'''Antropologi linguistik''' adalah studi lintas disiplin yang mempelajari bagaimana bahasa mempengaruhimemengaruhi kehidupan sosial. Ilmu ini adalah cabang dari [[antropologi]], yang lahir dari usaha untuk mendokumentasikan [[Bahasa terancam|bahasa-bahasa yang terancam punah]]. Selama seabad terakhir, ilmu ini telah berkembang hingga turut mencakup sebagian besar aspek dari penggunaan dan [[Tata bahasa|struktur bahasa]].<ref name="Duranti2004">Duranti, Alessandro (ed.), 2004: [https://books.google.com/books?id=3jMmmQjssaEC ''Companion to Linguistic Anthropology''], Malden, MA: Blackwell.</ref>
Antropologi linguistik mengeksplorasi bagaimana bahasa membentuk komunikasi, identitas sosial dan keanggotaan kelompok; mengatur sistem kepercayaan dan sistem ideologi dalam skala besar; serta mengembangkan representasi umum atas semesta [[ilmu sosial]] dan ilmu alam.<ref name="SLA">Society for Linguistic Anthropology. n.d. [http://www.linguisticanthropology.org/about/ About the Society for Linguistic Anthropology] (accessed 7 July 2010).</ref>
== Sejarah perkembangan ==
Menurut pengamatan Alessandro Duranti, tiga [[paradigma]] yang muncul selama sejarah perkembangan subdisiplin ini antara lain: pertama, "linguistik antropologis" yang berfokus pada dokumentasi dari bahasa; kedua, "antropologi linguistik" yang terlibat dalam studi teoretis dari penggunaan bahasa; ketiga, yang berkembang selama dua atau tiga dekade terakhir, mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan cabang antropologi lainnya menggunakan alat-alat wawancara linguistik. Meskipun muncul secara berurutan, ketiga paradigma ini masih aktif digunakan hingga hari ini.<ref name="Duranti2003">Duranti, Alessandro. 2003. Language as Culture in U.S. Anthropology: Three Paradigms. ''Current Anthropology'' 44(3):323-348.</ref>
=== Linguistik antropologis ===
Paradigma pertama awalnya disebut [[linguistik]], namuntetapi seiring dengan matangnya ilmu ini dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan, ilmu ini lebih dikenapdikenal sebagai linguistik antropologis. Disiplin ini berfokus pada tema-tema yang khas seperti dokumentasi linguistik dari [[Bahasa terancam|bahasa-bahasa yang terancam punah]] (seperti, bahasa-bahasa suku asli [[Amerika Utara]]). Tema-tema tersebut antara lain:
* Deskripsi tata bahasa,
* Klasifikasi tipologis (lihat [[Tipologi (linguistik)|tipologi]]), dan
* Masalah yang belum terselesaikan dari [[Hipotesis Sapir-Whorf|relativitas linguistik]] (terkait dengan [[Edward Sapir]] dan [[Benjamin Lee Whorf]], tapi sesungguhnya dibawa ke penelitian linguistik di Amerika oleh [[Franz Boas]] yang bekerja menggunakan kerangka teoretis dari para pemikir Eropa--mulaiEropa—mulai dari Vico hingga [[Johann Gottfried Herder|Herder]] hingga [[Wilhelm von Humboldt|Humboldt]]). Konsep yang disebut "Hipotesis Sapir–Whorf" bisa jadi sesungguhnya sebuah salah penyebutan--sejauhpenyebutan—sejauh pendekatan ilmu yang diambil oleh kedua peneliti tersebut berbeda dari model pengetahuan yang positivis dan berbasis [[hipotesis]]. Mulanya, mahasiswa Sapir bernama Harry Hoijer lah yang mempopulerkanmemopulerkan istilah itu.<ref>Hoijer, Harry. 1954. "The Sapir–Whorf hypothesis," in Language in culture: Conference on the interrelations of language and other aspects of culture. Edited by H. Hoijer, pp. 92–105. Chicago: University of Chicago Press.
</ref>
Pemikiran Humboldt memegang peranan penting dalam penelitian-penelitian kontemporer Jerman, PerancisPrancis, dan Eropa pada umumnya.<ref>{{Cite book|title=Weltansichten: Wilhelm von Humboldts Sprachprojekt|last=Trabant|first=Jürgen|publisher=Verlag C. H. Beck|year=2012}}</ref><ref>{{Cite book|title=Humboldt, Language and Worldview|last=Underhill|first=James W.|publisher=Edinburgh University Press|year=2009}}</ref>
=== Antropologi linguistik ===
Dell Hymes adalah orang yang bertanggung jawab di balik munculnya paradigma kedua bernama ''antropologi linguistik'' di pada tahun 1960-an. Ia juga menciptakan istilah ''[[etnografi]] percakapan'' (atau ''etnografi [[komunikasi]]'') untuk mendeskripsikan visi yang diusungnya untuk bidang ilmu ini. Disiplin ini melibatkan pemanfaatan perkembangan-perkembangan teknologi mutakhir, termasuk bentuk-betukbentuk terbaru dari perekam mekanik..
Hymes juga memperkenalkan unit analisis baru. Ketika paradigma pertama berfokus pada "bahasa" secara khusus, unit analisis pada paradigma kedua adalah "situasi percakapan". Dalam paradigma kedua dengan unit analisis baru ini, perhatian penelitian banyak diberikan untuk situasi-situasi percakapan yang memungkinkan penampil bertanggung jawab atas bentuk penampilan linguistik mereka.<ref name="Bauman">Bauman, Richard. 1977. [[doi:10.1525/aa.1975.77.2.02a00030|Verbal Art as Performance.]] ''American Anthropologist'' 77:290-311.</ref><ref name="Hymes1981">Hymes, Dell. 1981 [1975] Breakthrough into Performance. In ''In Vain I Tried to Tell You: Essays in Native American Ethnopoetics''. D. Hymes, ed. Pp. 79-141. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.</ref>
Hymes juga menjadi pelopor pendekatan antropologi linguistik terhadap ethnopoetics ("puisi-etnis").
Hymes berharap untuk mendekatkan antropologi linguistik dengan disiplin ibunya. Nama "antropologi linguistik" jelas menyatakan bidang ilmu antropologi sebagai disiplin ibu, sedangkan "linguistik antropologis" menyiratkan kesan bahwa identitas utama para praktisinya adalah ilmu linguistik. Kedua disiplin ilmu ini merupakan disiplin akademis yang terpisah di sebagian besar kampus hari ini (tidak demikian pada zaman Boas dan Sapir). Meskipun begitu, ambisi Hymes malah menjadi bumerang. Paradigma kedua tersebut malah semakin menjauhkan subdisiplin ini dari bidang-bidang antropologi lainnya.
=== Permasalahan-permasalah antropologis yang dipelajari melalui metode dan data ilmu linguistik ===
|