Sejarah wanita di Jerman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(36 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Spoken Wikipedia|date=8 November 2021|Suaramomon - Bagian 1 - Sejarah Wanita di Jerman.ogg|Suaramomon - Bagian 2 - Sejarah Wanita di Jerman.ogg}}{{Multiple image
| align = right
| direction = horizontal
| width = 150
| image1 = Bundesarchiv Bild 146-1973-010-31, Mutter mit Kindern.jpg
| caption1 = Foto propaganda pada masa kekuasaan [[Nazisme|Nazi]] di Jerman, mencitrakan bahwa wanita ideal adalah seorang ibu rumah tangga.
| image2 = Von_der_Leyen_2010.jpg
| caption2 = [[Ursula von der Leyen]], menteri pertahanan perempuan pertama di Jerman
}}
'''Sejarah wanita di Jerman''' merupakan kajian sejarah yang mencakup peran, pergerakan, dan aktivitas [[wanita]] di daerah dengan bahasa (mayoritas) [[Bahasa Jerman|Jerman]] dari masa ke masa. Sejarah ini dapat ditelusuri mulai dari [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]] hingga saat ini. Dalam rentang waktu tersebut, wanita di Jerman telah mengambil berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat. Pada masa-masa awal, peran wanita Jerman diidentikkan dengan istilah 4K yakni: ''Kinder'' (anak-anak), ''Kirche'' (gereja), ''Küche'' (dapur), dan ''Kleider'' (pakaian). Istilah ini mengindikasikan peran wanita Jerman yang dulunya hanya terbatas pada aktivitas yang berkaitan dengan rumah tangga seperti membesarkan anak, menghadiri aktivitas peribadatan, memasak dan menyediakan makanan, dan berurusan dengan pakaian.<ref>{{Cite web|url=http://www.germanculture.com.ua/library/facts/bl_women.htm|title=Women In German Society|website=www.germanculture.com.ua|language=en-US|access-date=2017-10-30}}</ref> Seiring perkembangan zaman, wanita Jerman melalui pergerakan dan perjuangannya mulai mendapatkan peran yang lebih luas. Pun kemudian saat ini bermunculan tokoh-tokoh ikonik yang melambangkan kesetaraan gender di Jerman seperti, [[Ursula von der Leyen]] (Menteri Pertahanan Jerman) dan [[Angela Merkel]] ([[Kanselir Jerman]]).
== Abad pertengahan hingga akhir abad ke-18 ==
Pada abad pertengahan, wanita Jerman mempunyai posisi dan peran yang relatif sangat terbatas di masyarakat. Tiga aktivitas utama yang dilakukan mayoritas kaum wanita pada masa ini adalah, bercocok tanam, menjaga hewan ternak, dan menenun kain. Wanita Jerman pada masa ini masih mendapat diskriminasi dalam kepemilikan atau pewarisan properti, seperti tanah dan bangunan.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/52542551|title=State of virginity : gender, religion, and politics in an early modern Catholic state|last=1964-|first=Strasser, Ulrike,|date=2004|publisher=University of Michigan Press|isbn=9780472032150|location=Ann Arbor|oclc=52542551}}Hlm 47-51</ref><ref name=":13">{{Cite journal|last=Nelson|first=Janet L.|last2=Rio|first2=Alice|date=2013-08-22|title=Women and Laws in Early Medieval Europe|url=http://www.oxfordhandbooks.com/view/10.1093/oxfordhb/9780199582174.001.0001/oxfordhb-9780199582174-e-035|language=en|doi=10.1093/oxfordhb/9780199582174.001.0001/oxfordhb-9780199582174-e-035}} dalam M.,, Bennett, Judith; 1957-, Karras, Ruth Mazo, (2013). [https://www.worldcat.org/oclc/829743917 ''The Oxford handbook of women and gender in medieval Europe''] (First edition ed.). Oxford, England: Oxford University Press. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:
</ref> Secara umum,
Sebelum abad ke 19, remaja wanita menjadi tanggung jawab ayahnya, seorang wanita harus patuh terhadap ayahnya sebelum kemudian menikah
== Abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ==
[[Berkas:Louise Otto-Peters.jpg|jmpl|256x256px|[[Louise Otto-Peters]] (1819-1895), salah satu pelopor pergerakan wanita di Jerman pada abad ke-19.]]
Abad ke-19 merupakan masa
Perubahan tatanan masyarakat berkaitan dengan bertambahnya tingkat kemakmuran, yang kemudian memberikan gaya hidup dan nilai-nilai [[borjuis]] pada relatif banyak keluarga di perkotaan Jerman.<ref name=":15" /> Perubahan ini membuat kaum wanita dari keluarga tersebut tidak lagi berurusan banyak dengan pekerjaan rumah tangga dan dapat mencurahkan waktunya di bidang pendidikan atau seni. Di bidang pendidikan, wanita Jerman masih menjadi salah satu yang terbelakang jika dibandingkan negara-negara [[Eropa Barat]] lainnya pada masa ini.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/865848704|title=Gender, canon and literary history : the changing place of nineteenth-century German women writers|last=Ruth.|first=Whittle,|isbn=9783110259223|location=Berlin|oclc=865848704}} Hlm 17. "In Western Europe, the German wife was looked upon as the most backward housewife: French women had a chance to become successful in business by marrying wisely, leaving little more than......"
</ref> Namun, liberalisasi pendidikan di Jerman pada masa ini mulai memberikan kebebasan wanita untuk memperoleh pendidikan,<ref name=":1" /> meskipun untuk jenjang pendidikan tinggi masih sangat terbatas atau bahkan dapat dikatakan tidak ada.<ref>{{Cite web|url=http://www.sup.org/books/title/?id=3747|title=Gender and the Modern Research University: The Admission of Women to German Higher Education, 1865-1914 {{!}} Patricia Mazón|last=Press|first=Stanford University|website=www.sup.org|language=en|access-date=2017-10-31}}</ref> Kebijakan liberalisasi pendidikan ini kemudian membuat tingkat literasi di Jerman menjadi 88% pada tahun 1871.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/53015327|title=Readers and society in nineteenth-century France : workers, women, peasants|last=Martyn.|first=Lyons,|date=2001|publisher=Palgrave|isbn=9780230287808|location=Houndmills, Basingstoke, Hampshire|oclc=53015327}}. Hlm 1. "The German Reich was 88 per cent literate in 1871."
</ref>
Sejarah awal pergerakan kaum wanita di Jerman tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa [[Vormärz]] dan [[Revolusi Jerman 1848|Revolusi Jerman]] tahun 1848. Lini masa pergerakan wanita pada abad ke-18 hingga awal abad ke-19 di Jerman dapat dibagi menjadi tiga
# Awal pergerakan(1848-1860an): Awal pergerakan kaum wanita di Jerman dipelopori oleh [[Louise Otto-Peters]]. Otto-Peters yang juga diberi julukan "ibu dari pergerakan wanita Jerman", merupakan wanita pertama yang membawa isu terkait emansipasi wanita kepada konstitusi baru yang terbentuk setelah peristiwa [[Vormärz]]. Meskipun setelahnya, aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan kaum wanita mendapat banyak sensor dan tekanan dari pemerintah.<ref name=":2" />
# Periode 1865-1880an
# Periode 1890-1914
Pergerakan-pergerakan ini membuahkan banyak hasil terhadap peran dan posisi wanita Jerman di masyarakat.<ref name=":2" /> Di bidang pendidikan misalnya, pada 1908 pemerintah [[Prusia]] mulai mengizinkan wanita untuk menempuh pendidikan penuh di universitas. Kemudian pada tahun 1914, sekitar 4.000 wanita terdaftar menempuh pendidikan pada universitas-universitas di Jerman.<ref name=":2" /><ref name=":3" />
== Abad ke-20 ==
Pada permulaan abad ke-20, kaum wanita di [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]], termasuk juga di Jerman, menuntut pemerintah untuk memberikan mereka hak politik.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.facinghistory.org/holocaust-and-human-behavior/chapter-4/women-weimar-republic|title=Women in the Weimar Republic|website=Facing History and Ourselves|access-date=2017-10-31}}</ref> Pemerintah Jerman di bawah konstitusi [[Republik Weimar|Weimar]] kemudian memberikan hak kepada kaum wanita untuk memilih dan menduduki jabatan politik pada tahun 1919.<ref name=":3" /><ref name=":4" /> Pada tahun ini, pemilih dalam pemilihan umum Jerman didominasi oleh kalangan wanita. Hal ini dikarenakan banyaknya pria Jerman yang tewas atau mengalami trauma setelah [[Perang Dunia I]].<ref name=":4" /> Pada pemilihan tahun 1919, wanita memperoleh 41 kursi atau sekitar 9,6% dari total kursi di ''[[Bundestag]]'' (parlemen Jerman) dan
{{utama|Wanita di Jerman Nazi}}
Era [[Jerman Nazi|Nazi]] berkuasa dapat dikatakan sebagai era kemunduran bagi kesetaraan gender dan pergerakan wanita di Jerman. Dalam pandangan Nazi, peran wanita secara alami di masyarakat adalah sebagai seorang ibu, dan pekerjaannya terbatas pada urusan rumah tangga.<ref name=":5">{{Cite news|url=http://www.nytimes.com/1987/03/02/style/women-in-nazi-germany-paradoxes.html|title=WOMEN IN NAZI GERMANY: PARADOXES|last=Collins|first=Glenn|date=1987-03-02|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2017-11-01}}</ref><ref name=":6">{{Cite journal|last=Bock|first=Gisela|date=1983-04-01|title=Racism and Sexism in Nazi Germany: Motherhood, Compulsory Sterilization, and the State|url=http://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/493983|journal=Signs: Journal of Women in Culture and Society|volume=8|issue=3|pages=400–421|doi=10.1086/493983|issn=0097-9740}}</ref> [[Adolf Hitler]] dalam potongan pidatonya pada rapat umum partai Nazi di Nuremberg, 8 September,1934 menyatakan:<ref name=":8">{{Cite journal|last=Mason|first=Tim|date=1976|title=Women in Germany, 1925-1940: Family, Welfare and Work. Part I|url=http://www.jstor.org/stable/4288034|journal=History Workshop|issue=1|pages=74–113|doi=10.2307/4288034}}</ref>
{{cquote|''Jika kita katakan bahwa dunia dari seorang pria adalah negara, dunia dari seorang pria adalah komitmen dan perjuangannya terhadap kepentingan bangsa, maka dapat dikatakan dunia dari wanita adalah dunia yang lebih kecil. Bagi wanita, dunia mereka adalah suaminya, keluarganya, anak-anaknya, dan rumah tangganya. Tetapi bagaimana jadinya dengan dunia yang besar jika tidak ada yang ingin memandang dunia yang lebih kecil tersebut? Bagaimana dunia yang besar dapat terus bertahan, jika tidak ada satupun yang mengurus kebutuhan dunia yang lebih kecil, sumber dari kehidupan kita? Tidak, dunia yang besar tersebut bergantung pada dunia yang kecil. Dunia yang besar tersebut tak akan bertahan jika dunia yang kecil tidak aman.''
|4=Adolf Hittler, 8 September 1934.
|5=}}
Sebelum Nazi berkuasa yakni pada era Republik Weimar, terdapat sekitar 100.000 guru wanita, 13.000 musisi wanita
Pada musim dingin tahun 1939, pemerintahan Nazi mulai mengalami krisis.<ref name=":8" /> Perang mengakibatkan terbatasnya tenaga kerja pria, sehingga Nazi mulai mengambil keputusan yang bertentangan dengan propagandanya
{| class="wikitable" style="margin: 1em auto;border-spacing: 0; border: none;"
|+Perbandingan
!No
| colspan="2" scope="col" |'''Jerman'''
Baris 93 ⟶ 102:
|35,7%
|}
=== Setelah Perang Dunia ke-II ===
Setelah Perang Dunia ke-II, kaum wanita Jerman mendapatkan kembali posisinya yang setara dengan kaum pria di masyarakat. Tertulis di Hukum Dasar [[Republik Federal Jerman]] (''Grundgesetz für die Bundesrepublik Deutschland'') pada tahun 1949, bahwa wanita memiliki status yang setara terhadap pria.<ref>{{Cite web|url=http://germanculture.com.ua/german-facts/women-in-post-war-germany/|title=Women in Post-War Germany|website=germanculture.com.ua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref name=":10">{{Cite journal|last=Bendix|first=John|date=1994-06-01|title=Women and politics in Germany and Switzerland|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1475-6765.1994.tb00429.x/abstract|journal=European Journal of Political Research|language=en|volume=25|issue=4|pages=413–438|doi=10.1111/j.1475-6765.1994.tb00429.x|issn=1475-6765}} Hlm 413-438. "....activists, KPD and SPD representatives, theologians and social workers. Examinations of individual women, such as Kiderlen’s (1990) skeptical yet respectful portrait of Rita Sussmuth, or Schiitt’s (1992) supportive questions to Regina Hildebrandt, are more successful in conveying political styles, internal party dynamics and popular support: they deemphasize gender in favor of portraying the politician...."</ref> Wanita Jerman pada masa ini mulai kembali mendapat tempat dan terlibat aktif di dalam dunia politik.<ref name=":10" /> Pada tahun 1970, setidaknya sekitar 10% kursi parlemen Jerman diisi oleh wanita.<ref name=":11">{{Cite journal|last=Ferree|first=Myra Marx|date=2006-03-01|title=Angela Merkel: What Does it Mean to Run as a Woman?|url=https://www.berghahnjournals.com/view/journals/gps/24/1/gps240106.xml|journal=German Politics and Society|language=en-US|volume=24|issue=1|doi=10.3167/104503006780935315}} "As women have increasingly run for and been elected to public office, the fait accompli effect has taken hold. Women increased from less than 10 percent of the Bundestag in the 1970s to 32 percent in 2005..."</ref>
== Abad ke-21 ==
Sejak tahun 2000,
== Referensi ==
Baris 104 ⟶ 114:
== Referensi utama sebagai bacaan lanjutan ==
*
* {{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/55848473|title=Women's emancipation movements in the nineteenth century : a European perspective|last=Sylvia.|first=Paletschek,|last2=Bianka.|first2=Pietrow-Ennker,|date=2004|publisher=Stanford University Press|isbn=9780804754941|location=Stanford, Calif.|oclc=55848473}}
* {{Cite journal|last=Makela|first=Maria|date=2000-12-01|title=The Rise and Fall of the Flapper Dress: Nationalism and Anti-Semitism in Early-Twentieth-Century Discourses on German Fashion|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.0022-3840.2000.3403_183.x/abstract|journal=The Journal of Popular Culture|language=en|volume=XXXIV|issue=3|pages=183–208|doi=10.1111/j.0022-3840.2000.3403_183.x|issn=1540-5931}}
* {{Cite journal|last=Mason|first=Tim|date=1976|title=Women in Germany, 1925-1940: Family, Welfare and Work. Part I|url=http://www.jstor.org/stable/4288034|journal=History Workshop|issue=1|pages=74–113|doi=10.2307/4288034}}
Baris 116 ⟶ 126:
== Pranala luar ==
* {{Cite web|url=https://www.biography.com/people/angela-merkel-9406424|title=Angela Merkel|website=Biography.com|language=en-us|access-date=2017-11-01}}
* {{Cite web|url=http://www.go2war2.nl/artikel/2934/Women-in-Nazi-ideology-and-the-Nazi-economy.htm?page=2|title=Go2War2.nl - Women in Nazi ideology and the Nazi economy|website=www.go2war2.nl|language=nl|access-date=2017-11-01|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107005333/http://www.go2war2.nl/artikel/2934/Women-in-Nazi-ideology-and-the-Nazi-economy.htm?page=2|dead-url=yes}}
* {{Cite web|url=http://hdr.undp.org/en/composite/GII|title={{!}} Human Development Reports|website=hdr.undp.org|language=en|access-date=2017-11-01}}
* {{Cite news|url=https://www.historyonthenet.com/nazi-germany-role-of-women/|title=Nazi Germany - Role of Women - History|date=2014-06-06|newspaper=History|language=en-US|access-date=2017-11-01}}
Baris 126 ⟶ 135:
* {{Cite web|url=http://germanculture.com.ua/german-facts/women-in-post-war-germany/|title=Women in Post-War Germany|website=germanculture.com.ua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}
* {{Cite web|url=https://www.facinghistory.org/holocaust-and-human-behavior/chapter-4/women-weimar-republic|title=Women in the Weimar Republic|website=Facing History and Ourselves|access-date=2017-10-31}}
<center>Topik [[Jerman]] juga tersedia dalam [http://wikimediafoundation.org/wiki/Proyek_kami Proyek Wikimedia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180112154317/https://wikimediafoundation.org/wiki/Proyek_kami |date=2018-01-12 }} lainnya.</center>
{| style="width:100%; margin:auto; spacing:4px; text-align:left;" cellpadding="8" cellspacing="4"
| [[Berkas:Commons-logo.svg|35px|ka|link=]]
Baris 369 ⟶ 155:
|}
{{portal bar|Sejarah|Budaya|Masyarakat|Pendidikan|Politik}}
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Sejarah Jerman]]
[[Kategori:
|