Nyi Roro Kidul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Pitchrigi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(244 revisi perantara oleh 98 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|sinetron 2019|Nyi Roro Kidul (sinetron 2019)}}
[[Berkas:Kanjeng Ratu Kidul.jpg|jmpl|Gambaran populer wujud Nyai Rara Kidul, mengenakan pakaian berwarna hijau.]]
'''Nyi Roro Kidul''' (atau ''Nyai Roro Kidul''){{efn|[[Aksara Sunda]]: {{unicode|ᮑᮤ ᮛᮛ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪}} <small>[[Bahasa Sunda|translit.]] ''Nyi Rara Kidul''</small><br/>[[Aksara Jawa]]: {{script/Java|ꦚꦻꦫꦫꦏꦶꦢꦸꦭ꧀}} <small>[[Bahasa Jawa|translit.]] Nyai Rara Kidul</small><br/>[[Aksara Bali]]: {{script/Bali|ᬜᬶᬭᭀᬭᭀᬓᬶᬤᬸᬮ᭄}}}} adalah sosok supranatural dari cerita rakyat Indonesia. Ia dipercaya menguasai [[Samudra Hindia|Laut Selatan]] dalam mitos [[Suku Sunda|Sunda]] dan [[Suku Jawa|Jawa]].
'''Nyi Roro Kidul''' (juga ''Nyai Roro Kidul'' atau ''Nyai Loro Kidul'') adalah sesosok roh atau dewi [[legenda]]ris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]]. Tokoh ini dikenal sebagai [[Ratu Laut Selatan]] ([[Samudra Hindia]]) dan secara umum disamakan dengan [[Kanjeng Ratu Kidul]], meskipun beberapa kalangan sebenarnya keduanya berbeda.<ref name=herman>Herman Utomo dan Silvie Utomo. 2008. ''Dialog dengan Alam Dewa''. Jakarta: Kelompok Spiritual Universal.</ref>
{{Infobox deity
| type = Indonesian
| name = Nyi Roro Kidul <br> {{nobold|ڽى رارا کيدول<br>{{script/Sund|ᮑᮤ ᮛᮛ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪}}<br>{{script/Java|ꦚꦻꦫꦫꦏꦶꦢꦸꦭ꧀}}<br>{{script/Bali|ᬜᬶᬭᭀᬭᭀᬓᬶᬤᬸᬮ᭄}}}}
| deity_of = Ratu Laut Selatan, Samudra Kidul
| image =
| caption = Ilustrasi populer Nyi Roro Kidul
|abode=[[Samudra Hindia]]|region=[[Indonesia]]}}
 
Dalam mitologi Jawa, [[Kanjeng Ratu Kidul]] merupakan ciptaan dari [[Dewa Kaping Telu]] yang mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi ([[Dewi Sri|dewi padi]]) dan dewi alam yang lain. Sedangkan Nyi RaraRoro Kidul mulanya merupakan putri [[Kerajaan Sunda]] yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinyatirinnya. Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan Nyi Rara Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan [[Kejawen]], Nyi Rara Kidul adalah bawahan setia [[Kanjeng Ratu Kidul]].<ref name=herman/>
 
Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan [[Kejawen]], Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia [[Kanjeng Ratu Kidul]].<ref name=herman>Herman Utomo dan Silvie Utomo. 2008. ''Dialog dengan Alam Dewa''. Jakarta: Kelompok Spiritual Universal.</ref>
Kedudukan Nyai Loro Kidul sebagai Ratu-Lelembut tanah Jawa menjadi motif populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri Sunda dan Jawa.
 
Kedudukan NyaiNyi LoroRoro Kidul sebagai Ratu-Lelembut tanah Jawa menjadi motif populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri Sunda dan Jawa.
== Nama ==
Nyai Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama [[Ratu Laut Selatan]] dan Gusti [[Kanjeng Ratu Kidul]].<ref>[Puisi Misteri Indonesia untuk menghormati Nyi Roro Kidul Kanjeng Ratu Kidul]</ref> Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti ''Nyai'', ''Kanjeng'', dan ''Gusti'' untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Orang-orang juga menyebutnya sebagai ''eyang'' (nenek). Dalam wujud sejenis [[putri duyung]], ia disebut sebagai [[Nyai Blorong]].<ref>Robson, Stuart. The Kraton, KITLV Press 2003, Leiden, ISBN 90-6718-131-5, p. 77</ref>
 
== Etimologi ==
Terkadang orang juga menyebut namanya sebagai Nyai Loro Kidul. [[Bahasa Jawa]] ''loro'' merupakan sebuah [[homograf]] untuk "dua - 2" dan "sakit, menderita". Sementara [[bahasa Jawa]] '''rara''' (atau ''roro'') memiliki arti "gadis". Seorang [[ortografi|ortografer]] [[Belanda]] memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa kuno ''roro'' menjadi bahasa Jawa baru ''loro'', sehingga terjadi perubahan arti dari "gadis cantik" menjadi "orang sakit".<ref>Jordaan, Roy E. ''Tara and Nyai Lara Kidul ''- Asian Folklore Studies, Volume 56, 1997: pp 303</ref>
NyaiNyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama [[Ratu Laut Selatan]] dan Gusti [[Kanjeng Ratu Kidul]].<ref>[Puisi Misteri Indonesia untuk menghormati Nyi Roro Kidul Kanjeng Ratu Kidul]</ref> Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti ''Nyai'', ''Kanjeng'', dan ''Gusti'' untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Orang-orang juga menyebutnya sebagai ''eyang'' (nenek). Dalam wujud sejenis [[putri duyung]], ia disebut sebagai [[Nyai Blorong]].<ref>Robson, Stuart. The Kraton, KITLV Press 2003, Leiden, ISBN 90-6718-131-5, p. 77</ref>
 
Terkadang orang juga menyebut namanya sebagai Nyai Loro Kidul. [[Bahasa Jawa]] ''loro'' merupakan sebuah [[homograf]] untuk "dua - 2" dan "sakit, menderita". Sementara [[bahasa Jawa]] '''rara''' (atau ''roro'') memiliki arti "gadis". Seorang [[ortografi|ortografer]] [[Belanda]] memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa kuno ''roro'' menjadi bahasa Jawa baru ''loro'', sehingga terjadi perubahan arti dari "gadis cantik" menjadi "orang sakit".<ref>Jordaan, Roy E. ''Tara and Nyai Lara Kidul ''- Asian Folklore Studies, Volume 56, 1997: pp 303</ref>
 
== Asal usul ==
Masyarakat Sunda mengenal legenda mengenai penguasa spiritual kawasan Laut Selatan Jawa Barat yang berwujud perempuan cantik yang disebut Nyi Rara Kidul. Legenda yang berasal dari [[Kerajaan Sunda]] [[Pajajaran]] dari abad ke-15 berumur lebih tua daripada legenda [[Kerajaan Mataram Islam]] dari abad ke-1618. Meskipun demikian, penelitian [[antropologi budaya|atropologi dan kultur]] masyarakat Jawa dan Sunda mengarahkan bahwa legenda Ratu Laut Selatan Jawa kemungkinan berasal dari kepercayaan [[animisme|animistik]] prasejarah yang jauh lebih tua lagi, dewi pra-Hindu-Buddha dari samudra selatan. Ombak [[samudraSamudra Hindia]] yang ganas di pantai selatan Jawa, badai serta terkadang [[tsunami]]nya, kemungkinan telah membangkitkan rasa hormat serta takut terhadap kekuatan alam, yang kemudian dianggap sebagai alam spiritual para dewata serta lelembut yang menghuni lautan selatan yang dipimpin oleh ratu mereka, sesosok dewi, yang kemudian diidentifikasikan sebagai [[Ratu Laut Selatan|Ratu Kidul]].
 
=== Dewi KanditaKadita ===
Salah satu cerita rakyat Sunda menceritakan Dewi Kandita atau Kadita, putri cantik dari [[kerajaan Sunda]] [[Pajajaran]] di [[Jawa Barat]], yang melarikan diri ke lautan selatan setelah diguna-gunaiguna. Guna-guna tersebut dikeluarkan oleh seorang dukun atas perintah saingannya di istana (ibu tiri) , dan membuat putri tersebut menderita penyakit kulit yang menjijikkan. Ia mendapat bisikan gaib dari ibunya untuk melompat ke lautan yang berombak ganas dan kemudian ia menjadi sembuh serta kembali cantik. Para lelembut kemudian mengangkatnya menjadi Ratu- Lelembut LautanLaut Selatan yang legendaris.<ref>Meijboom, Jos - Javaansche sagen mythen en legenden, Zutphen - W.J. Thieme & Cie, 1924 pp 204 - 243, ISBN 90-03-91270-X</ref>
 
Versi yang serupa adalah Dewi Kandita, putri tunggal Raja Munding Wangi dari [[Kerajaan PajajaranGaluh|Galuh Pakuan]]. Karena kecantikannya, ia dijuluki ''Dewi Srêngéngé'' (lit. "Dewi Matahari"). Meskipun mempunyai seorang putri yang cantik, Raja Munding Wangi bersedih karena ia tidaktak memiliki seorang putra yang dapat menggantikannya sebagai raja. Raja kemudian menikah dengan Dewi Mutiara dan mendapatkan putra dari pernikahan tersebut. Dewi Mutiara ingin putranya dapat menjadi raja tanpa ada rintangan di kemudian hari, sehingga ia berusaha menyingkirkan Dewi Kandita. Dewi Mutiara menghadap Raja dan memintanya untuk menyuruh Kadita pergi dari istana. Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara tersenyum dan berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya.
 
Dewi Mutiara ingin putranya dapat menjadi raja tanpa ada rintangan di kemudian hari, sehingga ia berusaha menyingkirkan Kandita. Dewi Mutiara menghadap Raja dan memintanya untuk menyuruh Kandita pergi dari istana. Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara tersenyum dan berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya.
Keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang tukang tenung. Dia menyuruh sang dukun untuk meneluh Kadita. Pada malam harinya, tubuh Kadita gatal-gatal dipenuhi kudis, berbau busuk dan penuh bisul. Ia menangis tak tahu harus berbuat apa. Raja mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan Kandita serta sadar bahwa penyakit tersebut tidak wajar, pasti berasal dari guna-guna. Ratu Dewi Mutiara memaksa raja mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, ia terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya keluar dari negeri mereka.
Kandita pergi berkelana sendirian tanpa tujuan dan hampir tidak dapat menangis lagi. Ia tidak dendam kepada ibu tirinya, melainkan meminta agar [[Sanghyang Kersa]] mendampinginya dalam menanggung penderitaan. Hampir tujuh hari dan tujuh malam, akhirnya ia tiba di Samudera Selatan. Air samudra itu bersih dan jernih, tidak seperti samudera lain yang berwarna biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Ia melompat dan berenang, air Samudera Selatan melenyapkan bisulnya tanpa meninggalkan bekas, malah ia semakin cantik. Ia memiliki kuasa atas Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Roro Kidul yang hidup abadi. Kawasan [[Pantai Palabuhanratu]] secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.
 
Keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang tukang tenung. Dia menyuruh sang dukun untuk meneluh KaditaKandita. Pada malam harinya, tubuh KaditaKandita gatal-gatal dipenuhi kudis, berbau busuk dan penuh bisul. Ia menangis tak tahu harus berbuat apa. Raja mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan Kandita serta sadar bahwa penyakit tersebut tidak wajar, pasti berasal dari guna-guna. Ratu Dewi Mutiara memaksa rajaSang Raja untuk mengusir puterinyaputrinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negerikerajaan. Karena Sang Raja tidak menginginkan puterinyaputrinya menjadi gunjingan di seluruh negerikerajaan, ia terpaksa menyetujui usulusulan RatuDewi Mutiara untuk mengirimmengasingkan putrinya keluar dari negeri merekakerajaan.
=== Putri Banyu Bening Gelang Kencana ===
Dalam salah satu cerita rakyat Sunda, ''Banyu Bening'' (lit. "Air Jernih") menjadi ratu dari kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita [[lepra]] kemudian berkelana menuju selatan. Ia ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam samudra.<ref>"''Njai Loro Kidoel''" oleh Inten Bayan aka Rene Adeboi, Moesson, The Hague 1967</ref>
 
Kandita pergi berkelana sendirian tanpa tujuan dan hampir tidak dapat menangis lagi. Ia tidak dendam kepada ibu tirinya, melainkan meminta agar [[Sang Hyang Kersa|Sanghyang Kersa]] mendampinginya dalam menanggung penderitaan. Hampir tujuh hari dan tujuh malam, akhirnya ia tiba di SamuderaSamudra Selatan. Air samudra itu bersih dan jernih, tidak seperti samuderasamudra lain yang berwarna biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Ia melompat dan berenang, air Samudera Selatan melenyapkan bisulnya tanpa meninggalkan bekas, malah iamembuatnya semakin cantik. Ia memiliki kuasa atas Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Roro Kidul yang hidup abadi. Kawasan [[Pantai Palabuhanratu]] secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.
== Legenda dan kepercayaan ==
=== Patih tentara laut selatan ===
Nyi Roro Kidul dipercaya menjabat sebagai patih [[Kanjeng Ratu Kidul]] yang memimpin bala tentara makluk halus di laut selatan. Kiai Iman Sampurno dari [[Blitar]], [[Jawa Timur]] (abad ke-19) mengeluarkan ramalan bahwa Nyi Roro Kidul dan [[Sunan Lawu]] akan memimpin bala tentara masing-masing akan menyebarkan wabah kepada para manusia berkelakuan buruk.<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)'', hal. 242-243. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref>
 
=== NyiPutri RoroBanyu KidulBening danGelang Nyi BlorongKencana ===
Dalam salah satu cerita rakyat Sunda, ''Banyu Bening'' (lit. "Air Jernih") menjadi ratu dari kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita [[lepra]] kemudian berkelana menuju selatan. Ia ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam samudra.<ref>"''Njai Loro Kidoel''" oleh Inten Bayan aka Rene Adeboi, Moesson, The Hague 1967</ref>
{{main|Nyi Blorong}}
Nyai Loro Kidul terkadang digambarkan berwujud [[putri duyung]] dengan tubuh bagian bawah berwujud seekor ular atau ikan ,terkadang pula digambarkan sebagai wanita yang amat cantik. Ia dipercaya mengambil jiwa siapapun yang ia inginkan.<ref>Becker, Judith. Die Meereskönigin des Südens, Ratu Kidul. hal. 142, Nyi Blorong, die Schlangenfrau - ISBN 3-496-02657-X</ref> Terkadang ia disebut memiliki wujud ular. Kepercayaan ini mungkin berasal dari legenda tentang putri Pajajaran yang menderita penyakit [[lepra]]. Penyakit kulit yang dialami putri tersebut kemungkinan dianggap sama seperti ular yang berganti kulit.<ref>Jordaan, Roy E. Tara and Nyai Lara Kidul - Asian Folklore Studies, Volume 56, 1997: 285-312</ref>.
 
=== Nyi Roro Kidul dan Sunan Kalijaga ===
{{main|Sunan Kalijaga}}
''Sunan Kalijaga'' memiliki hubungan mendalam dengan Nyai Loro Kidul karena aspek yang sama, yaitu air (dalam [[bahasa Jawa]], ''kali'' memiliki arti "sungai"). [[Panembahan Senopati]] (1584–1601), pendiri ekspansi imperial Mataram, mencari dukungan dewi dari Samudra Selatan ([[Kanjeng Ratu Kidul]] dan Nyai Loro Kidul) di Pemancinang, selatan Jawa, untuk menjadi pelindung khusus keluarga bangsawan Mataram. Ketergantungan Senopati pada Sunan Kalijaga dan Nyai Loro Kidul menurut catatan sejarah mencerminkan ambivalen Dinasti Mataram terhadap Islam dan kepercayaan asli Jawa.<ref>Ricklefs, M.C. A history of modern Indonesia since c.1300, The Macmillan Press LTD 1993, pp 7, 41, ISBN 0-333-57690-X</ref>
 
=== Larangan berpakaian hijau ===
Terdapat kepercayan lokal bahwa jika mengenakan pakaian berwarna hijau akan membuatnya sehingga membuat pemakainya tertimpa kesialan, karena hijau adalah warna kesukaannya.<ref name=wormser>''Legend of Borobudur'', hal. 114: Dr. C.W. Wormser - Het Hooge Heiligdom - Uitgeverij W. Van Hoeve Deventer, N.V. Maatschappij Vorkink Bandoeng</ref> Warna hijau laut (''gadhung m'lathi'' dalam [[bahasa Jawa]]) adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul dan tidak boleh ada yang memakai warna tersebut di sepanjang pantai selatan Jawa.<ref>Robson, Stuart. The Kraton, KITLV Press 2003, Leiden , ISBN 90-6718-131-5</ref> Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mitosnya mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya (budak). Secara logika, alasan tersebut muncul karena air laut pada daerah pantai selatan warnanya cenderung kehijauan sehingga korban tenggelam yang mengenakan pakaian hijau akan sulit ditemukan.
 
[[Serat Centhini]] menyebut bahwa Gusti Kanjeng Nyai Rara Kidul memiliki ''kampuh gadhung mlathi'' atau "kain dodot panjang berwarna hijau dan tengahnya putih" yang berperada emas.<ref name=serat>{{cite book|url=|authors=|title=Centhini: Tambangraras-Amongraga, Jilid I, hal. 53|first=Ngabei|last=Ranggasutrasna|year=1991|location=Jakarta|issn=|isbn=979-407-358-X|publisher=Balai Pustaka|date=|accessdate=}}</ref>
 
=== Sarang burung walet ===
Nyai Loro Kidul adalah dewi pelindung pengumpul [[sup sarang burung|sarang burung]] di selatan Jawa. Para pengumpul menuruni tebing menggunakan tali serabut kelapa hingga sekitar ketinggian sembilan meter (30 kaki) di atas permukaan laut. Disana, mereka menunggu arus ombak di atas teras bambu, kemudian terjun dan terbawa arus masuk ke gua. Dalam kegelapan total, mereka mengambil sarang burung dan memasukkan dalam tas mereka. Perjalanan pulang juga sangat berbahaya dan membutuhkan waktu yang tepat, agar tidak terbawa ombak yang ganas.<ref>Blair, Lawrence and Lorne. Ring of Fire an Indonesian Odyssey, Park Street Press Hongkong 1991 ISBN 0-89281-430-6</ref>
 
Sarang burung Jawa merupakan salah satu sarang burung terbaik di dunia. Sup sarang burung yang dipasarkan di China, Thailand, Malaysia, dan Singapura didedikasikan kepada Nyai Loro Kidul, demikian menurut tulisan Sultan Agung. Terdapat tiga jenis panen, yaitu ''Unduan-Kesongo'' (April), ''Unduan-Telor'' (Agustus, terbanyak), dan ''Unduan-Kepat'' (Desember). Rongkob dan Karang Bolong yang terdapat di pantai selatan Jawa Tengah terkenal sebagai tempat mengumpulkan sarang [[burung walet]] (disebut ''Salanganen'' atau ''Collocalia fuciphaga''). Proses panen terkenal karena juga dilakukan pertunjukan [[wayang]] serta tarian ritual yang diiringi musik [[gamelan]]. Setelah panen selesai, masyarakat memberikan persembahan yang disebut "Ranjang Nyai Loro Kidul". Persembahan tersebut digantung bersama dengan kain [[batik]] dan cermin yang diletakkan di atas bantal berwarna hijau.<ref>De Cock Wheatley, Ch. In the Realms of a Mystic Queen, Inter-Ocean, 12-13, 1931-'32 - KITLV Leiden Holland pp 205-210</ref>
 
== KulturBudaya populer ==
* Nyi Roro Kidul seringkalisering kali menjadi tokoh dalam perfilman Indonesia, seperti: ''[[Kutukan Nyai Roro Kidul]]'', ''[[Bangunnya Nyi Roro Kidul]]'', ''[[Dewi Angin-Angin]]'', ''Susuk Nyi Roro Kidul'', ''[[Kisah Cinta Ratu Pantai Selatan]]'',<ref name="Ratu Pantai Selatan">{{cite web|title=''Ratu Pantai Selatan'': Seruni Tampil sebagai Dewa Penolong|url=http://bintang.com/140198/tv_bios/sinetron/ratu.htm|first= |last= |date=14 Januari 1998 |accessdate=26 Mei 2023|language= |website=Tabloid Bintang |archive-date=3 November 1999|archive-url=https://web.archive.org/web/19991103233351/http://bintang.com/140198/tv_bios/sinetron/ratu.htm|dead-url=yes}}</ref> ''[[Nyi Roro Kidul (sinetronseri televisi 2003)|Sinetron Nyi Roro Kidul]]'', dan sebagainya.
* Kanjeng Ratu Roro Kidul menjadi salah satu karakter dalam komik daring Webtoon Indonesia berjudul 7 Wonders, merupakan perubahan wujud 'Sang Bidadari Nawangwulan' Legenda Jaka Tarub setelah terjatuh dari Kahyangan. Nyi Roro Kidul juga merupakan karakter di Nusantara Droid War.
* Nyi Roro Kidul menginspirasi perancangan salah satu tokoh Hero dalam permainan daring ''[[Mobile Legends: Bang Bang|Mobile Legends]]'' bernama Kadita.<ref>{{Cite web|url=https://www.kincir.com/game/mobile-game/mobile-legends-indonesia-kadita|title=Mobile Legends Resmi Perkenalkan Hero Asli Indonesia, Kadita|website=kincir.com|language=id|access-date=2019-08-13}}</ref>
* Permainan Heroes of God memiliki karakter bernama Nyi Raka yang terinspirasi dari legenda Nyi Roro Kidul.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://urbandigital.id/karakter-legenda-nyi-roro-kidul-dalam-video-game/|title=5 Karakter Legenda Nyi Roro Kidul dalam Video Game Dunia|date=2018-09-14|website=Urbandigital|language=id-ID|access-date=2019-08-13}}</ref>
* Permainan Atlantica Online memiliki karakter bernama Roro Kidul.<ref name=":0" />
* Line Let’s Get Rich memiliki karakter bernama Roro yang terinspirasi dari legenda Nyi Roro Kidul.<ref name=":0" />
* Permainan Seven Knights memiliki karakter bernama Roro.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==
Baris 57 ⟶ 52:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.jawakidul.nl/where.htm http://www.jawakidul.nl/where.htm]. Situs didedikasikan untuk informasi mengenai Ratu Kidul.]
* [http://www.englishindo.com/2011/12/cerita-legenda-bahasa-inggris.html Cerita Bahasa Inggris] dari Mitos Legenda Indonesia dan Cerita Rakyat Indonesia
 
{{Mitos supernatural Indonesia}}
 
[[Kategori:Mitologi Jawa]]
[[Kategori:MitologiTokoh legendaris Indonesia]]
[[Kategori:Mitologi Sunda]]
[[Kategori:Mitologi Bali]]