Kapal selam induk Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ferdian.ry (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
|||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Kapal selam induk''' dibuat oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] dengan tujuan untuk mencapai hal yang tidak mungkin dicapai oleh [[angkatan laut]] negara lain, sebelum, dan sesudah [[Perang Dunia II]]. Secara total, 42 buah kapal telah dibangun (sumber lainnya mengatakan
== Latar belakang ==
Sejak [[Perang Dunia I]], pemikiran menggunakan pesawat yang
Sejarah Jepang berspekulasi bahwa visi Yamamoto atas kenkon itteki mencakup target lain seperti [[New York]] atau [[Washington, D.C.]] Namun saat proyek tengah berjalan,
Kekuatan serangan pesawat yang lepas landas dari bawah air, akan diluncurkan dari Teluk Panama ke [[Laut Karibia]] pada ketinggian rendah. Lalu mengejutkan pertahanan
Awal 1942, Divisi kapal selam Ships Command Headquarter dan Kugisho (Biro Teknik Udara) Mabes Komando Udara mulai mengerjakan kapal selam pengangkut dan pesawat penyerang yang dapat diluncurkan dari dalamnya. Para insinyur mengembangkan dua kelas kapal selam pengangkut yang disebut sen-toku, atau kapal selam tipe khusus. Sebuah kapal selam kelas I-13 dengan permukaan berkapasitas 3.603 ton dan memiliki jangkauan sejauh 37.500 mil laut. Yang lebih besar, I-400, sepanjang 400 kaki, berkapasitas permukaan 5.223 ton dan memiliki jangkauan 37.500 mil laut. Masing-masing dirancang untuk membawa dua pesawat di hanggar tabung pada [[lambung kapal]]. Namun tipe I-400 direvisi hingga mampu memuat tiga pesawat. Pesawat yang dipilih adalah eksperimental M6A1 dan dijuluki Seiran.
Kepala proyek mempercayakan pada kepala perancang Aichi, Toshio Ozaki, dan Kepala Pilot Uji Kugisho, Letnan Komandan Tadashi Funada. Upaya merancang pesawat penyerang besar performa tinggi yang dapat dimuat di hangar dalam kapal selam sungguh suatu usaha khusus. Namun yang lebih kritis adalah pertimbangan desain yang memungkinkan awak meluncurkan pesawat dalam waktu singkat saat kapal muncul ke permukaan. Kepelikan operasi dan keterbatasan ruang dek bagi awak tidak hanya butuh otomatisasi tapi juga inovasi cerdas.
Baris 14:
Ozaki sudah menetapkan pesawat disiapkan tanpa roda pendarat untuk mendapatkan kecepatan dan jangkauan maksimum. Setelah misi, awak akan terbang kembali ke kapal selam dan meninggalkan pesawat untuk kemudian diselamatkan. Di awal pengkajian rancangan pesawat, sepasang pelampung ditambahkan sebagai pilihan. Ini berdasar pemikiran bahwa pesawat bisa melakukan beberapa kali serangan atas sasaran yang kurang signifikan sebelum satu misi terakhir.
Pelampung juga memungkinkan latihan terbang dari landasan [[pesawat amfibi]] dan kapal selam. Kapal selam dilengkapi katrol untuk menarik pesawat setelah mendarat. Pemikiran menghilangkan pelampung dari pesawat sempat dipertimbangkan dalam perancangan, namun tidak pernah diterapkan.
Dua dari delapan prototipe dibangun dengan tuas manual roda pendarat yang dapat ditarik. Prototipe berbasis daratan ini dibuat untuk mendapatkan karakteristik pesawat tanpa pelampung. Selain itu juga untuk melatih awak di Terusan Panama tiruan. Kedua M6A1-K, Shi-Sei Seiran-Kai, diberi nama Nanzan (gunung Selatan) untuk membedakan dengan versi berbasis laut.
Rancangan inovasi [[Aichi M6A]]1 menjadi salah satu pesawat perang Jepang yang paling maju dan kompleks. Pesawat ini bisa jadi salah satu yang paling tidak diketahui oleh intel militer asing saat itu. Bahkan juga bagi mereka yang berminat dengan teknik dan sejarah, hingga sekarang. Proyek ini sangat rahasia dan tertutup dengan baik. Intel Sekutu hanya tahu sedikit sekali soal Seiran hingga tidak diberi kode [[bahasa Inggris]].
Proyek dibangun di gedung pemasangan pesawat eksperimental yang terletak di pojok lahan Aichi Eitoku di tepi sungai. Tempat ini bisa dibilang layaknya Skunk Works Lockheed. Latihan dilakukan menyebar di pangkalan-pangkalan rahasia.
== Pasca perang ==
Laporan Allied Air Technical Intelligence Center (Pusat Intelijen Teknik Udara Sekutu) tahun 1944 yang sekarang sudah terbuka, membenarkan bahwa Sekutu menyadari keberadaan pesawat "kelas 330 mph" bernama M6A1 atau Seiran (saat itu diterjemahkan sebagai "udara cerah"). Gambaran setengah halaman itu mencatat kalau pesawat tersebut "rancangan tidak biasa" dan "untuk penggunaan kapal selam". Tidak ada tulisan yang memberikan petunjuk jenis pesawat kecuali bahwa itu adalah pesawat khusus buatan Aichi. Intel Sekutu jelas sekali tidak punya petunjuk soal rencana Yamamoto.
Di penghujung era 2000-an, kenangan pribadi dan wawancara terhadap personel AL Kekaisaran Jepang yang terlibat dalam proyek Seiran dan sen-toku mulai muncul di berbagai publikasi Jepang. Ini didukung dengan kenangan dan jurnal oleh tentara Amerika di lokasi, tepat sesudah perang. Kesaksian ini secara kolektif menghasilkan pemahaman sejarah atas perkembangan dan kejatuhan satuan kekuatan khusus yang mencoba mewujudkan visi Yamamoto.
Meski dilengkapi ketahanan dan jangkauan luas, misi serangan dari laut ini tetap mempertahankan kecepatan maksimum. Ini sangat kritis bagi kesuksesan misi all or nothing karena berguna untuk mengelak dari pesawat pencegat. Tanpa pelampung, pesawat memiliki kecepatan maksimum 348
Mesin Atsuta bertipe 31 atau 32 berpendingin air, dengan tingkat V-12 pada 1.340 tenaga kuda (1.400
Berikutnya adalah tugas memasukkan pesawat ke dalam tabung hangar berdiameter 11,5 kaki. Salah satu insinyur Ozaki mengemukakan ide untuk memutar sayap sejauh 90 derajat dengan memutar kotak sayap dan melipatnya ke belakang menuju sisi badan. Proses membuka lipatan sayap dan menghubungkan kontrol permukaan dan bahan bakar dari tangki sayap ini harus dilakukan dalam hitungan detik. Perhitungan ini berdasarkan waktu persiapan pesawat standar yang hanya tiga-empat menit. Pengoperasian dilakukan oleh empat awak di dek yang bertugas meluncurkan pesawat. Mekanisme
Karena dimaksudkan untuk pengebom tukik, pesawat dilengkapi dengan aerodynamic dive brake untuk mengontrol kecepatan dan sudut tukik. Tim Ozaki menerapkan desain double-slot yang mengkombinasikan flap dengan dive brake. Ide ini berhasil dikembangkan Aichi untuk pengebom penyerang berbasis kapal induk, B7A2 Ryusei (Sekutu memberi kode Grace). Flap kombinasi ini berguna untuk merendahkan kecepatan mendarat ke 78
Untuk serangan tunggal, AL Jepang tidak main-main. Bom dipilihkan yang terbesar yaitu bom multifungsi seberat 1.764 pon dengan hulu ledak mampu menembus baja atau torpedo seberat 1.808 pon. Tugas utama navigator adalah mengatur ketepatan navigasi atas sasaran dan kapal selam. Navigator petembak ini duduk di kursi berpenopang. Panelnya dilengkapi satu set peralatan navigasi dan komunikasi, jauh lebih baik dari kebanyakan bomber bermesin satu milik Jepang.
Baris 42:
== Referensi ==
* Dorr Carpenter, Dorr B. & Polmar, Norman
== Pranala luar ==
* [http://www.combinedfleet.com/ss.htm ''Kapal selam angkatan laut kekaisaran jepang'']
[[Kategori:Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]]
[[Kategori:Kapal selam induk]]
|