Iriak Onjai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putriayu1996 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: lobang → lubang
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Iriak Onjai''' merupakan satu bentuk sastra lisan daerah [[Rao, Pasaman Timur]], tepatnya di Kota Panjang dan Bangkat. Bentuk dari Sastra lisan ini adalah berupa pantun yang didendangkan secara bergantian oleh sekelompok orang laki-laki. Tradisi Onjak Onjai ini dilakukan ketika masyarakat setempat sedang panen padi. caraCara pelaksanaannya adalah dengan laki-laki yang berbalas pantun antara sekelompok laki-laki tersebutdengan laki-laki lain. Tradisi Iriak Onjai ini dilakukan di tengah sawah, hal ini sesuai dengan namanya yaitu Iriak Onjai. iriakIriak berarti irik atau mengirik, artinya memisahkan padi dari tangkainya yang sebelumnya padi-padi tersebut sudah dikumpulkan dalam satu tempat yang disebut Lampok. Lampok didirikan di tengah-tengah sawah yang ukurannya besar dengan mendiikanmendirikan tenda diatasnyadi atasnya, di dalaamdalam tenda tersebutlah padi-padi dikumpulkan. Tanah dengan lantai diberi jarak dan papan lantai tersebut disusun jarang-jarang, sehingga terdapat lobanglubang kecil-kecil tempat jatuhnya padi ke bawah (ke tanah yang diberi alas). Cara memisahlkan padi dari tangkainya adalah dengan menggesek-gesekan kedua kaki secara silih berganti samapisampai padi-padinya memisah dari tangkai. Onjak (injit) kaki yang silih berganti ini yang disebut dengan onjai (semacam jalan di tempat). Jumlah anggotanya tidak terbatas, antara dua sampai lima belas orang atau lebih.
Iriak Onjai
Iriak Onjai merupakan satu bentuk sastra lisan daerah Rao, Pasaman Timur, tepatnya di Kota Panjang dan Bangkat. Bentuk dari Sastra lisan ini adalah berupa pantun yang didendangkan secara bergantian oleh sekelompok orang laki-laki. Tradisi Onjak Onjai ini dilakukan ketika masyarakat setempat sedang panen padi. cara pelaksanaannya adalah dengan laki-laki yang berbalas pantun antara sekelompok laki-laki tersebut. Tradisi Iriak Onjai ini dilakukan di tengah sawah, hal ini sesuai dengan namanya yaitu Iriak Onjai. iriak berarti irik atau mengirik artinya memisahkan padi dari tangkainya yang sebelumnya padi-padi tersebut sudah dikumpulkan dalam satu tempat yang disebut Lampok. Lampok didirikan di tengah-tengah sawah yang ukurannya besar dengan mendiikan tenda diatasnya, di dalaam tenda tersebutlah padi-padi dikumpulkan. Tanah dengan lantai diberi jarak dan papan lantai tersebut disusun jarang-jarang, sehingga terdapat lobang kecil-kecil tempat jatuhnya padi ke bawah (ke tanah yang diberi alas). Cara memisahlkan padi dari tangkainya adalah dengan menggesek-gesekan kedua kaki secara silih berganti samapi padi-padinya memisah dari tangkai. Onjak (injit) kaki yang silih berganti ini yang disebut dengan onjai (semacam jalan di tempat). Jumlah anggotanya tidak terbatas, antara dua sampai lima belas orang atau lebih.
 
sambilSambil maiiriak, mereka kaum laki-laki berpantun yang diiringi dengan musik rabano dengan bahasa [[Minangkabau dengan]], dialek Rao. sementara kaum perempuan bertugas mengumpulkan padi dan menampinya, mereka tidak ikut terlibat dalam berbalas pantun. Bagi kaum laki-laki yang belum mempunyai istri, tradisi ini ljugajuga dilkaukandilakukan sekaligus untuk mencari pasangan. olehOleh karena itu, pantun-pantun yang dilantunkan akan ditujukan kepada wanita yang disukainya, sehingga wanita akan tersipu malu. Jika cocok, mereka akan melanjutkan hubungan mereka. selainSelain itu, tradiditradisi ini juga untuk hiburan sehingga dapat menghilangkan rasa lelah ketika Mairiak
 
Namun, pada saat sekarang sastra lisan Iriak Onjai ini tidak ada ditampilkan lagi oleh masyarakatnya karna perkembangan zaman dan generasipun telah bertukar. selain itu hilangnya tradisi ini karena banyaknya masyarakat yang tidak lagi ke sawah karna jarak yang jauh dari rumah.<ref>{{Cite book|title=Pemetaan Sstra Lisan Minangkabau|last=Amir|first=Adriyeti Dkk|publisher=Andalas University Presss|year=2006|isbn=979-1097-08-9|location=Padang|pages=218}}</ref>
Baris 8 ⟶ 7:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Sastra lisan Minangkabau]]