Arsyad Thawil al-Bantani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|notability =
|honorific_prefix =
|above_end_special =
| image = Syekh Arsyad Thawil.jpg ▼
<!-- --------- -->
|
|image_size =
| birth_place = [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Kabupaten Serang]], [[Banten]]▼
|alt =
<!-- --------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
| other_names = [[Haji (gelar)|Haji]] Arsyad Thawil▼
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1851
|tempat_lahir = Tanara
|nama_ayah = [[Imam]] As'ad bin Mustafa bin As'ad
|nama_ibu = Ayu Nazham
|nama_lahir = Mas Mohammad Arsyad
|hari_lahir =
<!-- --------- -->
|gelar_aka_dpn =
|glr_tengah = [[Kiai]] [[Haji (gelar)|Haji]]
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan = Mas (Permas)
|gelar_adat =
|judul_gelarlain1 =
|gelar_lainnya1 =
|judul_gelarlain2 =
|gelar_lainnya2 =
|judul_gelarlain3 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- --------- -->
|kunya =
|name = Mas Mohammad Arsyad Thawil
|nama_arabic =
|nisbah = [[Banten|al-Bantani]] [[Nusantara|al-Jawi]]
<!-- --------- -->
|nationality = [[Indonesia]]
|marga =
|negara1 =
|negara2 =
|negara3 =
<!-- --------- -->
|jalur_ayah =
|jalur_ibu =
<!-- --------- -->
| spouse = Tarhimah Magdalena Runtu
▲| title = [[Syekh]]
| occupation = Ulama
▲| ethnicity = [[Suku Banten|Banten]]
| region = [[Banten]] & [[Minahasa]]<br>([[Hindia Belanda]])
|
|
| disciple_of = Lihat [[Arsyad Thawil al-Bantani#Pendidikan|di bawah]]
| main_interests = [[Ilmu nahwu|Nahwu]]-[[Saraf (linguistik)|
| Sufi_order = [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]
| influences = [[Nawawi al-Bantani]]<br>[[Ahmad bin Zaini Dahlan]] | influenced = [[Muhammad Yasin Al-Fadani]]<br>[[Salim bin Djindan]]
<!-- --------- -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Manado
|hari_wafat = Senin
|tgl_wafat_h = 14
|tgl_wafat_m = 19
|bln_wafat_h = Zulhijah
|bln_wafat_m = Maret
|thn_wafat_h = 1353
|thn_wafat_m = 1935
|tempat_makam = Lawangirung
|hari_dimakamkan =
|negara_makam = Lawangirung, Wenang, [[Manado]], [[Sulawesi Selatan]] {{IDN}}
<!-- --------- -->
}}
'''Syekh Mas Mohammad Arsyad Thawil al-Bantani al-Jawi'''{{sfn|Effendi, 1983|p=i}} (1851 - 19 Maret 1934) atau yang lebih dikenal sebagai '''Syekh Arsyad Thawil''' adalah ulama sekaligus pahlawan Indonesia yang berjuang dalam [[Geger Cilegon 1888|Perang Cilegon]] dari 9 sampai 30 Juli 1888 bersama [[Ki Wasyid]], [[Tubagus Ismail]], dan pejuang lainnya dari [[Banten]].{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=128}} Arsyad adalah murid dari Syekh [[Nawawi al-Bantani]], seorang ulama dari [[Banten]] yang menjadi Imam [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]].<ref name=:'Pratiwi'>{{citeweb |last=Pratiwi |first=Fuji |url=http://m.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/14/08/31/nb65t0-tokoh-lokal-yang-mendunia |title=Tokoh Lokal yang Mendunia |date=2014-08-31 |website=[[Republika]] |archive-url=
Pada bulan Desember 1945, [[Soekarno]], selaku [[presiden Indonesia]] menyampaikan pidato di hadapan [[Suku Banten|masyarakat Banten]] di alun-alun [[Kota Serang]]. Pada awal sambutannya, Soekarno menyebutkan bahwa Arsyad Thawil adalah pahlawan besar dari Banten.{{sfn|Effendi, 1987|p=10}}<ref name=:'Cilegon'>{{citeweb |last=Redaksi |first= |url=http://beritacilegon.com/lingkungan-kita/3903-helldy-agustian-mencari-pejuang-geger-cilegon-yang-terlupakan,-kh-arsyad-thawil.html |title=Helldy Agustian Mencari Pejuang Geger Cilegon yang Terlupakan |date=2013-11-13 |website=Berita Cilegon Online |archive-url=
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Arsyad lahir di desa [[Lempuyang, Tanara, Serang|Lempuyang]], [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Kabupaten Serang]]. Ayahnya adalah [[Suku Banten|orang Banten]] yang bernama [[Imam]] As'ad bin Mustafa bin As'ad, sementara ibunya adalah Ayu
Arsyad lahir dengan nama Mas Mohammad Arsyad. Julukan "Mas" adalah singkatan dari '''Permas''', sebuah gelar kebangsawanan [[Banten]] yang merupakan keturunan [[Kesultanan Banten|kesultanan]].<ref>{{cite book |last=Official |title=Kepulauan Seribu Menyongsong Masa Depan |date=2002 |url=https://books.google.co.id/books?id=He2K7cBjYicC&q=gelar+permas&dq=gelar+permas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjei9-r0ZvYAhUR52MKHYEnDqAQ6AEICjAA |publisher=Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu |location=Pulau Pramuka |p=51 }}</ref> Sementara nama Thawil ({{lang-ar-at|ﻃﻮﻳﻞ|ṭawīl}}) yang berarti '''panjang''', ia peroleh karena ada seorang teman bernama Syekh Arsyad Qashir al-Bantani, Qashir ({{lang-ar-at|ﻗﺼﻴﺮ|qaṣīr}}) berarti '''pendek'''. Karena itu, untuk membedakannya dari Arsyad Qashir, teman-temannya kemudian menyematkan nama Thawil di balik namanya.<ref name=:'Utusan' />
=== Pendidikan ===
Arsyad menerima pendidikan agama [[Islam]] dasar seperti menulis [[aksara Arab]] dan membaca [[al-Quran]] dari ayahnya secara langsung, Imam As'ad yang juga seorang ulama dan memiliki [[pesantren]] di Tanara. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu lain seperti ''[[Ilmu nahwu|nahwu]]'' ([[tata bahasa arab]]), ''[[Saraf (linguistik)|
Ketika usianya menginjak 16 tahun, pada tahun 1867 Arsyad melakukan perjalanan menuju [[Kota Bima|Bima]] di [[Pulau Sumbawa]] untuk belajar kepada Syekh Abdul Ghani. Namun baru sampai di [[Surabaya]], dia bertemu dengan Syekh Abdul Ghani yang akan melaksanakan [[haji]] ke [[Mekkah]]. Selanjutnya dia menyatakan keinginannya untuk belajar kepadanya, Syekh Abdul Ghani kemudian menerima Arsyad sebagai murid sekaligus mengajaknya untuk pergi ke Mekkah bersama.{{sfn|Effendi, 1983}}<ref name=:'Cilegon' />
Baris 50 ⟶ 97:
=== Kehidupan pribadi ===
Arsyad menikah di tempat pengasingannya di [[Manado]] dengan seorang gadis [[suku Minahasa|Minahasa]] yang merupakan anak dari seorang [[pendeta]] setempat bernama Magdalena Runtu (l. 1880; m. 1937),<ref name=:'Agustian'>{{citeweb |last=Zyraith |first=Bungzhu |url=http://www.helldy.com/2013/11/helldy-kh-arsyad-thawil-diidolakan-bung.html?m=1 |title=Helldy: KH. Arsyad Thawil Diidolakan Bung Karno, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional |date=2013 |website=Helldy Agustian official website |archive-url=
== Hubungan dekat dengan Syekh Nawawi ==
Selama lima tahun (dari 1868 - 1873), Arsyad adalah murid dari ulama Mekkah yang juga berasal dari [[Banten]], Syekh [[Nawawi al-Bantani]].<ref name=:'Pratiwi' /> Suatu hari, Syekh Nawawi mengirimkan karyanya berupa naskah buku ([[kitab]]) kepada ulama [[Mesir]],
Kedatangan ulama [[Banten]] tersebut disambut baik oleh ulama [[Mesir]] meskipun tanpa upacara. Di hadapan ulama Mesir, Arsyad yang bersandiwara menjadi Syekh Nawawi pun duduk di atas kursi, sedangkan Syekh Nawawi duduk di bawah sebagai pengawalnya. Banyak pertanyaan diajukan oleh ulama Mesir yang tidak mudah untuk dijawab oleh sembarang ulama. Sebagai Syekh Nawawi, Arsyad pun mempersilakan pengawalnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Semua masalah dan pertanyaan dijawab dengan memuaskan oleh Syekh Nawawi yang bertindak sebagai pengawal Arsyad. Para ulama Mesir pun kagum mendengar jawaban memuaskan tersebut, hingga mereka berpikir bahwa pengawalnya saja sudah sedemikian hebat, apalagi yang dikawal, pastinya akan lebih hebat lagi.<ref name=:'Banten pos' />{{sfn|Effendi, 1983|p=212}}
Usai undangan itu, ulama dari [[Nusantara]] semakin dihormati. Karya Syekh Nawawi yang sempat ditolak penerbit Mesir pun mulai diterbitkan. Hal ini juga berimbas kepada penghormatan yang baik oleh ulama-ulama Mesir terhadap ulama Nusantara kala itu.<ref name=:'Pratiwi' />
Baris 66 ⟶ 113:
Tidak hanya itu, penjajah [[Belanda]] kemudian membuat masyarakat Banten semakin tertekan dengan hukuman yang diberikan kepada masyarakat secara tidak adil.<ref name=:'Utusan' /> Kemudian para [[ulama]] dan petani sepakat untuk melakukan perang total dengan pihak kolonial Belanda yang kemudian disetujui oleh Syeikh [[Nawawi al-Bantani]] di [[Mekkah]], Syekh [[Abdul Karim al-Bantani]], dan beberapa ulama lainnya. Bersamaan dengan itu, umat Islam mengangkat senjata untuk ber[[jihad]], termasuk Arsyad Thawil.{{sfn|Kartodirdjo, 1996}}
Arsyad adalah tokoh utama dalam Pertempuran Geger Cilegon 1888 (Perang Cilegon) dan dengan demikian menjadi ulama paling dicari oleh penjajah.<ref name=:'Agustian' /> Sebagai hasil pemberontakan, Belanda kemudian menangkap ulama-ulama Banten dan mengasingkan mereka (semua pemimpin yang diasingkan berjumlah 94 orang).<ref name=:'Historia'>{{citeweb |last=Isnaeni |first=Hendri F. |url=http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888 |date=2016-07-12 |title=Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888 |website=Historia.id |archive-url=
[[Ternate]], [[Ambon]], [[Kupang]], dan kota lainnya.<ref name=:'Historia' />
== Aktivitas ==
=== Di Mekkah ===
Pada tanggal 27 Februari 1879, Arsyad diangkat menjadi seorang "[[Syekh]]" (mengurus orang berhaji yang datang dari [[Indonesia]]), dan karena ada dua Arsyad dari Indonesia, dia dijuluki Arsyad "Thawil" ([[Bahasa Arab]]: jangkung) dan satunya lagi Arsyad "Qasir" ([[Bahasa Arab]]: pendek). Ketika mengurus haji itulah dia sering berkunjung ke kantor Konsulat Belanda di [[Jeddah]] dan berkenalan dengan [[Christiaan Snouck Hurgronje]] yang akhirnya menjadi temannya dalam berdiskusi tentang ajaran [[Islam]].<ref name=:'Banten'>{{citeweb |last=Administrator |first= |url=https://dpk.bantenprov.go.id/read/informasi-perpustakaan/345/Khazanah-Literasi-Riwayat-Hidup-Kiyai-H-Mas-Muchammad-Arsyad-Thawil.html |title=Khazanah Literasi : Riwayat Hidup Kiyai H. Mas Muchammad Arsyad Thawil |date=2016-10-03 |website=Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten |archive-url=
=== Di tempat pengasingan ===
Setelah kalah dalam [[Geger Cilegon 1888|Perang Cilegon]] tahun 1888, Arsyad ditangkap bersama 100 pejuang lain yang terlibat dalam pertempuran tersebut. Dia dipenjara di [[Serang]], lalu dipindahkan ke [[Batavia]]. Saat dipenjara di Batavia inilah Snouck Hurgronje menemuinya,
Arsyad aktif mengajar masyarakat di tempat pengasingannya, Manado. Ia mengajar di bidang ilmu pengetahuan Islam, di antaranya adalah [[fikih]], [[Ilmu nahwu|nahwu]]-[[Saraf (linguistik)|sharaf]], [[tasawuf]], [[hadis]] dan lain-lain. Tidak kurang ratusan ulama dari Manado, [[Gorontalo]], [[Ambon]], [[Ternate]], [[Kabupaten Poso]], [[Kabupaten Tolitoli]], [[Kabupaten Donggala]], dan daerah lainnya belajar kepada Arsyad. Dia juga dikenal sebagai salah satu penyebar agama Islam ke wilayah [[Kekristenan di Indonesia|mayoritas Kristen di Indonesia]]. Bahkan, dia menikahi anak seorang pendeta yang telah masuk Islam, bernama Magdalena Runtu.<ref name=:'Cilegon' />
Baris 81 ⟶ 128:
== Penghargaan ==
Nama Arsyad Thawil kemudian diabadikan menjadi nama sebuah masjid di [[Komo Luar, Wenang, Manado]] dengan nama Masjid Kiai Haji Arsyad Thawil. Haul atau peringatan hari kematiannya selalu diadakan setiap tahun di masjid ini.<ref name=:'Agustian' />
Pada haul yang ke-79, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara akan mengajukan Arsyad Thawil menjadi [[Pahlawan Nasional Indonesia]].<ref name=:'Agustian' />
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
=== Bibliografi ===
{{Refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book |last=Effendi |first=Yoesoef |date=1983 |title=Bung Karno, "Wahai Putra Putra Banten -- Siapa Dia?" |url=https://books.google.co.id/books?id=p5UeAAAAMAAJ&q=arsyad+thawil&dq=arsyad+thawil&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwik39fTrpvYAhUQ5WMKHRurB5MQ6AEIDTAB |location=Serang |publisher=Yayasan Pendidikan Al-Chasanah |page= |isbn= |ref={{sfnRef|Effendi, 1983}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Kartodirdjo |first=Sartono |date=1996 |title=The Peasants' Revolt of Banten in 1888 |url=http://booksandjournals.brillonline.com/content/books/9789004286788 |location=New York |publisher=Springer Publishing |page= |isbn=9789401763516 |ref={{sfnRef|Kartodirdjo, 1996}} |author-link=Sartono Kartodirdjo }}
{{Refend}}
[[Kategori:Tokoh Banten]]
[[Kategori:Ulama Banten|Arsyad Thawil al-Bantani]]
[[Kategori:Ulama Manado|Arsyad Thawil al-Bantani]]
|