Bataviaasch Nieuwsblad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
Pendiri idealis P.A. Daum menyadari pentingnya peran pers Hindia Belanda dalam perkembangan sosial, politik, dan budaya di Hindia Belanda. Tidak hanya sebagai pengantar berita dan informasi, tetapi juga sebagai komentator, pembentuk opini, dan kadang-kadang kritikus tajam bagi pemerintah kolonial.
<blockquote>"...kami memakai pena untuk menceritakan penderitaan penduduk ''yang diakibatkan oleh sistem pemerintahan kolonial yang bobrok'' dan karena itulah mereka menderita.", P.A.Daum<ref>Nieuwenhuys R. ''Oost-Indische spiegel. Wat Nederlandse schrijvers en dichters over Indonesië hebben geschreven vanaf de eerste jaren der Compagnie tot op heden.''(Publisher: Querido, Amsterdam, 1978) P.240 [http://www.dbnl.org/tekst/nieu018oost02_01/nieu018oost02_01_0035.php]</ref></blockquote>
Pada puncak kariernya
Kepala-kepala editor terakhir seperti J.F. Scheltema (1900) juga berselisih dengan otoritas kolonial. Scheltema juga dipenjara selama satu bulan karena mengkritik keras pejabat-pejabat senior, jasa pos, dan kebijakan opium.<ref>Termorshuizen G. (2001) ''Journalisten en heethoofden. Een geschiedenis van de Indisch-Nederlandse dagbladpers''. Amsterdam/Leiden. P.589.</ref>
Baris 29:
== Tahun-tahun terakhir ==
Ketika depresi ekonomi 1930-an terjadi, surat kabar semakin konservatif. Saat pendudukan Jepang, semua koran berbahasa Belanda tidak boleh terbit. Tempat penerbitannya masih mencetak terbitan-terbitan berbahasa Indonesia yang pro-Jepang. Pasca perang, sedikitnya kertas dan berkurangnya pembaca Belanda menjadi alasan hanya satu koran Batavia yang maish bertahan. Per 1 Juni 1946, koran tersebut diterbitkan oleh gabungan tiga kantor berita metropolitan pra-perang, termasuk ''Bataviaasch Nieuwsblad''. Pada tahun 1949, surat kabar ini menjadi independen lagi (1950–1955), tetapi dengan nama ''Nieuwsblad voor Indonesie'' (Surat Kabar untuk Indonesia). Setelah merger bulan Desember 1957, ''Bataviaasch Nieuwsblad'' dibubarkan.<ref>Sens A. ''"Terug naar patria en de bladen laten verrekken"'', (in: Bosma, 2005) P.67 and 77-78</ref><ref>
== Karyawan ==
Baris 61:
== Pranala luar ==
* {{nl icon}} [http://www.indische-pers.nl/tentoonstelling/03.html The Indies Press website. official online information and research platform.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120331030915/http://www.indische-pers.nl/tentoonstelling/03.html |date=2012-03-31 }}
* {{nl icon}} [http://oaithesis.eur.nl/ir/repub/asset/4233/Master%20Thesis%20Kirsten%20Vos%202007%20v%201.2.pdf 'Indie Tabe' Master Thesis Erasmus University by Kirsten Vos about the Indo repatriation (1950–1958).] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120916030215/http://oaithesis.eur.nl/ir/repub/asset/4233/Master%20Thesis%20Kirsten%20Vos%202007%20v%201.2.pdf |date=2012-09-16 }}
[[Kategori:Sejarah pers Indonesia]]
|