Gong Nekara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Gong nekara selayar.jpg|jmpl|''Gong Nekara'' yang ditemukan tahun [[1686]] di [[Kepulauan Selayar]]]]
 
'''Gong nekara''' adalah gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son, yang terdapat di delta Sungai Merah Vietnam Utara. Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga Masehi. Dengan menggunakan metode pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method),<ref name="pariwisata"/> gong ini oleh para peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya pengerjaan logam. Gong Nekara ini mempunyai 3 fungsi pada masanya,<ref name="kerajaannusantara.com"/> yakni fungsi Keagamaan, Sosial-Budaya, dan Politik. Fungsi keagamaan yaitu sebagai alat komunikasi, upacara, dan simbol. Sementara fungsi sosial budaya yaitu sebagai simbol status sosial, perangkat upacara dan karya seni yang mempunyai daya magis religius. Sedangkan fungsi politik yaitu sebagai tanda bahaya atau isyarat perang.
 
'''Gong Nekara''' mempunyai luas lingkaran sebesar 396 &nbsp;cm persegi, luas lingkaran pinggang 340 &nbsp;cm persegi, dan tinggi 95 &nbsp;cm persegi. Keunikan yang dimiliki gong yang dikenal sakral itu adalah adanya gambar bermotif flora dan fauna terdiri dari gajah 16 ekor, burung 54 ekor, pohon sirih 11 buah dan ikan 18 ekor. Sementara dipermukaan gong bagian atas terdapat 4 ekor arca berbentuk kodok dengan panjang 20 &nbsp;cm dan di samping terdapat 4 daun telinga yang berfungsi sebagian pegangan. Pada bidang pukul terdapat hiasan geometris, demikian pula pada bagian tengah gong terdapat garis pola bintang berbentuk 16. Nekara secara vertikal terdiri atas susunan kaki berbentuk bundar seperti silinder, badan dan bahu berbentuk cembung.
 
== Tertua di Dunia ==
Baris 15 ⟶ 13:
Sumber yang ''kedua'' adalah naskah hukum pelayaran dan perdagangan ''Ammana Gappa'' (abad 17) dimana Pulau Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga. Letaknya sangat strategis bagi pelayaran yang menuju ketimur maupun ke barat. Dengan demikian Pulau Selayar menjadi bandar transit bagi lalu lintas pelayaran kala itu. Di dalam naskah itu juga disebutkan tentang ''daftar sewa'' bagi orang yang berlayar dari [[Makassar]] ke [[Aceh]], Kedah, Kamboja sewanya 7 rial dari tiap seratus (orang) dan apabila naik dari tempat tersebut menuju Selayar, Malaka, Johor, sewanya 6 rial dari tiap seratus (orang).
 
Dari sumber tersebut memberikan keterangan tentang peranan Pulau Selayar dengan daerah-daerah di Nusantara dan Asia Tenggara. Hal ini memperkuat dugaan bahwa gong nekara mungkin didatangkan dari daratan Asia Tenggara pada waktu pengaruh kebudayaan CinaTiongkok berkembang di kawasan itu. Menurut cerita yang terkait dengan gong nekara di Pulau Selayar, dikatakan bahwa ketika ''Sawerigading'' bersama isterinya ''(We Cuddai)'' dan ketiga putranya ''(La Galigo, Tenri Dio, dan Tenri Balobo)'' kembali dari CinaTiongkok, dalam perjalanannya menuju ke [[Luwuk]] mereka singgah di Pulau Selayar dan langsung menuju ke suatu tempat yang disebut ''[[Putabangun, Bontoharu, Kepulauan Selayar|Putabangun]]'' dengan membawa sebuah ''nekara perunggu'' yang besar. Di tempat itu mereka dianggap sebagai Tumanurung. Pada saat itulah Tenri Dio dianggap menjadi raja pertama di Putabangun dan menempatkan gong nekara itu sebagai kalompoang di Kerajaan Putabangun.
 
Dari cerita itu dapat disimpulkan bahwa '''Gong Nekara''' dibawa dari CinaTiongkok oleh Sawerigading. Yang dimaksud dengan CinaTiongkok disinidi sini, mungkin adalah ''Indo China''. Selain itu, masyarakat juga menganggap bahwa hanya ada dua gong nekara di dunia, yaitu sebuah di ''[[Pulau Selayar]]'' dan sebuah lagi berada di ''[[CinaTiongkok]]''. Gong nekara yang ada di Pulau Selayar dianggap sebagai ''suami'' dan yang ada di CinaTiongkok dianggap sebagai ''isteri''. Hal ini mengingatkan kita pada nekara yang dipuja berpasangan di daerah [[Birma]] yang dipersonifikasikan sebagai pasangan suami isteri. Nekara yang di atasnya terdapat hiasan katak berukuran lebih tinggi melambangkan ''pria'', sedangkan yang tidak memakai hiasan katak dan berukuran lebih kecil dan rendah melambangkan ''wanita''. Dengan demikian nampaktampak adanya persamaan nilai simbolis dari negara penganut kebudayaan perunggu khususnya gong nekara di Indonesia dan Asia Tenggara.<ref name="www.katailmu.com"/>.
 
<br />
 
== Referensi ==
{{Reflist|refs=
 
<ref name="kerajaannusantara.com">{{cite web |url=http://www.kerajaannusantara.com/id/news/273-Nekara-dari-Tiongkok-di-Era-Kerajaan-Putabangun |title=kerajaannusantara.com |author= |date= |work= |publisher= |accessdate= |archive-date=2021-02-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210228004924/http://www.kerajaannusantara.com/id/news/273-Nekara-dari-Tiongkok-di-Era-Kerajaan-Putabangun |dead-url=no }}</ref>
 
<ref name="pariwisata">{{cite web |url=http://pariwisataselayar.com/id/2011/10/nekara-drum/ |title=pariwisataselayar.com |author= |date= |work= |publisher= |accessdate= }}{{Pranala mati|date=Oktober 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
<ref name="kompas.com">{{cite web |url=http://regional.kompas.com/read/2011/05/18/09432154/Kisah.Gong.Nekara.Asal.China.di.Selayar |title=kompas.com |author= |date= |work= |publisher= |accessdate= |archive-date=2022-03-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220308072551/https://regional.kompas.com/read/2011/05/18/09432154/Kisah.Gong.Nekara.Asal.China.di.Selayar |dead-url=no }}</ref>
 
<ref name="www.katailmu.com">{{cite web |url= http://www.katailmu.com/2014/05/gong-nekara-aset-wisata-budaya-selayar.html|title= Kata Ilmu |author= |date= |work= |publisher= |accessdate= |archive-date= 2017-09-19|archive-url= https://web.archive.org/web/20170919142949/http://www.katailmu.com/2014/05/gong-nekara-aset-wisata-budaya-selayar.html|dead-url= no}}</ref>
 
}}
 
<br />
 
== Pranala luar ==
{{commons|File:Gong nekara 2.jpg|Gong Nekara tahun 1882}}
 
* {{id}}[http://www.indotravelers.com/sulawesi-selatan/wisata-selayar.html http://www.indotravelers.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220527053427/http://www.indotravelers.com/sulawesi-selatan/wisata-selayar.html |date=2022-05-27 }}
* {{id}}[http://arkeologi.web.id/articles/arkeologi-prasejarah/1839-kisah-gong-nekara-asal-china-di-selayar http://arkeologi.web.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111211181610/http://arkeologi.web.id/articles/arkeologi-prasejarah/1839-kisah-gong-nekara-asal-china-di-selayar |date=2011-12-11 }}
* {{id}}[http://selayar.org/history/124-gong-nekara-peninggalan-zaman-peruggu http://selayar.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120203104428/http://selayar.org/history/124-gong-nekara-peninggalan-zaman-peruggu |date=2012-02-03 }}
* {{en}}[http://www.kitlv.nl/ Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230703201948/http://www.kitlv.nl/ |date=2023-07-03 }}
 
{{Topik Kepulauan Selayar}}