Makam Gondoloyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Pratama26 (bicara | kontrib)
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}
'''Makam Gondoloyo''' adalah salah satu obyek wisata religi yang ada di kota Ponorogo. Tepatnya terletak di Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
 
'''Makam Gondoloyo''' adalah salah satu obyekobjek wisata religi yang ada di kota [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]. Tepatnya terletak di TanjungsariJl. surodiningrat, Dusun Gondoloyo, Setono, [[Jenangan, Ponorogo|Kecamatan Jenangan]], Kabupaten Ponorogo.
Situs ini merupakan makam dari Adipati Surodiningrat 2 yang merupakan bupati Ponorogo ke-13<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=n12DAAAAMAAJ&q=surodiningrat+2+ponorogo&dq=surodiningrat+2+ponorogo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjEsNnbtYfYAhUGgI8KHYfrAaoQ6AEIKDAA|title=Reog Ponorogo: menari di antara dominasi dan keragaman|last=Fauzanafi|first=Muhammad Zamzam|date=2005|publisher=Kepel Press|isbn=9789793075037|language=id}}</ref>. Adipati Surodiningrat 2 merupakan bupati terakhir di kota lama Ponorogo.
 
Situs ini merupakan makam dari Raden Adipati Surodiningrat 2II yang merupakan bupati Ponorogo ke-13.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=n12DAAAAMAAJ&q=surodiningrat+2+ponorogo&dq=surodiningrat+2+ponorogo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjEsNnbtYfYAhUGgI8KHYfrAaoQ6AEIKDAA|title=Reog Ponorogo: menari di antara dominasi dan keragaman|last=Fauzanafi|first=Muhammad Zamzam|date=2005|publisher=Kepel Press|isbn=9789793075037|language=id}}</ref>. Adipati Surodiningrat 2 merupakan bupati terakhir di kota lama Ponorogo.
 
Raden Adipati Sudiningrat II meninggal pada tahun 1837 dan dimakamkan di pemakaman Gondoloyo dengan meninggalkan 13 anak dari 6 orang istri.
 
Asal nama gondoloyo (''gondolayu'') berasal dari sebuah cerita. Dikisahkan di masa lalu ada seorang putri dari keraton Surakarta yang mencari saudaranya hingga tersesat di Kecamatan Jenangan. Warga sekitar bertanya kepada sang putri namun dia hanya terdiam. Hingga pada akhirnya sang putri meninggal dan dimakamkan di daerah tersebut. Sang putri yang tak kunjung pulang membuat sang kakak yang merupakan pangeran dari keraton Surakarta berangkat mencari adiknya, namun belum sampai bertemu dengan adiknya di perjalanan dia sudah mencium bau tidak sedap (''gondolayu''). Dia menganggap bahwa ini merupakan sebuah firasat bahwa adiknya sudah tiada. Hal inilah yang menjadi asal muasal nama Gondoloyo.
 
== Catatan kaki ==
<references />
 
[[Kategori:Makam di Jawa Timur|Gondoloyo]]
 
 
{{Sejarah-stub}}