Televisi digital di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Woerayraiyan65 (bicara | kontrib)
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
 
(620 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{See also|Televisi digital|Televisi digital terestrial}}
[[Berkas:Digital broadcast standards.svg|thumb|250px|Peta dunia yang menunjukkan siaran digital. Yang berwarna biru adalah yang menggunakan DVB-T]]
'''Televisi digital terestrial di Indonesia''' dimulai pada tahun 2009 dan sejak akhir 2023 menjadi satu-satunya medium penyiaran [[televisi terestrial]] yang beroperasi. Pada awalnya, televisi terestrial digital di Indonesia menggunakan sistem [[DVB-T]], namun kemudian berganti ke [[DVB-T2]] dengan terbitnya Permenkominfo No. 5/2012.<ref name="Si Arta">{{id}} {{cite journal
'''Siaran TV Digital''' adalah siaran TV dengan [[sinyal]] yang dikirimkan adalah sinyal digital (''digital broadcasting'').
| author = KEMKOMINFO
== Keberadaan TV Digital di Indonesia ==
| year =
Hampir semua stasiun [[TV]] penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional telah memanfaatkan sistem [[teknologi]] penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat [[studio]] untuk memproduksi program, melakukan penyuntingan, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan [[pemancar]]. Sistem [[transmisi]] digital melalui pemancar ini menggunakan standar yang disebut [[DVB-T]] (''Digital Video Broadcasting Terestrial'').
| month =
| title = Tentang
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = https://tvdigital.kominfo.go.id/?page_id=8
| publisher =
| format =
| accessdate = 24-Februari-2015
| archive-date = 2015-02-16
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150216053443/https://tvdigital.kominfo.go.id/?page_id=8
| dead-url = yes
}}</ref>
 
[[Penghentian siaran analog]] secara nasional dimulai pada 30 April 2022,<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201203073928-213-577369/kominfo-siaran-tv-analog-wajib-berhenti-2-november-2022|title=Kominfo: Siaran TV Analog Wajib Berhenti 2 November 2022|trans-title=Kominfo: Analogue TV Broadcasts Must Stop By 2 November 2022|language=id|publisher=CNN Indonesia|date=3 December 2020|accessdate=3 December 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20201203015011/https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201203073928-213-577369/kominfo-siaran-tv-analog-wajib-berhenti-2-november-2022|archive-date=3 December 2020|dead-url=no|last=Eks|work=[[CNN Indonesia]]}}</ref> dan per Juni 2023, 288 dari total 514 [[Daftar kabupaten dan kota di Indonesia|kabupaten/kota di Indonesia]] (atau 140 dari 225 wilayah siaran) telah menerima siaran digital secara penuh/mematikan siaran analognya secara permanen. Sejak 12 Agustus 2023, [[Kementerian Komunikasi dan Informatika]] menyatakan bahwa siaran televisi analog resmi dihapus, dan per 16/17 Agustus 2023 tidak ada lagi siaran berbasis analog di seluruh wilayah Indonesia.<Ref name=tujuhbls>[https://www.metrotvnews.com/read/KXyC95JX-peralihan-siaran-ke-tv-digital-bakal-rampung-16-agustus-2023 Peralihan Siaran ke TV Digital Bakal Rampung 16 Agustus 2023]</ref><ref name=dtxinte>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6791232/kominfo-ungkap-siaran-tv-analog-mati-sepenuhnya-di-17-agustus-2023 Kominfo Ungkap Siaran TV Analog Mati Sepenuhnya di 17 Agustus 2023]</ref> Di tahun 2024, Indonesia sudah menerapkan sistem siaran televisi digital secara penuh.<ref name=tujuhblsx>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/53002/siaran-pers-no-474hmkominfo112023-tentang-menkominfo-siaran-tv-total-digital-tahun-2024/0/siaran_pers Menkominfo: Siaran TV Total Digital Tahun 2024]</ref>
=== Uji Coba TV Digital ===
Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat dimasukkan sekaligus ke dalam satu [[kanal]] TV berlebar pita 8&nbsp;MHz, dengan kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian [[DVB-H]] (''[[handheld]]'') mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak ([[mobile]]). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.
 
==Sistem==
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara ''[[Simulcast]]'' atau siaran bersama dengan siaran [[analog]] sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Sejak tahun 2012, [[infrastruktur]] pendukung siaran [[televisi digital]] sudah mulai dibangun.<ref name="Republika"/> Proses pembangunan itu dimulai dari pulau [[Jawa]], [[Sumatra]], dan [[Kalimantan]].<ref name="Republika">{{id}} {{cite journal
| author = Republika
| year =
| month =
| title = Menuju Siaran TV Digital
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.republika.co.id/berita/koran/trentek/14/10/24/ndxx7z-menuju-siaran-tv-digital
| publisher =
| format =
| accessdate = 21-Februari-2015
}}</ref> Proses pembangunan telah dilakukan guna mendapatkan siaran televisi digital yang merata,<ref name="Republika"/> dan di banyak daerah, infrastruktur (terutama mux) sudah selesai dibangun dan beroperasi.<ref name=segera/><ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20221024/101/1590747/migrasi-siaran-tv-analog-mahfud-md-infrastruktur-belum-sepenuhnya-siap Migrasi Siaran TV Analog, Mahfud MD: Infrastruktur Belum Sepenuhnya Siap]</ref>
 
=== PenonaktifanStandar analogpenyiaran ===
[[Berkas:DVB-T2 logo.svg|jmpl|Logo DVB-T2 yang umumnya muncul di televisi yang bisa menerima siaran digital maupun STB penerima siaran digital]]
# Fase I (2008–2010)
[[Berkas:Logo Siap Digital.png|jmpl|Logo Siap Digital yang muncul pada perangkat penerima siaran digital (DVB-T2) di Indonesia sejak 2020]]
#* Percobaan DTV
Pada tahun 2007, pemerintah menetapkan [[DVB-T]] sebagai standar penyiaran televisi digital terestrial.<ref name="Permen">{{id}} {{cite journal
#* Pengosongan layanan primer lainnya (broadband telepon genggam dan RFID)
| author = Menteri Komunikasi dan Informatika
# Fase II (2012–2016)
| year =
#* Siaran TV analog & DTV simulcast
| month =
# Fase III (2017-2018)
| title = Standar Penyiaran Digital Terestrial Untuk Televisi Tidak Bergerak Nomor: 07/P/M. KOMINFO/3/2007
#* TV analog dinonaktifkan
| journal =
#* Pengosongan siaran DTT melalui saluran 22 sampai 48
| volume =
#* Pengosongan broadband telepon genggam di gelombang 694&nbsp;MHz sampai 806&nbsp;MHz
| issue =
# Fase IV (2018-)
| pages =
#* Tidak ada layanan TV analog
| doi =
#* 100% siaran DTV melalui saluran 22 sampai 48
| id =
| url = https://denysetia.files.wordpresz.com/2011/09/permen-7-2007-standar-penyiaran-digital-terrestrial-untuk-tv-tidak-bergerak-di-indonesia.pdf
| publisher =
| format =
| accessdate = 18-Februari-2015
}}</ref> Aturan yang berjudul "Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak" ini termuat dalam peraturan [[Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia]], [[Sofyan Djalil]], Nomor: 07/P/M.KOMINFO/3/2007 pada 21 Maret 2007.<ref name="Permen"/> Dalam Permen ini diatur bahwa teknologi untuk televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu menggunakan standar [[DVB-T|''Digital Video Broadcasting - Terrestrial'' (DVB-T)]] terhitung sejak tahun 2007.<ref name="Permen"/> Dalam ketetapan ini pula diatur tentang rencana induk frekuensi penyiaran digital terestrial, standarisasi perangkat penyiaran digital terestrial, dan jadwal proses pelaksanaan peralihan (migrasi) dari sistem penyiaran analog ke sistem penyiaran digital termasuk masa transisi penyelenggaraan penyiaran analog dan digital secara bersamaan (''simulcast period'').<ref name="Permen"/> Peraturan tentang lembaga penyiaran jasa televisi terestrial serta industri perdagangan yang berhubungan dengan pengalihan (migrasi) dari sistem penyiaran analog ke sistem penyiaran digital juga disebutkan dalam Permen ini.<ref name="Permen"/>
 
Namun ketetapan ini mengalami perubahan pada tahun [[2012]], sehingga standar penyiaran digital terestrial yang semula berstandar DVB-T diubah menjadi standar [[DVB-T2|''Digital Video Broadcasting Terrestrial - Second Generation'' (DVB-T2)]]. Perubahan ini diatur dalam Peraturan [[Menteri Komunikasi dan Informatika]] [[Republik Indonesia]] No. 36/2012 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Pemancar Televisi Siaran Digital, yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, [[Tifatul Sembiring]] pada 20 November 2012.<ref name="KEMKOMINFO">{{id}} {{cite journal
== Penyiar saat ini ==
| author = KEMKOMINFO
Hingga Agustus 2011, TVRI adalah satu-satunya stasiun TV yang menyiarkan televisi digital di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam. TVRI memiliki 376 pemancar analog, 30 di antaranya kompatibel dan siap dialihkan ke digital.<ref>{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/08/26/digital-tv-a-giant-leap.html |title=Digital TV: A giant leap? |date=August 26, 2012}}</ref>
| year =
| month =
| title = Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Pemancar Televisi Siaran Digital Berbasis Standar Digital Video Broadcasting Terrestrial - Second Generation Nomor: 36 Tahun 2012
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = https://jdih.kominfo.go.id/f0659e08-6308-49c9-a7a0-bb264b23e4c1
| publisher =
| format =
| accessdate = 15-Februari-2015
}}{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref name="Chip">{{id}} {{cite journal
| author = Majalah Chip Online
| year =
| month =
| title = Pemerintah Ubah Standar Siaran Televisi Digital
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://chip.co.id/news/telecommunication-press_release/3906/pemerintah_ubah_standar_siaran_televisi_digital
| publisher =
| format =
| accessdate = 10-Juni-2015
| archive-date = 2015-06-10
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150610190329/http://chip.co.id/news/telecommunication-press_release/3906/pemerintah_ubah_standar_siaran_televisi_digital
| dead-url = yes
}}</ref> Perubahan ini terjadi dengan harapan mempercepat penyelesaian proses transisi siaran televisi analog ke digital.<ref name="Chip"/> Selain itu, DVB-T2 juga dianggap merupakan sistem yang lebih canggih daripada DVB-T.<ref name="digital">{{id}} {{cite journal
| author = TV Digital Djogja
| year =
| month =
| title = Digital Video Broadcast DVB-T dan DVB-T2
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.tvdigitaljogja.tv/2013/04/digital-video-broadcast-dvb-t-dan-dvb-t2.html
| publisher =
| format =
| accessdate = 10-Juni-2015
| archive-date = 2015-06-10
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150610184747/http://www.tvdigitaljogja.tv/2013/04/digital-video-broadcast-dvb-t-dan-dvb-t2.html
| dead-url = yes
}}</ref><ref name="jkt">{{id}} {{cite journal
| author = Jakarta Notebook
| year =
| month =
| title = Revolusi Siaran Digital
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.jakartanotebook.com/dvb-t2
| publisher =
| format =
| accessdate = 10-Juni-2015
| archive-date = 2015-06-10
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150610175018/http://www.jakartanotebook.com/dvb-t2
| dead-url = yes
}}</ref> Dengan DVB-T2, masyarakat dapat menikmati siaran tv digital secara gratis dengan gambar tajam, bening dan kualitas suara yang lebih jernih serta mempunyai kemampuan untuk memutar film dengan kualitas HD 1080p.<ref name="jkt"/> Selain itu, sebagian ''set-top box'' DVB-T2 dapat juga berfungsi sebagai pemutar media digital yang memberikan terobosan baru dengan berbagai macam dukungan format file seperti mendengarkan musik dan menonton film. Seiring dengan perubahan ini, pemerintah saat itu juga menganggarkan penyediaan ''set-top box'' (STB) 1 juta unit secara gratis ke masyarakat senilai Rp 300 miliar dari APBN 2013.<ref name="Chip"/>
 
Berdasarkan ketetapan yang diatur pemerintah dalam Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Pemancar Televisi Siaran Digital, setiap alat dan perangkat televisi siaran digital berbasis DVB-T2 yang dibuat, dirakit, dan dimasukkan untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam lampiran Permenkominfo No. 36/2012.<ref name="KEMKOMINFO"/> Untuk dapat memenuhi syarat, setiap perangkat DVB-T2 harus terlebih dahulu melaksanakan pengujian yang dilakukan oleh Balai Uji yang memiliki akreditasi dan telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika selaku badan penetap.<ref name="KEMKOMINFO"/>
Pada akhir September 2011, Metro TV mulai mengoperasikan transmisi televisi digital di:<ref>{{cite web |url=http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/09/30/108039/Transmisi-Digital-Metro-TV-Beroperasi-di-Tujuh-Daerah/6 |title=Transmisi Digital Metro TV Beroperasi di Delapan Daerah |date=September 30, 2012}}</ref>
* Jakarta
* Bandung
* Medan
* Semarang
* Surabaya
* Malingping, Pandeglang, Anyer, dan Cilegon di [[Banten]]
 
Landasan peraturan yang menetapkan sistem DVB-T2 ini sendiri kemudian digantikan dengan Permenkominfo No. 4/2019 berjudul "Persyaratan Teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi Untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran dan Radio Siaran", dan Permenkominfo No. 6/2019 berjudul "Rencana Induk Frekuensi Radio Untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran Digital Terestrial Pada Pita Frekuensi Radio ''Ultra High Frequency''". Meskipun demikian, aturan baru tersebut (ditambah dengan aturan selanjutnya yang mengatur siaran digital seperti Peraturan Pemerintah No. 46/2021 dan turunannya seperti Permenkominfo No. 6/2021) tidak mengubah sistem penyiaran digital, sehingga DVB-T2 tetap berlaku sebagai sistem siaran digital nasional.<ref name=teknisperlu>[https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/684/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+4+tahun+2019+tanggal+28+juni+2019 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran dan Radio Siaran]</ref><ref name="menkominfo19">[https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/689/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+6+tahun+2019+tanggal+31+juli+2019 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran Digital Terestrial Pada Pita Frekuensi Radio Ultra High Frequency]</ref>
=== Daftar stasiun televisi digital di Indonesia saat ini ===
{{col-css3-begin|3}}
* [[TVRI]]
* [[RCTI]]
* [[MNCTV]]
* [[GTV (Indonesia|GTV]]
* [[iNews]]
* [[SCTV]]
* [[antv]]
* [[Indosiar]]
* [[MetroTV]]
* [[Trans7]]
* [[Trans TV]]
* [[tvOne]]
* [[Rajawali Televisi|RTV]]
* [[Kompas TV]]
* [[NET.]]
* [[Inspira TV]]
* [[Nusantara TV]]
* [[RIM TV]]
* [[Jak tv]]
* [[O Channel]]
* [[DAAI TV]]
* [[BeritaSatu]]
* [[INTV]]
* [[Jawa Pos TV]]
* [[Gramedia TV]]
{{col-css3-end}}
 
===Spesifikasi teknis===
== Frekuensi TV Digital ==
Dalam Permenkominfo No. 4/2019 tercantum syarat teknis pemancar dan alat penerima (televisi/dekoder) siaran digital, seperti yang ada di bawah ini:<ref name=teknisperlu/>
Secara teknik pita ''spectrum'' [[frekuensi]] [[radio]] yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik [[VHF]] maupun [[UHF]] (''Ultra High Frequency''). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8&nbsp;MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
====Pemancar====
{{hidden begin}}
* Karakteristik umum
** Frekuensi kerja: 478&nbsp;MHz–694&nbsp;MHz
** Kanal: 22–48
** Modulasi: [[OFDM|COFDM]] (ETSI EN 302 755)
** Opsi SFN: ETSI TS 102 831
** [[Lebar pita]] kanal (''bandwith''): 8&nbsp;MHz
** ''Guard interval'': 1/16 (wajib), 1/4, 19/256, 1/8, 19/128, 1/32, 1/128 (opsional)
** ''FEC Code Rates'': 4/5 (wajib), 1/2, 3/5, 2/3, 3/4, 5/6 (opsional)
** [[Modulasi]]: 64QAM (wajib), 4 QAM (QPSK), 16QAM, 256QAM (opsional)
** Mode transmisi: 32K-Extended (wajib), 1K, 2K, 4K, 8K, 8K-Extended, 16K, 16K-Extended, 32K (opsional)
** ''Pilot pattern'': PP4 (wajib), PP1, PP2, PP3, PP5, PP6, PP7, PP8 (opsional)
* [[Antarmuka]] ''input'' dan ''output''
** Sistem kompresi: [[MPEG]]-4
** ''Transport Stream Input'': ASI atau IP, T2-MI ASI atau T2-MI IP (ETSI EN 102 773)
* RF ''Output''
** Kekuatan ''output'': 1 W-20.000 W rms
** [[Impedansi listrik|Impendansi]] ''output'': 50 [[Ohm|Ω]]
** MER rms: ≥ 31&nbsp;dB
** ''Shoulder distance'': ≥ 36&nbsp;dB
** Respon frekuensi: < ± 0,5&nbsp;dB
** ''Spectrum mask filter'': ''Compliance with'' ETSI EN 302 755 (dengan ''output band pass filter'')
** ''Spurious emission'': ≥ 60&nbsp;dB (Selisih dari ''peak signal carrier'' terhadap ''signal spurious'')
* Masukan
** Tegangan: 220 V ± 10% (satu fasa), 380 V ± 10% (tiga fasa)
** Frekuensi: 50&nbsp;Hz
* Persyaratan lingkungan (tidak wajib)
** Temperatur lingkungan: 0-45&nbsp;°C
** Kelembaban: < 90% ''non-condensing''
{{hidden end}}
 
====Pesawat televisi/STB====
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau [[SFN]] (''single frequency network'') sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (''cable'', ''satellite'', VCR, DVD ''players'', ''camcorders'', ''video games consoles'') adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan ''inverter'' (''set top box'') yang dapat mengubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan TV ''receiver'' biasa
Menggunakan jenis DVB-T2.
{{hidden begin}}
* Karakteristik Umum
** Tegangan ''input'': 220V ± 10% AC, atau menggunakan [[adaptor]] DC maupun ''interface'' [[USB]]
** Frekuensi ''input'' tegangan AC: 50&nbsp;Hz ± 2%
** Suhu: 0-400 Celcius
** Kelembaban: 10–90%
* ''Tuner''
**Rentang frekuensi: 478–694&nbsp;MHz
**Demodulasi: COFDM
**Lebar pita kanal: 8&nbsp;MHz
**Mode transmisi: 1K, 2K, 4K, 8K, 8K-Extended, 16K, 16K-Extended, 32K, 32K-Extended
**''Guard interval'': 1/4, 1/16, 19/256, 1/8, 19/128, 1/32, 1/128
** ''Forward Error Correction'' (FEC): ½, ⅗, ⅔, ¾, ⅘, ⅚
** Modulasi: 4QAM (QPSK), 16QAM, 64QAM, 256QAM
** Level ''input'' sinyal: -70 dBm s.d -25 dBm (38 dBμV s.d 83 dBμV)
** Impendansi ''input'' antena: 75 Ω
** ''Receiver Noise Figure'': ≤ 6&nbsp;dB
* Mode Operasi
** ''Pilot Pattern'': PP1/PP2/PP3/PP4/PP5/PP6/PP7/PP8
** Mode input: 'A' (''single PLP'') atau 'B' (''multiple PLPs'')
** Demultipleksing: ''Profile MPEG-2 Transport Stream''
** Dekoder video: MPEG-4 (H.264)
** [[Rasio bidang layar|Aspek rasio]] video: 4:3, 16:9
** [[Resolusi gambar|Resolusi video]]: [[SDTV]] 720x576 (wajib), [[HDTV]] 1920x1080i (opsional), HDTV 1920x1080p (opsional), [[Televisi resolusi ultratinggi|UHD]] [[Resolusi 4K|4K]] 3840x2160p (opsional), UHD [[Resolusi 8K|8K]] 7680x4320p (opsional). ''[[Kecepatan transfer data|Bitrate]]'' siaran digital SDTV paling tinggi 2,5 Mbps, sedangkan untuk HDTV paling tinggi 6 Mbps.<ref name="menkominfo19"/>
** Dekoder audio: MPEG 1 Layer I & II (wajib), HE-AAC (opsional)
** Menu dan Bahasa EPG: Bahasa Indonesia
** Durasi EPG: ≥ 7 hari
* Konektor ''input/output''
** Televisi:
*** ''Input'' RF Konektor: IEC 61169-2 Female; 75 Ω
*** ''Input Composite Video'': RCA Jack - 75 Ω (opsional)
*** ''Input'' [[HDMI]]: HDMI (opsional)
*** Input USB: USB (opsional)
*** RJ 45: RJ 45 (opsional)
** ''Set-top box''
*** ''Output'' RF Konektor: IEC 61169-2 Male 75 Ω
*** ''Composite Video Out'': RCA Jack - 75 Ω
*** ''Audio Analog Out'': RCA Jack ≤ 10 kΩ
*** ''Output'' HDMI: HDMI (opsional)
*** Konektor ''Input RF'': IEC 61169-2 Female; 75 Ω
*** ''Input'' USB: USB (opsional)
*** RJ 45: RJ 45 (opsional)
* Informasi layanan
** Paling sedikit mendukung ''Service Description Table'' (SDT), ''Event Information Table'' (EIT) dan ''Time and Date Table'' (TDT)
** Perangkat dapat mengidentifikasi kanal baru dan/atau multipleks baru secara otomatis dan memperbarui PAT, PMT, NIT dan SDT.
* Identitas informasi layanan
** country_code: IDN
** original network id: 0x2168
** private_data_specifier_id: 0x00002168
** ''Description'': ''Digital Terrestrial Network of Indonesia''
** Penerima DVB-T2 harus mendukung LCN dengan menggunakan ''descriptor tag'' 0x83 (Versi 1) dan 0x87 (Versi 2). Semua layanan harus diurutkan, didaftar, dan diatur sesuai dengan LCN yang ditentukan. Jika kedua LCN versi 1 dan dan versi 2 dipancarkan dalam satu ''Original Network ID'', maka perangkat penerima DVB-T2 harus mengurutkan dari LCN versi 2 (prioritas lebih tinggi).
* ''Firmware'' dan sistem operasi
** Perubahan transmisi: Perangkat mampu mengatasi perubahan mode transmisi dengan gangguan yang minimal terhadap pengguna.
** Bentrok Layanan: Layanan diurutkan berdasarkan LCN yang memiliki sinyal paling kuat. Jika terdapat 2 LCN yang sama, maka LCN yang memiliki sinyal yang lebih lemah dimasukkan ke dalam LCN 800-999. Perangkat mampu mengurutkan nomor pada LCN 800-999 ini secara ''incremental'' sesuai dengan jumlah LCN yang berbenturan.
** Perangkat menyediakan ''factory reset''
** Perangkat menyediakan ''firmware upgrade'' menggunakan setidaknya satu dari ''interface'' berikut: USB, RJ 45 atau [[Wi-Fi]] (Ethernet IEE802.3), [[kartu memori]], ''over the air''.
* Logo Siap Digital: Alat dan/atau perangkat penerima televisi siaran digital berbasis DVB-T2 wajib dilengkapi dengan logo "Siap Digital".
* Lainnya: Alat dan/atau perangkat penerima televisi siaran digital berbasis DVB-T2 wajib memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 20%. Selain itu, wajib juga dilengkapi dengan EWS.
{{hidden end}}
 
=== Kelebihan Frekuensi TVdan Digitalsaluran ===
{{main|Penyelenggara Multipleksing}}
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Ada satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal'' carrier'' melainkan lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Dengan adanya siaran digital, tidak seperti televisi analog, maka tidak semua stasiun televisi akan memiliki frekuensi/kanalnya sendiri. Secara resmi, dalam Permenkominfo No. 6/2021, para pemilik frekuensi/kanal digital dikenal dengan nama "Penyelenggara Multipleksing" (dahulu LPPPM/LP3M). Mereka inilah yang akan mengelola dan menyewakan saluran dalam siaran digital. Penyelenggara mux memiliki cakupan siar regional (daerah)<ref name="menkominfo19"/> dengan kanal yang berbeda-beda tentunya per wilayah. Stasiun televisi yang tidak memiliki frekuensi dan akan menjadi penyewa saluran di kanal penyelenggara multipleksing (mux) dikenal dengan nama "Lembaga Penyiaran Layanan Program Siaran", yang memiliki cakupan operasi secara regional maupun nasional.<ref name="KEMKOMINFObaru"/> Pengelola multipleksing terdiri dari dua jenis, yaitu langsung ditetapkan pemerintah (yaitu [[TVRI]]) dan hasil seleksi (dari [[lembaga Penyiaran Swasta|televisi swasta]]). TVRI merupakan pengelola mux terbanyak sebesar 136 pemancar/frekuensi digital di seluruh daerah di Indonesia,<ref name="KEMKOMINFdashbord">[https://digitaltv.kominfo.go.id/ Daftar Mux]</ref> sedangkan televisi swasta umumnya memiliki frekuensi di berbagai daerah dengan jumlah yang lebih sedikit.
 
Setiap saluran yang mengisi mux digital, nantinya akan diberi nomor khusus dari pemerintah, atau dikenal dengan nama ''[[saluran virtual|logical channel number]]'' (LCN). Mereka juga bisa menampilkan jadwal dan keterangan acaranya jika diperlukan lewat [[Panduan jadwal acara]] (''electronic program guide'', EPG). Saluran-saluran yang bersiaran digital dapat memancarkan siarannya secara ''[[Televisi resolusi standar|standard definition]]'' (SD) atau ''[[Televisi resolusi tinggi|high definition]]'' (HD). Selain televisi, sebenarnya [[stasiun radio]] juga dapat menyalurkan siarannya menggunakan metode ini,<ref>[https://sisitelevisi.wordpresz.com/2014/03/17/semarak-siaran-tv-digital-di-surabaya/ Geliat Siaran TV Digital di Surabaya]</ref><ref>[https://www.kaskus.co.id/thread/532735f0138b4648038b4651/siaran-tv-digital-di-indonesia/3 Thread Diskusi Siaran TV Digital di Indonesia [BACA PAGE 1 DULU!!]</ref> walaupun sejauh ini potensi tersebut masih belum terlalu dimanfaatkan oleh perusahaan media maupun diatur oleh pemerintah. Selain fitur-fitur tersebut, televisi digital di masa mendatang juga diharapkan akan dilengkapi dengan aneka fitur lain, seperti [[sistem peringatan dini]] bencana (''early warning system'', EWS) dan pengaman anak (''parental lock'').<ref>[https://siarandigital.kominfo.go.id/berita/mengenal-ews-di-tv-digital-fitur-yang-perkuat-saluran-komunikasi-kala-bencana Mengenal EWS di TV Digital, Fitur yang Perkuat Saluran Komunikasi kala Bencana]</ref><ref>[https://m.antaranews.com/berita/2423569/siaran-tv-digital-akan-dilengkapi-fitur-ramah-anak?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=related_news Siaran TV digital akan dilengkapi fitur ramah anak]</ref>
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital ([[operator]] lain). Dari aspek regulasi akan terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya [[monopoli]] penyelenggaraan televisi digital di Indonesia.
 
Pengaturan kanal dalam siaran digital dilakukan oleh pemerintah. Dahulu, pada saat siaran digital masih di awal percobaan (2008), pemerintah sempat menyatakan bahwa akan menggunakan [[daftar kanal frekuensi televisi|kanal]] 28-45 UHF.<ref>[https://gaptek28.wordpresz.com/2008/05/12/era-siaran-digital-indonesia/#more-278 Menantikan era siaran digital di Indonesia]</ref> Namun, kemudian alokasi frekuensi tersebut diubah seiring waktu. Saat ini, menurut Permenkominfo No. 6/2019, siaran digital akan menggunakan frekuensi dari 478&nbsp;MHz-694&nbsp;MHz (kanal 22-48 [[UHF]]). Kanal utama yang digunakan bagi mengirimkan siaran berada di 27-48 UHF, sedangkan sisanya (22-26 UHF) untuk cadangan siaran digital di masa mendatang.<ref name="menkominfo19"/> Dengan siaran digital, berarti kanal 49-62 UHF (atau frekuensi 695,25-799,25&nbsp;MHz) tidak dipergunakan lagi, sehingga sisa frekuensi ini dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan lain, terutama di bidang telekomunikasi yang jika dimanfaatkan bisa memberi pemasukan bagi negara dan meningkatkan kualitas jaringan. Inilah yang disebut dengan dividen digital (''digital dividend'') dari siaran televisi digital.<ref>[https://kominfo.go.id/content/detail/34986/siaran-pers-no204hmkominfo062021-tentang-migrasi-siaran-analog-ke-digital-menkominfo-optimasi-frekuensi-700-mhz-untuk-digital-dividend/0/siaran_pers Migrasi Siaran Analog ke Digital, Menkominfo: Optimasi Frekuensi 700 Mhz untuk Digital Dividend]</ref>
== Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial ==
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.
 
=== KualitasPembagian Penyiaran TV Digitalwilayah ===
Menurut Permenkominfo No. 6/2019, wilayah siaran digital di Indonesia secara resmi dibagi menjadi 225 wilayah layanan siaran.<ref>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/40837/implementasi-aso-picu-siaran-tv-komunitas-tumbuh/0/berita_satker Implementasi ASO Picu Siaran TV Komunitas Tumbuh]</ref> Satu wilayah siaran dapat terdiri dari beberapa kabupaten/kota, atau di beberapa wilayah layanan seperti Jabodetabek dan DI Yogyakarta, melintasi batas provinsi. Umumnya satu wilayah siaran memiliki satu pemancar, namun jika diperlukan perluasan cakupan siaran di wilayah tersebut, dapat diterapkan ''[[Jaringan frekuensi tunggal|single frequency network]]'' (SFN) yang berarti terdapat beberapa pemancar meskipun dalam wilayah siar dan kanal yang sama. Berikut wilayah layanan siaran digital di Indonesia:<ref name="menkominfo19"/><ref>[https://siarandigital.kominfo.go.id/jadwal-aso Wilayah Siaran]</ref>
Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
{|class="wikitable sortable mw-collapsible mw-collapsed
|+
!Wilayah Layanan
!Kabupaten/Kota
!Alokasi Kanal Tetap (UHF){{efn|Kanal yang dimaksud adalah yang dijatahkan pemerintah untuk digunakan di wilayah layanan tersebut, bukan yang benar-benar digunakan untuk bersiaran oleh penyelenggara mux.}}
!Mengikuti ASO?{{efn|Daerah yang tidak mengikuti ASO maksudnya adalah daerah ''blank spot'', yang mana daerah tersebut tidak terjangkau siaran analog dikarenakan keterbatasan jangkauan dan belum tersedianya infrastruktur (''non terrestrial services''), nantinya akan langsung menerima siaran digital.}}
|-
|[[Aceh]]-1 (Banda Aceh)
|[[Kabupaten Aceh Besar]], [[Kota Banda Aceh]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Aceh-2 (Sabang)
|[[Kota Sabang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Aceh-3 (Calang)
|[[Kabupaten Aceh Jaya]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Aceh-4 (Sigli-Bireuen)
|[[Kabupaten Pidie]], [[Kabupaten Pidie Jaya]], [[Kabupaten Bireuen]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Aceh-5 (Meulaboh)
|[[Kabupaten Aceh Barat]], [[Kabupaten Aceh Barat Daya]], [[Kabupaten Nagan Raya]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Aceh-6 (Takengon)
|[[Kabupaten Aceh Tengah]], [[Kabupaten Bener Meriah]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Aceh-7 (Lhokseumawe)
|[[Kabupaten Aceh Utara]], [[Kota Lhokseumawe]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Aceh-8 (Langsa)
|[[Kabupaten Aceh Timur]], [[Kabupaten Aceh Tamiang]], [[Kota Langsa]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Aceh-9 (Blangkejeren)
|[[Kabupaten Gayo Lues]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Aceh-10 (Kutacane)
|[[Kabupaten Aceh Tenggara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Aceh-11 (Tapaktuan)
|[[Kabupaten Aceh Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Aceh-12 (Subulussalam)
|[[Kota Subulussalam]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Aceh-13 (Singkil)
|[[Kabupaten Aceh Singkil]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Aceh-14 (Sinabang)
|[[Kabupaten Simeulue]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Sumatera Utara]]-1 (Medan)
|[[Kabupaten Langkat]], [[Kabupaten Deli Serdang]], [[Kabupaten Serdang Bedagai]], [[Kota Medan]], [[Kota Binjai]], [[Kota Tebing Tinggi]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sumatera Utara-2 (Pematangsiantar)
|[[Kabupaten Karo]], [[Kabupaten Simalungun]], [[Kabupaten Asahan]], [[Kabupaten Batubara]], [[Kota Pematangsiantar]], [[Kota Tanjungbalai]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sumatera Utara-3 (Rantau Prapat)
|[[Kabupaten Labuhanbatu]], [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]], [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]]
|30, 33, 36, 39, 45
|Tidak
|-
|Sumatera Utara-4 (Balige)
|[[Kabupaten Tapanuli Utara]], [[Kabupaten Toba Samosir]], [[Kabupaten Samosir]], [[Kabupaten Humbang Hasundutan]]
|27, 31, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Sumatera Utara-5 (Sidikalang)
|[[Kabupaten Dairi]], [[Kabupaten Pakpak Bharat]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sumatera Utara-6 (Sibolga)
|[[Kabupaten Tapanuli Tengah]], [[Kota Sibolga]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sumatera Utara-7 (Padang Sidempuan)
|[[Kabupaten Tapanuli Selatan]], [[Kabupaten Padang Lawas Utara]], [[Kabupaten Padang Lawas]], [[Kota Padang Sidempuan]]
|29, 32, 35, 38, 41
|Tidak
|-
|Sumatera Utara-8 (Panyabungan)
|[[Kabupaten Mandailing Natal]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sumatera Utara-9 (Gunungsitoli)
|[[Kabupaten Nias]], [[Kabupaten Nias Selatan]], [[Kabupaten Nias Utara]], [[Kabupaten Nias Barat]], [[Kota Gunungsitoli]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Sumatera Barat]]-1 (Padang)
|[[Kabupaten Solok]], [[Kabupaten Sijunjung]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Kabupaten Padang Pariaman]], [[Kabupaten Agam]], [[Kota Padang]], [[Kota Pariaman]], [[Kota Bukittinggi]], [[Kota Padang Panjang]], [[Kota Solok]], [[Kota Sawahlunto]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sumatera Barat-2 (Simpang Ampek)
|[[Kabupaten Pasaman Barat]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sumatera Barat-3 (Lubuk Sikaping)
|[[Kabupaten Pasaman]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Sumatera Barat-4 (Payakumbuh)
|[[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Kota Payakumbuh]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sumatera Barat-5 (Sungaidareh)
|[[Kabupaten Dharmasraya]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Sumatera Barat-6 (Lubukgadang)
|[[Kabupaten Solok Selatan]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sumatera Barat-7 (Painan)
|[[Kabupaten Pesisir Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sumatera Barat-8 (Tuapejat)
|[[Kabupaten Kepulauan Mentawai]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Riau]]-1 (Pekanbaru)
|[[Kabupaten Kampar]], [[Kota Pekanbaru]]
|30, 33, 39, 45
|Ya
|-
|Riau-2 (Pasir Pengaraian)
|[[Kabupaten Rokan Hulu]]
|28, 31, 37, 43
|Tidak
|-
|Riau-3 (Bagansiapiapi)
|[[Kabupaten Rokan Hilir]]
|40, 42, 44, 46, 48
|Ya
|-
|Riau-4 (Dumai)
|[[Kabupaten Bengkalis]], [[Kabupaten Kepulauan Meranti]], [[Kota Dumai]]
|32, 34, 36, 38
|Ya
|-
|Riau-5 (Siak)
|[[Kabupaten Siak]], [[Kabupaten Pelalawan]], [[Kabupaten Kuantan Singingi]]
|29, 35, 41, 47
|Ya
|-
|Riau-6 (Rengat)
|[[Kabupaten Indragiri Hulu]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Riau-7 (Tembilahan)
|[[Kabupaten Indragiri Hilir]]
|30, 33, 36, 39, 45
|Ya
|-
|[[Kepulauan Riau]]-1 (Batam)
|[[Kabupaten Bintan]], [[Kabupaten Karimun]], [[Kota Tanjungpinang]], [[Kota Batam]]
|40, 42, 44, 46, 48
|Ya
|-
|Kepulauan Riau-2 (Tarempa)
|[[Kabupaten Kepulauan Anambas]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Kepulauan Riau-3 (Ranai)
|[[Kabupaten Natuna]]
|28, 31, 34, 37, 43
|Tidak
|-
|Kepulauan Riau-4 (Daik)
|[[Kabupaten Lingga]]
|29, 35, 41, 47
|Tidak
|-
|[[Jambi]]-1 (Jambi)
|[[Kabupaten Muaro Jambi]], [[Kabupaten Sarolangun]], [[Kabupaten Batanghari]], [[Kota Jambi]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jambi-2 (Kuala Tungkal)
|[[Kabupaten Tanjung Jabung Barat]], [[Kabupaten Tanjung Jabung Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jambi-3 (Muara Bungo)
|[[Kabupaten Bungo]], [[Kabupaten Tebo]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jambi-4 (Sungai Penuh)
|[[Kabupaten Kerinci]], [[Kota Sungai Penuh]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jambi-5 (Bangko)
|[[Kabupaten Merangin]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|[[Sumatera Selatan]]-1 (Palembang)
|[[Kabupaten Banyuasin]], [[Kabupaten Ogan Ilir]], [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]], [[Kota Palembang]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-2 (Sekayu)
|[[Kabupaten Musi Banyuasin]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-3 (Lubuk Linggau)
|[[Kabupaten Musi Rawas]], [[Kabupaten Musi Rawas Utara]], [[Kabupaten Empat Lawang]], [[Kota Lubuklinggau]]
|27, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-4 (Prabumulih)
|[[Kabupaten Muara Enim]], [[Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir]], [[Kota Prabumulih]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-5 (Pagar Alam)
|[[Kabupaten Lahat]], [[Kota Pagar Alam]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-6 (Baturaja)
|[[Kabupaten Ogan Komering Ulu]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur]]
|27, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Sumatera Selatan-7 (Muaradua)
|[[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Bangka Belitung]]-1 (Pangkalpinang)
|[[Kabupaten Bangka Tengah]], [[Kota Pangkalpinang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Bangka Belitung-2 (Sungai Liat)
|[[Kabupaten Bangka]], [[Kabupaten Bangka Barat]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Bangka Belitung-3 (Toboali)
|[[Kabupaten Bangka Selatan]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Bangka Belitung-4 (Tanjung Pandan)
|[[Kabupaten Belitung]], [[Kabupaten Belitung Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|[[Bengkulu]]-1 (Bengkulu)
|[[Kabupaten Bengkulu Tengah]], [[Kota Bengkulu]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Bengkulu-2 (Manna)
|[[Kabupaten Bengkulu Selatan]], [[Kabupaten Seluma]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Bengkulu-3 (Bintuhan)
|[[Kabupaten Kaur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Bengkulu-4 (Curup)
|[[Kabupaten Rejang Lebong]], [[Kabupaten Lebong]], [[Kabupaten Kepahiang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Bengkulu-5 (Arga Makmur)
|[[Kabupaten Bengkulu Utara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Bengkulu-6 (Mukomuko)
|[[Kabupaten Mukomuko]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|[[Lampung]]-1 (Bandar Lampung)
|[[Kabupaten Lampung Tengah]], [[Kabupaten Lampung Timur]], [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Kabupaten Pesawaran]], [[Kabupaten Pringsewu]], [[Kota Bandar Lampung]], [[Kota Metro]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Lampung-2 (Menggala)
|[[Kabupaten Tulang Bawang]], [[Kabupaten Mesuji]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Lampung-3 (Kotabumi)
|[[Kabupaten Lampung Utara]], [[Kabupaten Way Kanan]], [[Kabupaten Tulang Bawang Barat]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Lampung-4 (Liwa)
|[[Kabupaten Lampung Barat]], [[Kabupaten Tanggamus]], [[Kabupaten Pesisir Barat]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Banten]]-1 (Serang Raya)
|[[Kabupaten Serang]], [[Kota Cilegon]], [[Kota Serang]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Banten-2 (Pandegelang)
|[[Kabupaten Pandeglang]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Banten-3 (Lebak)
|[[Kabupaten Lebak]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] (Jabodetabek)
|
* [[DKI Jakarta]]
* [[Banten]]
** [[Kabupaten Tangerang]]
** [[Kota Tangerang]]
** [[Kota Tangerang Selatan]]
* [[Jawa Barat]]
** [[Kabupaten Bekasi]]
** [[Kabupaten Bogor]]
** [[Kawasan Puncak|Sekitar Puncak Pass]] (Kecamatan [[Cipanas, Cianjur|Cipanas]] dan [[Pacet, Cianjur|Pacet]])
** [[Kota Bekasi]]
** [[Kota Bogor]]
** [[Kota Depok]]
|24, 26, 28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|[[Jawa Barat]]-1 (Bandung)
|[[Kabupaten Bandung]], [[Kabupaten Bandung Barat]], [[Kota Bandung]], [[Kota Cimahi]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Barat-2 (Garut)
|[[Kabupaten Garut]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Barat-3 (Cirebon)
|[[Kabupaten Cirebon]], [[Kabupaten Kuningan]], [[Kota Cirebon]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Barat-4 (Tasikmalaya)
|[[Kabupaten Ciamis]], [[Kabupaten Tasikmalaya]], [[Kabupaten Pangandaran]], [[Kota Tasikmalaya]], [[Kota Banjar]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Barat-5 (Sukabumi)
|[[Kabupaten Sukabumi]], [[Kota Sukabumi]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Barat-6 (Purwakarta)
|[[Kabupaten Purwakarta]], [[Kabupaten Indramayu]], [[Kabupaten Subang]], [[Kabupaten Karawang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Barat-7 (Cianjur)
|[[Kabupaten Cianjur]] (kecuali sekitar Puncak Pass)
|23, 25, 27, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Jawa Barat-8 (Sumedang)
|[[Kabupaten Sumedang]], [[Kabupaten Majalengka]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|[[Jawa Tengah]]-1 (Semarang)
|[[Kabupaten Semarang]], [[Kabupaten Demak]], [[Kabupaten Grobogan]], [[Kabupaten Kudus]], [[Kabupaten Sragen]], [[Kabupaten Boyolali]], [[Kota Semarang]], [[Kota Salatiga]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Tengah-2 (Blora)
|[[Kabupaten Blora]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Tengah-3 (Tegal)
|[[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Pekalongan]], [[Kabupaten Pemalang]], [[Kota Tegal]], [[Kota Pekalongan]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Tengah-4 (Wonogiri)
|[[Kabupaten Wonogiri]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Jawa Tengah-5 (Magelang)
|[[Kabupaten Magelang]], [[Kabupaten Temanggung]], [[Kabupaten Kendal]], [[Kabupaten Batang]], [[Kota Magelang]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Tengah-6 (Pati)
|[[Kabupaten Pati]], [[Kabupaten Rembang]], [[Kabupaten Jepara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Tengah-7 (Purwokerto)
|[[Kabupaten Banyumas]], [[Kabupaten Cilacap]], [[Kabupaten Purbalingga]], [[Kabupaten Brebes]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Tengah-8 (Purworejo)
|[[Kabupaten Purworejo]], [[Kabupaten Kebumen]], [[Kabupaten Banjarnegara]], [[Kabupaten Wonosobo]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|[[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]] (Yogyakarta)
|
* [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
* [[Jawa Tengah]]
** [[Kabupaten Karanganyar]]
** [[Kabupaten Klaten]]
** [[Kabupaten Sukoharjo]]
** [[Kota Surakarta]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|[[Jawa Timur]]-1 (Surabaya)
|[[Kabupaten Gresik]], [[Kabupaten Sidoarjo]], [[Kabupaten Lamongan]], [[Kabupaten Mojokerto]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Kabupaten Bangkalan]], [[Kabupaten Jombang]], [[Kota Surabaya]], [[Kota Pasuruan]], [[Kota Mojokerto]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Timur-2 (Malang)
|[[Kabupaten Malang]], [[Kabupaten Probolinggo]], [[Kota Malang]], [[Kota Batu]], [[Kota Probolinggo]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Timur-3 (Pamekasan)
|[[Kabupaten Pamekasan]], [[Kabupaten Sumenep]], [[Kabupaten Sampang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Timur-4 (Jember)
|[[Kabupaten Jember]], [[Kabupaten Lumajang]], [[Kabupaten Bondowoso]]
|27, 30, 33, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Jawa Timur-5 (Situbondo)
|[[Kabupaten Situbondo]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Jawa Timur-6 (Banyuwangi)
|[[Kabupaten Banyuwangi]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Timur-7 (Kediri)
|[[Kabupaten Kediri]], [[Kabupaten Blitar]], [[Kabupaten Tulungagung]], [[Kabupaten Nganjuk]], [[Kota Kediri]], [[Kota Blitar]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Jawa Timur-8 (Bojonegoro)
|[[Kabupaten Tuban]], [[Kabupaten Bojonegoro]]
|25, 27, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Jawa Timur-9 (Madiun)
|[[Kabupaten Madiun]], [[Kabupaten Magetan]], [[Kabupaten Ngawi]], [[Kabupaten Ponorogo]], [[Kabupaten Trenggalek]], [[Kota Madiun]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Jawa Timur-10 (Pacitan)
|[[Kabupaten Pacitan]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|[[Bali]] (Denpasar)
|[[Kabupaten Badung]], [[Kabupaten Gianyar]], [[Kabupaten Tabanan]], [[Kabupaten Karangasem]], [[Kabupaten Bangli]], [[Kabupaten Jembrana]], [[Kabupaten Klungkung]], [[Kabupaten Buleleng]], [[Kota Denpasar]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|[[Nusa Tenggara Barat]]-1 (Mataram)
|[[Kabupaten Lombok Barat]], [[Kabupaten Lombok Timur]], [[Kabupaten Lombok Tengah]], [[Kota Mataram]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Nusa Tenggara Barat-2 (Lombok Utara)
|[[Kabupaten Lombok Utara]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Barat-3 (Sumbawa Barat)
|[[Kabupaten Sumbawa Barat]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Barat-4 (Sumbawa)
|[[Kabupaten Sumbawa]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Barat-5 (Dompu)
|[[Kabupaten Bima]], [[Kabupaten Dompu]], [[Kota Bima]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|[[Nusa Tenggara Timur]]-1 (Kupang)
|[[Kabupaten Kupang]], [[Kota Kupang]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Nusa Tenggara Timur-2 (Soe)
|[[Kabupaten Timor Tengah Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Nusa Tenggara Timur-3 (Kefamenanu)
|[[Kabupaten Timor Tengah Utara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Nusa Tenggara Timur-4 (Atambua)
|[[Kabupaten Belu]], [[Kabupaten Malaka]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Nusa Tenggara Timur-5 (Rote)
|[[Kabupaten Rote Ndao]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-6 (Sabu)
|[[Kabupaten Sabu Raijua]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-7 (Waingapu)
|[[Kabupaten Sumba Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-8 (Wakaibubak)
|[[Kabupaten Sumba Barat]], [[Kabupaten Sumba Barat Daya]], [[Kabupaten Sumba Tengah]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-9 (Labuan Bajo)
|[[Kabupaten Manggarai Barat]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-10 (Ruteng)
|[[Kabupaten Manggarai]], [[Kabupaten Manggarai Timur]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-11 (Bajawa)
|[[Kabupaten Nagekeo]], [[Kabupaten Ngada]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-12 (Ende)
|[[Kabupaten Ende]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-13 (Maumere)
|[[Kabupaten Sikka]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-14 (Larantuka)
|[[Kabupaten Flores Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-15 (Lembata)
|[[Kabupaten Lembata]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Nusa Tenggara Timur-16 (Kalabahi)
|[[Kabupaten Alor]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Kalimantan Barat]]-1 (Pontianak)
|[[Kabupaten Kubu Raya]], [[Kabupaten Mempawah]], [[Kota Pontianak]]
|29, 35, 41, 47
|Ya
|-
|Kalimantan Barat-2 (Ngabang)
|[[Kabupaten Landak]]
|30, 33, 39, 45
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-3 (Singkawang)
|[[Kabupaten Bengkayang]], [[Kota Singkawang]]
|34, 38, 42
|Ya
|-
|Kalimantan Barat-4 (Sambas)
|[[Kabupaten Sambas]]
|36, 40, 44, 48
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-5 (Sanggau)
|[[Kabupaten Sanggau]], [[Kabupaten Sekadau]]
|36, 40, 44, 48
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-6 (Sintang)
|[[Kabupaten Sintang]]
|34, 38, 42
|Ya
|-
|Kalimantan Barat-7 (Putussibau)
|[[Kabupaten Kapuas Hulu]]
|36, 40, 44, 48
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-8 (Nangapinoh)
|[[Kabupaten Melawi]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-9 (Ketapang)
|[[Kabupaten Ketapang]]
|28, 31, 37, 43
|Tidak
|-
|Kalimantan Barat-10 (Kayong)
|[[Kabupaten Kayong Utara]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Kalimantan Tengah]]-1 (Palangkaraya)
|[[Kabupaten Pulang Pisau]], [[Kota Palangkaraya]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Kalimantan Tengah-2 (Buntok)
|[[Kabupaten Kapuas]], [[Kabupaten Barito Selatan]], [[Kabupaten Barito Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Kalimantan Tengah-3 (Gunung Mas)
|[[Kabupaten Gunung Mas]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Kalimantan Tengah-4 (Muara Teweh)
|[[Kabupaten Barito Utara]], [[Kabupaten Murung Raya]]
|29, 32, 35, 41, 44
|Tidak
|-
|Kalimantan Tengah-5 (Pangkalan Bun)
|[[Kabupaten Kotawaringin Barat]], [[Kabupaten Sukamara]], [[Kabupaten Lamandau]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Kalimantan Tengah-6 (Sampit)
|[[Kabupaten Kotawaringin Timur]], [[Kabupaten Katingan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Kalimantan Tengah-7 (Seruyan)
|[[Kabupaten Seruyan]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Kalimantan Selatan]]-1 (Banjarmasin)
|[[Kabupaten Banjar]], [[Kabupaten Barito Kuala]], [[Kabupaten Tanah Laut]], [[Kota Banjarmasin]], [[Kota Banjarbaru]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Kalimantan Selatan-2 (Amuntai)
|[[Kabupaten Tapin]], [[Kabupaten Hulu Sungai Utara]], [[Kabupaten Hulu Sungai Tengah]], [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]], [[Kabupaten Balangan]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Kalimantan Selatan-3 (Kotabaru)
|[[Kabupaten Kotabaru]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Kalimantan Selatan-4 (Tabalong)
|[[Kabupaten Tabalong]]
|27, 30, 33, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Kalimantan Selatan-5 (Batulicin)
|[[Kabupaten Tanah Bumbu]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Kalimantan Timur]]-1 (Samarinda)
|[[Kabupaten Kutai Kartanegara]], [[Kota Samarinda]], [[Kota Bontang]]
|27, 28, 31, 37, 43, 47
|Ya
|-
|Kalimantan Timur-2 (Balikpapan)
|[[Kabupaten Penajam Paser Utara]], [[Kota Balikpapan]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Kalimantan Timur-3 (Sanggata)
|[[Kabupaten Kutai Timur]]
|29, 32, 35, 39, 41, 45
|Tidak
|-
|Kalimantan Timur-4 (Tanjung Redeb)
|[[Kabupaten Berau]]
|28, 31, 34, 37, 38, 43
|Tidak
|-
|Kalimantan Timur-5 (Sendawar)
|[[Kabupaten Kutai Barat]]
|30, 33, 36, 39, 45
|Tidak
|-
|Kalimantan Timur-6 (Ujoh Bilang)
|[[Kabupaten Mahakam Ulu]]
|34, 38, 42
|Tidak
|-
|Kalimantan Timur-7 (Tanah Grogot)
|[[Kabupaten Paser]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|[[Kalimantan Utara]]-1 (Tanjung Selor)
|[[Kabupaten Bulungan]], [[Kota Tarakan]]
|27, 30, 33, 39, 45, 47
|Ya
|-
|Kalimantan Utara-2 (Malinau)
|[[Kabupaten Malinau]], [[Kabupaten Tana Tidung]]
|36, 40, 44, 46, 48
|Tidak
|-
|Kalimantan Utara-3 (Nunukan)
|[[Kabupaten Nunukan]]
|28, 32, 34, 38, 42
|Ya
|-
|[[Sulawesi Utara]]-1 (Manado)
|[[Kabupaten Minahasa]], [[Kabupaten Minahasa Utara]], [[Kota Manado]], [[Kota Bitung]], [[Kota Tomohon]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sulawesi Utara-2 (Kotamobagu)
|[[Kabupaten Bolaang Mongondow]], [[Kabupaten Bolaang Mongondow Timur]], [[Kabupaten Minahasa Selatan]], [[Kabupaten Minahasa Tenggara]], [[Kota Kotamobagu]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sulawesi Utara-3 (Pinolusian)
|[[Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Sulawesi Utara-4 (Boroko)
|[[Kabupaten Bolaang Mongondow Utara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Utara-5 (Ondong Siau)
|[[Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sulawesi Utara-6 (Tahuna)
|[[Kabupaten Kepulauan Sangihe]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Utara-7 (Talaud)
|[[Kabupaten Kepulauan Talaud]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Gorontalo]]-1 (Gorontalo)
|[[Kabupaten Gorontalo]], [[Kabupaten Gorontalo Utara]], [[Kabupaten Boalemo]], [[Kabupaten Bone Bolango]], [[Kota Gorontalo]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Gorontalo-2 (Pahuwato)
|[[Kabupaten Pahuwato]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Sulawesi Tengah]]-1 (Palu)
|[[Kabupaten Sigi]], [[Kota Palu]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sulawesi Tengah-2 (Donggala)
|[[Kabupaten Donggala]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Tengah-3 (Tolitoli)
|[[Kabupaten Tolitoli]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Tengah-4 (Buol)
|[[Kabupaten Buol]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sulawesi Tengah-5 (Parigi)
|[[Kabupaten Parigi Moutong]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Tengah-6 (Psso)
|[[Kabupaten Poso]], [[Kabupaten Tojo Una Una]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sulawesi Tengah-7 (Morowali)
|[[Kabupaten Morowali]], [[Kabupaten Morowali Utara]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Tengah-8 (Luwuk)
|[[Kabupaten Banggai]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Sulawesi Tengah-9 (Salakan)
|[[Kabupaten Banggai Kepulauan]], [[Kabupaten Banggai Laut]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Sulawesi Barat]]-1 (Mamuju)
|[[Kabupaten Mamuju]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Barat-2 (Mamasa)
|[[Kabupaten Mamasa]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sulawesi Barat-3 (Polewali)
|[[Kabupaten Polewali Mandar]], [[Kabupaten Majene]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Barat-4 (Pasangkayu)
|[[Kabupaten Mamuju Utara]], [[Kabupaten Mamuju Tengah]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Sulawesi Selatan]]-1 (Makassar)
|[[Kabupaten Gowa]], [[Kabupaten Maros]], [[Kabupaten Takalar]], [[Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan]], [[Kota Makassar]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Selatan-2 (Bantaeng)
|[[Kabupaten Kepulauan Selayar]], [[Kabupaten Bulukumba]], [[Kabupaten Bantaeng]], [[Kabupaten Jeneponto]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sulawesi Selatan-3 (Barru)
|[[Kabupaten Barru]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Selatan-4 (Makale)
|[[Kabupaten Tana Toraja]], [[Kabupaten Toraja Utara]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Sulawesi Selatan-5 (Palopo)
|[[Kabupaten Luwu]], [[Kabupaten Luwu Utara]], [[Kota Palopo]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sulawesi Selatan-6 (Parepare)
|[[Kabupaten Sidenreng Rappang]], [[Kabupaten Enrekang]], [[Kabupaten Pinrang]], [[Kota Parepare]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Sulawesi Selatan-7 (Bone)
|[[Kabupaten Bone]], [[Kabupaten Soppeng]], [[Kabupaten Wajo]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sulawesi Selatan-8 (Sinjai)
|[[Kabupaten Sinjai]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Sulawesi Selatan-9 (Wawondula)
|[[Kabupaten Luwu Timur]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|[[Sulawesi Tenggara]]-1 (Kendari)
|[[Kabupaten Konawe]], [[Kabupaten Konawe Selatan]], [[Kabupaten Konawe Utara]], [[Kabupaten Konawe Kepulauan]], [[Kota Kendari]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Sulawesi Tenggara-2 (Baubau)
|[[Kabupaten Muna]], [[Kabupaten Muna Barat]], [[Kabupaten Buton Tengah]], [[Kota Baubau]]
|27, 46, 47, 48
|Ya
|-
|Sulawesi Tenggara-3 (Boepinang)
|[[Kabupaten Bombana]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Sulawesi Tenggara-4 (Kolaka)
|[[Kabupaten Kolaka]], [[Kabupaten Kolaka Utara]], [[Kabupaten Kolaka Timur]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Sulawesi Tenggara-5 (Wakatobi)
|[[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Buton Utara]], [[Kabupaten Buton Selatan]], [[Kabupaten Wakatobi]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|[[Maluku]]-1 (Ambon)
|[[Kabupaten Seram Bagian Barat]], [[Kota Ambon]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Maluku-2 (Masohi)
|[[Kabupaten Maluku Tengah]], [[Kabupaten Seram Bagian Timur]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Maluku-3 (Namlea)
|[[Kabupaten Buru]], [[Kabupaten Buru Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Maluku-4 (Saumlaki)
|[[Kabupaten Maluku Tenggara Barat]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Maluku-5 (Dobo)
|[[Kabupaten Kepulauan Aru]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Maluku-6 (Tual)
|[[Kabupaten Maluku Tenggara]], [[Kota Tual]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Maluku-7 (Maluku Baday)
|[[Kabupaten Maluku Barat Daya]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|[[Maluku Utara]]-1 (Ternate)
|[[Kabupaten Halmahera Barat]], [[Kota Ternate]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Maluku Utara-2 (Morotai)
|[[Kabupaten Halmahera Utara]], [[Kabupaten Pulau Morotai]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Maluku Utara-3 (Tidore)
|[[Kabupaten Halmahera Selatan]], [[Kota Tidore Kepulauan]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Maluku Utara-4 (Talibu)
|[[Kabupaten Kepulauan Sula]], [[Kabupaten Pulau Taliabu]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Maluku Utara-5 (Halmahera)
|[[Kabupaten Halmahera Tengah]], [[Kabupaten Halmahera Timur]]
|27, 46, 47, 48
|Tidak
|-
|[[Papua]]-1 (Jayapura)
|[[Kota Jayapura]], [[Kabupaten Jayapura]], [[Kabupaten Keerom]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Papua-2 (Pegunungan Bintang)
|[[Kabupaten Pegunungan Bintang]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua-3 (Tanah Merah)
|[[Kabupaten Boven Digoel]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Papua-4 (Merauke)
|[[Kabupaten Merauke]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Papua-5 (Mappi)
|[[Kabupaten Mappi]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua-6 (Mulia)
|[[Kabupaten Tolikara]], [[Kabupaten Asmat]], [[Kabupaten Lanny Jaya]], [[Kabupaten Nduga]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Papua-7 (Wamena)
|[[Kabupaten Jayawijaya]], [[Kabupaten Yahukimo]], [[Kabupaten Yalimo]], [[Kabupaten Mamberamo Raya]], [[Kabupaten Mamberamo Tengah]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Papua-8 (Puncak Jaya)
|[[Kabupaten Puncak]], [[Kabupaten Puncak Jaya]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Papua-9 (Timika)
|[[Kabupaten Mimika]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Ya
|-
|Papua-10 (Painai
|[[Kabupaten Intan Jaya]], [[Kabupaten Paniai]], [[Kabupaten Dogiyai]], [[Kabupaten Deiyai]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Papua-11 (Nabire)
|[[Kabupaten Nabire]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Papua-12 (Serui)
|[[Kabupaten Kepulauan Yapen]], [[Kabupaten Waropen]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua-13 (Biak)
|[[Kabupaten Biak Numfor]], [[Kabupaten Supiori]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Papua-14 (Sarmi)
|[[Kabupaten Sarmi]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|[[Papua Barat]]-1 (Sorong)
|[[Kota Sorong]], [[Kabupaten Sorong]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Ya
|-
|Papua Barat-2 (Raja Ampat)
|[[Kabupaten Raja Ampat]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Papua Barat-3 (Tambrauw)
|[[Kabupaten Tambrauw]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua Barat-4 (Manokwari)
|[[Kabupaten Manokwari]], [[Kabupaten Manokwari Selatan]], [[Kabupaten Pegunungan Arfak]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Ya
|-
|Papua Barat-5 (Kumurkek)
|[[Kabupaten Maybrat]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua Barat-6 (Teminabuhan)
|[[Kabupaten Sorong Selatan]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Papua Barat-7 (Bintuni)
|[[Kabupaten Teluk Bintuni]]
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|Tidak
|-
|Papua Barat-8 (Fakfak)
|[[Kabupaten Fakfak]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|-
|Papua Barat-9 (Kaimana)
|[[Kabupaten Kaimana]]
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|Tidak
|-
|Papua Barat-10 (Teluk Wondama)
|[[Kabupaten Teluk Wondama]]
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|Tidak
|}
'''Catatan:'''
{{notes}}
 
Adapun, sebelum peraturan tersebut disahkan, sebelumnya dalam Permenkominfo No. 22/2011 dan Permenkominfo No. 23/2011 sempat diatur juga sistem berbasis wilayah layanan, dengan total jumlahnya mencapai 216 dan berbeda dengan yang diterapkan saat ini. Antara tahun 2009/2011-2013, di samping wilayah layanan, juga muncul pembagian zona, yang dimaksudkan untuk ditenderkan kepada calon penyelenggara mux. Pembagian berbasis zona pertama kali muncul dalam Permenkominfo No. 39/2009, meskipun tidak dijelaskan lebih jauh skemanya sebelum digantikan Permenkominfo No. 22/2011.<ref name=duaribusembilan>[https://denysetia.files.wordpresz.com/2011/09/permen-39-2009-kerangka-dasar-penyelenggaraan-tv-digital-terrestrial-free-to-air.pdf Permenkominfo No. 39/2009]</ref> Terdapat 15 zona dalam kedua Permenkominfo tersebut, dimana satu zona bisa terdiri dari 1 hingga 4 provinsi dan banyak wilayah layanan.<ref name=sebelduaribu>[https://jdih.kominfo.go.id/storage/files/1565236838-PM_22_2011_penyelenggaraan_TV_digital.pdf Permenkominfo No 22/2011]</ref><ref>[https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/150099/Kemen%20Kominfo%20Nomor%2023%20Tahun%202011.pdf Permenkominfo No. 23/2011]</ref> Zona dihapuskan seiring dibatalkannya Permenkominfo No. 22/2011 di Mahkamah Agung, dan dalam aturan penggantinya (Permenkominfo No. 32/2013) tidak lagi menyebutkan zona, yang diganti dengan provinsi.<ref name=publisahkan/><ref name="Regulation"/> Namun, Permenkominfo No. 23/2011 masih berlaku (yang berarti pembagian wilayah layanan di bawah ini tetap bertahan), hingga akhirnya dicabut lewat Permenkominfo No. 6/2019.<ref name="menkominfo19"/> Berikut skema pembagian wilayah siaran digital di Indonesia yang berlaku pada 2011-2019:
=== Manfaat Penyiaran TV Digital ===
{|class="wikitable mw-collapsible mw-collapsed
* Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, [[remote]] tidak lagi untuk memilih saluran tetapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
|+
* Penerimaan ''mobile'', efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan ''data-casting''.
!Zona
* Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti [[Video on Demand]] (VoD), [[Pay Per View]] (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti [[teleconference]]
!Provinsi
!Wilayah Layanan
!Alokasi Kanal Tetap (UHF)
|-
|rowspan=25|I
|rowspan=13|Nanggroe Aceh Darussalam
|Banda Aceh
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sabang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Meulaboh
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Tapaktuan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Singkil
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sinabang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sigli
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Takengon
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Lhokseumawe
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Kutacane
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Langsa
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Bireuen
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Jantho
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=12|Sumatera Utara
|Medan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sidikalang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kabanjahe
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Rantauprapat
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Pematangsiantar
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Gunungsitoli
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Padang Sidempuan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tarutung
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Panyabungan
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kisaran dan Tanjung Balai
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sibolga dan Kota Pandan
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Balige
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=27|II
|rowspan=9|Sumatera Barat
|Padang dan Pariaman
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Bukittinggi dan Padang Panjang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Lubuk Basung
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Tua Pejat
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Payakumbuh
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Lubuk Sikaping
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Painan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Solok dan Muara Sijunjung
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Batusangkar
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=11|Riau
|Pekanbaru
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Siak Sri Indrapura
|''SFN dengan wilayah layanan Pekanbaru''
|-
|Dumai
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Bengkalis
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tembilahan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Rengat
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Teluk Kuantan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Pangkalan Kerinci
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Pasir Pangarayan
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Ujung Tanjung
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Ranai
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=7|Jambi
|Jambi
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Kuala Tungkal
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Bangko
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sungai Penuh
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Sarolangun
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Muara Sabak
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Muara Tebo
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=22|III
|rowspan=8|Sumatera Selatan
|Palembang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Lahat
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sekayu
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Lubuk Linggau
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Baturaja
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Prabumulih
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Muara Enim
|''SFN dengan wilayah layanan Prabumulih''
|-
|Kayu Agung
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=3|Bangka Belitung
|Pangkal Pinang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Sungai Liat
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tanjung Pandan
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=3|Bengkulu
|Bengkulu dan Curup
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Arga Makmur
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Manna
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=8|Lampung
|Tanjung Karang dan Metro
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Liwa
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kotabumi
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Blambangan Umpu
|''SFN dengan wilayah layanan Kotabumi''
|-
|Kota Agung
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Manggala
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kalianda
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sukadana
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=4|IV
|rowspan=3|Banten
|Cilegon
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Pandeglang
|''SFN dengan wilayah layanan Cilegon''
|-
|Malingping
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|DKI Jakarta
|Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=11|V
|rowspan=11|Jawa Barat
|Bandung, Cimahi, Padalarang, dan Cianjur
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Purwakarta
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sukabumi
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Pelabuhan Ratu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Cianjur Selatan
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Cirebon dan Indramayu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Kuningan
|''SFN dengan wilayah layanan Cirebon dan Indramayu''
|-
|Majalengka
|''SFN dengan wilayah layanan Cirebon dan Indramayu''
|-
|Garut dan Tasikmalaya
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Ciamis
|''SFN dengan wilayah layanan Garut dan Tasikmalaya''
|-
|Sumedang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=8|VI
|rowspan=7|Jawa Tengah
|Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara dan Kudus
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Pati dan Rembang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Brebes, Tegal, Pemalang dan Pekalongan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan Cilacap
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Purworejo
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Magelang, Salatiga dan Temanggung
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Blora dan Cepu
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|DI Yogyakarta
|Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman dan Wates
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=10|VII
|rowspan=10|Jawa Timur
|Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan dan Bangkalan
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Malang
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Madiun, Ngawi, Magetan dan Ponorogo
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Jember
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Tuban dan Bojonegoro
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Banyuwangi
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Pacitan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Pamekasan dan Sumenep
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Situbondo
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=19|VIII
|rowspan=2|Bali
|Denpasar
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Singaraja
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=4|Nusa Tenggara Barat
|Mataram
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Dompu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sumbawa Besar
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Raba
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=13|Nusa Tenggara Timur
|Kupang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Kalabahi
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Atambua (Belu)
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Ende
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Larantuka
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Ruteng
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Bajawa
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Maumere
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Waikabubak
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Waingapu
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Soe
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Lewoleba
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kefamenanu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=12|IX
|rowspan=9|Papua
|Biak
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Timika
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Nabire
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Enarotali
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Serui
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Jayapura
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Wamena
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Merauke
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Mulia
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=3|Papua Barat
|Sorong
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Fak-Fak
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Manokwari
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=7|X
|rowspan=5|Maluku
|Ambon
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Masohi
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Namlea
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tual
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Saumlaki
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=2|Maluku Utara
|Ternate
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Soa Siu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=15|XI
|rowspan=2|Sulawesi Barat
|Mamuju
|28, 29, 30, 31, 32, 33
|-
|Majene dan Polewali
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=11|Sulawesi Selatan
|Makasar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene dan Takalar
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Barru
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Parepare, Pinrang, Sidenreng dan Enrekang
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Makale
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Palopo dan Masamba
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sengkang dan Watang Sopeng
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Sinjai
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Bantaeng dan Bulukumba
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Benteng
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Watampone
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Jeneponto
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=2|Sulawesi Tenggara
|Kendari
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Baubau
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=15|XII
|rowspan=8|Sulawesi Tengah
|Palu
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Luwuk
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Buol
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Bungku
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Poso
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Toli-Toli
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Salakan
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Banawa
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|rowspan=2|Gorontalo
|Gorontalo
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tilamuta
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=5|Sulawesi Utara
|Manado
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Kotamubagu
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Tahuna
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tondano
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Bitung
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=15|XIII
|rowspan=9|Kalimantan Barat
|Pontianak
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Ketapang
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Singkawang
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sanggau
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sintang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Sambas
|34, 36, 38, 40, 42, 44
|-
|Putussibau
|34, 36, 38, 40, 42, 44
|-
|Ngabang
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Mempawah
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=6|Kalimantan Timur
|Palangkaraya
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Pangkalan Bun
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sampit
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Kuala Kapuas
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Buntok
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Muara Teweh
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|rowspan=17|XIV
|rowspan=11|Kalimantan Timur
|Samarinda dan Tenggarong
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Balikpapan
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Tanjung Redeb
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Bontang
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Tanjung Selor
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Sendawar
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Sanggata
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Tanah Grogot
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Nunukan
|34, 36, 38, 40, 42, 44
|-
|Malinau
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Tarakan
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=6|Kalimantan Selatan
|Banjarmasin, Martapura dan Marabahan
|28, 31, 34, 37, 40, 43
|-
|Kandangan dan Rantau
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Amuntai dan Barabai
|29, 32, 35, 38, 41, 44
|-
|Tanjung Tabalong
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Kotabaru
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|Pelaihari
|30, 33, 36, 39, 42, 45
|-
|rowspan=2|XV
|rowspan=2|Kepulauan Riau
|Batam dan Tanjung Balai Karimun
|40, 42, 44, 46
|-
|Tanjungpinang
|48, 50, 52, 54
|-
|}
'''Catatan:''' Provinsi yang tercatat adalah yang ada ketika dua Permenkominfo tersebut diberlakukan (33 provinsi).
 
=== KeunggulanProses TV Digitalmigrasi ===
{{further|Penghentian siaran analog}}
* Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (''recovery'') di penerima dengan kode koreksi error (''error correction code''). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
[[File:Indonesia ASO Notice New2.png|thumb|300px|Contoh pemberitahuan yang direncanakan akan ditampilkan saat proses penghentian siaran analog di Indonesia. Namun, dalam ASO di Jabodetabek dan 5 kota pada November-Desember 2022, siaran analog menghilang begitu saja tanpa pemberitahuan ini.]]
* Pada transmisi digital menggunakan less [[bandwidth]] (''high efficiency bandwidth'') karena ''interference digital channel'' lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem [[OFDM]] (''Orthogonal Frequency Division Multiplexing'') yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (''multipath fading''). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (''less power'').
Migrasi siaran digital diatur dalam tahapan-tahapan dalam jangka waktu tertentu, dengan umumnya di banyak negara melalui tahapan ''[[simulcast]]'' atau siaran bersama dengan siaran [[televisi analog|analog]] sebagai masa transisi, sampai waktu penghentian siaran analog atau dikenal dengan ''analog switch-off'' (ASO). Di Indonesia, tahapan migrasi ini ditandai dengan aneka perubahan waktu seiring dengan naik-turunnya dan sempat belum pastinya kebijakan pemerintah mengenai siaran digital itu sendiri. Di awal kemunculan siaran digital pada 2009, awalnya pemerintah sempat menargetkan siaran digital dapat berlangsung di seluruh Indonesia pada 2011-2012, setelah beroperasinya [[infrastruktur]] penyelenggara televisi digital dalam kurun waktu 2009 hingga 2012.<ref name="Radio">{{id}} {{cite journal
* Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan izin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya.
| author = Bambang Subijantoro
* Penyiaran TV Digital [[Terrestrial]] bisa diterima oleh sistem penerimaan TV'' Fixed'' dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan ''bandwidth'' yang lebih efisien.
| year =
| month =
| title = Kebijakan Penyiaran Nasional
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/REGULASI%20DIGITAL-DIRJEN%20SKDI.pdf
| publisher =
| format =
| accessdate = 18-Februari-2015
| archive-date = 2015-02-18
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150218082823/http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/REGULASI%20DIGITAL-DIRJEN%20SKDI.pdf
| dead-url = yes
}}</ref><ref name="Suara Merdeka">{{id}} {{cite journal
| author = Suara Merdeka
| year =
| month =
| title = Selamat Datang Televisi Digital
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/09/14/80506/18/Selamat.Datang.Televisi.Digital
| publisher =
| format =
| accessdate = 18-Februari-2015
| archive-date = 2015-02-18
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150218083737/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/09/14/80506/18/Selamat.Datang.Televisi.Digital
| dead-url = yes
}}</ref> Rencana tersebut kemudian diubah dengan dikeluarkannya Permenkominfo No. 39/2009 pada 6 Oktober 2009, yang menargetkan selesainya masa ''simulcast'' di akhir 2017 dan pemberian izin siaran baru setelah penyelenggara mux ditetapkan. Setelah aturan ini digantikan oleh Permenkominfo No. 22/2011, pemerintah menyusun rancangan baru yang lebih spesifik, dengan target proses migrasi secara resmi akan dimulai pada 2012 dan proses ASO akan tuntas pada 2018. Secara garis besar, tahapan cakupan migrasi televisi digital saat itu direncanakan sebagai berikut:
* Pada 2012, diperkirakan seluruh daerah di [[Pulau Jawa]] dan [[Kepulauan Riau]] sudah bisa menerima siaran digital.
* Pada 2013, siaran digital akan diperluas ke [[Sumatera Utara]] dan sebagian [[Kalimantan Timur]].
* Pada 2014, siaran digital akan diperluas ke seluruh [[Pulau Sumatra]] dan seluruh wilayah [[Kalimantan Timur]].
* Pada 2015, siaran digital akan diperluas ke [[Sulawesi Selatan]], [[Sulawesi Utara]], dan seluruh [[Pulau Kalimantan]] (kecuali [[Kalimantan Selatan]])
* Pada 2016, siaran digital akan diperluas ke Kalimantan Selatan dan seluruh Sulawesi.
* Pada 2017, siaran digital akan diperluas ke [[Maluku]] dan [[Papua]], sehingga diharapkan seluruh wilayah Indonesia sudah siap melakukan ASO di awal 2018.
Permenkominfo tersebut juga mengatur tentang masa ''simulcast'' yang berlangsung kurang lebih selama 3 tahun (dengan jadwal yang berbeda-beda menurut provinsi) dan mencantumkan klausul yang mewajibkan televisi swasta untuk bermigrasi ke siaran digital dalam waktu setahun jika sudah ada mux yang beroperasi di wilayah siarnya. Selain cakupan wilayah, pemerintah menargetkan peningkatan cakupan (''coverage'') siaran digital menurut penduduk saat itu.
* Pada 2010-2011 direncanakan 10% penduduk sudah tercakup siaran digital.
* Pada 2011-2012 direncanakan 20% penduduk sudah tercakup siaran digital.
* Pada 2012-2013 direncanakan 35% penduduk sudah tercakup siaran digital.
* Pada 2013-2014 direncanakan 50% penduduk sudah tercakup siaran digital.
* Pada 2015-2016 direncanakan 75% penduduk sudah tercakup siaran digital.
* Pada 2017-2018 direncanakan 100% penduduk sudah tercakup siaran digital.<ref>[https://www.itu.int/net4/ITU-D/CDS/gq/generic/asp-reference/file_download.asp?FileID=4380 Roadmap for the transition from analogue to digital terrestrial television broadcasting in the Republic of Indonesia]</ref>
 
Pasca pembatalan Permenkominfo No. 22/2011 yang memberi landasan bagi ASO di Mahkamah Agung, maka dikeluarkan penggantinya berupa Permenkominfo No. 32/2013 yang menghapuskan target waktu ASO seperti telah disebutkan di atas. Sebagai penggantinya, aturan baru ini hanya mengatur tentang kapan siaran digital akan dimulai di berbagai daerah, dari awal 2013-awal 2015 tergantung status daerahnya (ekonomi maju/ekonomi kurang maju).<ref name="Regulation">{{cite web |url=http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3733/Siaran+Pers+No.+3-PIH-KOMINFO-1-2014+tentang+Peraturan+Menteri+Mengenai+TV+Digital/0/siaran_pers |title=Siaran Pers Tentang Peraturan Menteri Mengenai TV Digital |date=January 8, 2014}}</ref> Ditambah dengan kemandekan siaran digital pasca 2015, membuat pemerintah tidak lagi menetapkan tahapan-tahapan ASO secara rinci sejak itu dan lebih mengandalkan "ASO alami" tanpa batas waktu dan sesuai selera pasar/konsumen. Baru pasca pengesahan [[Undang-Undang Cipta Kerja]] pada 2 November 2020, pemerintah menerbitkan aturan turunannya (yaitu Permenkominfo No. 6/2021) yang menetapkan waktu migrasi siaran digital di berbagai daerah (sebelumnya, beberapa daerah sempat merencanakan bahwa migrasi akan dilakukan secepatnya, seperti Kalimantan Timur pada 30 Juni 2021 dan Jakarta pada 2 November 2021, walaupun semuanya tidak terealisasi).<ref>{{Cite web|title=Kadiskomindo Optimistis Migrasi Kaltim Berdaulat TV Digital 30 Juni 2021|url=https://beritakaltim.co/kadiskominfo-optimistis-migrasi-kaltim-berdaulat-tv-digital-30-juni-2021/|access-date=2021-02-24|website=Berita Kaltim|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|title=Jakarta Siap Menyonsong ASO Penyiaran TV Digital Terestrial 2021|url=https://www.antvklik.com/headline/jakarta-siap-menyosong-aso-penyiaran-tv-digital-teresterial-2021|access-date=2021-01-29|website=ANTVKLIK|language=id}}</ref> Dalam percobaan migrasi kedua ini, waktu yang diberikan cenderung lebih singkat, hanya selama 2 tahun hingga 2022. Setelah dua tahun periode ASO selesai, mulai tanggal 3 November 2022 hingga 30 Juni 2023, ditargetkan akan dilakukan penataan kembali frekuensi baik untuk layanan seluler atau penyiaran televisi.<ref>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/35419/masyarakat-kurang-mampu-pun-bisa-nonton-tv-digital/0/artikel Masyarakat Kurang Mampu Pun Bisa Nonton TV Digital]</ref>
== Transisi ke TV Digital ==
Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau [[set top box]] (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.
 
Pada awalnya, waktu ASO akan dibagi menjadi lima tahap, yaitu pada 17 Agustus 2021 (6 wilayah layanan), 31 Desember 2021 (20 wilayah layanan), 31 Maret 2022 (30 wilayah layanan), 17 Agustus 2022 (31 wilayah layanan) dan terakhir pada 2 November 2022 (24 wilayah layanan).<ref>[https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/16/jadwal-migrasi-tv-analog-ke-tv-digital-terbaru-proses-analog-switch-off-aso-dimulai-tahun-2022 Jadwal Migrasi TV Analog ke TV Digital Terbaru, Proses Analog Switch Off (ASO) Dimulai Tahun 2022]</ref> Namun, kemudian waktunya dijadwal ulang kembali dengan penetapan Permenkominfo No. 11/2021 (yang dikeluarkan pada 10 Agustus 2021) seiring dengan masukan dari berbagai pihak dan juga dikarenakan [[pandemi Covid-19 di Indonesia|pandemi Covid-19 yang terus berlangsung]], sehingga waktu migrasi menjadi sepenuhnya pada 2022 dalam tiga tahap dan dimulai waktunya dari 30 April 2022<ref name="KEMKOMINFObaru">[https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/769/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+6+tahun+2021 Permenkominfo No. 6/2021]</ref><ref>[https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/61120f4c65ef9/migrasi-ke-tv-digital-ditunda-ke-2022-tv-analog-batal-disetop-agustus Migrasi ke TV Digital Ditunda ke 2022, TV Analog Batal Disetop Agustus]</ref> (56 wilayah siar 30 April, 31 wilayah siar 25 Agustus, dan 25 wilayah siar 2 November).<ref>[https://www.liputan6.com/tekno/read/4947375/migrasi-tv-digital-tahap-1-mulai-30-april-2022-ini-daftar-lengkap-wilayahnya Migrasi TV Digital Tahap 1 Mulai 30 April 2022, Ini Daftar Lengkap Wilayahnya]</ref> Meskipun awalnya pemerintah cukup optimis dalam ASO tahap pertama di 30 April,<ref>[https://voi.id/teknologi/161099/kemenkominfo-targetkan-aso-tahap-pertama-pada-30-april Kemenkominfo Targetkan ASO Tahap Pertama pada 30 April]</ref> kemudian sehari menjelang ASO pertama, pada 29 April, pemerintah memutuskan menunda kembali ASO di mayoritas wilayah ke batas waktu yang belum ditentukan, menyisakan 4 wilayah siaran di 3 provinsi saja yang akan dilakukan ASO pertama.<ref name="tunda2">[https://tekno.kompas.com/read/2022/04/29/12100027/ini-wilayah-yang-siaran-tv-analognya-batal-dimatikan-pada-30-april-2022 Ini Wilayah yang Siaran TV Analognya Batal Dimatikan pada 30 April 2022]</ref> Pemerintah beralasan karena ''set-top-box'' belum selesai dibagikan di 52 wilayah siar ditambah belum tuntasnya perizinan MUX swasta<ref name="detik14"/> maupun belum dibangunnya infrastruktur mux, maka ASO akan ditunda sambil menunggu selesainya pembagian STB, penuntasan infrastruktur dan evaluasi.<ref>[https://www.facebook.com/photo/?fbid=363857329124292&set=g.321650658032756 Sekedar informasi]</ref> Meskipun demikian, proses sosialisasi televisi digital akan tetap dilakukan di daerah yang mengalami penundaan ASO.<ref name="detik15">[https://www.antaranews.com/berita/2855393/pengalihan-siaran-tv-analog-ke-digital-di-palu-kabupaten-sigi-ditunda Pengalihan siaran tv analog ke digital di Palu-Kabupaten Sigi ditunda]</ref> Meskipun akhirnya hanya mematikan siaran analog di beberapa daerah saja, pemerintah tetap mengklaim bahwa ASO tahap pertama "sukses" dilakukan dan bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.<ref name="detiksukses">[https://katadata.co.id/aryowidhywicaksono/berita/626e880732dec/migrasi-tahap-i-tv-analog-ke-digital-berjalan-sukses Migrasi Tahap I TV Analog ke Digital Berjalan Sukses]</ref>
=== Awal Transisi ke TV Digital ===
Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi migrasi dengan meminimalkan risiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (''Broadcasters'') maupun masyarakat. Risiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan diputuskan untuk dilakukan maka perlu dilaksanakan melalui masa ‘''Simulcast''’, yaitu masa [[dimana]] sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.
 
Saat penundaan ASO pertama diumumkan, pemerintah menyatakan, ASO tahap pertama akan diadakan tidak serentak, melainkan bertahap, sedangkan untuk tahap kedua dan ketiga akan diadakan serentak pada jadwal yang ditentukan sebelumnya.<ref>[https://bangka.sonora.id/read/503261288/mengapa-suntik-mati-tv-analog-30-april-cuma-di-tiga-wilayah-ini-penjelasan-menkominfo Mengapa "Suntik Mati" TV Analog 30 April Cuma di Tiga Wilayah, Ini Penjelasan Menkominfo]</ref> Belakangan, setelah mengklaim "perlu melakukan ''readjustment'' agar tepat sasaran dan efektif terhadap masyarakat", pemerintah kembali berubah sikap: menyatakan sistem baru yang bernama ''multiple ASO''. ASO dapat dilakukan tanpa memerhatikan batasan waktu, jika daerah-daerah sudah memenuhi syarat. Syarat itu adalah terdapat siaran TV analog yang akan dihentikan siarannya; telah beroperasi siaran TV digital sebagai penggantinya, dan sudah dilakukan pembagian bantuan ''set top box'' gratis bagi rumah tangga miskin di wilayah tersebut. Artinya, kali ini daerah dibebaskan melakukan ASO jika sudah siap, dengan batas akhir pada 2 November 2022. Kebijakan ini diambil terutama karena keluhan mengenai penyediaan dekoder, ditambah adanya gugatan pada kebijakan digitalisasi televisi.<ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6249143/apa-itu-multiple-aso-cara-baru-suntik-mati-tv-analog-ke-tv-digital Apa Itu Multiple ASO, Cara Baru Suntik Mati TV Analog ke TV Digital]</ref><ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20220801/101/1561830/suntik-mati-tv-analog-ada-penyesuaian-aso-tahap-2-batal Suntik Mati TV Analog Ada Penyesuaian, ASO Tahap 2 Batal?]</ref><ref>[https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63031fe548d4a/sctv-keluhkan-set-top-box-kominfo-pakai-cara-baru-migrasi-tv-digital SCTV Keluhkan Set Top Box, Kominfo Pakai Cara Baru Migrasi TV Digital]</ref>
Masa transisi diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator TV ''eksisting''.
 
Belakangan, lagi-lagi pemerintah mengubah pernyataannya dengan menyatakan "tidak ada ASO serentak", dan awalnya direncanakan akan terjadi di 222 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Pada realisasinya lagi pada 2 November 2022, pematian televisi analog pun terbatas hanya di Jabodetabek dan sekitarnya.<ref>[https://video.kompas.com/watch/203985/siaran-tv-analog-di-jabodetabek-mulai-dimatikan-tengah-malam-ini Siaran TV Analog di Jabodetabek Mulai Dimatikan Tengah Malam Ini]</ref> Lebih parahnya lagi, pasca seremoni "ASO" tersebut, justru masih ada sejumlah stasiun televisi yang bersiaran di Jabodetabek. Hal ini membuat sejumlah pihak mengkritik pemerintah akibat sikap inkonsistensi, ketidaktegasan dan ketidakpatuhan pemerintah kepada klausul UU Cipta Kerja.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221026145626-213-865649/menkominfo-tak-ada-istilah-serentak-suntik-mati-tv-analog-2-november Menkominfo: Tak Ada Istilah Serentak Suntik Mati TV Analog 2 November]</ref><ref name="cnnindonesia.com">[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221103062233-213-868819/tv-analog-dimatikan-plate-sindir-channel-yang-ogah-pindah-ke-digital TV Analog Dimatikan, Plate Sindir Channel yang Ogah Pindah ke Digital]</ref> Pemerintah dinilai banyak membuat kebijakan yang tidak matang<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221025053133-213-864868/uu-ciptaker-ungkap-suntik-mati-tv-analog-mestinya-total-2-november UU Ciptaker Ungkap Suntik Mati TV Analog Mestinya Total 2 November]</ref> dan justru membiarkan penyimpangan/pelanggaran oleh pihak swasta sempat terjadi. (Menurut Menkominfo, "pembiaran" tersebut bisa terjadi karena pemerintah berada dalam sisi yang dilematis: bisa mencabut izin frekuensinya, yang berarti membuat masyarakat sulit mendapat informasi).<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221128061124-213-879536/tv-analog-di-bandung-hingga-surabaya-bakal-dimatikan TV Analog di Bandung hingga Surabaya Bakal Dimatikan]</ref>
Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, ''tower'', bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi sangat penting.
 
Namun, diklaim saat ASO 2 November 2022 pemerintah tengah menyusun rencana baru terkait pelaksanaan ASO.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20221103030102-37-384714/tv-analog-di-jabodetabek-dimatikan-wilayah-ini-berikutnya TV Analog di Jabodetabek Dimatikan, Wilayah Ini Berikutnya]</ref> Muncul dorongan juga seperti dari [[Komisi Penyiaran Indonesia]] yang mendorong ASO dituntaskan di akhir tahun.<ref>[https://bali.bisnis.com/read/20221207/537/1606179/transisi-ke-tv-digital-terkendala-ketersediaan-set-top-box Transisi ke TV Digital Terkendala Ketersediaan Set Top Box]</ref> Beberapa wilayah yang disebutkan tengah dipertimbangkan untuk ASO setelah 230 kota/kabupaten<ref name=kompastv>[https://nasional.kompas.com/read/2022/11/23/16501061/berharap-warga-bisa-nikmati-tv-digital-menkominfo-apalagi-saat-piala-dunia Berharap Warga Bisa Nikmati TV Digital, Menkominfo: Apalagi Saat Piala Dunia]</ref> adalah [[Gerbangkertosusila]],<ref>[https://www.jawapos.com/nasional/07/11/2022/aso-jabodetabek-tuntas-surabaya-raya-siap-siap/ ASO Jabodetabek Tuntas, Surabaya Raya Siap-Siap]</ref> [[Bali]], [[Makassar]], [[Palembang]], [[Medan]], [[Banjarmasin]],<ref>[https://kpi.go.id/id/umum/38-dalam-negeri/36831-aso-selanjutnya-di-6-daerah-di-indonesia ASO Selanjutnya di 6 Daerah di Indonesia]</ref> [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surakarta]], [[Yogyakarta]], dan [[Batam]].<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2022/11/23/14463977/6-kota-yang-siaran-tv-analognya-segera-dimatikan-bandung-jogja-semarang-hingga?page=all 6 Kota yang Siaran TV Analognya Segera Dimatikan: Bandung, Jogja, Semarang, hingga Batam]</ref> Kelima daerah terakhir tercatat sudah dipadamkan siarannya mulai 2 Desember 2022, atau sebulan setelah ASO 2 November di Jabodetabek.<ref name=asodes>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6440241/siaran-tv-analog-telah-mati-di-bandung-yogya-solo-semarang-batam Siaran TV Analog Telah Mati di Bandung, Yogya-Solo, Semarang, Batam]</ref> Waktu/tahapan ASO kemudian tidak lagi ditetapkan secara tegas seperti sebelumnya. ASO dapat dilakukan setelah dilakukan koordinasi bersama pihak terkait, khususnya TV swasta. Selain itu, ASO dapat dilakukan sendiri oleh lembaga penyiaran swasta; dan akan diterapkan pemerintah jika pembagian STB di suatu daerah layanan sudah tuntas dilakukan.<ref name=segera>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20221123132449-37-390490/menkominfo-pastikan-tv-analog-di-bandung-batam-segera-mati Menkominfo Pastikan TV Analog di Bandung-Batam Segera Mati]</ref>
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV ''eksisting'' dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "''network provider''" dan "program / ''content provider''".
 
Secara rinci, dapat dideskripsikan tahapan ASO yang telah berjalan (bukan direncanakan), meliputi:
Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta ''eksisting'' dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
* 30 April 2022: 8 kabupaten/kota atau 4 wilayah layanan siaran
* 5 Oktober 2022: 35 kabupaten/kota atau 14 wilayah layanan siaran
* 2 November 2022: 14 kabupaten/kota atau 1 wilayah layanan siaran
* 2 Desember 2022: 25 kabupaten/kota atau 4 wilayah layanan siaran, seluruh siaran TVRI<ref name=tarims>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029675237/seluruh-stasiun-tv-nasional-resmi-aso-di-seluruh-indonesia-hari-ini-kominfo-alhamdulillah-terima-kasih Seluruh Stasiun TV Nasional Resmi ASO di Seluruh Indonesia Hari Ini, Kominfo: Alhamdulillah, Terima Kasih]</ref>
* 20 Desember 2022: 10 kabupaten/kota atau 1 wilayah layanan siaran
* 20 Maret 2023: 5 kabupaten/kota atau 1 wilayah layanan siaran
* 31 Maret 2023: 13 kabupaten/kota atau 2 wilayah layanan siaran
* 20 Mei 2023: 5 kabupaten/kota atau 1 wilayah layanan siaran
* 30 Juli 2023: 6 kabupaten/kota atau 1 wilayah layanan siaran
* Juli hingga 16/17 Agustus 2023: Waktu terakhir siaran analog beroperasi di sisa wilayah lainnya.<Ref name=tujuhbls/> Siaran analog stasiun televisi nasional berhenti di Pulau Jawa per 21 Juli 2023 dan nasional per 2 Agustus 2023.<ref name=tarims/>
** April-Mei 2023: MetroTV<ref>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029582441/rtv-pastikan-aso-nasional-di-luar-jawa-ikuti-jadwal-mnc-group-viva-group-kapan RTV Pastikan ASO Nasional di Luar Jawa Ikuti Jadwal MNC Group, VIVA Group Kapan?]</ref>
** 20 Juni 2023: Kompas TV<ref>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029189043/kompas-tv-jadwalkan-aso-mandiri-di-beberapa-kota-bersamaan-dengan-makassar-pada-20-juni-2023 Kompas TV Jadwalkan ASO Mandiri di Beberapa Kota Bersamaan dengan Makassar pada 20 Juni 2023]</ref>
** 1-15 Juli 2023: SCTV, Indosiar, Trans TV, Trans7<ref name=target/>
** 31 Juli 2023: antv, tvOne<ref>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029592625/viva-group-pastikan-aso-nasional-bareng-net-tv-pada-senin-31-juli-2023-jangan-tunggu-mati-untuk-beli-stb VIVA Group Pastikan ASO Nasional Bareng NET TV pada Senin 31 Juli 2023, JANGAN TUNGGU MATI untuk Beli STB!]</ref>
** 1 Agustus 2023: RCTI, MNCTV, GTV, iNews, RTV, NET.<ref name=target>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029617544/aso-nasional-ditargetkan-rampung-awal-agustus-2023-kominfo-apresiasi-dukungan-semua-pihak ASO Nasional Ditargetkan Rampung Awal Agustus 2023, Kominfo Apresiasi Dukungan Semua Pihak]</ref>
* 173 kabupaten/kota atau 113 wilayah layanan siaran: tidak ada ASO karena termasuk daerah ''blank spot'' analog, langsung menerima siaran digital<ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5904351/173-kabupatenkota-tak-kena-migrasi-siaran-tv-digital-tapi 173 Kabupaten/Kota Tak Kena Migrasi Siaran TV Digital, Tapi...]</ref>, namun ada yang beranggapan bahwa wilayah tersebut telah ASO.<ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6385087/kominfo-matikan-tv-analog-di-230-kabkota-termasuk-jabodetabek Kominfo Matikan TV Analog di 230 Kab/Kota Termasuk Jabodetabek]</ref>
 
Secara efektif, per bulan November 2023, Menkominfo [[Budi Arie Setiadi]] menyatakan bahwa siaran analog di Indonesia sudah tidak lagi beroperasi secara penuh.<Ref name=tujuhblsx/> Hal tersebut berarti mengakhiri proses ASO yang berlangsung selama hampir setahun.
== Model Bisnis Penyiaran TV Digital Kedepan ==
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (''Ultra High Frequency'') hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.
 
=== Kampanye ===
Di sisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan.
Sejak 2012, demi memuluskan siaran digital, pemerintah meluncurkan kampanye program migrasi televisi digital di Indonesia. Kampanye dilakukan lewat berbagai acara, publikasi, internet, dan lainnya. Maskot dari kampanye (tahap pertama) ini dikenal dengan nama "Si Arta" (singkatan dari '''Siar'''an Digi'''ta'''l), berwujud seekor [[burung]] [[nuri]] berwarna hijau. Selain adanya maskot Si Arta, berbagai iklan juga diluncurkan (di televisi maupun baliho), dan acara-acara maupun pameran juga diikuti oleh kampanye ini. Untuk memperkuat gerakan ini pemerintah juga meluncurkan situs web (di tvdigital.kominfo.go.id), narahubung (''contact center'') dengan nomor telepon (021) 500801 dan juga akun media sosial seperti [[Twitter]] (@TVDigital_IDN).<ref>[https://twitter.com/tvdigital_idn Twitter si arta]</ref><ref>[https://www.aisi555.com/2020/09/cara-merubah-tv-analog-menjadi-tv.html Nonton Ikatan Cinta Lebih Jernih, Begini Cara Ubah TV Analog Menjadi TV Digital]</ref> Seiring dengan mandeknya migrasi televisi digital sejak 2015, maka program kampanye migrasi ini menjadi mati suri.
Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (''content creators'') kemudian akan dikirim ke ''content agregators'' yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format [[MPEG2]] atau [[MPEG4]]. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 ''multiplexer providers''’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘''transport providers''’.
 
Seiring dengan "bangkit"-nya siaran digital menjelang penghapusan siaran analog pada 2022, kampanye migrasi televisi digital dihidupkan kembali oleh pemerintah, kali ini dengan membentuk suatu komite dari Kemenkominfo bernama "Gugus Tugas Migrasi Sistem Televisi Terestrial Analog ke Digital". Kampanye tahap kedua ini hadir dengan citra baru. Dari maskot, alih-alih Si Arta, dikenalkan sebuah maskot baru berwujud [[komodo]] kuning bernama '''"Modi"''' ('''M'''ask'''o'''t '''Di'''gital Indonesia). Modi melambangkan hewan kuno yang bisa beradaptasi sesuai perubahan zaman. Selain maskot baru, medium-medium kampanye baru juga diluncurkan seperti adanya logo baru berbentuk komodo, slogan (Bersih, Jernih dan Canggih), situs web baru (siarandigital.kominfo.go.id), ''contact center'' baru (159) dan akun media sosial baru.<ref>[https://siarandigital.kominfo.go.id/informasi/pemirsa-televisi CARA UNTUK MENONTON SIARAN TELEVISI DIGITAL]</ref> Kampanye dan maskot migrasi siaran digital ini diperkenalkan pada awal tahun 2021.<ref>[https://kabarbesuki.pikiran-rakyat.com/berita/pr-191219113/sukseskan-aso-2022-kemkominfo-luncurkan-logo-dan-maskot-baru-tv-digital Sukseskan ASO 2022, Kemkominfo Luncurkan Logo dan Maskot Baru TV Digital]</ref><ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20210309/101/1365613/kominfo-akan-perkenalkan-maskot-siaran-digital-indonesia Kominfo akan Perkenalkan Maskot Siaran Digital Indonesia]</ref> Demi menyukseskan migrasi ini, berbagai promosi dilakukan seperti dengan sosialisasi lewat aneka konferensi, iklan secara daring maupun luring, maupun kampanye menggunakan aneka medium.<ref>[https://kominfo.go.id/content/detail/34991/siaran-pers-no-205hmkominfo062021-tentang-rancang-siaran-digital-di-banten-dalam-3-wilayah-kominfo-targetkan-aso-mulai-17-agustus-2021/0/siaran_pers Rancang Siaran Digital di Banten dalam 3 Wilayah, Kominfo Targetkan ASO Mulai 17 Agustus 2021]</ref><ref>[https://www.beritasatu.com/nasional/847019/netizen-dukung-langkah-kominfo-migrasi-menuju-tv-digital Netizen Dukung Langkah Kominfo Migrasi Menuju TV Digital]</ref> Sesungguhnya, sempat ada juga lomba yang diadakan pemerintah demi mendapatkan lagu tema migrasi siaran digital,<ref>[https://www.serbakuis.com/lomba-jingle-tv-digital-berhadiah-uang-total-465-juta-dari-kominfo/Lomba Jingle TV Digital Berhadiah Uang Total 46,5 Juta dari Kominfo]</ref> namun entah kenapa hasilnya tidak pernah terdengar.
Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut. Bentuk jasa pelayanan dalam model bisnis Penyiaran TV Digital dapat digambarkan pada Gambar 1.
 
Selain dari pemerintah, dorongan juga dilakukan kepada pemangku kepentingan (''stakeholder'') utama dalam proses transisi, yaitu stasiun televisi. Dalam Permenkominfo No. 32/2013, pemerintah mewajibkan agar stasiun televisi dalam periode ''[[siaran simultan|simulcast]]'' menayangkan [[iklan layanan masyarakat]] untuk menjelaskan
Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, [[olahraga]], [[pendidikan]], bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya.
proses implementasi penyiaran televisi digital paling sedikit setiap 2 (dua) jam dari seluruh waktu siaran.<ref name="KEMKOMINFO2">{{Cite web |url=https://adminjdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/189/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+32+tahun+2013+tanggal+27+desember+2013 |title=Permenkominfo No. 32/2013 |access-date=2021-11-07 |archive-date=2021-11-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211101132345/https://adminjdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/189/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+32+tahun+2013+tanggal+27+desember+2013 |dead-url=yes }}</ref> Pemerintah juga mendorong agar promosi siaran digital ditingkatkan, salah satunya adalah dengan menampilkan logo siaran digital Modi dalam layar televisi. Selain kepada stasiun televisi, pemerintah juga mendorong kepada produsen elektronik agar segera menghentikan produksi televisi analog.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20210811/257/1428677/sharp-electronics-indonesia-hentikan-produksi-tv-analog Sharp Electronics Indonesia Hentikan Produksi TV Analog]</ref> Promosi-promosi ini dirasa penting, karena masih banyak penduduk Indonesia yang belum terlalu mengerti mengenai televisi digital atau proses ASO,<ref>[https://wibawanews.net/2021/11/12/masih-banyak-masyarakat-belum-paham-tv-digital/ Masih Banyak Masyarakat Belum Paham TV Digital]</ref> entah karena daerah mereka merupakan ''blank spot''<ref>[https://www.aisi555.com/2022/04/singaraja-menyongsong-era-tv-digital.html Singaraja Siap Menyambut Era TV Digital - Update Frekuensi di Bali Utara]</ref> atau karena migrasi yang terlambat dibandingkan negara lain sehingga publik mencampurkan layanan lainnya seperti [[Layanan Over-The-Top|OTT]] dengan televisi digital terestrial maupun menggunakan perangkat yang tidak tepat.<ref name="bingung">{{Cite web|last=ahocool|title=ASO dan Migrasi Televisi Digital Yang Membingungkan Masyarakat Awam - TV Via Satelit Sudah Migrasi Sejak 1999 lhoo|url=https://www.aisi555.com/2022/04/aso-dan-migrasi-televisi-digital-yang.html|access-date=2022-04-30}}</ref>
Para penyedia ''content'' hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada ''content distributor''
 
=== Bantuan kepada masyarakat ===
Agar seluruh masyarakat (termasuk masyarakat miskin) menerima siaran digital, salah satu kebijakan yang ditempuh pemerintah adalah rencana membagikan ''set-top box'' (STB) gratis ke kelompok ini. Rencana ini sesungguhnya sudah ada bahkan ketika masih di fase awal (2009), dengan target sebanyak 1.000 unit pada masa itu (walaupun akhirnya lebih dari 3.000 unit). Saat ini, pemerintah memperkirakan akan dibagikan sebesar 6,7-6,8 juta unit STB ke penduduk yang membutuhkan (dari kebutuhan 37 juta unit),<ref>[https://inet.detik.com/consumer/d-5779208/cara-dapat-set-top-box-gratis-untuk-terima-siaran-tv-digital Cara Dapat Set Top Box Gratis untuk Terima Siaran TV Digital]</ref> yang direncanakan akan dibagikan menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari [[Kementerian Sosial Republik Indonesia|Kementerian Sosial]].<ref name="decattik">[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5727191/catat-ini-waktu-pembagian-set-top-box-gratis-siaran-tv-digital Catat! Ini Waktu Pembagian Set Top Box Gratis Siaran TV Digital]</ref> Metode pembagian lain yang umum adalah dengan kuis/undian dalam berbagai acara ke publik.<ref>[https://surabaya.tribunnews.com/2021/07/29/cara-dapat-set-top-box-stb-gratis-untuk-10-orang-yang-beruntung-khusus-hari-ini-kamis-29-juli Cara Dapat Set Top Box (STB) Gratis untuk 10 Orang yang Beruntung, Khusus Hari ini Kamis 29 Juli]</ref>
 
Selain dari pemerintah, juga datang STB secara bertahap dari pihak swasta (penyelenggara multipleksing). STB ini merupakan hasil komitmen penyelenggara multipleksing dalam proses seleksi mereka. Diperkirakan, pemerintah akan menyediakan 1 juta unit dari STB pada ASO 2022, sedangkan penyelenggara multipleksing akan menyediakan sisanya. Pada awalnya, diperkirakan ada 8,7 juta STB yang akan dibagikan dalam proses seleksi 2012-2013 ([[BSTV]] 3 juta unit; [[MetroTV]] 2 juta unit; [[Media Nusantara Citra|MNC]] 1,72 juta unit; [[Surya Citra Media|SCM]] 1,47 juta unit; [[Rajawali Televisi|RTV]] 500 ribu unit; [[Visi Media Asia|VIVA]] sebesar 36 ribu unit dan [[Trans Media]] sebesar 16 ribu unit).<ref name="teknologi.bisnis.com">[https://teknologi.bisnis.com/read/20210912/101/1441268/transisi-siaran-digital-mncn-viva-dan-emtk-matangkan-pengadaan-stb Transisi Siaran Digital, MNCN, VIVA, dan EMTK Matangkan Pengadaan STB]</ref> Akan tetapi, karena kemandekan siaran digital, pembagian STB dari pihak swasta ini sempat terbengkalai. Tercatat, hanya BSTV yang tercatat pernah membagi-bagikan STB-nya di [[Malingping]] pada Agustus 2014, itu pun belum mencapai 3 juta.<ref>[https://www.beritasatu.com/amp/archive/203569/bstv-bagikan-kotak-dekoder-gratis-untuk-siaran-digital BSTV Bagikan Kotak Dekoder Gratis untuk Siaran Digital]</ref><ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20210505/101/1390770/distribusi-set-top-box-di-12-provinsi-terbengkalai Distribusi Set Top Box di 12 Provinsi Terbengkalai]</ref> Kemacetan yang sama juga terjadi pada bantuan pemerintah, dimana pada tahun 2013 sempat ditargetkan akan dibagikan sebanyak 250.000 unit.<ref>[https://www.majalahict.com/kementerian-kominfo-buka-seleksi-penyelenggara-multiplexing/ Kementerian Kominfo Buka Seleksi Penyelenggara Multiplexing]</ref>
 
Baru ketika pada 2021, pihak swasta mulai membagi-bagikan STB ke publik, seperti [[Trans7]], pada Oktober 2021 dengan mencapai lebih dari 1.000 unit di berbagai wilayah [[Jabodetabek]].<ref>[https://news.detik.com/berita/d-5772719/trans7-bagikan-1000-unit-set-top-box-gratis-untuk-masyarakat TRANS7 Bagikan 1.000 Unit Set Top Box Gratis untuk Masyarakat]</ref> Namun, pembagian STB yang formal sebagai pelaksanaan komitmen penyelenggara multipleksing swasta dan bantuan pemerintah, baru berlangsung efektif sejak 15 Maret 2022 dalam rangka menyambut ASO tahap pertama,<ref>[https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/15/193000465/kominfo-mulai-bagikan-stb-tv-digital-gratis-ini-cara-mendapatkannya?page=all Kominfo Mulai Bagikan STB TV Digital Gratis, Ini Cara Mendapatkannya]</ref> diundur dari rencana pada Januari 2022 seiring upaya pematangan komitmen.<ref name="decattik"/><ref name="teknologi.bisnis.com"/> Berdasarkan verifikasi ulang Kemenkominfo, diperkirakan pada ASO tahap 1 dan 2 akan dibagikan 5,2 juta unit STB untuk masyarakat miskin, meliputi 1 juta dari pemerintah dan sisanya swasta (1.213.750 juta unit dari SCM; 1.143.121 juta unit dari MNC; 616.511 unit dari Trans Media; 704.378 unit dari MetroTV; dan 500.000 unit dari RTV). Selain itu, ada juga dari VIVA sebesar 32.849 unit, hal ini belum termasuk kekurangannya 153.000 unit untuk dua tahap ASO dan tahap ketiga yang belum terdata/terpenuhi.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/migrasi-siaran-analog-ke-digital-sebanyak-32-juta-set-top-box-akan-dibagikan Migrasi Siaran Analog ke Digital, Sebanyak 3,2 juta Set Top Box akan Dibagikan]</ref><ref name="detik12">[https://siarandigital.kominfo.go.id/berita/viva-group-antv-dan-tvone-berkomitmen-sediakan-32849-stb-bantuan-untuk-ruta-miskin-di-aso-tahap-1 Bantuan Set Top Box (STB) di NTB, Utamanya Berasal dari Komitmen Penyelenggara Multipleksing]</ref>
 
Khusus pembagian STB bagi ASO pertama, pemerintah menunjuk [[Pos Indonesia]] sebagai penyalur bantuan STB dari Kemenkominfo ke rumah warga miskin (mencapai 87.310 unit),<ref name="detik13">[https://nasional.tempo.co/read/1586020/kominfo-apresiasi-pos-indonesia-salurkan-90-persen-stb Kominfo Apresiasi Pos Indonesia Salurkan 90 Persen STB]</ref><ref>[https://nasional.tempo.co/read/1583852/pos-indonesia-salurkan-set-top-box-tahap-i Pos Indonesia Salurkan Set Top Box Tahap I]</ref> sedangkan pihak swasta penyelenggara mux membagikan STB secara mandiri.<ref name="detik12"/><ref>[https://www.medcom.id/nasional/daerah/8N0GO4AK-metro-tv-bagikan-set-top-box-gratis-untuk-masyarakat-prasejahtera MetroTV Bagikan Set Top Box Gratis untuk Masyarakat Prasejahtera]</ref><ref>[https://www.liputan6.com/showbiz/read/4906829/scm-dan-emtek-uji-coba-distribusi-set-top-box-stb-di-bengkulu SCM dan EMTEK Uji Coba Distribusi Set Top Box (STB) di Bengkulu]</ref> Akan tetapi, pembagian ini seringkali juga masih mendapatkan kritik, seperti kekhawatiran tidak seriusnya pihak swasta mematuhi kewajiban mereka,<ref>[https://news.detik.com/kolom/d-6004001/mengantisipasi-kegagalan-digitalisasi-siaran-televisi Mengantisipasi Kegagalan Digitalisasi Siaran Televisi]</ref> kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah dan pihak swasta,<ref>[https://jabar.jpnn.com/jabar-terkini/2492/kpid-jabar-sesalkan-sikap-kemenkominfo-ihwal-pembagian-stb-tv-digital KPID Jabar Sesalkan Sikap Kemenkominfo Ihwal Pembagian STB TV Digital]</ref> maupun belum jelasnya skema/jadwal penyaluran STB di berbagai daerah.<ref>[https://amp.kompas.com/regional/read/2022/04/28/130611278/siaran-tv-analog-dimatikan-30-april-stb-tv-digital-belum-dibagikan-di-aceh Siaran TV Analog Dimatikan 30 April, STB TV Digital Belum Dibagikan di Aceh]</ref><ref>[https://jabarekspres.com/berita/2022/04/22/kpid-jabar-pertanyakan-komitmen-pemegang-multi-flexing-dalam-penyaluran-stb/ KPID Jabar Pertanyakan Komitmen Pemegang Multi flexing dalam Penyaluran STB]</ref> Ketidakseriusan pihak swasta dalam memenuhi pembagian komitmen STB-nya (dibanding bantuan STB pemerintah yang sudah mencapai 90% dari target)<ref name="detik13"/> dianggap menjadi salah satu penyebab kegagalan rencana ASO serentak tahap pertama pada 30 April 2022.<ref name="detik14">[https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/migrasi-tv-digital-tahap-pertama-di-jatim-ditunda Migrasi TV Digital Tahap Pertama di Jatim Ditunda]</ref>
 
Dikabarkan pada pelaksanaan ASO 2 November 2022, pemerintah telah menyerahkan hingga 1 juta unit STB (di Jabodetabek 473 ribu unit, 98,7% dari target). Pemerintah juga menyediakan "Posko ASO" yang dihadirkan di sejumlah hotel di Jabodetabek selama 3 hari (2-4 November 2022) untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan hak STB-nya.<ref>[https://www.beritasatu.com/ekonomi/995799/kemenkominfo-hadirkan-6-posko-program-aso-jabodetabek Kemenkominfo Hadirkan 6 Posko Program ASO Jabodetabek]</ref> Meskipun demikian, ada kritik dari pengamat yang menilai pembagian dekoder TV digital gratis selama ini belum tertata dan tepat sasaran, yang cenderung mengutamakan aspek kemiskinan dibanding kepemilikan atas pesawat TV. Belum lagi hal yang sama terulang seperti sebelumnya, yaitu rendahnya pemenuhan komitmen swasta dalam penyediaan STB. Menurut Kemenkominfo, hal tersebut karena komitmen tersebut tidak bersifat mengikat dan berkekuatan pidana, sehingga pemerintah hanya bisa memberikan imbauan saja.<ref name=bbc>[https://www.bbc.com/indonesia/articles/cn01ne7l2xno Bantuan STB TV digital belum merata dan berpotensi 'tak tepat sasaran', sebagian masyarakat ‘kehilangan hak' mengakses siaran TV]</ref> Sebenarnya di dalam lampiran Permenkominfo No. 6/2021 dan No. 11/2021, disebutkan adanya denda administratif, penghentian sementara dan pencabutan izin jika penyelenggara mux tidak memenuhi kewajibannya, namun entah mengapa sampai sekarang belum diterapkan.<ref name="KEMKOMINFObaru"/><ref>[https://jdih.kominfo.go.id/storage/files/1629113041-Salinan_PM_Kominfo_Nomor_11_Tahun_2021_JDIH.pdf Permenkominfo No. 11/2021]</ref> Menurut data per Februari 2024, pemerintah sudah menyerahkan 1,788 juta unit STB gratis, sedangkan dari swasta hanya sekitar 10% atau 421.131 unit dari target 4,33 juta unit.<ref name=unit>[https://www.antaranews.com/berita/3944718/pemerintah-telah-penuhi-kewajiban-pembagian-stb-untuk-siaran-digital Pemerintah telah penuhi kewajiban pembagian STB untuk siaran digital]</ref>
 
== Sejarah ==
=== 2004-2008 ===
Salah satu bentuk [[televisi digital|penyiaran digital]] paling awal di Indonesia adalah aplikasinya pada siaran televisi satelit [[televisi berlangganan|berlangganan]] Indovision (sekarang [[MNC Vision]]). Indovision menggunakan sistem [[DVB-S]] sejak 1997, seiring peluncuran [[satelit]] [[Indostar-1]].<ref>{{Cite book|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&id=5JITAQAAMAAJ&dq=indovision+digital+analog+1997&focus=searchwithinvolume&q=Analog|title=Tempo interaktif|publisher=Grafiti Pers|language=id}}</ref> Selain itu, sejumlah televisi swasta juga sudah menyiarkan siarannya di satelit secara digital sejak 1999.<ref name="bingung"/> Sedangkan untuk siaran [[televisi terestrial|terestrial]] ''[[siaran gratis|free to-air]]'', langkah awalnya di Indonesia baru dimulai sejak Juni 2004.<ref name="its"/> Kala itu, lembaga bentukan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bernama "Tim Nasional Migrasi Televisi dan Radio dari Analog ke Digital" (disingkat Timnas Migrasi) yang terdiri atas sejumlah lembaga (seperti TVRI, [[Radio Republik Indonesia|RRI]], BPPT, [[Kadin]], [[YLKI]], ATVSI, dan [[PRSSNI]]) ditambah berbagai pihak seperti pakar dan akademisi, telah melakukan beberapa kajian, diskusi dan analisis terhadap implementasi televisi digital di Indonesia.<ref name="its"/>
 
Kajian ini mengarah ke munculnya uji coba siaran televisi digital pertama di Indonesia pada April-Mei 2006 di Jakarta, dengan penyiar pertamanya saat itu PT Supersave Elektronik yang bersiaran di kanal 27 UHF (menimpa kanal analog [[Spacetoon (Indonesia)|Spacetoon]]),<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/74948/siaran-space-toon-akan-ditimpa Siaran Space Toon Akan Ditimpa]</ref> menggunakan sistem [[DTMB]] dari [[Tiongkok]]; dan sistem lain [[DVB-T]] (dari [[Eropa]]) di 34 UHF agar dapat dicari mana yang terbaik. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa DVB-T lebih cocok untuk diimplementasikan di Indonesia.<ref name="jurnalisme">{{Cite book|last=Fachruddin|first=Andi|date=2019-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=EVm-DwAAQBAJ&pg=PA417&lpg=PA417&dq=PT+Super+Save+Elektronik&source=bl&ots=uAGty9C-Gj&sig=ACfU3U2oDKtijD2sZIYT8sAUgseBonV4ZA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxmpCinPXzAhVMbn0KHZnMBYcQ6AF6BAgYEAM#v=onepage&q=PT%20Super%20Save%20Elektronik&f=false|title=Journalism Today|publisher=Kencana|isbn=978-602-422-919-1|language=id}}</ref><ref>[http://pojokspy.blogspot.com/2012/10/apa-kabar-tv-digital.html APA KABAR TV DIGITAL ???]</ref> Selain dari Timnas Migrasi, pengkajian tentang potensi siaran digital juga merupakan hasil dorongan dari beberapa lembaga internasional, seperti [[International Telecommunication Union]] (ITU) pada 2006 yang menargetkan bahwa ASO sudah harus dilakukan pada 2015, dan [[ASEAN]] yang memiliki target ASO pada 2020.<ref>{{Cite news|last=Andarningtyas|first=Natisha|date=2020-10-06|title=UU Cipta Kerja dorong migrasi siaran televisi analog ke digital|url=https://www.antaranews.com/berita/1767509/uu-cipta-kerja-dorong-migrasi-siaran-televisi-analog-ke-digital|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2022-04-30|editor-last=Pasaribu|editor-first=Alviansyah}}</ref> Peraturan Pemerintah (PP) turunan [[Undang-Undang Penyiaran|Undang-Undang No. 32/2002]] (PP No. 11/2005 dan PP No. 50/2005) juga sesungguhnya sudah mengakomodasi konsep siaran digital, walaupun tidak diatur secara rinci.<ref name="duaribulima">{{Cite web |url=http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/130.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2009-10-13 |archive-date=2012-11-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121113184924/http://presidenri.go.id/DokumenUU.php/130.pdf |dead-url=yes }}</ref><ref>[https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/38618/PP%20NO%2011%20TH%202005.pdf PP No. 11/2005]</ref>
 
Kemudian, sejumlah stasiun televisi seperti [[TVRI]] dan [[RCTI]] tercatat juga melakukan uji coba siaran digital pada Juli-Oktober 2006 di kanal 34 UHF, dan kemudian TVRI melanjutkan uji cobanya pada tahun 2007 pada kanal 27 UHF.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/97376/siaran-televisi-digital-diblokir-sepihak Siaran Televisi Digital Diblokir Sepihak]</ref> Uji coba juga terus dilakukan oleh berbagai lembaga, seperti BPPT-[[ITS]] di Jakarta pada Februari 2007.<ref name="its">[https://repository.its.ac.id/1221/1/Buku%20Sistem%20TV%20Digital%20dan%20Prospeknya%20di%20Indonesia.pdf Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia]</ref> Pada tahun yang sama, Depkominfo resmi menetapkan standar televisi digital pertama yang akan diterapkan di Indonesia: DVB-T, dan pada 5 Agustus 2008,<ref name=duadelapn/> dikeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No. 27/2008 yang memberi peluang bagi uji coba awal siaran televisi digital di Indonesia.<ref>{{Cite book|last=M.Si|first=Ed: Dr Farid Hamid|last2=M.Si|first2=Heri Budianto, S. Sos|date=2016-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=4zm2DwAAQBAJ&pg=PA66&lpg=PA66&dq=PT+Super+Save+Elektronik&source=bl&ots=eWojaf4n_R&sig=ACfU3U3Jmko3howFfF-N2USzm8M9b2erTg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxmpCinPXzAhVMbn0KHZnMBYcQ6AF6BAgZEAM#v=onepage&q=PT%20Super%20Save%20Elektronik&f=false|title=Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan|publisher=Prenada Media|isbn=978-602-8730-67-9|language=id}}</ref>
 
===2008-2011===
''Soft launching'' siaran televisi digital diluncurkan pada 13 Agustus 2008 di auditorium TVRI, dihadiri oleh Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]]. LPP TVRI menjadi pelaksana dari peluncuran ini, bekerjasama dengan [[Telkom Indonesia]], [[Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi|BPPT]], [[LEN Industri]], [[Industri Telekomunikasi Indonesia (perusahaan)|INTI]], [[Polytron]], dan RRI.<ref name="kediri">{{Cite web|title=Televisi Digital|url=https://arsip.kedirikab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=579&Itemid=769|website=Pemerintah Kabupaten Kediri|access-date=2021-03-14|archive-date=2021-08-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20210803145500/https://arsip.kedirikab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=579&Itemid=769|dead-url=yes}}</ref> Televisi digital di Indonesia resmi diluncurkan pada 20 Mei 2009 (di [[Hari Kebangkitan Nasional]] ke-101) oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]], di studio SCTV Senayan.<ref>[https://hadiyantablog.com/2009/05/21/sby-resmikan-penyiaran-tv-digital-20-mei-2009/ SBY resmikan penyiaran tv digital 20 MEI 2009]</ref><ref name="bingun">{{Cite web|last=brs|title=Roadmap TV Digital|url=https://kominfo.go.id/content/detail/3262/roadmap-tv-digital/0/tv_digital|website=Kementerian Komunikasi dan Informatika RI|access-date=2021-03-14}}</ref> Sosialisasi siaran televisi digital ke publik secara simbolis diadakan pada 26 Juni 2009 dengan penyerahan ''set-top box'' ke masyarakat di kantor Depkominfo Jakarta.<ref>{{Cite news|title=Siaran Berbayar Bebas Terapkan Teknologi TV Digital|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-1154738/siaran-berbayar-bebas-terapkan-teknologi-tv-digital|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Pada saat peluncuran, uji coba penyiaran digital di [[Jabodetabek]] dengan menggunakan sistem DVB-T ini direncanakan akan dipegang oleh dua konsorsium, yaitu konsorsium kerjasama TVRI-Telkom dan [[Konsorsium Televisi Digital Indonesia]] (KTDI). Masing-masing konsorsium ini mengoperasikan satu kanal (mux), dalam siaran selama 12 jam sehari.<ref name="gapek">[https://gaptek28.wordpresz.com/2009/03/04/uji-coba-siaran-televisi-digital/ Uji coba siaran televisi digital DVB di Jabotabek]</ref>
* Multipleks pertama (44 UHF) diisi oleh TVRI ([[TVRI Nasional|1]] dan [[TVRI Jakarta|2]]), [[TV Edukasi]], Ten Sport [[Telkomvision]], dan tiga stasiun milik [[Media Nusantara Citra|Grup MNC]] yaitu RCTI dan [[MNCTV|TPI]]/[[GTV (Indonesia)|Global TV]] (satu saluran). Kekuatan siaran 1,2&nbsp;kW.<ref name="forum"/><ref>[https://web.archive.org/web/20130813100633/http://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/ Re: Siaran Analog & Digital Terrestrial Television (DVB-T)..]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20130813100732/http://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/60/ Siaran Analog & Digital Terrestrial Television (DVB-T)...]</ref><ref>[https://www.facebook.com/photo?fbid=97453003961&set=a.96267223961 Gambar 15 : Terlihat 12 kanal televisi...]</ref>
* Multipleks kedua (46 UHF) diisi oleh anggota KTDI, yaitu [[antv]], [[MetroTV]], [[SCTV]], [[Trans7]], [[Trans TV]] dan [[tvOne]]. Kekuatan siaran 5&nbsp;kW.<ref name="kediri" /><ref name="forum">[https://web.archive.org/web/20130813100554/http://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/100/ Re: Siaran Analog & Digital Terrestrial Television (DVB-T)]</ref>
 
Pada 3 Agustus 2009, pemerintah juga mulai mengujicobakan sistem televisi digital untuk [[telepon seluler]], menggunakan sistem [[DVB-H]] yang perangkatnya disediakan oleh [[Nokia Siemens Networks]].<ref name="gapek"/> Sistem ini dioperasikan oleh dua konsorsium lain, dengan skema direncanakan berbayar (walaupun akhirnya kurang sukses).<ref>[https://www.postel.go.id/berita-peresmian-uji-coba-lapangan-siaran-digital-untuk-penerimaan-bergerak-mobile-26-968 Siaran Pers No. 164/PIH/KOMINFO/8/2009 Peresmian Uji Coba Lapangan Siaran Digital Untuk Penerimaan Bergerak (Mobile TV)]</ref>
* Multipleks pertama (24 UHF) dimaksudkan untuk konsorsium Tren Mobile TV, yang terdiri dari Grup MNC (RCTI-TPI-Global TV-[[Smartfren|Mobile-8 Telecom]] dan [[Infokom Elektrindo]]) bersama [[Indosat]]. Programnya meliputi TVRI, RCTI, TPI, Global TV, [[CNN]], [[Al Jazeera]], [[Bloomberg Television|Bloomberg]], [[MNC Music]], [[MNC News]] dan [[Ent|MNC Entertainment]]. Cakupan kanal ini berada di [[Jakarta Pusat]]. Awalnya, siaran ini diluncurkan pada Juni 2009 dan sempat direncanakan akan dikomersialkan pada Desember 2009.<ref>{{Cite news|last=Oktaviandini|first=Ricka|date=2009-06-11|title=Indosat Kenalkan Siaran TV Digital via Ponsel|url=https://www.antaranews.com/berita/143716/indosat-kenalkan-siaran-tv-digital-via-ponsel|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2022-04-30|editor-last=Radja|editor-first=Aditia Maruli}}</ref>
* Multipleks kedua (26 UHF) dipegang oleh satu konsorsium lain, yang terdiri dari Telkom-[[Telkomsel]]-[[Transvision|Indonusa Telemedia]] yang menyiarkan Tech Sport, CNN, Tres TV, [[Spacetoon (Indonesia)|Spacetoon]], TV Edukasi, dan 3 siaran diacak dari [[National Geographic Channel|National Geographic]], [[Nat Geo People|National Adventure]], dan MGM Sport. Cakupan kanal kedua ini berada di Jakarta Pusat dan sebagian [[Jakarta Selatan]].<ref>{{Cite news|date=2009-08-03|title=Mari Beralih ke Digital Mobile TV|url=https://tekno.kompas.com/read/2009/08/03/20180862/mari.beralih.ke.digital.mobile.tv|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Pihak Telkom sempat merencanakan siaran ini akan dioperasikan secara resmi pada 2010.<ref>[https://tekno.tempo.co/read/174251/telkom-mulai-garap-tv-mobile-dan-tv-digital/full?view=ok Telkom Mulai Garap TV Mobile dan TV Digital]</ref>
 
Pemerintah pada saat itu mematok target bahwa pada tahun 2009 merupakan akhir dari pemberian izin [[televisi analog]] dan awal dari pemberian izin bersiaran digital ke stasiun televisi baru. Selain itu, juga direncanakan pemerintah akan meminjam [[Euro|EUR]] 17,6 juta dari pemerintah [[Spanyol]] bagi mendukung digitalisasi di perbatasan saat itu.<ref name="detik">{{Cite news|title=Indonesia Pinjam Rp 250 Miliar untuk TV Digital|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-1154708/indonesia-pinjam-rp-250-miliar-untuk-tv-digital|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref><ref>{{Cite news|title=Lisensi TV Analog Dihentikan Bertahap|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-1154734/lisensi-tv-analog-dihentikan-bertahap|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Sebagai persiapan, pemerintah saat itu sudah mencoba membuat ''website'', rancangan sosialisasi, rencana waktu transisi dalam "Peta Jalan Infrastruktur TV Digital", dan pameran-pameran bagi mempromosikan teknologi baru ini. Hal ini masih belum ditambah upaya bagi-bagi STB pada 2008-2009, yang semuanya mencapai lebih dari 3.000 unit dari Depkominfo, KTDI dan konsorsium TVRI-Telkom.<ref name="jurnalisme"/><ref name="cnn"/> Ada juga landasan hukum yang diterbitkan bagi siaran digital terestrial saat itu, yaitu Permenkominfo No. 39/2009 yang bisa dikatakan menjadi "acuan" bagi aturan televisi digital selanjutnya.<ref>[https://kalsel.antaranews.com/berita/331529/sejarah-pertelevisian-di-indonesia-dari-analog-hingga-digital Sejarah pertelevisian di Indonesia dari analog hingga digital]</ref> Walaupun masih belum matang, siaran digital awal ini sudah disambut antusias oleh produsen elektronik, seperti [[Polytron]], [[LG Electronics|LG]] dan [[Akari]] yang mengeluarkan produk-produk penerima siaran DVB-T.<ref>[https://tekno.tempo.co/read/205218/siaran-tv-digital-belum-jelas-produsen-sudah-ngebut Siaran TV Digital Belum Jelas, Produsen Sudah Ngebut]</ref>
 
Lalu, pada tanggal 21 Desember 2010 siaran digital TVRI diluncurkan di [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Batam]], oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan beberapa pejabat (seperti menteri dan kepala daerah). Stasiun televisi khusus digital pertama di Indonesia, TVRI 3 (kini [[TVRI World]]) dan TVRI 4 (kini [[TVRI Sport]]) juga diluncurkan bersamaan dengan siaran digital TVRI Nasional dan stasiun TVRI daerah.<ref>[https://www.postel.go.id/berita-peresmian-pemancar-televisi-digital-tvri-oleh-presiden-susilo-bambang-yudho-26-1216 Siaran Pers No. 140/PIH/KOMINFO/12/2010 Peresmian Pemancar Televisi Digital TVRI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]. ''Direktorat Jenderal Pos Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.'' Diakses 26 Mei 2020.</ref><ref name="tvri">[https://nasional.kompas.com/read/2010/12/22/04345676/tvri.sediakan.empat.kanal.program?page=all TVRI Sediakan Empat Kanal Program]. ''[[Kompas.com]]'' (2010). Diakses 26 Mei 2020.</ref> Di awal tahun yang sama, siaran digital juga mulai diperluas ke kota [[Bandung]], juga oleh TVRI di kanal 35 UHF yang berisi seluruh stasiun televisi nasional.<ref name="forum"/><ref name="cnn"/> Kehadiran televisi digital di Bandung ini diresmikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring di [[Sasana Budaya Ganesha]], diiringi dengan pembagian 1.000 unit STB ke publik.<ref name="bingun"/> Perluasan juga awalnya sempat direncanakan di beberapa daerah, seperti Yogyakarta yang pada saat itu ditargetkan memiliki 3 mux (untuk dua konsorsium yang sudah disebutkan diatas dan satu lagi untuk stasiun televisi lokal).<ref>{{Cite news|last=Prakoso|first=Yudah|date=2009-10-05|title=Selamat Datang Televisi Digital Di Yogyakarta|url=https://tekno.kompas.com/read/2009/10/05/14170041/selamat.datang.televisi.digital.di.yogyakarta|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref>
 
Namun, seiring perkembangannya TV digital tersebut terkatung-katung tanpa landasan yang jelas. Terjadi kerancuan dalam penerapan aturan televisi digital terestrial, seperti misalnya Permenkominfo No. 27/2008 menyatakan bahwa penyelenggara (ujicoba) siaran digital terdiri dari dua konsorsium,<ref name=duadelapn>[https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/421/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+27pmkominfo82008+tanggal++5+agustus+2008 Permenkominfo 27/2008]</ref> sedangkan Permenkominfo No. 39/2009 justru membuka peluang bagi masing-masing televisi swasta untuk mengelola mux-nya sendiri lewat seleksi. Selain itu, tidak jelas juga kapan waktu seleksi dan siaran digital akan dimulai dalam aturan baru tersebut,<ref name=duaribusembilan/> ditambah pergantian menteri dan kabinet pada Oktober 2009 yang ikut mengubah rencana sebelumnya.<ref>[https://news.detik.com/kolom/d-5671849/penyiaran-digital-indonesia-2021-2022 Penyiaran Digital Indonesia 2021-2022]</ref> Akibatnya, KTDI memutuskan untuk memutus siarannya pada 18 Februari 2010, dan beberapa TV lain juga sempat mematikan siarannya. Selain karena ketidakpastian aturan yang jelas mengenai skema transisi, penghentian siaran tersebut juga disebabkan konflik internal dalam KTDI itu sendiri.<ref name="jurnalisme"/><ref name="kompas">{{id}} {{cite journal
| author = Kompas
| year =
| month =
| title = Siaran Digital Hilang sejak Kamis, 18 Februari 2010?
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/12460
| publisher =
| format =
| accessdate = 18-Februari-2015
| archive-date = 2015-04-02
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150402091951/http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/12460
| dead-url = yes
}}</ref> Pemerintah menjustifikasi pematian siaran ini dikarenakan masa uji coba siaran digital saat itu sudah selesai pada Agustus 2009.<ref name="gapek"/> Praktis, hingga Agustus 2011, TVRI adalah satu-satunya jaringan TV yang menyiarkan televisi digital di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam. TVRI memiliki 376 pemancar analog, 30 di antaranya kompatibel dan siap dialihkan ke digital.<ref>{{Cite web|last=Setiawati|first=Indah|title=Digital TV: A giant leap?|url=https://www.thejakartapost.com/news/2012/08/26/digital-tv-a-giant-leap.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2022-04-30}}</ref>
 
=== 2011-2015 ===
Dengan dikeluarkannya Permenkominfo No. 22/2011 (landasan hukum pertama yang secara spesifik menyebutkan kebijakan ASO/[[penghentian siaran analog]]), praktis siaran digital kembali muncul di sejumlah daerah yang diadakan oleh TV-TV swasta nasional yang sudah ada. Perkembangan-perkembangan lain kemudian muncul, seperti dikeluarkannya Permenkominfo No.5/2012 (yang mengganti standar DVB-T menjadi [[DVB-T2]]), serta kemudian Permenkominfo No. 17/2012 dan Kepmenkominfo No. 95/2012 yang resmi memberi kesempatan kepada swasta untuk bermain dalam proses digitalisasi penyiaran dalam bentuk pengelolaan multipleks (mux).<ref name="jurnalisme"/> Dalam skema saat itu, terdapat 15 daerah mux di seluruh Indonesia dan proses ASO akan dilakukan secara bertahap hingga 2018. Kemudian, sebagai realisasi dari peraturan tersebut, pada Juni 2012 Kemenkominfo mengadakan seleksi [[Penyelenggara Multipleksing|penyelenggara mux]]. Seleksi ini berhasil menghasilkan pengelola mux di 5 daerah ([[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]-[[Banten]]; [[Jawa Barat]]; [[Jawa Tengah]]-[[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]]; [[Jawa Timur]] dan [[Kepulauan Riau]]). Lelang kemudian dilanjutkan untuk wilayah [[Aceh]]-[[Sumatera Utara|Sumut]] dan [[Kalimantan Timur|Kaltim]]-[[Kalimantan Selatan|Kalsel]] pada Maret 2013.<ref>{{Cite web |url=https://postel.go.id/berita-hasil-seleksi-penyelenggara-penyiaran-multipleksing-televisi-digital-untuk--26-2010 |title=Siaran Pers No. 34/PIH/KOMINFO/4/2013 Hasil Seleksi Penyelenggara Penyiaran Multipleksing Televisi Digital Untuk Zone 1 (Aceh dan Sumatera Utara) dan Zona 14 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan) |access-date=2021-10-31 |archive-date=2021-10-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211031154141/https://postel.go.id/berita-hasil-seleksi-penyelenggara-penyiaran-multipleksing-televisi-digital-untuk--26-2010 |dead-url=yes }}</ref> Mayoritas pemenang pengelola multipleksing dalam seleksi tersebut berasal dari perusahaan media besar (Grup MNC, [[Surya Citra Media|SCM]], [[Visi Media Asia|VIVA]], [[Trans Media]] dan [[Media Group]]), sehingga sempat menuai penolakan dari berbagai pihak. Alasannya karena skema tersebut dirasa tidak memerhatikan keragaman kepemilikan, serta terkesan merugikan dan meminggirkan pemain dari stasiun televisi lokal yang sudah membangun infrastruktur siaran.<ref name="detikinet1">{{Cite news|title=TV Digital Digugat ke Mahkamah Agung|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-1973378/tv-digital-digugat-ke-mahkamah-agung|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref><ref>{{Cite news|last=Wicaksono|first=Arif|date=2014-01-13|title=TV lokal siap gugat lagi beleid TV Digital terbaru|url=https://industri.kontan.co.id/news/tv-lokal-siap-gugat-lagi-beleid-tv-digital-terbaru|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-04-30|editor-last=Gunawan|editor-first=Hendra}}</ref>
 
Walaupun demikian, sejumlah stasiun televisi yang telah memenangkan hasil seleksi tersebut tetap memulai siarannya, seperti MetroTV di Jakarta, [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Medan|Medan]], [[Kota Semarang|Semarang]], Surabaya, serta [[Malingping]], [[Pandeglang]], Anyer, dan [[Kota Cilegon|Cilegon]] di [[Banten]] sejak September 2012.<ref>{{Cite news|url=http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/09/30/108039/Transmisi-Digital-Metro-TV-Beroperasi-di-Tujuh-Daerah/6 |title=Transmisi Digital Metro TV Beroperasi di Delapan Daerah |date=September 30, 2012 |access-date=2013-03-21 |archive-date=2019-04-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190413202457/http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/09/30/108039/Transmisi-Digital-Metro-TV-Beroperasi-di-Tujuh-Daerah/6 |dead-url=yes |work=[[MetroTV|Metrotvnews.com]] }}</ref> Juga, seiring dengan perkembangan sistem, siaran DVB-T perlahan-lahan menghilang dengan seluruh stasiun televisi swasta berpindah ke DVB-T2, menyisakan TVRI yang kemudian menjadi yang terakhir memutus siaran DVB-T nya.<ref>[https://aristanto.wordpresz.com/2014/12/05/modifikasi-stb-dvb-t2-xtremer-untuk-digunakan-di-mobil/ Modifikasi STB DVB T2 Xtremer untuk Digunakan di Mobil]</ref> Dalam perkembangannya, pemerintah kemudian juga melakukan sejumlah penambahan penyelenggara pada 2014. Di Jakarta, misalnya penyelenggara siaran direncanakan bertambah, yaitu 18 stasiun TV ([[Betawi TV|TV Betawi]], [[Republika TV]], [[KTI]], News TV, [[Gramedia TV]], Warna TV, [[Garuda TV|BBS TV]], [[Berita Nasional TV|Tempo TV]], [[VTV (Indonesia)|SportOne]], [[BN Channel|BNTV]], [[CNN Indonesia|Detik TV]], [[Magna Channel|Magna TV]], City TV, [[Jawa Pos TV Jakarta|JPTV Jakarta]], [[Smile TV]], [[RIM TV]], [[Mentari TV|Icon TV]], [[Nusantara TV]], dan [[tvMu]]).<ref name="Indo Telko">{{id}} {{cite journal
| author = Indo Telko
| year =
| month =
| title = Siaran TV Digital Mengudara pada 2015
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| doi =
| id =
| url = http://www.indotelko.com/kanal?c=&it=Siaran-TV-Digital-Mengudara-pada-2015
| publisher =
| format =
| accessdate = 21-Februari-2015
| archive-date = 2015-02-21
| archive-url = https://web.archive.org/web/20150221133220/http://www.indotelko.com/kanal?c=&it=Siaran-TV-Digital-Mengudara-pada-2015
| dead-url = yes
}}</ref> Ini masih belum ditambah calon pemain lain, seperti Indonesia TV, MGA TV, [[iNews|Sindo TV]], Plaza TV, [[Gen FM|Gen]] TV, Jetset Channel, dan TVQ.<ref>
{{Cite web |url=https://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/2080/ |title=Calon pengisi MUX TV Digital Terestrial di wilayah Jabodetabek yaitu: |access-date=2021-11-27 |archive-date=2021-11-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211127115912/https://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/2080/ |dead-url=yes }}
</ref> Selain itu, pemerintah juga menambah penyelenggara multipleks di Jakarta yaitu dari RCTI dan [[Rajawali Televisi|RTV]].<ref>{{Cite news|last=Riska|first=Merlinda|date=2014-09-19|title=Penyelenggara TV Digital di Jabodetabek bertambah|url=https://industri.kontan.co.id/news/penyelenggara-tv-digital-di-jabodetabek-bertambah|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-04-30|editor-last=Winarto|editor-first=Yudho}}</ref> Di berbagai daerah lain, seperti Yogyakarta, direncanakan ada 10 stasiun TV baru,<ref>[https://www.facebook.com/inspiratelevisi/posts/daftar-stasiun-tv-baru-digital-yang-akan-hadir-di-wilayah-yogyakartayaitu1-pt-om/904771176212969/ Daftar Stasiun TV Baru Digital yang akan hadir di wilayah Yogyakarta]</ref> sedangkan di Jawa Barat diperkirakan akan terdapat 30 stasiun televisi digital baru.<ref>[https://www.facebook.com/inspiratelevisi/posts/daftar-stasiun-tv-baru-digital-yang-akan-hadir-di-wilayah-jawa-baratyaitu1-pt-wa/904768859546534/ Daftar Stasiun TV Baru Digital yang akan hadir di wilayah Jawa Barat]</ref>
 
Namun, kemudian perjalanan migrasi televisi digital tidak berjalan mulus. Seperti dari penyelenggara mux LP3M, dari SCTV menyatakan hingga pertengahan 2013, meskipun sudah menyiapkan perangkat pemancar digital (multiplekser) sejak uji coba 2008 dan sudah bersiaran rutin sejak September 2012 dengan memakan investasi tidak sedikit (konon hingga Rp 400 miliar ditambah biaya perawatan Rp 30 – 60 juta per bulan), namun masyarakat belum banyak yang mengetahui siaran digital bahkan setelah 5 tahun diluncurkan akibat belum ada kesiapan perangkat pendukung seperti ''receiver''.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Prabowo|first=Agung|date=2012|title=Era Penyiaran Digital: Pengembangan atau Pemberangusan TV Lokal dan TV Komunitas?|url=http://www.jurnalaspikom.org/index.php/aspikom/article/view/27/39|journal=Jurnal APSIKOM|volume=1|issue=4|pages=301-314}}</ref> Selain itu, dari perspektif Asosiasi TV Lokal (ATVLI) menilai, adanya kewajiban menyerahkan sejumlah uang jaminan sampai miliaran rupiah merupakan hal yang memberatkan bagi TV lokal. Pada tahap prakualifikasi, calon peserta LP3M wajib menyerahkan uang jaminan Rp 1 miliar. Kemudian, jika lulus tahap prakualifikasi, calon peserta LP3M menyerahkan jaminan lagi sebesar Rp 7 miliar agar bisa masuk proses kualifikasi. Selain itu, ATVLI mengeluhkan standar infrastruktur yang harus digunakan sebuah lembaga siaran yang wajib disesuaikan dengan standar penyiaran pemerintah <ref name=":0" />
 
Ditambah lagi dengan pemerintah, yang dalam hal ini cenderung melupakan ketidakpuasan sebagian [[masyarakat madani|masyarakat sipil]] dan asosiasi industri televisi yang tidak puas akan hasil seleksi sebelumnya. Mereka pun dengan berani menggugat ke [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung]] pada 2012, karena alasan yang sudah disebutkan di atas. Hasilnya, MA kemudian membatalkan landasan hukum siaran digital, yaitu Permenkominfo No. 22/2011.<ref name="detikinet1" /> Respon pemerintah (baik itu era Menkominfo [[Tifatul Sembiring]] maupun penggantinya [[Rudiantara]]) awalnya bersikukuh melanjutkan program ini.<ref name="KEMKOMINFOjr">{{Cite news|last=Pitoyo|first=Arif|date=2013-05-14|title=MA kabulkan judicial review, Tifatul ngotot tender TV digital|url=https://www.merdeka.com/teknologi/ma-kabulkan-judicial-review-tifatul-ngotot-tender-tv-digital.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2022-04-30|editor-last=Priyanto|editor-first=Yoga Tri}}</ref> Tifatul bahkan mengeluarkan pengganti Permenkominfo yang dicabut MA yaitu dengan Permenkominfo No. 32/2013,<ref name="publisahkan">{{Cite web|last=Mardiani|first=Dewi|date=2014-01-08|title=Peraturan Baru TV Digital Pun Disahkan|url=https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/08/mz2zh9-peraturan-baru-tv-digital-pun-disahkan|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> sedangkan Rudiantara bertekad melanjutkan migrasi siaran digital dengan tetap menggunakan hasil seleksi sebelumnya karena dianggap penting untuk jaringan [[4G]] [[LTE]].<ref name="cnn">{{Cite news|last=Eks|title=Akhir Hayat TV Analog, Merdeka TV Digital|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210816200919-213-681299/akhir-hayat-tv-analog-merdeka-tv-digital|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref> Akibatnya, muncul kembali berbagai gugatan ke pemerintah, seperti dari asosiasi televisi [[Asosiasi Televisi Jaringan Indonesia|ATVJI]] dan [[Asosiasi Televisi Lokal Indonesia|ATVLI]] di [[Pengadilan Tata Usaha Negara|PTUN]]. Pada 5 Maret 2015, PTUN resmi mengeluarkan keputusannya yang mencabut seluruh hasil seleksi mux pada 2012 dan 2013 lalu<ref>{{Cite news|title=PTUN Batalkan Izin Televisi Digital|url=https://nasional.sindonews.com/berita/972907/149/ptun-batalkan-izin-televisi-digital|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref> (hal ini diperkuat dengan putusan MA pada 2016 dan 2018).<ref name="grandlaunching2">[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/prospectus/IPO-Stock/2022_IPO_NETV.pdf Prospektus NETV 2021]</ref> Putusan tersebut bisa dikatakan merupakan “pukulan telak” bagi proses digitalisasi penyiaran nasional, karena dengan kalahnya pemerintah berkali-kali di pengadilan, maka pemerintah lebih mengharapkan revisi [[Undang-Undang Penyiaran]] agar segera disahkan.<ref name="jurnalisme" /> Hal ini untuk mengantisipasi masalah dalam landasan hukum siaran digital, karena didasari selama ini aturannya hanya diatur lewat Peraturan Menteri, bukan undang-undang maupun peraturan pemerintah, sehingga tidak memiliki "cantolan" hukum yang kuat.<ref>[http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/download/AAA/1183 Pola Kebijakan Digitalisasi Penyiaran di Indonesia]</ref> Beberapa pihak berpendapat, bahwa raksasa media pada saat itu kemungkinan berada dalam pembatalan ini karena tidak ingin “kekuasaan” dan [[status quo]]-nya diganggu.<ref>{{Cite web|title=Penyiaran digital: Pertarungan antara negara dan mafia|url=https://www.aa.com.tr/id/analisis-berita/penyiaran-digital-pertarungan-antara-negara-dan-mafia/965912|website=www.aa.com.tr|access-date=2022-04-30}}</ref> Realisasi penghentian siaran digital saat itu secara resmi dituangkan dalam Surat Edaran Menteri Kominfo No. 4/2015, yang dikeluarkan pada 22 September 2015.<ref>[https://kominfo.go.id/content/detail/6019/siaran-pers-no77pihkominfo092015-tentang-surat-edaran-menkominfo-mengenai-penundaan-proses-perizinan-bagi-pemegang-ipp-lembaga-penyiaran-swasta-jasa-penyiaran-televisi-secara-digital-melalui-sistem-terestrial/0/siaran_pers Surat Edaran Menkominfo mengenai Penundaan Proses Perizinan Bagi Pemegang IPP Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi Secara Digital Melalui Sistem Terestrial]</ref>
 
=== 2015-2020 ===
Dengan ketiadaan hukum bagi siaran digital, maka proyek besar pemerintah ini pun seperti "[[hidup segan mati tak mau|hidup segan, mati tak mau]]". Hal ini semakin diperparah oleh mandeknya revisi UU Penyiaran di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]], akibat pertentangan siapa pengelola multipleksing: apakah ia ''single'' mux (TVRI saja), ''multi'' mux (bersama seluruh televisi swasta), ataupun campuran/''hybrid'' mux.<ref>{{Cite news|last=Damarjati|first=Danu|title=Multi Mux vs Single Mux di RUU Penyiaran, Baleg DPR: Masih Deadlock|url=https://news.detik.com/berita/d-3830163/multi-mux-vs-single-mux-di-ruu-penyiaran-baleg-dpr-masih-deadlock|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref> Tampak bahwa stasiun televisi swasta seperti menjadi penghalang utama dari proses migrasi ini,<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/618981/migrasi-analog-ke-digital-terhambat-tv-swasta Migrasi Analog ke Digital Terhambat TV Swasta]</ref> meskipun mereka sering kali berkilah bahwa mereka sudah siap dan "tidak bisa menolak teknologi", hanya saja butuh kepastian tentang skema penyelenggaraannya.<ref name="bareksa">{{Cite web|last=Investasi|first=Bareksa Portal|title=RI Tertinggal dari 85% Negara di Dunia, Kominfo Dorong Migrasi TV Digital|url=https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2016-09-15/ri-tertinggal-dari-85-negara-di-dunia-kominfo-dorong-migrasi-tv-digital|website=Bareksa.com|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Sesungguhnya, sejumlah stasiun TV swasta tetap menjalankan siaran digital, seperti SCTV dan MetroTV (walaupun kini hanya di Jabodetabek saja) dan TVRI masih tetap mempertahankan 4 kanalnya, menjadi satu-satunya TV yang tidak mematikan siaran digitalnya maupun 4 kanal mereka di berbagai daerah secara konsisten.<ref name="tvri"/> Pada stasiun TV tertentu, misalnya yang ada di bawah grup [[Media Nusantara Citra]] (MNC), mereka langsung mematikan seluruh kanalnya<ref>{{Cite web|last=lilis|title=Daftar Saluran /Channel TV digital DVB-T2 yang bisa ditangkap di Jakarta|url=http://hiburan.lintas.info/2016/09/daftar-saluran-channel-tv-digital-dvb.html|access-date=2022-04-30}}</ref> dengan alasan ketiadaan hukum.<ref>{{Cite news|date=2019-11-11|title=Simulcast Tanpa RUU Penyiaran, Bagaikan Mobil Tanpa STNK|url=https://teknologi.bisnis.com/read/20191111/101/1169036/simulcast-tanpa-ruu-penyiaran-bagaikan-mobil-tanpa-stnk|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-04-30|last=Herlinda|first=Wike Dita|editor-last=Jatmiko|editor-first=Leo Dwi}}</ref>
 
Selagi menunggu pembahasan RUU Penyiaran yang terkatung-katung, pemerintah tetap berusaha memulai kembali program migrasi televisi digital nasional. Kali ini, pemerintah menempatkan TVRI sebagai pemain utama dalam proses digitalisasi siaran, bekerja sama dengan industri elektronika dan [[Komisi Penyiaran Indonesia|KPI]].<ref name="jurnalisme"/><ref name="jurnal">[https://kominfo.go.id/content/detail/7591/siaran-pers-no42hmkominfo062016-tentang-uji-coba-siaran-tv-digital-terestrial/0/siaran_pers Uji Coba Siaran TV Digital Terestrial]</ref> Pada 15 Juni 2016, pemerintah memulai kembali uji coba siaran digital dengan menggandeng 36 LPS/TV swasta (mayoritas baru), yaitu:<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2016/06/09/17125097/uji.coba.siaran.tv.digital.dimulai.15.juni Uji Coba Siaran TV Digital Dimulai 15 Juni]</ref><ref>[https://www.itu.int/en/ITU-D/Regional-Presence/AsiaPacific/Documents/Events/2017/Dec-Broadcasting/S4_Septizar_Triastika.pdf PROGRESS OF DIGITAL BROADCASTING IN INDONESIA]</ref>
* [[Badar TV]] (PT Badar Televisi Media Persada)
* [[CNN Indonesia]] (PT Detik TV Indonesia)
* [[DAAI TV]] (PT Duta Anugerah Indah, PT Daya Angkasa Andalas Indah)
* [[Eka TV]] (PT Eka Televisi Bandung)
* [[Gramedia TV]] (PT Gramedia Media Nusantara, PT Digital Inspirasi Indonesia)
* Indonesia TV (PT Indonesia Visual Televisi, PT Indonesia Visual Televisi Serang)
* [[Inspira TV]] (PT Inspira Televisi Indonesia, [[Garuda TV|PT Inspira Media Televisi]], [[BTV (Indonesia)|PT Inspira Medan Mulia]], [[BTV (Indonesia)|PT Inspira Multi Talenta]])
* JMTV (PT Media Kreatif Sumedang)
* [[Kemuning TV]] (PT Kemuning Televisi)
* [[Kompas TV]] (PT Cipta Megaswara Televisi, [[Kompas TV Jawa Timur|PT Oxcy Media Televisi]], [[Kompas TV Jawa Tengah|PT Televisi Semarang Indonesia]], [[RBTV (Yogyakarta)|PT Reksa Birama Media]], [[Kompas TV Jawa Barat|PT Pasundan Utama Televisi]], [[Kompas TV Dewata|PT Mediantara Televisi Bali]], [[Kompas TV Makassar|PT Makassar Lintas Visual Cemerlang]], [[Kompas TV Banjarmasin|PT Borneo Television]], PT Kompas TV Media Informasi, dan [[Kompas TV Palembang|PT Pratama Cipta Digital]])
* [[NET.]] (PT Net Mediatama Televisi, PT Televisi Anak Bandung, PT Industri Televisi Semarang, PT Mitra Televisi Yogyakarta)
* [[Nusantara TV]] (PT Nusantara Media Mandiri, PT Nusantara Media Mandiri Parahyangan, PT Nusantara Media Mandiri Tapanuli, PT Nusantara Media Mandiri Batam, PT Nusantara Media Mandiri Yogyakarta)
* [[Opus TV]] (PT Merah Putih Satu Visi)
* [[Persada TV]] (PT Bandung Persada Tivi Digital)
* [[RIM TV]] (PT Reka Indah Media)
* Stara TV (PT Televisi Mutiara Elok Digital)
* [[Berita Nasional TV|Tempo TV]] (PT Media Inti Televisi Nusantara)
* [[tvMu]] (PT tvMu Surya Utama)
Ujicoba ini selain diadakan di Jabodetabek, juga dilakukan di 20 kota besar lain seperti [[Bandung]], Yogyakarta dan [[Medan]] menggunakan kanal-kanal ([[Multipleks (televisi)|multipleks]]/mux) TVRI yang ada di kota-kota tersebut.<ref>{{Cite news|last=Ratnasari|first=Yuliana|title=Uji Coba Siaran Digital Hingga Akhir 2016|url=https://tirto.id/uji-coba-siaran-digital-hingga-akhir-2016-bwrm|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Kerjasama ini diformalkan lewat nota kesepahaman (''memorandum of understanding''/MoU) stasiun televisi swasta diatas bersama TVRI pada 9 Juni 2016.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/778357/36-penyedia-konten-uji-coba-siaran-tv-digital 36 Penyedia Konten Uji Coba Siaran TV Digital]</ref>
Siaran ujicoba yang awalnya direncanakan selesai pada 15 Desember 2016 ini kemudian diperpanjang hingga 9 Juni 2017. Sebagai landasannya, Kemenkominfo menerbitkan aturan baru yaitu Kepmenkominfo No. 1052/2016 (kemudian diganti menjadi 2053/2016).<ref>{{Cite web|last=Ardiyanto|first=Eko|date=2017-01-23|title=Menanti Penyiaran Digital di Indonesia - Analisis - www.indonesiana.id|url=https://www.indonesiana.id/read/107166/menanti-penyiaran-digital-di-indonesia|website=Indonesiana|language=en|access-date=2022-04-30}}</ref> Pada Februari 2017, dari 36 pentandatangan MoU, menurut [[Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Menkominfo]] [[Rudiantara]] sudah ada 26 stasiun televisi yang bersiaran di berbagai daerah (meliputi NTV, NET., CNN Indonesia, Inspira TV, Kompas TV, Gramedia TV, tvMu, DAAI TV, Tempo TV, Badar TV, Persada TV dan jaringannya).<ref name="bareksa"/><ref>{{Cite web |url=https://www.pekanbarusatu.com/read-9339-2017-02-02-siaran-tv-digital-masih-menunggu-ekosistem.html |title=Siaran TV Digital Masih Menunggu Ekosistem |access-date=2021-01-21 |archive-date=2021-01-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210126171943/https://www.pekanbarusatu.com/read-9339-2017-02-02-siaran-tv-digital-masih-menunggu-ekosistem.html |dead-url=yes }}</ref> Perlu diketahui bahwa siaran ujicoba ini benar-benar bersifat percobaan saja (tidak mengarah ke ASO), untuk menguji hal-hal seperti konfigurasi jaringan; perangkat dan sistem mux; layanan tambahan pada siaran digital, misalnya data dan informasi cuaca; dan skema sosialisasi siaran digital ke depan.<ref name="jurnal"/>
 
Hingga 2019, pemerintah tak kunjung mendapatkan kabar baik dari pembahasan RUU Penyiaran, sementara itu Indonesia tampak tertinggal dari beberapa negara tetangga (seperti [[Brunei Darussalam]], [[Singapura]] dan [[Malaysia]]) dalam proses transisi ke siaran digital.<ref>{{Cite news|last=Patrick|first=Jonathan|title=Perjalanan Panjang Penerapan TV Digital di Indonesia|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201023160011-185-562071/perjalanan-panjang-penerapan-tv-digital-di-indonesia|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref> Meskipun beberapa kali pemerintah mendorong agar migrasi segera dilakukan,<ref>[https://www.beritasatu.com/video-berita/446563/kemenkominfo-minta-migrasi-ke-televisi-digital-harus-dilakukan#! Kemenkominfo Minta Migrasi ke Televisi Digital Harus Dilakukan]</ref> namun tampak lebih dianggap sebagai "angin lalu" semata, terbukti dari minimnya minat sejumlah televisi swasta besar dalam mempromosikan migrasi siaran digital. Walaupun demikian, pada tahun ini pemerintah dengan "berani" mencanangkan bahwa [[2024]] merupakan waktu terakhir stasiun TV di Indonesia bersiaran analog.<ref>{{Cite web|last=Hafsyah|first=Sadida|last2=Haetami|first2=Heru|title=Pemerintah Akan Hentikan Siaran TV Analog Mulai 2024|url=https://kbr.id/nasional/11-2019/pemerintah_akan_hentikan_siaran_tv_analog_mulai_2024/101324.html|website=kbr.id|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Rencana ini jelas meleset dari target awal pada 2010 lalu yang menargetkan ASO ([[penghentian siaran analog]]) pada 2018.<ref>{{Cite news|last=Falanta|first=Evilin|date=2010-12-29|title=Konversi TV digital selesai 2018|url=https://industri.kontan.co.id/news/konversi-tv-digital-selesai-2018-1|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-04-30|editor-last=P.|editor-first=Djumyati}}</ref> Pemerintah kemudian juga mendapatkan angin segar dengan munculnya dukungan dari dua grup media besar, yaitu [[Trans Media]] dan [[Media Group]] yang menyatakan bahwa mereka akan melakukan siaran digital di 12 daerah yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara setelah memperbaharui izin multipleks-nya. Menurut mereka, digitalisasi TV adalah sebuah keniscayaan.<ref>{{Cite news|title=Dua Stasiun Televisi Nasional Siap Lakukan Siaran Simulcast|url=https://wartaekonomi.co.id/read256128/dua-stasiun-televisi-nasional-siap-lakukan-siaran-simulcast|work=[[Warta Ekonomi]]|language=id|access-date=2022-04-30|last=Ismoyo|first=Bambang}}</ref> Uniknya (kemungkinan mencerminkan sikap pemiliknya), dua reaksi berbeda justru muncul dari pimpinan asosiasi TV swasta nasional, [[Asosiasi Televisi Swasta Indonesia|ATVSI]] akan langkah kedua grup tersebut. Dari sang ketua, [[Ishadi S.K.]] (Trans Media) tampak mendorong ide tersebut,<ref>{{Cite news|last=Nordiansyah|first=Eko|date=2019-08-01|title=ATVSI Dorong Digitalisasi Penyiaran Merata ke Seluruh Indonesia|url=https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/lKYB8VJN-atvsi-dorong-digitalisasi-penyiaran-merata-ke-seluruh-indonesia|work=[[Medcom.id]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> namun wakilnya (saat itu) [[Syafril Nasution]] (MNC) menolaknya dengan alasan "ketiadaan regulasi".<ref>{{Cite web|date=2019-08-23|title=Regulasi Simulcast Tidak Sesuai Harapan|url=https://www.starjogja.com/2019/08/23/regulasi-simulcast-tidak-sesuai-harapan/|website=Star Jogja FM|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref> Pada 31 Agustus 2019, dua TV swasta yang berasal dari grup yang disebutkan sebelumnya (Trans7 dan MetroTV), juga terlibat dalam peluncuran siaran digital di perbatasan di [[Kabupaten Nunukan|Nunukan]], [[Kalimantan Utara]].<ref>[https://www.baktikominfo.id/id/informasi/artikel-media/kemkominfo_resmikan_penyiaran_tv_digital_untuk_perbatasan-927 KEMKOMINFO RESMIKAN PENYIARAN TV DIGITAL UNTUK PERBATASAN]</ref>
 
=== 2020-2023 ===
Kemandekan proses revisi UU Penyiaran pada akhirnya dapat dipecahkan dengan pengesahan [[Undang-Undang Cipta Kerja]] di tanggal 2 November 2020. Walaupun undang-undang ini bersifat kontroversial, namun dengan adanya penyelipan pasal 60A di UU Penyiaran yang mewajibkan [[penghentian siaran analog]] di Indonesia dalam waktu "paling lambat 2 tahun" sesudah disahkan (2022), maka pintu migrasi ke TV digital yang selama ini tertutup, telah terbuka. Alasan penyelipan topik ASO dalam UU Ciptaker adalah untuk menyediakan frekuensi eks-siaran analog untuk keperluan lain, seperti internet.<ref>{{Cite news|last=Patrick|first=Jonathan|title=Mengenal TV Digital yang Diminta Mahfud MD Kebut di RI|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201103095617-213-565216/mengenal-tv-digital-yang-diminta-mahfud-md-kebut-di-ri|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30}}</ref><ref>{{Cite news|date=2020-09-16|title=Rancangan Omnibus Law: Migrasi TV Analog ke Digital Ditarget 2 Tahun|url=https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/5f61e48523093/rancangan-omnibus-law-migrasi-tv-analog-ke-digital-ditarget-2-tahun|work=[[Katadata]]|language=id|access-date=2022-04-30|last=Burhan|first=Fahmi Ahmad}}</ref> Pasca pengesahan UU tersebut, sejumlah TV swasta segera "menyalakan" kembali siaran digitalnya. TV milik [[Media Nusantara Citra|MNC Media]] misalnya "menyalakan" kembali siaran digitalnya di [[Jabodetabek]], [[Bandung]], [[Yogyakarta]], [[Batam]] dan berbagai daerah di Indonesia lainnya secara bertahap setelah berhenti selama 4-5 tahun. Langkah yang sama kemudian juga dilakukan oleh stasiun televisi swasta lain di berbagai daerah. Menurut ATVSI, TV-TV swasta anggotanya juga mendorong siaran digital di 12 daerah demi mendukung kebijakan ''simulcast'' siaran di 34 provinsi pada pertengahan 2021 dan pematian siaran analog pada 2 November 2022.<ref>{{Cite news|last=Media|date=2020-12-30|title=Selamat! Malam Ini, 4 TV MNCN Sukses Siaran Digital di Jabodetabek, Cek Channel 44 UHF!|url=https://techno.okezone.com/read/2020/12/30/16/2336651/selamat-malam-ini-4-tv-mncn-sukses-siaran-digital-di-jabodetabek-cek-channel-44-uhf|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2022-04-30|first=MNC}}</ref>
 
Sebagai turunan dari UU Ciptaker, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan penting. Sebagai turunan dari UU tersebut di bidang penyiaran, pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 46/2021 dan Permenkominfo No. 6/2021 yang mengatur berbagai hal mengenai siaran digital, seperti skema pengelola mux dan penetapan waktu ASO.<ref name="KEMKOMINFObaru"/> Lalu, pemerintah juga melakukan seleksi bagi penyelenggara mux di daerah tersisa yang belum didapatkan pengelolanya pada lelang 2012-2013. Hasil seleksi ini diumumkan pada 26 April 2021 sehingga proses seleksi tuntas dilakukan.<ref>{{Cite web|last=Kure|first=Emanuel|date=2021-04-26|title=Kemkominfo Umumkan Pemenang Seleksi Penyelenggara Multipleksing TV Digital|url=https://www.beritasatu.com/digital/765895/kemkominfo-umumkan-pemenang-seleksi-penyelenggara-multipleksing-tv-digital|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> Walaupun kali ini tampak pemerintah lebih selektif dengan tidak memberikan seluruh stasiun televisi swasta besar kanal siaran di seluruh daerah, namun lagi-lagi pemenangnya mayoritas tampak dikuasai oleh grup media besar (terkecuali [[Nusantara TV]] di dua daerah) dan pemerintah tidak melakukan revisi atas hasil lelang 2012-2013 yang dirasa kontroversial, sehingga masih memicu kekecewaan dari asosiasi televisi lokal.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/opini/163195/editorial-menyoal-oligopoli-kepemilikan-di-tv-digital Panjang umur oligopoli penyiaran]</ref> Namun, tampak pemerintah tidak ingin mengulur waktu lagi, sehingga tetap melanjutkan proyeknya dalam migrasi yang dijadwalkan selesai dalam 2 tahun ini dengan mulai mengadakan berbagai promosi dan kampanye di berbagai daerah dan dengan aneka medium. Salah satu bukti dari keseriusan ini, adalah meskipun pemerintah sempat mengundur tahapan ASO, namun pada 2 November 2021, dalam acara "Anugerah Penyiaran Provinsi Jawa Barat" di [[Kabupaten Bandung]], KPI dan Kominfo sudah "menghitung mundur" waktu setahun dari waktu ASO 2022.<ref>{{Cite web|date=2021-11-03|title=Kemkominfo dan KPI Hitung Mundur 1 Tahun Migrasi TV Digital|url=https://investor.id/it-and-telecommunication/269586/kemkominfo-dan-kpi-hitung-mundur-1-tahun-migrasi-tv-digital|website=investor.id|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref>
 
Seiring waktu ASO tahap 1 yang makin dekat, pemerintah juga sudah melakukan verifikasi ulang pada penyelenggara multipleksing,<ref>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/39453/siaran-pers-no-12hmkominfo012022-tentang-5-lps-jadi-penyelenggara-mux-menteri-johnny-harus-lewati-uji-laik-operasi/0/siaran_pers Lima LPS Jadi Penyelenggara MUX, Menteri Johnny: Harus Lewati Uji Laik Operasi]</ref> memulai pembagian set-top box sejak Maret 2022 baik oleh pemerintah dan swasta,<ref>[https://siarandigital.kominfo.go.id/berita/media-group-serahkan-stb-bantuan-di-aceh-kominfo-berikan-apresiasi Media Group Serahkan STB Bantuan di Aceh, Kominfo Berikan Apresiasi]</ref><ref>[https://siarandigital.kominfo.go.id/berita/kominfo-dampingi-ntv-distribusi-set-top-box-bantuan-ke-masyarakat-provinsi-bali Kominfo Dampingi NTV Distribusi Set Top Box Bantuan ke Masyarakat Provinsi Bali]</ref> dan terus melakukan berbagai sosialisasi. Selain itu, sejumlah saluran televisi juga mulai bekerjasama dengan penyelenggara multipleksing dan muncul di berbagai daerah.<ref>[https://kabarbesuki.pikiran-rakyat.com/teknologi/pr-194315660/update-tv-digital-21-april-2022-mnc-group-hadir-di-mux-viva-group-37-uhf-bandar-lampung-dan-sekitarnya UPDATE TV Digital 21 April 2022: MNC Group Hadir di MUX VIVA Group 37 UHF Bandar Lampung dan Sekitarnya]</ref><ref>[https://www.antaranews.com/video/2846301/pelaku-industri-tv-di-babel-bergabung-dengan-penyelenggara-mux Pelaku industri TV di Babel bergabung dengan penyelenggara MUX]</ref> Pada 22 April 2022 juga, telah diselenggarakan "''Kick Off Analog Switch Off'' Tahap 1" di [[Medan]],<ref>[https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/41392/sukseskan-aso-kominfo-tekankan-peran-penyelenggara-mux/0/berita_satker Sukseskan ASO, Kominfo Tekankan Peran Penyelenggara MUX]</ref> dan pada 26 April 2022 siaran televisi digital telah diresmikan di [[Kepulauan Riau]] oleh [[Gubernur Kepulauan Riau]] [[Ansar Ahmad (politikus Indonesia)|Ansar Ahmad]].<ref>{{Cite news|date=2022-04-26|title=TV Digital Resmi Digunakan di Empat Kabupaten di Kepri, Apa Keunggulannya?|url=https://batam.suara.com/read/2022/04/26/100000/tv-digital-resmi-digunakan-di-empat-kabupaten-di-kepri-apa-keunggulannya|work=Suara.com|language=id|access-date=2022-04-30|last=Gusmeri|first=Eliza}}</ref>
 
====Pelaksanaan ASO dan respon====
Di tanggal 30 April 2022, ASO tahap pertama telah dilakukan (lebih tepatnya dimulai karena tidak serentak) di 4 wilayah siaran (dari 56 wilayah yang direncanakan) yang mencakup 8 kabupaten/kota<ref name=menkokompas>[https://nasional.kompas.com/read/2022/11/23/14151421/menkominfo-sebut-masih-ada-284-kabupaten-kota-belum-terapkan-aso Menkominfo Sebut Masih Ada 284 Kabupaten/Kota Belum Terapkan ASO]</ref> di provinsi [[Riau]], [[Nusa Tenggara Timur]] dan [[Papua Barat]].<ref name="detik14"/><ref name="detiksukses"/> Namun, ASO tahap pertama ini rupanya tidak direspon positif oleh beberapa kalangan. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), misalnya mengkritik kekurangberpihakan pemerintah pada televisi lokal yang dianggap dirugikan dari proses ASO. Belum lagi pemerintah dirasa melangkahi beberapa regulasi yang dibuatnya, belum pahamnya banyak masyarakat akan ASO, dan pembagian komitmen STB yang menurun dari 8,7 juta menjadi 5,7 juta untuk pihak swasta. Selain itu, putusan [[Mahkamah Konstitusi]] pada 25 November 2021 yang menetapkan UU Cipta Kerja No. 11/2020 sebagai inkonstitusional bersyarat,<ref>{{Cite web|title=MK: Inkonstitusional Bersyarat, UU Cipta Kerja Harus Diperbaiki dalam Jangka Waktu Dua Tahun {{!}} Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|url=https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=17816|website=www.mkri.id|access-date=2022-04-30}}</ref> dianggap menjadi landasan kuat bahwa ASO harus ditunda kembali dan dibicarakan dahulu bersama ''stakeholder'' terkait.<ref>[https://www.indotelko.com/read/1651097534/lppmii-ulang-aso LPPMII minta tinjau ulang ASO]</ref> Alasan serupa pun diberikan oleh Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media) yang menginginkan revisi [[Undang-Undang Penyiaran]] No. 30/2002 diselesaikan dahulu sebelum ASO<ref>{{Cite news|title=Pemerintah Diminta Berhati-hati Dalam Menghentikan Siaran Analog|url=https://wartaekonomi.co.id/read411037/pemerintah-diminta-berhati-hati-dalam-menghentikan-siaran-analog|work=[[Warta Ekonomi]]|language=id|access-date=2022-04-30|last=Nurfitriyani|first=Annisa}}</ref> dan Bambang Santoso, ketua [[ATVLI]].<ref>{{Cite web|date=2022-04-27|title=Kominfo Diharapkan Hati-hati Jalankan ASO|url=https://investor.id/it-and-telecommunication/292049/kominfo-diharapkan-hatihati-jalankan-aso|website=investor.id|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref>
 
Belakangan, menjelang ASO tahap kedua (25 Agustus 2022), datang juga kritik dari pemain-pemain besar seperti SCM, Transmedia dan Visi Media Asia yang meminta penundaan dengan berbagai alasan.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/grup-mnc-dan-scm-minta-tunda-penerapan-migrasi-tv-digital-di-tahun-ini Grup MNC dan SCM Minta Tunda Penerapan Migrasi TV Digital di Tahun Ini]</ref><ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6146749/stasiun-tv-minta-kiamat-tv-analog-ditunda-masyarakat-belum-siap Stasiun TV Minta 'Kiamat' TV Analog Ditunda, Masyarakat Belum Siap]</ref> Tidak hanya itu, muncul gugatan kemudian dari sebuah stasiun televisi lokal, [[Lombok TV]] yang meminta pemerintah menghentikan rencana ASO karena hasil gugatannya dan asosiasi televisi swasta ATVSI.<ref>[https://www.kabarbisnis.com/read/28116096/keputusan-ma-diabaikan-atvsi-hanya-39-warga-siap-beralih-digital Keputusan MA diabaikan, ATVSI: Hanya 39% warga siap beralih digital]</ref> Akibat dari berbagai kritik dan masukan tersebut, pemerintah tercatat beberapa kali mengubah tatacara pelaksanaan ASO, dan belakangan tidak banyak daerah lain yang mampu melaksanakan ASO sesuai target awalnya. Meskipun demikian, menurut data pemerintah, tercatat ada tambahan 14 wilayah layanan (atau 35 kabupaten/kota) yang menjalankan tahap ASO kedua yang dilakukan pada 5 Oktober 2022, meskipun kurang jelas dimanakah daerah-daerah tersebut.<ref name=menkokompas/>
 
Akhirnya, pada 2 November 2022 pemerintah mengadakan seremoni transisi penghentian siaran analog, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat dari industri pertelevisian, Menkominfo [[Johnny G. Plate]] dan Menkopolhukam Mahfud MD; seremoni ini dimaksudkan sebagai pertanda penghentian siaran analog yang resmi diberlakukan pada 24:00 WIB.<ref>[https://tatarsukabumi.id/read/9427/siaran-tv-analog-resmi-migrasi-ke-tv-digital Siaran TV Analog Resmi Migrasi ke TV Digital]</ref> Akan tetapi, pada saat yang sama, nampak ASO hanya terbatas di Jabodetabek (1 wilayah layanan atau 14 kabupaten/kota)<ref name=menkokompas/> dan masih diwarnai penyimpangan seperti masih adanya televisi swasta yang tidak menghentikan siaran analognya (RCTI, MNCTV, GTV, iNews, antv, dan [[CTV Banten|Cahaya TV]]).<ref name=masih>[https://www.suara.com/tekno/2022/11/03/081821/masih-ada-stasiun-tv-gelar-siaran-analog-muka-pemerintah-seperti-ditampar Masih Ada Stasiun TV Gelar Siaran Analog, Muka Pemerintah Seperti Ditampar]</ref><ref name=ancem/> 4 stasiun televisi yang menolak ASO tersebut berasal dari grup MNC yang justru kemudian menggunakan isu ASO untuk mem[[propaganda]]kan pemiliknya, [[Hary Tanoesoedibjo]] sebagai "pro rakyat",<ref>[https://nasional.sindonews.com/read/930807/15/siaran-analog-mnc-group-masih-bisa-diakses-rakyat-indonesia-warganet-terima-kasih-pak-hary-tanoesoedibjo-1667448705 Siaran Analog MNC Group Masih Bisa Diakses Rakyat Indonesia, Warganet: Terima Kasih Pak Hary Tanoesoedibjo]</ref> dan membuat berbagai berita tentang ASO di media miliknya yang mayoritas bernada negatif.<ref name=solops/> Raksasa media tersebut mengklaim tindakan mereka diambil karena alasan "mementingkan kepentingan masyarakat", belum mendapat surat yang mewajibkan ikut bergabung dalam ASO 2 November 2022,<ref>[https://www.msn.com/id-id/berita/other/bos-mnc-group-protes-tv-digital-dan-akan-gugat-ke-pengadilan-hary-tanoe-kami-tempuh-jalur-hukum/ar-AA13IGZz?li=AAuZNMP Bos MNC Group Protes TV Digital dan Akan Gugat ke Pengadilan, Hary Tanoe: Kami Tempuh Jalur Hukum]</ref> serta hasil gugatan Lombok TV dan putusan MK akan UU Cipta Kerja. Tidak matinya siaran dari RCTI dalam seremoni 2 November tersebut membuat Menkominfo kecewa dan memerintahkan "kerjasama" dan "pendekatan lapangan" agar televisi tersebut mau melakukan ASO.<ref name="cnnindonesia.com"/>
 
Belakangan, setelah disemprit oleh [[Menkopolhukam]] [[Mahfud MD]] yang mengancam mencabut izin serta menutup siaran televisi-televisi milik MNC Group dan sejumlah televisi lainnya yang masih bersiaran analog,<ref name=ancem>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221103193941-213-869253/mahfud-md-ancam-cabut-izin-mnc-hingga-viva-group-yang-tolak-aso Mahfud MD Ancam Cabut Izin MNC hingga Viva Group yang Tolak ASO]</ref> pihak MNC menyatakan mereka bersedia untuk menutup siaran mereka pada 3 November pukul 24:00 WIB, namun setelahnya mereka akan menggugat ke pengadilan karena "terpaksa melakukannya" <ref>[https://nasional.sindonews.com/read/931403/15/soal-suntik-mati-tv-analog-ini-sikap-mnc-group-1667484690 Soal Suntik Mati TV Analog, Ini Sikap MNC Group]</ref> dan kebutuhan kepastian hukum. Dalam rilis resmi perusahaan, dinyatakan bahwa dengan ASO yang terbatas di Jabodetabek "berpotensi menimbulkan terdegradasinya nilai kesatuan berbangsa".<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/penghentian-siaran-tv-analog-tidak-merata-begini-tanggapan-mnc-group Penghentian Siaran TV Analog Tidak Merata, Begini Tanggapan MNC Group]</ref> Gertakan Hary Tanoe tersebut direspon Mahfud yang menjamin pemerintah siap menghadapi tindakan raja media tersebut,<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221104175534-213-869695/mahfud-bantah-dalih-mnc-group-soal-dasar-hukum-aso Mahfud Bantah Dalih MNC Group soal Dasar Hukum ASO]</ref> dan menyentil Hary Tanoe agar tidak mencari masalah.<ref>[https://news.detik.com/berita/d-6388294/mahfud-jawab-ht-soal-aso-jangan-cari-masalah-hukum-saya-bisa-dapat-duluan Mahfud Jawab HT soal ASO: Jangan Cari Masalah Hukum, Saya Bisa Dapat Duluan]</ref> Bagi sejumlah pihak, sikap Hary Tanoe dan kelompok media miliknya tersebut terkesan aneh, mengingat gagalnya pemberlakuan ASO nasional (hanya di Jabodetabek saja) pada 2 November 2022 (yang bisa ditafsirkan melanggar UU Cipta Kerja) salah satunya merupakan akibat dari tekanan industri penyiaran,<ref>[https://koran.tempo.co/read/cover-story/477828/mengapa-analog-switch-off-untuk-migrasi-televisi-digital-gagal-diberlakukan-secara-nasional Setengah hati migrasi siaran televisi]</ref> dan ada yang menafsirkan klaim "pro rakyat" sang konglomerat tersebut hanya tameng demi melindungi bisnisnya.<ref>[https://kolom.tempo.co/read/1654086/kisruh-boyongan-tv-digital Kisruh Boyongan...]</ref> Diketahui bahwa distribusi komitmen STB MNC Grup adalah yang paling terendah dari para penyelenggara mux, meskipun konglomerasi tersebut dan pemiliknya selalu mengklaim soal merugikan rakyat dalam hal STB.<ref name=solops>[https://www.solopos.com/aso-dan-perlawanan-konglomerat-media-1476310/amp ASO dan Perlawanan Konglomerat Media]</ref> Sebenarnya, reaksi dan tindakan hampir serupa juga disampaikan/dilakukan oleh Visi Media Asia (VIVA), meskipun dengan respon yang lebih lunak.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/viva-hormati-anjuran-pemerintah-melaksanakan-aso VIVA Hormati Anjuran Pemerintah Melaksanakan ASO]</ref>
 
Adapun selain penolakan dari pihak diatas, juga datang keluhan serupa seperti dari ATVLI (yang memang merupakan pihak yang sudah lama menolak ASO, diklaim karena aspek legalitas).<ref>[https://www.inews.id/techno/internet/tv-analog-dimatikan-ketua-atvli-kami-siaran-di-manaTV Analog Dimatikan, Ketua ATVLI: Kami Siaran di Mana?]{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun, ada juga dukungan hadir ke proyek ASO pemerintah, seperti dari sejumlah anggota DPR,<ref>[https://news.detik.com/berita/d-6387879/anggota-dpr-dukung-suntik-mati-tv-analog-lanjut-terus Anggota DPR Dukung 'Suntik Mati' TV Analog Lanjut Terus!]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-6388259/pimpinan-komisi-i-dpr-jawab-hary-tanoe-siaran-tv-digital-keniscayaan Pimpinan Komisi I DPR Jawab Hary Tanoe: Siaran TV Digital Keniscayaan!]</ref> MPR dan eks-Menkominfo Tifatul Sembiring. Bagi dua pihak yang terakhir disebutkan, mereka menyarankan pemerintah agar tegas pada televisi swasta yang masih membangkang akan kebijakan ASO.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/3226197/tifatul-pemerintah-berhak-cabut-izin-lps-yang-enggan-ikuti-aso Tifatul: Pemerintah berhak cabut izin LPS yang enggan ikuti ASO]</ref><ref>[https://www.antaranews.com/berita/3229801/mpr-minta-kominfo-peringatkan-lps-patuhi-regulasi-aso MPR minta Kominfo peringatkan LPS patuhi regulasi ASO]</ref> Sementara itu, respon masyarakat cukup beragam dalam menanggapi ASO: sejumlah toko elektronik mencatatkan peningkatan penjualan STB,<ref>[https://riaupos.jawapos.com/pekanbaru/03/11/2022/286825/tv-analog-dimatikan-penjualan-set-top-box-siaran-tv-digital-meningkat.html TV Analog Dimatikan, Penjualan Set Top Box Siaran TV Digital Meningkat]</ref> namun ada juga masyarakat yang kurang peduli, seperti menjual televisi analognya.<ref>[https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/03/18420941/siaran-tv-analog-dimatikan-warga-ini-pilih-jual-televisinya-ke-tukang?page=all Siaran TV Analog Dimatikan, Warga Ini Pilih Jual Televisinya ke Tukang Rongsok]</ref> Bagi beberapa kalangan masyarakat, mereka justru terkesan dirugikan dari ASO Jabodetabek yang masih kurang matang, yang membuat mereka justru kehilangan sumber informasi dari televisi,<ref name=bbc/> masih belum adanya pemerataan siaran, dan keengganan sejumlah pihak mengeluarkan dana ekstra demi membeli STB<ref>[https://katadata.co.id/intannirmala/digital/6365072a37820/kominfo-sebut-distribusi-set-top-box-swasta-rendah-warganet-bersuara Kominfo Sebut Distribusi Set Top Box Swasta Rendah, Warganet Bersuara]</ref> yang belakangan harganya sudah melambung.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/1653799/harga-stb-di-glodok-naik-tajam-setelah-migrasi-tv-analog-paling-murah-rp-300-ribu Harga STB di Glodok Naik Tajam Setelah Migrasi TV Analog, Paling Murah Rp 300 Ribu]</ref> Meskipun demikian, pemerintah sendiri mengklaim bahwa pada November 2022, hasil kerja mereka menghasilkan 98% penduduk Indonesia sudah siap berpindah ke siaran digital<ref>[https://www.liputan6.com/news/read/5116793/mahfud-md-sebut-98-persen-masyarakat-sudah-siap-beralih-ke-tv-digital Mahfud Md Sebut 98 Persen Masyarakat Sudah Siap Beralih ke TV Digital]</ref> (suatu angka yang dibantah oleh survei Poltracking yang menyatakan hanya 33% publik yang menerima penghentian siaran analog, 40% menolak dan sisanya tidak tahu).<ref>[https://nasional.sindonews.com/read/963593/15/survei-poltracking-publik-tidak-setuju-tv-analog-dihentikan-1670483529 Survei Poltracking: Publik Tidak Setuju TV Analog Dihentikan]</ref> Jika ada pihak yang masih menyebut masyarakat dirugikan, menurut Kominfo, lebih disebabkan subjekivitas dan informasi yang tidak lengkap.<ref name=kompastv/>
 
Sebulan setelah ASO Jabodetabek dilakukan, pada 2 Desember 2022, siaran analog resmi dipadamkan di Bandung, Semarang, Yogyakarta-Surakarta dan Batam.<ref name=asodes/> Totalnya ada sekitar 25 kota yang ikut dalam ASO ini, yang meliputi 5 kota tersebut dan daerah penyangganya (seperti [[Bandung Raya]], [[Kedungsepur]], [[Solo Raya]]).<ref>[https://makassar.antaranews.com/berita/447055/kemenkominfo-25-kota-dan-kabupaten-sudah-aso-pada-3-desember-2022 Kemenkominfo: 25 kota dan kabupaten sudah ASO pada 3 Desember 2022]</ref> ASO kemudian dilanjutkan pada akhir Maret 2023 di Bali, Banjarmasin dan Palembang. Berbeda dengan ASO 2 November yang diwarnai riak-riak, penghentian kali ini cenderung mulus dengan hampir semua Lembaga Penyiaran (LPS) mematikan siaran analognya di hari tersebut. Hal ini dikarenakan distribusi dekoder di daerah-daerah tersebut diklaim sudah mencapai 98-100%. Selain itu, semua pihak yang berkepentingan (dalam hal ini Kemenkominfo, KPI Pusat, KPI Daerah, penyelenggara MUX, Lembaga Penyiaran TV Swasta, penyedia STB, Asosiasi Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) dan AC Nielsen) sudah menyepakati tanggal tersebut pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Siaran Digital dan Ketersediaan STB yang diadakan di tanggal 29 November 2022. Namun, ada satu daerah yang batal ikut ASO keempat ini, yaitu Surabaya karena pembagian STB-nya masih sekitar 66% dari target.<ref>[https://kpi.go.id/id/umum/38-dalam-negeri/36821-aso-berikutnya-2-desember ASO Berikutnya 2 Desember]</ref><ref>[https://epaper.mediaindonesia.com/detail/komisioner-kpi-pusat-harap-jadwal-aso-tahap-2-mundur Komisioner KPI Pusat Harap Jadwal ASO Tahap 2 Mundur]</ref> Lebih dari dua minggu kemudian, ASO diperluas ke Surabaya dan sekitarnya yang totalnya mencapai 10 kabupaten/kota dengan situasi yang tidak jauh berbeda. Tidak lama kemudian, kota besar lainnya yaitu Medan dan Makassar ikut menyusul proses ASO.
 
Sama seperti kasus ASO 2 November, tercatat sempat terjadi lonjakan harga dan permintaan STB (hingga kelangkaan) di kota-kota tersebut pasca-ASO.<ref>[https://www.detik.com/jabar/berita/d-6440545/warga-bandung-ramai-berburu-stb-televisi-di-cicadas Warga Bandung Ramai Berburu STB Televisi di Cicadas]</ref><ref>[https://www.solopos.com/sejumlah-toko-di-yogyakarta-kehabisan-stok-stb-pemda-endus-ada-penimbunan-1489502?utm_source=terkini_desktop Sejumlah Toko di Yogyakarta Kehabisan Stok STB, Pemda Endus Ada Penimbunan]</ref> Naiknya harga dekoder di berbagai daerah setelah ASO yang tercatat bisa mencapai dua kali lipat (dari Rp 150.000 menjadi Rp 300.000-400.000) tersebut, banyak menuai kritik dari berbagai pihak. Namun, Kemenkominfo mengaku mereka tidak bisa mencampuri soal harga dan membiarkannya sesuai pasar, karena kewenangan pengaturan harga ada pada [[Kementerian Perdagangan Republik Indonesia|Kementerian Perdagangan]]<ref>[https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/06/113000365/ramai-ramai-keluhkan-stb-tv-digital-mahal-setelah-tv-analog-dimatikan?page=all Ramai-ramai Keluhkan STB TV Digital Mahal Setelah TV Analog Dimatikan]</ref> dan produksinya ada pada [[Kementerian Perindustrian Republik Indonesia|Kementerian Perindustrian]]. Yang diurus Kemenkominfo hanyalah soal sertifikasi perangkat saja.<ref>[https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6422713/dear-kominfo-kok-harga-set-top-box-mendadak-mahal Dear Kominfo, Kok Harga Set Top Box Mendadak Mahal?]</ref> Selain kenaikan harga, baru-baru ini juga muncul berbagai kabar tentang terbakarnya STB, yang banyak diantaranya masih dapat dipertanyakan kebenarannya.<ref>[https://m.merdeka.com/amp/cek-fakta/cek-fakta-set-top-box-meledak-di-perumahan-cikande-tangerang-simak-faktanya.html CEK FAKTA: Set Top Box Meledak di Perumahan Cikande, Tangerang? Simak Faktanya]</ref>
 
====Akhir penghentian siaran analog====
Pada 15 Juni 2023 menurut data Kominfo, data di 11 kota menunjukkan penetrasi siaran digital sudah mencapai 95%, sedangkan angka kepemirsaan juga terus membaik (124,2 juta pemirsa TV digital, sedangkan analog sebelumnya sebesar 129,8 juta).<ref name=dtxinte/> Survei pada Oktober 2023 juga menunjukkan bahwa mayoritas responden di Jakarta telah menerima dan menyambut baik ide penerapan siaran digital.<Ref>[https://www.unas.ac.id/berita/penetrasi-menonton-siaran-tv-digital-di-jakarta-sangat-tinggi/ penetrasi-menonton-siaran-tv-digital-di-jakarta-sangat-tinggi]</ref> Dengan selesainya proses ASO di kota-kota besar, pemerintah mempercepat prosesnya untuk daerah-daerah lainnya, diiringi upaya berbagai jaringan televisi nasional untuk memadamkan siarannya. Akhirnya, pada bulan Agustus 2023, lembaga penyiaran swasta dan pemerintah resmi mematikan siaran analog terakhir yang masih tersisa, sebagai "kado" bagi perayaan HUT RI ke-78,<ref name=dtxinte/> dan per tahun 2024, Indonesia sudah menerapkan ''digital broadcasting system'' secara penuh.<ref name=tujuhblsx/> Hal ini berarti mengakhiri siaran tersebut di Indonesia sejak kemunculan televisi di tahun 1962, dan menutup proses migrasi siaran analog setelah tersendat-sendat sejak dicanangkan sejak 2009.
 
== Industri ==
{{Main|Asosiasi Televisi Siaran Digital Indonesia}}
Asosiasi utama bagi pemain-pemain dalam penyiaran digital berada dalam satu wadah bernama '''ATSDI''' (Asosiasi Televisi Siaran Digital Indonesia). Asosiasi ini dibentuk pada sebuah konferensi pada 25 Maret 2015 di [[Cimahi]], [[Jawa Barat]]. Ketua umum pertamanya adalah Gilang Iskandar dan Sekretaris Jenderal dijabat oleh Eris Munandar. Saat ini, Eris merupakan ketua umum dari asosiasi ini dan sekjennya dijabat oleh Tulus Tampubolon.<ref>[https://notif.id/2019/7670/news/sekjen-astdi-kualitas-konten-penyiaran-bergantung-pada-kualitas-sdm-nya/ Sekjen ASTDI: Kualitas Konten Penyiaran Bergantung pada Kualitas SDM-nya]</ref><ref>{{Cite web|date=2020-12-26|title=ATSDI: Perlu Kampanye Jelang Migrasi ke Siaran Digital|url=https://republika.co.id/share/qly07v380|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref> ATSDI terdiri dari 65 anggota,<ref>{{Cite web |url=https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ5-20170622-111413-3146.pdf |title=MASUKAN ASOSIASI TELEVISI SIARAN DIGITAL INDONESIA (ATSDI) KEPADA BADAN LEGISLASI (BALEG) DPR-RI TERKAIT HARMONISASI RUU PENYIARAN INISIATIF DPR |access-date=2021-11-15 |archive-date=2021-11-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211115125815/https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ5-20170622-111413-3146.pdf |dead-url=yes }}</ref> seperti [[Nusantara TV]], [[Inspira TV]], [[Berita Nasional TV|Tempo TV]] dan [[Persada TV]]. Dibanding asosiasi televisi lain seperti ATVJI, ATVLI dan ATVSI yang cukup resisten atau ambivalen dalam kebijakan migrasi siaran digital, ATSDI tampak sangat mendorong proses ini, lewat proses seperti pertemuan dengan pemerintah (Kemenkominfo, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Kemenkumham]]), [[Rapat Dengar Pendapat]] dengan komisi dan sejumlah fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]], diskusi dengan [[Lembaga Swadaya Masyarakat|LSM]] terkait, wawancara dan sosialisasi penyiaran digital dengan sejumlah media, dan mengadakan seminar-seminar baik internal maupun eksternal.<ref>{{Cite news|last=II|first=Achmad Rouzni Noor|title=Mencari Kepastian TV Digital di Indonesia|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-3131111/mencari-kepastian-tv-digital-di-indonesia|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/1522991/rakornas-2021-astdi-sampaikan-rekomendasi-pelaksanaan-migrasi-tv-digital Rakornas 2021, ASTDI Sampaikan Rekomendasi Pelaksanaan Migrasi TV Digital]</ref> Selain ATSDI, pihak lain yang berkepentingan mendorong digitalisasi juga datang dari sejumlah pemain elektronik.<ref>{{Cite web|date=2017-11-03|title=Asuka Car TV-ATSDI Desak Pemerintah Digitalisasi Penyiaran|url=https://investor.id/telecommunication/167359/asuka-car-tv-atsdi-desak-pemerintah-digitalisasi-penyiaran|website=investor.id|language=id|access-date=2022-04-30}}</ref>
 
Pasca-ASO, tercatat muncul sejumlah saluran-saluran baru televisi digital di sejumlah daerah, mulai dari [[Moji]], [[Mentari TV]], [[CNN Indonesia]], [[Garuda TV]], [[Sin Po TV]], dan lainnya yang menambah variasi program siaran. Di satu sisi, menurut beberapa pihak dari industri penyiaran, proses ASO sulit mengubah bisnis mereka yang terus tertekan akibat kehadiran teknologi baru seperti layanan OTT.<ref>[https://www.kabarrakyat.id/hiburan/029788056/atvsi-sebut-industri-tv-fta-alami-penurunan-pasca-aso-wawan-julianto-mohon-dilihat-sebagai-masalah-serius ATVSI Sebut Industri TV FTA Alami Penurunan Pasca ASO, Wawan Julianto: Mohon Dilihat Sebagai Masalah Serius]</ref> Bisnis lain yang dianggap mudah terganggu akibat kebijakan ini seperti perusahaan televisi satelit FTA dan ''provider'' TV kabel daerah.<ref>[https://www.kabarrakyat.id/technologi/029570244/aso-nasional-tinggal-sepekan-lagi-seperti-apa-masa-depan-fta-satelit-dan-tv-kabel-di-daerah?page=3 ASO Nasional Tinggal Sepekan Lagi, Seperti Apa Masa Depan FTA Satelit dan TV Kabel di Daerah?]</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Televisi di Indonesia]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
* FLL 0606030771
* Tjahyono, Bambang Heru.2006.Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan Televisi Dimasa Mendatang.Kajian Teknologi Informasi Komunikasi.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta
* Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 2005-2025.Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia
 
== Pranala luar ==
* {{commonsresmi}}
* [https://web.archive.org/web/20200610221044/https://tvdigital.kominfo.go.id/ Situs resmilama konversi TV digital (2012-2020)]
* {{Instagram|siarandigitalindonesia}}
* [http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-11-Menyongsong-Era-TV-Digital.shtml Berita Iptek]
* {{Facebook|siarandigitalindonesia}}
* [http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=54 Ristek]
{{TV di Indonesia}}
* [http://www.denken.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=21 Denken]
{{Peluncuran televisi digital}}
 
[[Kategori:Televisi digital menurut negara|Indonesia]]
[[Kategori:Televisi di Indonesia]]