16 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
[[
'''Kontra-Reformasi''' ({{Lang-la|Contrareformatio}}), juga disebut '''Reformasi Katolik''' ({{Lang-la|Reformatio Catholica|links=no}}) atau '''Kebangunan Katolik''',<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.britannica.com/eb/article-9026564/Counter-Reformation|title=Counter Reformation|publisher=[[Encyclopædia Britannica Online]]|ref=harv}}</ref> adalah periode kebangkitan [[Gereja Katolik|Katolik]] yang diawali sebagai tanggapan terhadap [[Reformasi Protestan]], bermula dari [[Konsili Trento]] (1545–1563) dan berakhir pada penutupan [[Perang Tiga Puluh Tahun]] (1648). Kontra-Reformasi merupakan suatu upaya komprehensif yang mencakupi lima elemen utama:
# Pembelaan reaksioner atas praktik sakramental Katolik
Baris 8:
# Dimensi-dimensi politik
Reformasi-reformasi yang terjadi misalnya pendirian [[seminari|seminari-seminari]] untuk pelatihan [[imam|para imam]] secara tepat dalam kehidupan rohani dan [[Teologi Katolik|tradisi-tradisi teologis]] Gereja, pembaruan [[hidup bakti|kehidupan membiara]] dengan mengembalikan [[tarekat religius|tarekat-tarekat]] kepada landasan-landasan kerohanian mereka, serta gerakan-gerakan kerohanian baru yang berfokus pada kehidupan devosional dan relasi pribadi dengan [[Kristus]], termasuk para [[mistikus Spanyol]] dan [[aliran spiritualitas
Periode ini juga menyangkut aktivitas-aktivitas politik yang mencakup [[Inkuisisi Roma]]. Salah satu penekanan utama Kontra-Reformasi adalah misi untuk menjangkau bagian-bagian dunia yang pernah menjadi [[Gelombang pertama kolonisasi Eropa|koloni]] yang dominan Katolik dan juga adanya upaya untuk mengubah kembali wilayah-wilayah seperti Swedia dan Inggris yang pernah menjadi wilayah-wilayah dominan Katolik,
Fokus dari berbagai teolog Kontra-Reformasi sebatas pembelaan posisi-posisi doktrinal seperti sakramen-sakramen dan praktik-praktik kesalehan yang ditentang oleh para reformis Protestan,<ref>{{en}} {{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/Counter-Reformation|title=Counter-Reformation {{!}} religious history|work=Encyclopedia Britannica|access-date=2017-05-11|language=en}}</ref> hingga berlangsungnya [[Konsili Vatikan II]] pada 1962–1965. Salah satu dari antara "momen-momen paling dramatis" dalam konsili tersebut adalah intervensi dari Uskup Belgia [[:fr:Émile-Joseph De Smedt|Emil de Smedt]]. Saat berlangsungnya diskusi tentang hakikat Gereja, sang uskup menyerukan untuk diakhirinya "klerikalisme, legalisme, dan triumfalisme" yang pernah menjadi karakteristik Gereja pada abad-abad sebelumnya.<ref>{{en}} [http://www.americamagazine.org/issue/404/article/anniversary-thoughts "Anniversary Thoughts" in ''America'', 7 October 2002.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170419004349/http://www.americamagazine.org/issue/404/article/anniversary-thoughts |date=2017-04-19 }}</ref>
== Para pendahulu ==
Abad ke-14, ke-15, dan ke-16 merupakan suatu periode kebangunan rohani di Eropa, yang menempatkan pertanyaan seputar [[keselamatan (agama)|keselamatan]] sebagai titik sentral. Gerakan pembaruan ini menjadi dikenal dengan sebutan Reformasi Katolik. Beberapa teolog{{who}} menelusuri kembali ke masa-masa awal Kekristenan dan mempertanyakan spiritualitas mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan meluas ke sebagian besar Eropa Barat pada abad ke-15 dan ke-16, sementara para kritikus sekuler{{who}} turut menelaah praktik keagamaan, perilaku klerikal, dan posisi-posisi doktrinal Gereja. Terdapat sejumlah gerakan pemikiran yang bervariasi,
Reformasi-reformasi yang diputuskan pada [[Konsili Lateran V]] (1512–1517) hanya menimbulkan sedikit pengaruh.{{citation needed|date=April 2015}}
{{quote|Bagaimanapun, kendati lazim, istilah {{interp|Kontra-Reformasi|orig=itu}} menyesatkan: tidak dapat diterapkan dengan benar secara logis maupun kronologis pada gairah yang mendadak tersebut, seakan-akan dari sesosok raksasa yang terkejut, untuk upaya peremajaan dan reorganisasi seperti demikian, yang dalam waktu tiga puluh tahun memberikan Gereja suatu penampilan yang sama sekali baru. ... Yang disebut 'kontra-reformasi' itu tidak dimulai dengan Konsili Trento, lama setelah Luther; asal mula dan pencapaian-pencapaian awalnya jauh lebih dahulu daripada ketenaran Wittenberg. Reformasi itu dilakukan bukan dengan cara menanggapi 'para reformis', namun dalam ketaatan pada tuntutan-tuntutan dan prinsip-prinsip yang merupakan bagian dari tradisi Gereja yang tidak dapat diubah serta bersumber dari loyalitas-loyalitas paling mendasar yang dimiliki Gereja.<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.ewtn.com/library/HOMELIBR/ROPSCARE.TXT |title=The Catholic Reformation |author=[[Daniel-Rops|Henri Daniel-Rops]] |publisher=[[EWTN]] |others=Taken from the Fall 1993 issue of ''The Dawson Newsletter''}}</ref>}}
Tarekat-tarekat regular melakukan upaya-upaya pertama mereka untuk reformasi pada abad ke-14. 'Bulla Benediktin' tahun 1336 membarui tarekat [[Benediktin]] dan [[Sistersien]]. Pada tahun 1523, [[Kamaldolesi|Pertapa-Pertapa Kamaldolesi dari Monte Corona]] (Er. Cam.) diakui sebagai suatu kongregasi tersendiri para rahib. Pada tahun 1435, Santo [[Fransiskus dari Paola]] mendirikan Para Pertapa Miskin dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang kemudian menjadi Frater-Frater [[Minimi (tarekat religius)|Minimi]] (O.M.). Pada tahun 1526, [[Matteo da Bascio]] mengusulkan pembaruan aturan hidup [[Fransiskan]] kepada kemurnian asalinya sehingga melahirkan tarekat [[Ordo Saudara Dina Kapusin|Kapusin]] (O.F.M.Cap.), yang memperoleh pengakuan dari paus pada tahun 1619.<ref name="Péronnet213">{{fr}} Michel Péronnet, ''Le XVe siècle'', Hachette U, 1981, p 213</ref> [[Ordo keagamaan Katolik|Tarekat atau ordo]] ini dikenal baik oleh kaum awam dan memainkan peranan penting dalam pewartaan publik. Untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan baru akan evangelisasi, kaum klerus membentuk [[kongregasi (Katolik)|kongregasi-kongregasi]] religius, mengikrarkan [[kaul religius|kaul-kaul]] khusus tetapi tanpa kewajiban untuk membantu dalam suatu pelayanan religius di [[biara (tempat tinggal)|biara]]. [[Klerus Regular|Klerus regular]] ini mengajar, melakukan pewartaan, dan menerima [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|pengakuan]],
Di Italia, kongregasi pertama klerus regular adalah [[Teatin]] (C.R.), yang dibentuk pada tahun 1524 oleh [[Cajetan|Kayetanus]] dan [[Paus Paulus IV|Kardinal Carafa]]. Pendirian itu diikuti dengan pendirian [[Imam-Imam Somaski]] (C.R.S.) pada tahun 1528, [[Barnabit]] pada tahun 1530, [[Ursulin]] (O.S.U.) pada tahun 1535, [[Yesuit]] (S.J.) yang diakui secara kanonis pada tahun 1540, [[Klerus Regular dari Bunda Allah dari Lucca]] (O.M.D.) pada tahun 1583, [[Kamilian]] (M.I.) pada tahun 1584, [[Pastor-pastor Adorno|Imam-Imam Adorno]] (C.R.M.) pada tahun 1588, dan [[Piaris]] (S.P.) pada tahun 1621. Pada tahun 1524,{{clarification needed|reason=It is hard to believe since he was born on 1515.}} sejumlah imam di kota [[Roma]] mulai menjalani kehidupan dalam suatu komunitas yang berpusat pada [[Filipus Neri]]. Mereka melembagakan diri sebagai [[Serikat Oratorian Neri|Oratorian]] (C.O.) dan mendapat pengakuan kepausan sebagai suatu kongregasi pada tahun 1575. Mereka memanfaatkan musik dan nyanyian untuk menarik perhatian umat.<ref name="Péronnet214">Michel Péronnet, p 214</ref>
== Konsili Trento ==
{{Main|Konsili Trento}}
[[
[[Paus Paulus III]] (1534–1549) dianggap sebagai paus Kontra-Reformasi yang pertama,<ref name="britannica.com"/> dan ia juga memprakarsai [[Konsili Trento]] (Konsili Trente/
Konsili menegakkan struktur dasar dari [[Sejarah Kekristenan selama Abad Pertengahan|Gereja Abad Pertengahan]], sistem sakramental, tarekat-tarekat religius, dan doktrinnya. Konsili menolak segala kompromi dengan pihak Protestan, menegaskan kembali prinsip-prinsip dasar dari iman Katolik. Konsili menegakkan dogma [[keselamatan (agama)|keselamatan]] yang dianugerahkan oleh [[rahmat ilahi|rahmat]] melalui [[iman dalam Kekristenan|iman]] ''dan'' [[perbuatan baik|perbuatan-perbuatan dari iman tersebut]] (bukan [[sola fide|iman semata]], sebagaimana yang ditekankan oleh pihak Protestan) karena "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati", seperti yang termaktub dalam Yakobus 2:22-26.
Baris 34:
[[Transubstansiasi]], ajaran bahwa roti dan anggur yang di[[konsekrasi]] [[kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi|benar-benar diubah secara substansial]] menjadi ''[[Tubuh Kristus|tubuh]], [[Darah Kristus|darah]], jiwa, dan [[Kristologi|keilahian]]'' Kristus, juga ditegaskan kembali bersama dengan [[Sakramen (Katolik)|ketujuh sakramen]] Gereja Katolik berdasarkan [[Tradisi Suci]]. Praktik-praktik lain yang menimbulkan kemarahan para reformis Protestan, seperti [[peziarahan Kristen|ziarah]], [[venerasi|penghormatan orang kudus]] dan [[relikui]], penggunaan [[Gambar religius dalam teologi Kristen|gambar dan rupa yang diberkati]], serta [[penghormatan Maria dalam Gereja Katolik|penghormatan Perawan Maria]], mendapat penegasan kembali sebagai praktik-praktik yang terpuji secara rohani.
Dalam [[Kanon Trento]], Konsili secara resmi menerima daftar kitab [[Perjanjian Lama]] dalam [[Vulgata]], yang mencakup kitab-kitab [[deuterokanonika]] (juga disebut [[Apokrifa Alkitab|Apokrifa]] oleh pihak Protestan) dalam kesetaraan dengan 39 kitab yang pada umumnya didapati dalam [[Teks Masoret]]. Hal ini menegaskan kembali hasil-hasil dari [[Konsili Roma]] dan [[Konsili Kartago]] (keduanya diadakan pada abad ke-4 M), yang telah menegaskan [[Deuterokanonika|Deuterokanon]] sebagai bagian dari [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]].<ref>Mengikuti [[Septuaginta]], pihak [[Ortodoks Timur]] umumnya memasukkan kitab-kitab deuterokanonika dengan beberapa kitab tambahan yang tidak ditemukan dalam [[Alkitab Katolik]],
Sementara landasan-landasan tradisional Gereja ditegaskan kembali, terdapat perubahan-perubahan nyata untuk menanggapi keluhan-keluhan yang secara tidak langsung bersedia diakui oleh para Kontra-Reformis adalah sahih. Di antara kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki oleh para reformis Katolik misalnya melebarnya jurang pemisah antara kaum klerus dengan kaum awam: banyak klerikus di paroki-paroki pedesaan yang berpendidikan rendah. Seringkali para imam pedesaan tersebut tidak menguasai [[bahasa Latin]] dan tidak memiliki kesempatan untuk menerima pendidikan teologi. Bagaimana mengatasi pendidikan para imam telah menjadi salah satu fokus mendasar dari para reformis [[humanisme|humanis]] di masa lalu.
Baris 44:
Melalui tindakan-tindakannya, Konsili menolak pluralisme dari Renaisans sekuler yang sebelumnya telah menodai Gereja: tata kelola tarekat-tarekat religius diperketat, disiplin ditingkatkan, dan paroki diberikan perhatian. Penunjukan uskup karena alasan-alasan politik tidak lagi dibiarkan. Di masa lalu, pemilikan tanah yang besar menyebabkan banyak uskup menjadi "uskup-uskup yang absen", yang terkadang menjadi manajer-manajer properti yang terlatih dalam administrasi. Dengan demikian, Konsili Trento memerangi "absenteisme", yang adalah praktik para uskup tinggal di kota [[Roma]] ataupun di tanah-tanah kemilikan daripada di keuskupan-keuskupan mereka. Konsili Trento juga memberikan para uskup kuasa yang lebih besar untuk mengawasi semua aspek kehidupan religius. Para [[prelat]] yang penuh semangat, seperti [[Keuskupan Agung Milan|Uskup Agung Milan]] [[Karolus Boromeus]] (1538–1584), yang kelak di[[kanonisasi]] sebagai santo, memberikan teladan dengan mengunjungi paroki-paroki terpencil dan menanamkan standar yang tinggi.
== Tarekat-tarekat religius ==
Tarekat-tarekat religius yang baru merupakan salah satu bagian fundamental dari reformasi-reformasi yang dilakukan. Tarekat-tarekat seperti [[Ordo Saudara Dina Kapusin|Kapusin]], [[Karmelit Tak Berkasut]], [[Agustinian Tak Berkasut]], [[Kongregasi Feuilan|Feuilan]] Sistersien, [[Ursulin]], [[Teatin]], [[Barnabit]], [[Serikat Oratorian Neri|Oratorian]], dan khususnya [[Yesuit]], berkarya di paroki-paroki pedesaan dan menjadi contoh-contoh pembaruan Katolik.
Tarekat Teatin melakukan pengamatan seputar penyebaran bidah dan memberikan kontribusi dalam regenerasi kaum klerus. Tarekat Kapusin, salah satu cabang tarekat [[Fransiskan]] yang dikenal karena pewartaan dan perawatan yang mereka lakukan bagi kaum miskin dan sakit, berkembang dengan pesat. Kelompok-kelompok persaudaraan Kapusin memberi perhatian khusus pada kaum miskin dan menjalani hidup dengan cara yang sangat sederhana. Adanya para anggota tarekat-tarekat yang terlibat aktif dalam perluasan misioner di luar negeri mengekspresikan pandangan bahwa paroki-paroki pedesaan
Tarekat Ursulin berfokus pada tugas khusus [[pendidikan perempuan|mendidik anak-anak perempuan]],<ref>{{en}} {{cite web|title=The Ursulines|url=http://www.newadvent.org/cathen/15228b.htm|publisher=Catholic Encyclopedia|accessdate=8 March 2015|quote=A religious order founded by St. Angela de Merici for the sole purpose of educating young girls}}</ref> menjadi tarekat wanita pertama yang mengabdikan diri untuk tujuan tersebut.<ref>{{en}} [[Philip Hughes (sejarawan Katolik)|Philip Hughes]] (1957), ''A Popular History of the Reformation'', 1960 reprint, Garden City, New York:
Tarekat Yesuit dianggap sebagai tarekat Katolik baru yang paling efektif pada periode ini. Sebagai pewaris tradisi-tradisi [[devosi Katolik|devosional]], [[Ordo Fratrum Minorum|observantin]], dan [[legalisme (teologi)|legalis]], tarekat tersebut mengorganisasi diri seturut karakteristik 'kemiliteran'. Dikatakan bahwa keduniawian Gereja Renaisans tidak mendapat tempat dalam tarekat baru mereka. ''[[Latihan Rohani]]'', karya besar dari [[Ignatius dari Loyola|St. Ignatius]] pendirinya, menunjukkan penekanan pada karakteristik buku-buku pegangan para reformis Katolik sebelum era [[Reformasi Protestan]], mengingatkan pada praktik-praktik devosional. Para anggota tarekat Yesuit menjadi pewarta, bapa [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|pengakuan]] dari pangeran dan pemimpin monarki, serta pendidik humanisme.<ref name="Froom">{{en}} {{cite book|last=Froom|first=LeRoy|authorlink=Le Roy Froom|title=The Prophetic Faith of our Fathers|
Tarekat Yesuit berperan serta dalam perluasan Gereja di benua Amerika dan Asia, melalui aktivitas misioner mereka. Biografi St. [[Ignatius dari Loyola]] berkontribusi dalam penekanan pada tindakan-tindakan kesalehan populer yang mengalami penurunan pada masa kepemimpinan Paus Aleksander VI dan Paus Leo X. Setelah pulih dari cedera serius yang dialaminya, ia mengikrarkan [[kaul religius|kaul]] untuk "hanya melayani Allah dan paus Roma, wakil-Nya di Bumi". Penekanan pada kepemimpinan paus merupakan suatu penegasan kembali akan kepausan abad pertengahan, selagi Konsili Trento menundukkan [[konsiliarisme]], keyakinan bahwa konsili umum Gereja adalah representasi Allah di dunia ini dan bukan paus. Mengakui paus sebagai seorang pemimpin sepenuhnya, tarekat Yesuit memainkan peranannya dalam Gereja Kontra-Reformasi yang selaras dengan [[Takhta Suci|Takhta Roma]].
== Politik: Belanda ==
{{see|Pemberontakan Belanda|Perang Delapan Puluh Tahun}}
[[
Ketika pihak [[Calvinisme|Kalvinis]] menguasai berbagai wilayah [[Sejarah Belanda|Belanda]] dalam [[Pemberontakan Belanda]], pihak Katolik yang dipimpin oleh [[Felipe II dari Spanyol]] mengadakan perlawanan. Sang raja mengutus [[Alessandro Farnese, Adipati Parma|Alessandro Farnese]] sebagai Gubernur Jenderal [[Belanda Spanyol]] dari tahun 1578 sampai 1592.
Farnese memperoleh keberhasilan dalam kampanye militer tahun 1578–1592 yang dipimpinnya untuk mengatasi [[Pemberontakan Belanda]], merebut kota-kota utama di selatan Spanyol – Belgia dan mengembalikan kendali atas kota-kota itu kepada Spanyol Katolik.<ref>{{en}} Bart de Groof, "Alexander Farnese and the Origins of Modern Belgium", ''Bulletin de l'Institut Historique Belge de Rome'' (1993) Vol. 63, pp 195–219.</ref> Ia memanfaatkan perpecahan yang terjadi dalam jajaran lawan-lawannya antara kaum Flandria yang berbahasa Belanda dengan kaum Walonia yang berbahasa
Tujuh provinsi utara beserta Flandria dan Brabant, yang dikuasai oleh pihak Kalvinis, menanggapi dengan [[Uni Utrecht]] dan memutuskan untuk tetap bersatu guna melawan Spanyol. Farnese mengamankan basisnya di [[:en:County of Hainaut|Hainaut]] dan [[Artois]], kemudian bergerak melawan [[Kadipaten Brabant|Brabant]] dan [[Flandria]]. Kota demi kota dapat dikuasainya: [[Tournai]], [[Maastricht]], [[Breda]], [[Brugge]] dan [[Gent]] membuka gerbang baginya.
Baris 69:
Dalam perang yang utamanya meliputi pengepungan-pengepungan dan bukan pertempuran-pertempuran, Farnese memperlihatkan ketabahan hatinya. Strateginya adalah menawarkan syarat-syarat yang dipandang murah hati agar lawannya menyerah: tidak ada pembunuhan massal ataupun penjarahan; hak istimewa perkotaan yang bersejarah tetap dipertahankan; terdapat amnesti dan pengampunan penuh; persekutuan kembali dengan Gereja Katolik dilakukan secara bertahap.<ref>{{en}} Violet Soen, "Reconquista and Reconciliation in the Dutch Revolt: The Campaign of Governor-General Alexander Farnese (1578–1592)", ''[[Journal of Early Modern History]]'' (2012) 16#1 pp 1–22.</ref>
Sementara itu, para pengungsi Katolik dari Utara berkumpul kembali di Cologne ([[Köln]]) dan [[Douai]] serta mengembangkan suatu identitas
== Gerakan-gerakan kerohanian ==
{{Main|Ignatius dari Loyola|Teresa dari Ávila|Yohanes dari Salib|Fransiskus dari Sales}}
{{Infobox Artwork
| image_file=
| backcolor=#FBF5DF
| painting_alignment=right
Baris 93:
Reformasi Katolik tidak dilihat sebagai suatu gerakan yang sekadar berorientasi pada politik dan kebijakan Gereja, tetapi juga sebagai gerakan yang melibatkan tokoh-tokoh besar seperti St. [[Ignatius dari Loyola]], St. [[Teresa dari Ávila]], St. [[Yohanes dari Salib]], St. [[Fransiskus dari Sales]], dan St. [[Filipus Neri]], yang kesemuanya memperkaya [[spiritualitas Katolik|spiritualitas]] dari Gereja Katolik. Santa Teresa dari Avila dan Santo Yohanes dari Salib adalah para pembaru dan [[mistisisme Kristen|mistikus]] Spanyol dari [[Karmelit|Ordo Karmel]], yang karya pelayanannya berfokus pada [[kehidupan batin (teologi Katolik)|konversi batin]] menuju Kristus, pendalaman doa, dan penyerahan diri kepada kehendak Allah. Teresa menerima tugas dari bapa pengakuannya untuk menulis tentang [[Jalan Kesempurnaan|jalan menuju kesempurnaan]] dalam cinta dan persatuan dengan Kristus. Karya-karya tulisnya yang dipublikasikan, terutama autobiografinya yang terbit dengan judul ''Riwayat Hidup St. Teresa'' (judul buku dalam terjemahan Indonesia), dikatakan menghasilkan banyak pengaruh. [[Thomas Merton]] menyebut St. Yohanes dari Salib sebagai yang terbesar di antara semua teolog mistik.<ref>{{en}} {{cite book|title=John of the Cross|chapter=[[Mendaki Gunung Karmel|Ascent of Mount Carmel]]|publisher=Image Books|year=1958|ref=harv}}</ref>
Klarifikasi seputar kata "mistik" atau "mistis" dianggap perlu. Ketika seseorang memikirkan definisinya ataupun hakikat dari "mistisisme", kesalahpahaman yang lazim terjadi yaitu apabila seseorang ingin menjadi seorang mistikus maka ia harus mengasingkan diri secara fisik dari dunia luar untuk mendapatkan pengalaman demikian. Kendati pengasingan semacam itu dapat menjadi satu-satunya karya kerasulan yang di dalamnya sejumlah orang dipanggil untuk menjalani suatu kehidupan doa, terdapat orang-orang lain yang terpanggil untuk melakukan karya kerasulan ganda. Yohanes dari Salib melayani sebagai pembimbing rohani sekaligus bapa pengakuan di dalam batas-batas [[tarekat religius tertutup|komunitas tertutup]], yang giat dibentuknya bersama dengan Teresa dari Ávila,
Spiritualitas Filipus Neri, yang tinggal di [[Roma]] pada saat bersamaan dengan Ignatius, juga berorientasi pada praktik aktif,
[[Maria|Perawan Maria]] memainkan satu peranan yang semakin penting dalam [[devosi Katolik]]. Kemenangan di [[Pertempuran Lepanto]] pada 1571 dipandang berkat [[perantaraan para kudus|perantaraan]] Perawan Maria, dan mengindikasikan awal mula dari suatu pembaruan yang intens atas devosi-devosi Marian.<ref>{{de}} Otto Stegmüller: "Barock", Dalam: ''Lexikon der Marienkunde'', Regensburg 1967, 566</ref> Selama dan setelah Reformasi Katolik, praktik kesalehan Marian mengalami pertumbuhan yang tak terduga dengan dihasilkannya lebih dari 500 halaman tulisan mariologis sepanjang abad ke-17 saja.<ref>{{la}} A Roskovany, conceptu immacolata ex monumentis omnium seculorum demonstrate III, Budapest 1873</ref> [[Francisco Suárez]], seorang imam Yesuit, menjadi teolog pertama yang menggunakan metode [[Thomisme|Thomis]] dalam [[Mariologi]]. Kontributor terkenal lainnya bagi spiritualitas Marian misalnya St. [[Laurensius dari Brindisi]], St. [[Robertus Bellarminus]], dan St. [[Fransiskus dari Sales]].
[[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Tobat]] ditransformasikan dari pengalaman sosial menjadi pengalaman personal, yakni dari suatu tindakan di hadapan masyarakat umum menjadi suatu pengakuan privat. Penerimaan sakramen tersebut hingga saat ini dilaksanakan secara pribadi, umumnya dalam suatu ruang atau bilik pengakuan. Praktik pelaksanaannya merupakan suatu perubahan dalam penekanannya dari rekonsiliasi dengan Gereja menjadi rekonsiliasi secara langsung dengan Allah, dan dari penekanan pada [[dosa (Kristen)|dosa-dosa]] sosial permusuhan menjadi dosa-dosa pribadi (yang disebut "dosa-dosa rahasia dalam hati").<ref>{{en}} John Bossy, "The Social History of Confession in the Age of the Reformation", ''Transactions of the Royal Historical Society'' (1975) Vol. 25, pp 21-38.
== Seni Barok ==
Gereja Katolik berperan sebagai patron seni yang terkemuka di sebagian besar wilayah Eropa. Tujuan dari banyak hasil seni dalam era Kontra-Reformasi, khususnya di Roma dari buah karya [[Gian Lorenzo Bernini|Bernini]] dan di Flandria dari buah karya [[Peter Paul Rubens]], adalah memulihkan sentralitas dan dominansi Katolik. Hal ini merupakan salah satu penggerak dari keberadaan gaya [[Barok]] yang timbul di seluruh Eropa pada akhir abad ke-16. Di daerah mayoritas Katolik, arsitektur,<ref>{{en}} {{cite book|author=Hanno-Walter Kruft|title=History of Architectural Theory|url=https://books.google.com/books?id=OPTfVyHyVW4C&pg=PA93|date=996|publisher=Princeton Architectural Press|pages=93–107}}</ref> seni lukis,<ref>{{en}} {{cite book|author1=Helen Gardner|author2=Fred S. Kleiner|title=Gardner's Art Through the Ages: The Western Perspective|url=https://books.google.com/books?id=UK_jTggtYl8C&pg=PT192|year=2010|publisher=Cengage Learning|page=192}}</ref> dan, pada tingkat yang lebih rendah, musik, merefleksikan tujuan-tujuan dari Kontra-Reformasi.<ref>{{en}} {{cite book|author=Arnold Hauser|title=Social History of Art, Volume 2: Renaissance, Mannerism, Baroque|url=https://books.google.com/books?id=YYy0WgUXlKEC&pg=PT192%7Cyear%3D2010%7Cpublisher%3DCengage+Learning%7Cpage%3D192%7D%7D%3C%2Fref%3E%3DPA44|year=1999|publisher=Psychology Press|page=192}}</ref>
Konsili Trento menyatakan bahwa arsitektur, seni lukis dan pahat memiliki suatu peranan dalam menyampaikan [[teologi Katolik]]. Hasil karya apa saja yang dapat membangkitkan "keinginan daging" tidak dapat diterima di dalam gereja-gereja, sedangkan penggambaran apa saja mengenai pergumulan dan penderitaan Kristus secara eksplisit sangat diharapkan dan pantas. Dalam era ketika beberapa reformis Protestan menghancurkan gambar dan rupa orang-orang kudus serta melabur dinding-dinding, para reformis Katolik menegaskan kembali arti penting dari seni, dengan perhatian secara khusus pada gambar dan rupa Perawan Maria.<ref>{{en}} Irene Earls, ''Baroque Art: A Topical Dictionary'' (1996) pp 76-77</ref>
=== Dekret-dekret terkait seni rupa ===
{{Infobox Artwork
| image_file=Michelangelo, Giudizio Universale 02.jpg
Baris 134:
Dan agar hal-hal ini dapat dipatuhi dengan lebih berbakti, sebagaimana ditetapkan Sinode suci, bahwa tak seorangpun diperbolehkan untuk menempatkan, atau juga membuatnya ditempatkan, segala gambar dan rupa yang tidak lazim, di gereja atau di mana saja, tanpa pengecualian apapun, kecuali gambar ataupun rupa itu telah disetujui oleh uskup. ...<ref>{{en}} [http://history.hanover.edu/texts/trent/ct25.html Text of the 25th decree of the Council of Trent]</ref>}}
Sepuluh tahun setelah dekret tersebut, [[Paolo Veronese]] dipanggil oleh [[Kongregasi Ajaran Iman|Inkuisisi Roma]] untuk menjelaskan mengapa lukisan ''Perjamuan Terakhir'' karyanya, lukisan besar yang menggambarkan [[refter]] suatu biara yang menurut pihak Inkuisisi berisikan "para badut, orang-orang Jerman yang mabuk, kurcaci-kurcaci, dan absurditas lainnya" serta latar dan kostum-kostum yang berlebihan, dalam suatu adegan yang sebenarnya merupakan versi fantasi dari suatu pesta aristokratis Venesia.<ref>{{en}} [http://www.efn.org/~acd/Veronese.html Transcript of Veronese's testimony] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090929022528/http://www.efn.org/~acd/Veronese.html |date=2009-09-29 }}</ref> Veronese diberi tahu bahwa ia harus mengubah lukisannya dalam waktu tiga bulan – pada kenyataannya ia sekadar mengganti judulnya menjadi ''[[Perjamuan di Rumah Lewi]]'', masih merupakan salah satu adegan dalam Injil, kendati lebih sedikit muatan doktrinalnya, dan tidak ada lagi yang dikatakan setelah itu.<ref>{{en}} David Rostand, ''Painting in Sixteenth-Century Venice: Titian, Veronese, Tintoretto'', 2nd ed 1997, Cambridge UP {{ISBN|0-521-56568-5}}</ref>
Jumlah pengerjaan dekoratif semacam itu atas subjek-subjek religius menurun tajam, seperti pada karya-karya seni Manneris "yang disusun secara tidak pantas ataupun membingungkan", karena sejumlah buku, terutama karya teolog Vlaams bernama [[Joannes Molanus]], Santo [[Karolus Boromeus]], dan Kardinal [[Gabriele Paleotti]], serta instruksi-instruksi dari para uskup setempat, mengukuhkan dekret-dekret tersebut dan
Menurut seorang sejarawan seni rupa abad pertengahan bernama [[Émile Mâle]], hal itu merupakan "kematian seni rupa abad pertengahan",<ref>{{en}} [http://danielmitsui.tripod.com/aaaaa/deathart.html The death of Medieval Art]{{dead link|date=December 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Extract from book by [[Émile Mâle]]</ref> namun hal itu dipandang tidak begitu berarti jika dikontraskan dengan adanya [[ikonoklasme]] di dalam beberapa kelompok Protestan dan tidak berlaku untuk lukisan-lukisan sekuler. Para pelukis dan pematung dari era Kontra Reformasi misalnya [[Tiziano Vecelli]] (Titian), [[Tintoretto]], [[Federico Barocci]], [[Scipione Pulzone]], [[El Greco]], [[Peter Paul Rubens]], [[Guido Reni]], [[Anthonie van Dyck]], [[Bernini]], [[Francisco de Zurbarán|Zurbarán]], [[Rembrandt]], dan [[Bartolomé Esteban Murillo]].
== Musik gereja ==
=== Reformasi sebelum Konsili Trento ===
[[Konsili Trento]] diyakini sebagai puncak dari pengaruh Kontra-Reformasi pada musik gereja
Langkah paling ekstrem dalam melakukan reformasi mungkin terjadi pada tahun 1562, ketika Egidio Foscarari (uskup Modena) dan [[Gabriele Paleotti]] (uskup agung Bologna), atas instruksi para [[legatus kepausan]], mulai mengupayakan reformasi tarekat-tarekat religius dan praktik-praktik mereka terkait liturgi.<ref>{{en}} Craig A. Monson. "The Council of Trent Revisited." Journal of the American Musicological Society, Vol. 55, No. 1 (2002), [https://www.jstor.org/stable/831778 in JSTOR] p 20.</ref> Pembaruan-pembaruan yang ditetapkan pada [[klausura|klausura-klausura]] para biarawati, yang meliputi diharamkannya penggunaan organ,{{clarification needed|reason=In Monson's other book (https://books.google.com/books?id=w0hIaY9TiQoC p. 32-33), it seems that Paleotti forbade any instrument other than the organ.}} larangan keterlibatan musikus profesional, dan tidak diperbolehkannya [[polifoni|bernyanyi polifonik]], dianggap jauh lebih ketat daripada semua keputusan yang dihasilkan Konsili Trento dan bahkan daripada yang dapat ditemukan dalam kisah legendaris [[Giovanni Pierluigi da Palestrina]].<ref>Monson, p. 21.</ref>
Stimulasi seruan untuk melakukan pembaruan dari banyak tokoh gerejani merupakan teknik penggubahan yang populer pada abad ke-15 dan ke-16 dengan menggunakan materi musik dan bahkan teks-teks yang menyertainya dari gubahan-gubahan lain seperti [[motet]], [[madrigal]], dan ''[[chanson]]''. Sejumlah suara yang menyanyikan teks-teks berbeda dalam berbagai bahasa meyebabkan teks sulit untuk dibedakan di antara campuran kata-kata dan catatan-catatan. [[Misa parodi]] kelak mengandung kumpulan melodi (umumnya baris tenor) serta kata dari lagu-lagu yang mungkin mengenai subjek-subjek sensual, dan
=== Reformasi yang dihasilkan sesi ke-22 ===
Konsili Trento berhimpun secara sporadis sejak tanggal 13 Desember 1545 sampai dengan 4 Desember 1563 untuk melakukan pembaruan banyak aspek dalam Gereja Katolik. Sesi ke-22 dari konsili tersebut, yang bertemu pada tahun 1562, membahas musik gereja pada Kanon 8 dalam bagian "Penyalahgunaan-Penyalahgunaan dalam Kurban Misa", hasil dari pertemuan konsili pada tanggal 10 September 1562.<ref>Fellerer and Hadas, 576.</ref>
Kanon 8 menyatakan bahwa, "Karena misteri-misteri suci semestinya dirayakan dengan rasa hormat sepenuhnya, dengan perasaan terdalam yang terarah kepada Allah semata maupun dengan penyembahan lahiriah yang benar-benar sesuai dan pantas, sehingga orang-orang lain dapat dipenuhi dengan hormat bakti dan merasa terpanggil untuk beribadah: ... Semuanya seharusnya diatur sehingga Misa, entah dirayakan tanpa ataupun dengan nyanyian, dengan segala sesuatunya dilakukan secara jelas dan lekas, dapat sampai ke telinga para pendengar dan menembus hati mereka dalam kesenyapan. Dalam Misa yang lazim menggunakan organ dan musik berbirama, tidaklah seharusnya hal-hal profan bercampur baur di dalamnya, selain himne-himne dan pujian-pujian ilahi. Jika sesuatu dari ibadah ilahi dinyanyikan dengan organ selagi ibadah berlangsung, hendaknya itu dilantunkan dengan suara yang sederhana dan jernih, demi menghindari ketidakkentaraan pengucapan kata-kata suci. Tetapi keseluruhan cara bernyanyi dalam tangga-tangga nada musikal seharusnya diperhitungkan agar tidak memberikan kesenangan sia-sia pada telinga, sehingga kata-katanya dapat dipahami oleh semua orang. Dengan demikian, hati para pendengar dapat diangkat ke gairah akan harmoni-harmoni surgawi dan kontemplasi sukacita orang-orang yang terberkati."<ref>Monson. 9.</ref>
Kanon 8 kerap disitir sebagai dekret Konsili Trento mengenai musik gereja,
Gagasan bahwa Konsili Trento berhimpun untuk menyingkirkan segala bentuk polifoni dari Gereja Katolik telah tersebar luas,
==== Legenda penyelamat ====
Kemelut seputar [[polifoni]] dan kejelasan verbal serta ancaman bahwa polifoni perlu ditiadakan sepenuhnya, yang diduga bersumber dari Konsili Trento, menimbulkan suatu legenda penyelesaian yang dramatis. Legenda tersebut mengisahkan bahwa [[Giovanni Pierluigi da Palestrina]] ({{c.}} 1525/26–1594), seorang musikus gereja dan dirigen paduan suara di [[Roma]], menulis suatu gubahan misa bagi para delegasi Konsili untuk menunjukkan kalau komposisi polifolik dapat mengatur teks sedemikian rupa sehingga kata-katanya dapat dipahami dengan jelas dan tetap enak didengar. ''[[Missa Papae Marcelli]]'' (Misa untuk Paus Marsellus) karya Palestrina dibawakan di hadapan Konsili dan menerima sambutan hangat di antara para delegasi sehingga mereka benar-benar berubah pikiran dan memperbolehkan polifoni untuk tetap digunakan dalam liturgi musikal. Karenanya Palestrina dijuluki "penyelamat polifoni gereja". Legenda tersebut, meski tidak berdasar, telah lama menjadi suatu tumpuan dalam sejarah musik.<ref>{{en}} Henry Davey, "Giovanni Pierluigi, da Palestrina", ''Proceedings of the Musical Association'', 25th Sess. (1898–1899) [https://www.jstor.org/stable/765152 in JSTOR] p 53.</ref> Mitos penyelamat itu pertama kali tersebar melalui sebuah laporan yang dibuat Aggazzari dan Banchieri, yang menyebutkan bahwa [[Paus Marsellus II]] berupaya untuk mengganti semua polifoni dengan ''cantus planus'' yang monofonik.<ref>Davey, p 52.</ref> Pada tahun 1564, setelah berakhirnya sesi ke-22, ''Missa Papae Marcelli'' karya Palestrina dibawakan bagi Sri Paus selagi sedang dipertimbangkan untuk melakukan pembaruan pada [[Paduan Suara Kapel Sistina]].
Singkatnya, ''Misa Paus Marsellus'' tidak dipandang penting pada zamannya sendiri dan tidak memiliki peran dalam menyelamatkan polifoni gereja.<ref>{{en}} Carleton Sprague Smith and William Dinneen. "Recent Work on Music in the Renaissance", ''Modern Philology'', Vol. 42, No. 1 (1944), [https://www.jstor.org/stable/434466 in JSTOR] p 45.</ref> Terlepas dari ketiadaan bukti kuat mengenai pengaruhnya selama atau setelah Konsili Trento, tidak dapat dimungkiri bahwa tidak ada figur yang lebih memenuhi syarat daripada Palestrina untuk merepresentasikan kasus polifoni dalam Misa.<ref name="Manzetti. 332">Manzetti. 332.</ref> Setelah mendengarkan musik Palestrina, [[Paus Pius IV]] melalui sebuah dokumen kepausan menjadikan Palestrina model bagi generasi masa depan komponis-komponis musik sakral Katolik.<ref>Davey. 52.</ref>
=== Reformasi setelah Konsili Trento ===
Sebagaimana Palestrina yang semasa dengannya, seorang komponis Flandria bernama [[Jacobus de Kerle]] (1531/32–1591) juga mendapat kredit dengan memberikan suatu model komposisi untuk Konsili Trento. Komposisi karyanya dalam empat bagian, ''[[Preces]] Speciales'', menandai "titik balik resmi dari kesempurnaan akapela Kontra Reformasi".<ref>Smith and Dinneen. 45.</ref> Kerle adalah satu-satunya komponis terkemuka Belanda yang bertindak sejalan dengan Konsili Trento.<ref>{{en}} Hugo Leichtentritt. "The Reform of Trent and Its Effect on Music". ''The Musical Quarterly'', Vol. 30, No. 3 (1944). [https://www.jstor.org/stable/739479
Terlepas dari langkanya keputusan-keputusan dari Konsili Trento seputar polifoni dan kejelasan tekstual, reformasi yang merupakan tindak lanjut dari sesi ke-22 mengisi kekosongan yang ditinggalkan Konsili dalam aspek-aspek gaya. Pada sesi ke-24, Konsili memberi wewenang pada "Sinode-Sinode Provinsial" untuk menghasilkan ketentuan-ketentuan seputar musik gereja.<ref>Fellerer and Hadas. 576–577.</ref> Keputusan untuk menyerahkan aplikasi praktis dan persoalan gaya kepada para pemimpin gerejawi setempat dipandang penting dalam membentuk masa depan musik gereja Katolik.<ref>Monson. 27.</ref> Para musikus dan pemimpin gereja setempat dipercayakan untuk menemukan aplikasi yang tepat untuk dekret-dekret Konsili.<ref>{{en}} [[Lewis Lockwood|Lewis H. Lockwood]]. "Vincenzo Ruffo and Musical Reform after the Council of Trent". ''The Musical Quarterly'', Vol. 43, No. 3 (1957), [https://www.jstor.org/stable/740297 in JSTOR]. p. 346.</ref>
Walaupun awalnya bersifat teologis dan diarahkan pada sikap para musikus, dekret-dekret Konsili mulai dipikirkan oleh para musikus gereja sebagai suatu pemakluman seputar gaya-gaya musikal yang tepat.<ref>Fellerer and Hadas. 592–593.</ref> Pemahaman ini kemungkin besar tersebar melalui para musikus yang berusaha untuk menerapkan deklarasi-deklarasi Konsili tetapi tidak membaca pemakluman-pemakluman resmi
Uskup Agung Milan, Kardinal [[Karolus Boromeus]], disebut sebagai tokoh yang sangat penting dalam melakukan pembaruan musik gereja setelah Konsili Trento. Kendati sang kardinal merupakan salah seorang penasihat paus di Roma dan tidak dapat berada di Milan, ia dengan penuh semangat mendorong agar keputusan-keputusan Konsili segera diterapkan di Milan.<ref>Lockwood. 346.</ref> Ia tetap berhubungan dengan gerejanya di Milan melalui surat-surat dan dengan bersemangat mendesak para pemimpin di sana untuk mengimplementasikan pembaruan-pembaruan yang diputuskan Konsili Trento. Dalam salah satu surat kepada vikarisnya di keuskupan Milan, Nicolo Ormaneto of Verona, ia menugaskan ''maestro di cappella'' [[Vincenzo Ruffo]] (1508–1587) untuk menyusun suatu komposisi misa yang memungkinkan kata-kata dapat semudah mungkin dipahami. Kardinal Boromeus juga mengungkapkan bahwa apabila Don Nicola, seorang komponis dengan gaya yang lebih [[skala kromatik|kromatis]], berada di Milan maka ia juga dapat menyusun suatu komposisi misa dan keduanya dapat disebandingkan dalam hal kejelasan tekstual.<ref>Lockwood, 348.</ref> Sang kardinal kemungkinan besar terlibat ataupun mendengar pertanyaan-pertanyaan seputar kejelasan tekstual karena permintaannya kepada Ruffo.
Ruffo menerima penugasan sang kardinal dengan serius dan mulai menyusun komposisi dengan suatu gaya yang menyajikan teks dimaksud supaya semua kata dapat mudah dimengerti serta makna tekstualnya menjadi bagian terpenting dari komposisi. Pendekatan yang dilakukannya adalah mengalihkan semua suara dengan suatu cara [[homoritme|homoritmis]] (salah satu tekstur [[homofoni]]k) tanpa ritme yang kompleks, dan menggunakan disonansi dengan sangat konservatif. Pendekatan Ruffo dipandang berhasil dalam hal kesederhanaan dan kejelasan tekstual. Bagaimanapun, kendati musiknya sangat murni secara teoretis, yang ia lakukan tidak dipandang sebagai kesuksesan artistik terlepas dari upaya-upaya Ruffo untuk memusatkan perhatian pada tekstur empat-bagian yang monoton.<ref>Lockwood,
Pengaruh dari Konsili Trento dan kontra-reformasi juga membuka jalan bagi umat Kristen Ortodoks Rutenia untuk kembali ke dalam [[persekutuan penuh]] dengan [[Gereja Katolik Roma]],
Konsili Trento menghasilkan perubahan-perubahan lain dalam musik: utamanya pengembangan [[Missa brevis]], [[Lauda (lagu)|Lauda]], dan "[[Madrigal (Trecento)|Madrigal]] Rohani" (Madrigali Spirituali).
== Studi penanggalan ==
Lebih banyaknya hari besar dan agenda serupa menimbulkan kebutuhan untuk merayakan agenda-agenda tersebut secara saksama di seluruh keuskupan. Namun, terdapat persoalan akurasi kalender: [[kalender Julian]] pada abad ke-16 nyaris 10 hari penyimpangannya dengan musim-musim dan benda-benda langit. Di antara para astronom yang diminta untuk berkutat dengan masalah bagaimana melakukan reformasi kalender terdapat seorang [[kanonik (imam)]] di [[Frombork]] (Frauenburg) yang bernama [[Nikolaus Kopernikus]]. Dalam ''[[De revolutionibus orbium coelestium]]'' (1543) karyanya, Kopernikus menyebutkan reformasi kalender yang diusulkan oleh [[Konsili Lateran V]] (1512–1517). Sebagaimana yang ia jelaskan, pengukuran yang tepat atas lama waktu dalam setahun merupakan suatu landasan penting untuk melakukan reformasi kalender. Sebagai implikasi, pengaryaannya menggantikan [[Geosentrisme#
Kalender baru yang sebenarnya harus menunggu sampai [[kalender Gregorian]] diperkenalkan pada tahun 1582. Pada waktu publikasinya, ''De revolutionibus'' berlalu dengan relatif sedikit tanggapan: sedikit lebih daripada suatu kenyamanan matematis yang menyederhanakan petunjuk-petunjuk astronomis untuk suatu kalender yang lebih akurat.<ref>{{en}} {{cite book|last=Burke|first=James|title=[[The Day the Universe Changed]]|publisher=London Writers Ltd.|year=1985|page=[https://archive.org/details/bwb_O6-BGI-672/page/136 136]|ref=harv}}</ref> Bukti fisik yang mengemukakan teori Kopernikus mengenai pergerakan Bumi benar-benar mempromosikan apa yang tampak seperti ajaran sesat menentang pemikiran religius pada zaman itu. Akibatnya, [[Galileo Galilei]] ditempatkan dalam tahanan rumah, di [[Roma]], [[Siena]], [[Arcetri]], dan [[Firenze]], karena memublikasikan tulisan-tulisan, dikatakan "dengan berapi-api dicurigai sebagai penganut bidah", dan para seterunya mengecam teori heliosentris serta untuk sementara waktu melarang ajaran tersebut pada tahun 1633.<ref>{{harvnb|Burke|1985|p=149}}.</ref>
== Area yang terkena dampak ==
Kontra-Reformasi dipandang berhasil mengurangi pengaruh [[Protestanisme]] di [[Polandia]], [[
{{multiple image
Baris 211:
* St. {{ill|Filipus Neri|en|Philip Neri}}
* St. [[Ignatius Loyola|Ignatius dari Loyola]]
* St. [[Fransiskus Assisi]]
* St. [[Teresa dari Avila]]
* St. [[Yohanes dari Salib]]
Baris 230 ⟶ 231:
{{reflist|2}}
== Bacaan lanjutan ==
* {{en}} Bireley, Robert. ''The Refashioning of Catholicism, 1450–1700: A Reassessment of the Counter Reformation'' (1999) [https://www.amazon.com/Refashioning-Catholicism-1450-1700-Reassessment-Reformation/dp/081320951X/ excerpt and text search]
* {{en}} Dickens, A. G. ''The Counter Reformation'' (1979) expresses the older view that it was a movement of reactionary conservatism.
Baris 244 ⟶ 245:
* {{en}} Soergel, Philip M. ''Wondrous in His Saints: Counter Reformation Propaganda in Bavaria.'' Berkeley CA: University of California Press, 1993
* {{en}} Unger, Rudolph M. ''Counter-Reformation'' (2006)
* {{en}} Wright,
=== Sumber primer ===
* {{en}} Luebke, David, ed. ''The Counter-Reformation: The Essential Readings'' (1999) [https://www.amazon.com/Counter-Reformation-Essential-Readings-Blackwell-History/dp/0631211047/ excerpt and text search]
=== Historiografi ===
* {{en}} Bradshaw, Brendan. "The Reformation and the Counter-Reformation", ''History Today'' (1983) 33#11 pp 42–45.
* {{en}} Marnef, Guido. "Belgian and Dutch Post-war Historiography on the Protestant and Catholic Reformation in the Netherlands", ''Archiv für Reformationsgeschichte'' (2009) Vol. 100, pp 271–292.
Baris 260 ⟶ 261:
{{authority control}}
[[Kategori:Reformasi Katolik| ]]▼
[[Kategori:Anti-Protestanisme]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
▲[[Kategori:Reformasi Katolik| ]]
[[Kategori:Katolik]]
|