Sampuraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Cerita
 
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9:
 
=== Sampuraga ===
Salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun di [[Mandailing]] adalah cerita ataupun “Legenda Sampuraga”. Dahulu, Sampuraga dan ibunya tinggal di tempat daerah [[Padangdesa BolakSirambas, kec. Panyabungan Barat, Mandailing Natal]]. Keadaan sangat miskin di tempat ini, sehingga menyebabkan Sampuraga berkeinginan untuk mengubah kehidupannya. Dia tidak ingin pekerjaannya hanya mencari kayu bakar setiap harinya. Ia ingin menjadi pemuda yang membayangkan masa depan yang cerah. Kemudian ia berniat untuk merantau dan mohon izin pada ibunya yang sudah sangat tua. Sampuraga meninggalkan orang tuanya dengan linangan air mata. Dia berjanji akan membantu keadaan ibunya apabila telah berhasil kelak. Ibunya kelihatan begitu sedih, karena Sampuraga adalah putra satu-satunya yang dimilikinya. Ia melepas kepergian putranya dengan tetesan air mata.
 
=== Sampuraga Pergi Merantau ===
Baris 17:
Ketika upacara perkawinan tiba, ibunya datang ke pesta itu berharap dapat berjumpa dengan putranya secepatnya. Tetapi yang terjadi kemudiian adalah Sampuraga tidak mengakui kalau itu adalah ibunya. Dia malu kepada istrinya karena ibunya kelihatan sangat tua renta dan miskin. Dia menyuruh ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sampuraga berkata, “Hei orang tua, kamu bukan ibu kandungku! Ibuku telah lama meninggal dunia. Pergi!!!” Sampuraga tidak peduli dengan kesedihan dan penderitaan ibunya. Ibunya pun pergi sambil memohon dan berdo’a kepada Allah SWT. Sampuraga dikutuk oleh ibunya, dan kedurhakaannya tidak lain adalah disebabkan oleh kekayaannya. Ibunya memeras air susunya, Sampuraga lupa bahwa ia pernah disusui oleh ibunya. Atas kehendak Allah SWT, datanglah badai secara tiba-tiba. Di sekitar tempat istana, terjadi banjir, dan istana tersebut dihempas oleh air. Sampuraga tenggelam, dan tempat itu menjadi Sumur Air Panas. Itulah yang dikenal dengan Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas.
 
''Sumber :
* www.madina.go.id'' <ref name="madina">{{cite web | title = Sampuraga | publisher = www.madina.go.id | url = http://www.madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | accessdate = 2012-10-28 | archive-date = 2012-08-05 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120805112958/http://madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | dead-url = yes }}</ref>
* www.depdagri.go.id <ref name="madinakab">{{cite web | title = Kabupaten Mandailing Natal | publisher = www.depdagri.go.id | url = http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/12/name/sumatera-utara/detail/1213/mandailing-natal | accessdate = 2012-10-28 | archive-date = 2012-11-05 | archive-url = https://web.archive.org/web/20121105144636/http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/12/name/sumatera-utara/detail/1213/mandailing-natal | dead-url = yes }}</ref>
 
== Legenda Bukit Sampuraga versi Dayak TombunTomun ==
{{Untuk|tokoh dalam cerita rakyat Dayak Tomun (nama lainnya)|Cenaka Burai}}
=== Patih Sebatang menikahi Mayang Ilung ===
Baris 51:
== Dayak Tomun dan Pengaruh budaya Minangkabau ==
 
Dayak Tomun sebagai pewaris cerita Sampuraga merupakan nama suku besar dayakDayak yang bermukim di daerah aliran Sungai Lamandau, tepatnya di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Istilah "Tomun” dipakai untuk menunjuk sekelompok suku Dayak yang saling mengerti dan memahami dalam hal bahasa, walaupun terdiri dari berbagai macam sub-suku yang ada di sana, baik dari segi dialek, daerah permukiman (dukuh dan sungai), dan tradisi. Kata "Tomun” memiliki makna yang dalam bahasa Indonesia berarti “berbicara”, “bermusyawarah”, “bertemu”, atau “adanya perjumpaan untuk saling memahami”. Bisa saling mengerti dalam berbahasa, walau mereka berasal dari sub-suku, daerah, dan bahasa yang berbeda satu sama lain, adalah ciri khas dan keunikan suku Dayak Tomun.
 
Mengherankan bahwa asal usul Dayak Tomun berkaitan erat dengan suku [[Minangkabau]] di SumatraSumatera Barat. Dayak Tomun mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari Datuk Perpatih Nan Sebatang dari Pagaruyung, SumatraSumatera Barat. Khususnya di Kudangan, desa di Kabupaten Lamandau yang berbatasan langsung dengan [[Kalimantan Barat]], banyak kosakata setempat mirip dengan kosakata dalam bahasa Minangkabau. Juga terdapat rumah adat yang mirip dengan rumah adat suku Minangkabau.
 
== Lihat pula ==
Baris 69:
* {{id}} [http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/13-Legenda-Gunung-Batu-Bangkai Legenda Gunung Batu Bangkai - ceritarakyatnusantara.com]
 
[[Kategori:Cerita rakyat dari Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Cerita rakyat dari Mandailing Natal]]