Wanita hilang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(31 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Istilah "'''Wanita Hilang'''" atau "perempuan yang hilang'''"''' menunjukkan berkurangnya jumlah perempuan karena berbagai sebab di suatu wilayah atau negara. Hal ini diukur berdasarkan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan. Menurut teori yang berkembang, hal ini disebabkan oleh [[Aborsi selektif jenis kelamin|seks-selektif aborsi]], pembunuhan bayi perempuan, kesehatan dan gizi buruk bagi anak-anak perempuan. Para ahli berpendapat bahwa teknologi yang memungkinkan memilih jenis kelamin sebelum kelahiran bayi yang telah diperdagangkan sejak tahun 1970-an, adalah penyebab terbesar menurunnya jumlah anak-anak perempuan.<ref>{{Cite journal|last=Sen|first=A|year=2003|title=Missing women--revisited: reduction in female mortality has been counterbalanced by sex selective abortions|journal=British Medical Journal|volume=327|issue=7427|pages=1297–1299|doi=10.1136/bmj.327.7427.1297|pmc=286281|pmid=14656808}}</ref>
Baris 5 ⟶ 4:
Ekonom lain, Emily Oster, mempertanyakan penjelasan Sen. Dia berpendapat bahwa kekurangan tersebut disebabkan virus [[hepatitis B]] yang cukup tinggi dan merata di Asia tengah dibandingkan [[Eropa]]. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa Hepatitis B bukanlah penyebab hilangnya perempuan. Para Peneliti juga berpendapat bahwa penyakit lainnya, [[AIDS|HIVS/AIDS]], dan penculikan perempuan juga bertanggung jawab atas hilangnya wanita. Namun, pemilihan anak laki-laki serta berbagai alasan yang berhubungan dengan kesejahteraan laki-laki lebih utama dibandingkan kesejahteraan perempuan masih dianggap sebagai penyebab utama.<ref>John, Mary E., Ravinder Kaur, Rajni Palriwala, Sarawati Raju, and Alpana Sagar. 2008. ''Planning Families, Planning Gender: The Adverse Child Sex Ratio in Selected Districts of Madhya Pradesh, Rajasthan, Himachal Pradesh, Haryana, and Punjab''. New Delhi: Action
Aid/IDRC</ref> Selain untuk kesehatan dan kesejahteraan perempuan, fenomena perempuan hilang telah menyebabkan jumlah laki-laki jauh lebih banyak dalam masyarakat dan pola pernikahan yang tidak seimbang.
Para peneliti berpendapat bahwa meningkatkan kesempatan pendidikan dan kesempatan kerja pada perempuan dapat membantu mengurangi jumlah wanita yang hilang. Namun dampak dari solusi kebijakan ini sangat berbeda antar negara karena tingkat perbedaan seksualitas antara budaya. Berbagai langkah-langkah internasional telah dilakukan untuk memerangi masalah perempuan yang hilang. Misalnya, untuk menyadarkan publik terhadap masalah perempuan yang hilang, [[Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi|OECD]] mengukur jumlah perempuan yang hilang melalui parameter "Son preference"
== Latar Belakang ==
Menurut Sen, meskipun wanita merupakan mayoritas dari populasi dunia, proporsi populasi perempuan di masing-masing negara bervariasi. Beberapa negara
Penelitian asli Sen menemukan bahwa walaupun ada lebih banyak wanita daripada laki-laki di negara-negara Eropa dan Amerika Utara (sekitar 0,98 pria sampai 1 wanita di sebagian besar negara), rasio jenis kelamin negara-negara berkembang di Asia, dan juga Timur Tengah, jauh lebih tinggi (dalam jumlah laki-laki untuk masing-masing perempuan). Misalnya, di China, perbandingan pria terhadap wanita adalah 1,06, jauh lebih tinggi daripada negara lainnya. Perbandingan ini jauh lebih tinggi daripada yang lahir setelah tahun 1985,
===
Sejak penelitian asli Sen, penelitian lanjutan di lapangan telah menghasilkan perkiraan yang bervariasi mengenai jumlah total wanita yang hilang. Sebagian besar variasi ini disebabkan oleh asumsi yang mendasari rasio kelahiran bayi "normal" dan tingkat kematian pasca melahirkan.
Perhitungan Sen menggunakan data tahun 1980-an dan 1990-an untuk wanita hilang dengan rasio jenis kelamin rata-rata di Eropa Barat dan Amerika Utara sebagai rasio jenis kelamin alami. Dengan mengasumsikan bahwa di negara-negara ini, pria dan wanita mendapat perawatan yang sama. Setelah penelitian lebih lanjut, dia memperbarui angka-angka ini dengan rasio seks Afrika Sub-Sahara. Dengan menggunakan rasio seks di negara-negara ini sebagai data dasar dan populasi pria-wanita dari negara lain sebagai data, dia menyimpulkan bahwa lebih dari 100 juta wanita hilang, terutama di Asia.<ref>{{Cite journal|last=Sen|first=Amartya|year=1990|title=More than 100 million women are missing.|journal=The New York Review of Books|volume=37}}</ref> Namun, belakangan menunjukkan bahwa Eropa cenderung memiliki tingkat mortalitas laki-laki yang lebih tinggi karena banyak perang dan umumnya merupakan perilaku berisiko. Hal ini disebabkan oleh pekerja laki-laki bermigrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan, ke luar negeri, dan perang dunia. Budaya "maskulinitas tinggi" ada di negara-negara ini, sementara di sisi lain, negara seperti India, tradisi mengenai perlakuan diskriminatif terhadap anak perempuan lebih kuat dari akhir 1950 sampai pertengahan 1980-an.<ref name=":2">{{cite journal|last=Coale|first=Ansley|year=1991|title=Excess Female Mortality and the Balance of the Sexes in the Population: An Estimate of the Number of "Missing Females|url=https://archive.org/details/sim_population-and-development-review_1991-09_17_3/page/517|journal=Population and Development review|series=3|volume=17|pages=517–523|doi=10.2307/1971953}}</ref>
Sebagai hasil dari perbedaan antara negara-negara ini, demograf Amerika, Coale kembali memperkirakan jumlah asli wanita yang hilang dari Sen menggunakan metodologi yang berbeda. Dengan menggunakan data dari Tabel Kehidupan Model Regional (Regional Model Life Tables) yang merupakan metode buatannya. Coale menemukan bahwa rasio jenis kelamin pria ke wanita alami, yang memperhitungkan tingkat kesuburan dan keadaan negara yang berbeda, memiliki nilai yang diharapkan sebesar 1,059. Dengan menggunakan nomor tersebut, dia kemudian mencapai perkiraan 60 juta wanita hilang, jauh lebih rendah dari perkiraan asli Sen. Namun, beberapa tahun kemudian, [http://wiki-goettingen.de/index.php?title=Stephan_Klasen Klasen] menghitung ulang jumlah perempuan yang hilang menggunakan metode Coale dengan data yang diperbarui. Ia menemukan 69.3 juta perempuan yang hilang. Lebih tinggi dari Coale ini perkiraan semula.<ref>{{Cite journal|last=Klasen|first=Stephan|date=1994|title="Missing Women" reconsidered|journal=Word Development|issue=22(7)|pages=1061–1071}}</ref> Dia juga mencatat masalah dengan Model Model Life Tables; didasari pada negara-negara dengan tingkat kematian perempuan yang lebih tinggi, yang membuat Coale kehilangan jumlah wanita hilang lebih sedikit. Klasen dan Wink mencatat bahwa metodologi Sen dan Coale cacat karena Sen dan Coale berasumsi bahwa rasio seks yang optimal konstan sepanjang waktu dan ruang, yang
Klasen dan Wink melakukan penelitian pada tahun 2003 dengan data sensus yang diperbarui. Dengan menggunakan harapan hidup untuk instrumen rasio seks saat lahir (yang memperhitungkan rasio seks non-konstan serta bias dari Tabel Kehidupan Model Regional), mereka memperkirakan 101 juta wanita hilang di seluruh dunia. Kesimpulannya, mereka menemukan tren yang menunjukkan bahwa Asia Barat, Afrika Utara dan sebagian besar Asia Selatan memiliki rasio seks yang setara, sedangkan rasio China dan Korea Selatan memburuk. Faktanya, Klasen dan Wink mencatat bahwa China bertanggungjawab atas 80% kenaikan perempuan yang hilang antara tahun 1994 dan 2003. Aborsi selektif digunakan sebagai alasan karena ketiadaan perbaikan di India dan China, sementara peluang pendidikan dan ketenagakerjaan perempuan meningkat sebagai alasan untuk peningkatan rasio di negara-negara dengan rasio rendah lainnya seperti Sri Lanka.<ref>{{Cite journal|last=Klasen|first=Stephan|last2=Claudia Wink|date=2002|title=A turning point in gender bias in mortality? An update on the number of missing women|url=https://archive.org/details/sim_population-and-development-review_2002-06_28_2/page/285|journal=Population and Development Review|series=2|volume=28|pages=285–312|doi=10.1111/j.1728-4457.2002.00285.x}}</ref> Klasen dan Wink juga mencatat bahwa ada hal yang serupa dengan hasil Sen dan Coale, Pakistan memiliki persentase perempuan hilang terbanyak di dunia dibandingkan dengan total populasi wanita pra-dewasa.<ref>{{Cite journal|last=Klausen|first=Stephan|last2=Wink|first2=Claudia|year=2003|title=Missing Women: Revisiting the Debate|journal=Feminist Economics|volume=9|page=270|doi=10.1080/1354570022000077999}}</ref>
Perkiraan selanjutnya cenderung memiliki jumlah wanita hilang yang lebih banyak. Sebagai contoh, sebuah penelitian
{| class="wikitable sortable" style="margin-bottom: 10px;"
! '''Negara'''
! '''Kesenjangan Gender'''<br>
0-19 kelompok umur (tahun 2010)<ref name="czg">Christophe Z Guilmoto, [https://www.unfpa.org/webdav/site/global/shared/documents/Guilmoto_Revised_presentation_Hanoi_Oct2011.pdf Sex imbalances at birth Trends, consequences and policy implications] {{Webarchive|url=https://wayback.archive-it.org/all/20120604063319/https://www.unfpa.org/webdav/site/global/shared/documents/Guilmoto_Revised_presentation_Hanoi_Oct2011.pdf |date=2012-06-04 }} Error in webarchive template: Check <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">|url=</code> value. Empty.
▲ United Nations Population Fund, Hanoi (October 2011)</ref>
! %<br>
perempuan
Baris 71 ⟶ 69:
=== Perbedaan di berbagai negara ===
Bahkan di dalam negara, perempuan yang hilang dapat bervariasi secara drastis. Das Gupta mengamati bahwa
Di sisi lain, daerah pedesaan di China memiliki masalah perempuan yang hilang lebih besar daripada di daerah perkotaan. hal itu juga didukung oleh program Pemerintah China atas kebijakan satu anak. Daerah perkotaan telah terbukti lebih mudah untuk menerapkan kebijakan tersebut karena sistem Danwei, populasi perkotaan umumnya berpendidikan - memahami bahwa satu anak lebih mudah dirawat dan tetap sehat daripada dua. Di daerah pedesaan dimana pertanian dan pasangan bergantung pada keturunan laki-laki untuk merawatnya di usia tua, anak laki-laki lebih disukai perempuan.
Bahkan [[negara maju]] menghadapi masalah dengan wanita yang hilang. Bias terhadap anak perempuan sangat nyata di kalangan negara-negara yang didominasi kelas menengah yang relatif maju ([[Republik Tiongkok|Taiwan]], [[Korea Selatan]], [[Singapura]], [[Armenia]], [[Azerbaijan]], [[Georgia]]) dan imigran masyarakat Asia di [[Amerika Serikat]] dan [[Britania Raya|Inggris]]. Hanya baru-baru ini dan di beberapa negara (terutama Korea Selatan) memiliki kampanye pengembangan dan pengajaran mulai berubah arah, menghasilkan rasio gender yang lebih normal.
=== Upaya Mengelabui Data
Beberapa bukti menunjukkan bahwa di Asia, terutama di Cina dengan [[Kebijakan satu anak|kebijakan satu-anak]], perilaku kesuburan, kematian bayi, dan informasi kelahiran perempuan mungkin disembunyikan atau tidak dilaporkan. Alih-alih kebijakan memperluas kesempatan perempuan untuk mendapatkan kebijakan ketenagakerjaan yang menguntungkan, dari tahun 1979 dan seterusnya, kebijakan satu anak telah menambahkan preferensi anak laki-laki yang menyebabkan jumlah perempuan hilang terbanyak di negara manapun.<ref>{{Cite journal|last=Bulte|first=Erwin|last2=Nico Heenrink|last3=Xiaobo Zhang|date=2011|title=China's One‐Child Policy and ‘the Mystery of Missing Women': Ethnic Minorities and Male‐Biased Sex Ratios*.|journal=Oxford Bulletin of Economics and Statistics|series=1|volume=73|pages=21–39|doi=10.1111/j.1468-0084.2010.00601.x}}</ref>
Karena orang tua sangat ingin memiliki anak laki-laki dan hanya diperbolehkan satu anak, beberapa wanita kelahiran pertama tidak dilaporkan dengan harapan anak mereka berikutnya akan menjadi anak laki-laki.<ref>{{Cite journal|last=Merli|first=Giovanna|last2=Adrian E. Raftery|year=2000|title=Are births underreported in rural China? Manipulation of statistical records in response to China's population policies.|url=https://archive.org/details/sim_demography_2000-02_37_1/page/109|journal=Demography|series=1|volume=37|issue=1|pages=109–126|doi=10.2307/2648100|pmid=10748993}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Goodkind|first=Daniel|year=2011|title=Child underreporting, fertility, and [[sex ratio]] imbalance in [[China]].|journal=Demography|series=1|volume=48|pages=291–316|doi=10.1007/s13524-010-0007-y}}</ref> Anak-anak yang bertahan hidup yang tidak dilaporkan menderita karena tidak memiliki akses terhadap [[asuransi kesehatan]], kesempatan menerima dan pendidikan yang lebih rendah dan sering hidup dengan perasaan bahwa mereka membebani keluarga mereka.
==
=== Pendapat Sen ===
Sen berpendapat bahwa perbedaan rasio jenis kelamin di negara-negara Asia Timur seperti India, China, dan Korea bila dibandingkan dengan Amerika Utara dan Eropa, seperti yang terlihat pada tahun 1992, hanya dapat dijelaskan oleh pengurangan gizi dan kesehatan yang disengaja terhadap perempuan dan anak perempuan. Hal ini disebabkan oleh mekanisme budaya, seperti tradisi dan nilai yang bervariasi antar negara dan bahkan wilayah di dalam negara.<ref name="Sen update">{{Cite web|url=http://www.frontline.in/static/html/fl1822/18220040.htm|title=MANY FACES OF GENDER INEQUALITY|last=Sen|first=Amartya|publisher=Frontline|access-date=2014-03-28}}</ref> Karena anggapan memiliki anak laki-laki lebih utama telah melekat di berbagai negara, maka anak perempuan, jika terlahir tidak diberikan hak yang sama dengan anak laki-laki khususnya dalam perawatan medis. Begitu pula dengan prioritas makanan dalam sebuah keluarga, laki-laki lebih diutamakan. Hal itu menyebabkan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah pada perempuan.<ref>{{Cite news|url=http://www.nybooks.com/articles/archives/1990/dec/20/more-than-100-million-women-are-missing/|title=More Than 100 Million Women Are Missing|last=Sen|first=Amartya|date=1990-12-20|work=The New York Review of Books|newspaper=The New York Review of Books|issn=0028-7504|access-date=2015-09-15}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">|work=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">|newspaper=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])
</ref>
====
[[Berkas:Sex_ratio_over_65_per_country_smooth_2.png|jmpl|450x450px|Rasio jenis kelamin oleh negara untuk penduduk berusia di atas 65 tahun.
Menurut model konflik kooperatif Sen,<ref name="Model">{{Cite journal|last=Sen|first=Amartya|year=1987|title=Gender and cooperative conflicts.|journal=Helsinki: World Institute for Development Economics Research}}</ref> hubungan dalam rumah tangga dicirikan oleh kerjasama dan konflik: kerja sama dalam penambahan sumber daya dan konflik dalam pembagian sumber daya di antara rumah tangga. Proses intra-rumah tangga ini dipengaruhi oleh persepsi kepentingan, kontribusi dan kesejahteraan seseorang.
Biasanya, laki-laki yang memiliki hak kepemilikan tanah, lebih
==== Hilangnya anak-anak perempuan ====
[[Berkas:Sex_ratio_below_15_per_country_smooth_2.png|jmpl|450x450px|Rasio jenis kelamin oleh negara untuk penduduk berusia di bawah 15 tahun.
Sen menyarankan bahwa di daerah dengan proporsi wanita hilang yang tinggi, perawatan dan gizi pada anak perempuan selalu berhubungan dengan pandangan masyarakat. Orang tua, bahkan ibu, sering menghindari anak perempuan karena budaya patriarki tradisional di negara-negara dimana penghapusan perempuan berlangsung. Anak laki-laki lebih dihargai di daerah ini karena mereka dipandang memiliki masa depan yang produktif secara ekonomi sedangkan perempuan tidak. Seiring bertambahnya usia
Karena penilaian orang tua yang selektif terhadap anak perempuan, meskipun wanita mampu memperoleh kesehatan dan peluang ekonomi yang lebih baik di luar rumah, masalah wanita tetap ada. Khususnya, teknologi ultrasound telah memperburuk masalah kehilangan anak perempuan. Perawatan ultrasound memungkinkan orang tua untuk menyaring janin wanita yang tidak diinginkan sebelum mereka terlahir. Sen menyimpulkan bahwa bias terhadap wanita begitu "mengakar" sehingga perbaikan ekonomi dalam kehidupan rumah tangga hanya memungkinkan jika
==== Peran kesuburan ====
Rasio jenis kelamin alami saat lahir adalah sekitar 105 laki-laki berbanding 100 wanita.<ref>{{Cite journal|last=Guilmoto|first=C. Z.|year=2012|title=Skewed sex ratios at birth and future marriage squeeze in China and India, 2005–2100|url=https://archive.org/details/sim_demography_2012-02_49_1/page/77|journal=Demography|volume=49|issue=1|pages=77–100|doi=10.1007/s13524-011-0083-7}}</ref> Namun, karena aborsi, rasio jenis kelamin saat lahir di negara-negara dengan proporsi kehilangan wanita berkisar antara 108,5 di India hingga 121,2 di China. Karenanya, jumlah wanita yang hilang
Berbagai peneliti berpendapat bahwa menurunnya kesuburan juga berpengaruh terhadap masalah perempuan yang hilang secara intensif.<ref name=":8">Klasen, S. 2008. Missing Women: Some Recent Controversies on Levels and Trends in Gender Bias in Mortality. Ibero America Institute Discussion Paper No. 168. Forthcoming in Basu, K. and R. Kanbur (eds.) Arguments for a better world: Essays in honour of Amartya Sen. Oxford: Oxford University Press (forthcoming).</ref> Hal ini karena keluarga lebih menginginkan anak laki-laki. Penurunan kesuburan berarti keluarga tidak ingin memiliki anak dengan banyak jenis kelamin,
Selanjutnya, dalam sebuah penelitian yang membandingkan India dan Bangladesh, para peneliti menemukan bahwa kesuburan India yang menurun menyebabkan intensifikasi yang besar pada preferensi anak laki-laki. Hal tersebut meningkatkan jumlah wanita yang hilang, sementara penurunan kesuburan di Bangladesh menyebabkan penurunan perempuan yang hilang.
=== Hubungan Virus Hepatitis B dalam penurunan jumlah perempuan ===
Dalam
====
Beberapa peneliti membantah teori Oster. Diantaranya Avraham Ebenstein, Skewness, dan Das Gupta.<ref name="avi">{{Cite journal|last=Ebenstein|first=Avraham Y.|date=February 2007|title=Fertility Choices and Sex Selection in Asia: Analysis and Policy|url=http://www.demog.berkeley.edu/~ebenstei/Ebenstein_Avraham_JM1.pdf|access-date=19 May 2009|journal=|archive-date=2007-07-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20070708071949/http://www.demog.berkeley.edu/~ebenstei/Ebenstein_Avraham_JM1.pdf|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Oster|first=Emily|author-link=Emily Oster|date=September 2005|title=Explaining Asia's "Missing Women": A New Look at the Data – Comment|url=http://home.uchicago.edu/~eoster/dasgupta.pdf|journal=Population and Development Review|volume=31|issue=3|pages=529, 535|doi=10.1111/j.1728-4457.2005.00082.x|access-date=19 May 2009|archive-date=2008-08-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20080830045057/http://home.uchicago.edu/~eoster/dasgupta.pdf|dead-url=yes}}</ref> Namun, dalam sebuah penelitian tahun 2008 yang dipublikasikan di ''The American Economic Review'', Lin dan Luoh menggunakan data mengenai hampir 3 juta kelahiran di Taiwan dalam jangka waktu yang lama dan menemukan bahwa kemungkinan efek infeksi Hepatitis B pada kelahiran laki-laki sangat kecil. Hanya 0,25%.<ref>{{Cite journal|last=Lin|first=Ming-Jen|last2=Luoh|first2=Ming-Ching|year=2008|title=Can Hepatitis B Mothers Account for the Number of Missing Women? Evidence from Three Million Newborns in Taiwan|url=https://archive.org/details/sim_american-economic-review_2008-12_98_5/page/2259|journal=American Economic Review|volume=98|issue=5|pages=2259–73|doi=10.1257/aer.98.5.2259}}</ref> Hal ini menunjukkan bahwa tingkat infeksi Hepatitis B pada ibu-ibu hamil tidak dapat menjelaskan menurunnya jumlah wanita.
=== Penyakit lainnya ===▼
Dalam sebuah penelitian
Temuan mereka di China juga menghubungkan wanita usia tua yang meninggal dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit tidak menular lainnya, yang menyebabkan melonjaknya kematian wanita. Namun, kelompok terbesar kematian perempuan adalah kelompok usia 0 hingga 4 tahun. Hal ini sesuai dengan Teori Sen.
Di sub-Sahara Afrika,
Dalam sebuah artikel pada tahun 2008, Eileen Stillwaggon, menunjukkan bahwa
</ref>
▲Sisanya kemungkinan adalah bahwa itu adalah infeksi di antara bapak-bapak yang bisa menyebabkan miring kelahiran rasio. Namun, Oster, bersama-sama dengan Chen Yu dan Lin, dalam tindak lanjut penelitian untuk Lin dan Luoh diperiksa data set 67,000 kelahiran (15% di antaranya Hepatitis B carrier) dan tidak menemukan efek dari infeksi pada kelahiran yang terlalu baik untuk ibu atau ayah. Akibatnya, Oster ditarik sebelumnya dia hipotesis.<ref name="revision">{{Cite web|url=http://home.uchicago.edu/~eoster/hbvnotecon.pdf|title=Hepatitis B Does Not Explain Male-Biased Sex Ratios in China|last=Oster|first=Emily|authorlink=Emily Oster|last2=Chen|first2=Gang|year=2008|access-date=19 May 2009|last3=Yu|first3=Xinsen|last4=Lin|first4=Wenyao}}</ref>
Hipotesis James
▲=== Penyakit lainnya ===
▲Dalam sebuah penelitian di tahun 2008, Anderson dan Ray mengklaim bahwa penyakit lain yang dapat menjelaskan "kelebihan kematian perempuan" di Asia dan sub-Sahara Afrika.<ref name="Diseases">{{Cite journal|last=Anderson|first=Siwan|last2=Debraj Ray|year=2010|title=Missing women: age and disease.|url=http://restud.oxfordjournals.org/content/77/4/1262.short|journal=The Review of Economic Studies|series=4|volume=77|issue=4|pages=1262–1300|doi=10.1111/j.1467-937x.2010.00609.x}}</ref> Dengan membandingkan relatif tingkat kematian dari perempuan ke laki-laki di negara-negara maju ke negara tersebut, Anderson dan Ray menemukan bahwa 37 sampai 45% dari perempuan yang hilang di Cina dapat ditelusuri ke pra-kelahiran dan masa bayi tahap terminasi faktor, sedangkan hanya sekitar 11% dari India wanita hilang disebabkan oleh faktor yang sama, menunjuk pada fakta bahwa kerugian yang tersebar di berbagai usia. Mereka menemukan bahwa pada umumnya, penyebab utama kematian perempuan di India adalah [[penyakit kardiovaskular]]. "Cedera" adalah nomor dua penyebab kematian perempuan di India. Kedua penyebab ini jauh lebih besar daripada angka kematian ibu melahirkan dan [[Gugur kandungan|aborsi]] janin, meskipun "Luka" dapat berhubungan langsung dengan diskriminasi gender.
Bukti
▲Di sub-Sahara Afrika, berbeda dengan Sen perselisihan dan rata-rata statistik, Anderson dan Ray menemukan sejumlah besar perempuan yang hilang. Sen digunakan rasio jenis kelamin dari 1.022 untuk sub-Sahara Afrika di pekerjaan yang dilakukan pada tahun 2001, untuk menghindari membandingkan negara-negara maju untuk mengembangkan orang-orang. Hanya sebagai Sen diyakini, dalam studi mereka, mereka tidak menemukan bukti untuk menyalahkan perempuan yang hilang untuk melahirkan diskriminasi seperti seks-selektif aborsi atau mengabaikan. Untuk memperhitungkan tingginya jumlah wanita muda yang hilang mereka menemukan bahwa [[AIDS|HIV/AIDS]] adalah penyebab utama, melebihi [[malaria]] dan kematian ibu. Anderson dan Ray diperkirakan tahunan kelebihan perempuan tingkat kematian 600,000 karena HIV/AIDS saja. Kelompok usia dengan angka tertinggi dari perempuan yang hilang adalah 20 - 24 25 - 29 tahun berkisar. Tingginya prevalensi HIV/AIDS tampaknya menunjukkan, menurut Anderson dan Ray, ketidakseimbangan dalam akses perempuan terhadap layanan kesehatan serta sikap yang berbeda tentang seksual dan norma-norma budaya.
Secara keseluruhan, pelaporan dan perdagangan mungkin terlalu kecil untuk memperhitungkan
▲Dalam sebuah artikel pada tahun 2008, Eileen Stillwaggon, menunjukkan bahwa suku bunga yang lebih tinggi dari HIV/AIDS adalah konsekuensi yang mendalam-berakar ketimpangan gender di sub-Sahara Afrika. Di negara-negara dimana wanita tidak dapat memiliki properti mereka secara lebih genting jatuh kembali posisi, setelah kurang daya tawar untuk "bersikeras seks yang aman tanpa risiko ditinggalkan" oleh suami mereka.<ref name="Stillwaggon">{{Cite journal|last=Stillwaggon|first=Eileen|date=2008|title=Race, sex, and the neglected risks for women and girls in sub-Saharan Africa.|journal=Feminist Economics|series=4|volume=14|pages=67–86|doi=10.1080/13545700802262923}}</ref> Dia mengklaim bahwa seseorang kerentanan terhadap HIV tergantung pada kesehatan mereka secara keseluruhan, dan sebagai salah informasi praktek, seperti keyakinan bahwa berhubungan seks dengan wanita yang perawan akan menyembuhkan seorang laki-laki dari AIDS, seks kering, dan kegiatan rumah tangga yang mengekspos perempuan untuk penyakit berkontribusi terhadap melemahnya perempuan memiliki sistem kekebalan tubuh yang mengarah ke HIV yang lebih tinggi tingkat kematian. Stillwaggon berpendapat untuk meningkatkan fokus pada sanitasi dan gizi bukan hanya [[Abstinensi|pantang]] atau seks yang aman. Sebagai wanita menjadi lebih sehat kemungkinan perempuan yang terinfeksi menularkan HIV ke pasangan laki-laki menurun secara signifikan.
== Berbagai efek yang muncul ==
▲=== Penyebab alami untuk tinggi atau rendah rasio jenis kelamin manusia ===
Beberapa penelitian juga mencatat bahwa pada pertengahan 1990-an, tren sebaliknya terjadi di wilayah Asia dimana rasio laki-laki terhadap perempuan pada awalnya tinggi. Namun perlahan jumlah perbandingan laki-laki menurun terhadap perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Das Gupta.
▲Ulama lain pertanyaan yang diasumsikan normal rasio jenis kelamin, dan kekayaan sejarah dan geografis data yang menunjukkan rasio seks bervariasi secara alami dari waktu ke waktu dan tempat, untuk alasan yang tidak dipahami dengan baik. William James dan lain-lain<ref name="James-JournalofEndocrinology">{{Cite journal|last=James W.H.|date=July 2008|title=Hypothesis:Evidence that Mammalian Sex Ratios at birth are partially controlled by parental hormonal levels around the time of conception|url=http://joe.endocrinology-journals.org/content/198/1/3.full.pdf+html|journal=Journal of Endocrinology|volume=198|issue=1|pages=3–15|doi=10.1677/JOE-07-0446|pmid=18577567}}</ref><ref>see:
▲Yakobus memperingatkan bahwa bukti ilmiah yang tersedia berdiri melawan atas asumsi-asumsi dan kesimpulan. Dia melaporkan bahwa ada kelebihan laki-laki lahir di hampir semua populasi manusia, dan alam rasio jenis kelamin saat lahir adalah biasanya antara 102 dan 108. Namun rasio dapat menyimpang secara signifikan dari kisaran ini untuk alasan alami seperti pernikahan dini dan kesuburan, ibu remaja, rata-rata umur ibu pada saat lahir, ayah usia, usia kesenjangan antara ayah dan ibu, akhir kelahiran, etnis, sosial dan tekanan ekonomi, peperangan, lingkungan dan efek hormonal.<ref>JAN GRAFFELMAN and ROLF F. HOEKSTRA, A Statistical Analysis of the Effect of Warfare on the Human Secondary Sex Ratio, Human Biology, Vol. 72, No. 3 (June 2000), pp. 433-445</ref> sekolah Ini ulama dukungan mereka alternatif hipotesis dengan data historis ketika seks modern-pilihan teknologi yang tersedia, serta kelahiran rasio jenis kelamin di sub-daerah, dan berbagai kelompok etnis dari negara maju.<ref name="rjhmam">R. Jacobsen, H. Møller and A. Mouritsen, Natural variation in the human sex ratio, Hum. Reprod. (1999) 14 (12), pp 3120-3125</ref><ref name="tvlkjt">{{Cite journal|last=T Vartiainen|last2=L Kartovaara|last3=J Tuomisto|last-author-amp=yes|year=1999|title=Environmental chemicals and changes in sex ratio: analysis over 250 years in finland|journal=Environmental Health Perspectives|volume=107|issue=10|pages=813–815|doi=10.1289/ehp.99107813|pmc=1566625|pmid=10504147}}</ref> Mereka menunjukkan bahwa langsung aborsi data yang harus dikumpulkan dan dipelajari, bukan menarik kesimpulan secara tidak langsung dari rasio jenis kelamin sebagai Sen dan lain-lain telah dilakukan.
▲James hipotesis ini didukung oleh sejarah kelahiran rasio jenis kelamin data sebelum teknologi untuk ultrasonographic seks-skrining ditemukan dan dikomersialkan pada tahun 1960-an dan 1970-an, dan juga terbalik dengan rasio jenis kelamin saat ini diamati di Afrika. Michel Garenne laporan bahwa banyak negara-negara Afrika memiliki, selama puluhan tahun, menyaksikan kelahiran sex rasio di bawah 100, yaitu lebih banyak anak perempuan yang lahir dari anak laki-laki.<ref>Michel Garenne, Southern African Journal of Demography, Vol. 9, No. 1 (June 2004), pp. 91-96</ref> [[Angola]], [[Botswana]] dan [[Namibia]] telah melaporkan kelahiran seks rasio antara 94, 99, yang cukup berbeda dari yang diduga 104 hingga 106 alami manusia lahir rasio jenis kelamin.<ref>Michel Garenne, Southern African Journal of Demography, Vol. 9, No. 1 (June 2004), page 95</ref> John Graunt mencatat bahwa di London lebih dari 35 tahun pada abad ke-17 (1628-1662),<ref>RB Campbell, [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11512687 John Graunt, John Arbuthnott, and the human sex ratio], Hum Biol. 2001 Aug;73(4):605-610</ref> kelahiran rasio jenis kelamin adalah 1.07; sementara Korea catatan sejarah menunjukkan kelahiran seks rasio 1.13, berdasarkan 5 juta kelahiran, di tahun 1920-an selama periode 10-tahun.<ref>Ciocco, A. (1938), Variations in the ratio at birth in USA, Human Biology, 10:36–64</ref>
▲=== Perempuan penculikan dan penjualan ===
▲Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang hilang mungkin karena alasan lain dari seks-selektif aborsi atau perempuan migran bekerja. Secara khusus, wanita, bayi, anak-anak dan wanita telah menjadi korban [[perdagangan manusia]]. Di Cina keluarga kurang bersedia untuk menjual bayi laki-laki meskipun mereka membawa harga yang lebih tinggi di perdagangan. Perempuan yang lahir melebihi kebijakan satu-anak dapat dijual kepada keluarga kaya sedangkan orang tua mengaku menjual bayi perempuan mereka lebih baik dari alternatif lainnya.<ref name="N1">{{Cite book|title="A Broken Compact." China's Deep Reform: Domestic Politics in Transition|last=Pearson|first=Veronica|date=2006|page=431}}</ref>
▲Di luar negeri adopsi layanan untuk anak-anak Cina telah terlibat dalam perdagangan bayi untuk menuai keuntungan dari sumbangan dari asing pengadopsi.<ref name="N3">{{Cite journal|last=Meier|first=Patricia J.|last2=Xiaole Zhang|date=2008|title=Sold into adoption: the Hunan baby trafficking scandal exposes vulnerabilities in Chinese adoptions to the United States|url=http://www.childtrafficking.com/Docs/meier_08_sold_adoption_1009.pdf|journal=Cumberland Law Review|volume=39|issue=87}}</ref> Satu studi mencatat bahwa antara tahun 2002 dan tahun 2005 sekitar 1000 diperdagangkan bayi ditempatkan dengan mengadopsi orang tua, masing-masing bayi seharga $3000.<ref name="N2">{{Cite news|url=https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/11/AR2006031100942.html|title=Stealing Babies for Adoption: With U.S. Couples Eager to Adopt, Some Infants Are Abducted and Sold in China|last=Goodman|first=Peter S.|date=Mar 12, 2006|work=Washington Post|newspaper=Washington Post|access-date=4/11/14}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">|work=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">|newspaper=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])
▲[[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]</ref> Untuk menjaga pasokan untuk adopsi anak yatim, panti asuhan dan panti jompo mempekerjakan perempuan sebagai bayi pengedar.
▲Secara keseluruhan, pelaporan dan perdagangan mungkin terlalu kecil untuk memperhitungkan angka-angka mengejutkan perempuan yang hilang di selatan-timur Asia dan sub-Sahara Afrika meskipun mereka mungkin terkait dengan faktor penyebab.{{Synthesis-inline|date=October 2015}}
=== Kesehatan masyarakat ===
Dengan pertumbuhan pendapatan per kapita yang tinggi di banyak bagian di India dan
Secara umum, kondisi ini
=== Pengantin yang hilang ===
Beberapa
===
Sejak munculnya
=== Efek lain ===
Berbagai perkembangan yang terjadi di [[Korea Selatan]] yang pada awal 1990-an memiliki
== Solusi dan kebijakan ==
Solusi
=== Pendidikan ===
Di sisi lain,
=== Peluang kerja ===
Sen berpendapat bahwa
Qian
=== Dukungan Organisasi
Meskipun
Pada tahun 2014, Kabeer, Huq, dan Mahmud
== Lihat juga ==
* [[Demografi Asia]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
[[Kategori:Halaman dengan rujukan yang memiliki parameter duplikat]]
[[Kategori:Gender]]
[[Kategori:Perempuan]]
[[Kategori:Penduduk]]
[[Kategori:Budaya]]
[[Kategori:Demografi]]
|