Suku Angkola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Angkolanesia satu suku g hampir punah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(247 revisi perantara oleh 69 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Teks Batak}}
'''Suku [[Angkolanesia]]'''
{{ethnic group
|group= Batak Angkola <br/>''Halak Angkola'' <br/> {{batk|ᯄᯞᯄ᯦᯲ᯀᯰᯄ᯦ᯬᯞ}}
|poptime=1.199.000<ref>https://joshuaproject.net/people_groups/10718/ID</ref>
|langs= [[Bahasa Batak Angkola|Bahasa Batak Angkola]] dan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga digunakan.
|rels=[[Islam]] (mayoritas), [[Kekristenan]]
|related=[[Suku Batak Toba|Batak Toba]] {{br}} [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]] {{br}} [[Suku Simalungun|Batak Simalungun]] {{br}} [[Suku Pakpak|Batak Pakpak]] {{br}} [[Suku Karo|Batak Karo]]
|popplace=[[Sumatera Utara]] <br> {{small|(terutama di [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]], [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], [[Kabupaten Padang Lawas Utara|Padang Lawas Utara]], dan [[Kabupaten Padang Lawas|Padang Lawas]])}}
|image=<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Kemlu - Mahendra Siregar.jpg|72x72px]]</td>
<td>[[Berkas:Raja Inal Siregar as the Commander of the 13th Regional Military Command (Merdeka).jpg|68x68px]]</td>
<td>[[Berkas:Ramadhan Pohan Demokrat.jpg|72x72px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Mahendra Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Raja Inal Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ramadhan Pohan]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:KPU Usnan Batubara.jpg|90x90px]]</td>
<td>[[Berkas:Luat Siregar, Kami Perkenalkan (1952), p65.jpg|72x72px]]</td>
<td>[[Berkas:Todung.jpg|76x76px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ucok Baba|Usnan Batubara (Ucok Baba)]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Luat Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Todung Sutan Gunung Mulia|Todung Sutan Gunung Mulia Harahap]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Barus Siregar, Pekan Buku Indonesia 1954, p225.jpg|68x68px]]</td>
<td>[[Berkas:Ongku p hasibuan.jpg|57x57px]]</td>
<td>[[Berkas:Bomer pasaribu.jpg|74x74px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Barus Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ongku P. Hasibuan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Bomer Pasaribu]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:E.Hudawi Lubis.jpg|64x64px]]</td>
<td>[[Berkas:Andar Amin Harahap.jpeg|75x75px]]</td>
<td>[[Berkas:Official Portrait of Abdul Wahab Dalimunthe as the Deputy Governor of North Sumatra.jpg|73x73px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Erwin Hudawi Lubis]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Andar Amin Harahap]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Abdul Wahab Dalimunthe]]</small></td>
</table>
|caption=
}}
[[Berkas:Batak Angkola.png|thumb|Pakaian khas Batak Angkola terdiri dari ''ulos godang'', ''ampu'', dan ''bulang'']]
[[Berkas:Bajuadatbatakangkolatapsel.jpg|thumb|Pria dan Wanita memakai pakaian adat Batak Angkola]]
 
'''Batak Angkola''' merupakan salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku Batak|Batak]]. [[Tanah ulayat]] Batak Angkola berada di wilayah selatan [[Tapanuli]], yakni meliputi Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]], Kota [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], Kabupaten [[Kabupaten Padang Lawas Utara|Padang Lawas Utara]], Kabupaten [[Kabupaten Padang Lawas|Padang Lawas]], dan sebagian Kabupaten [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]].
suku angkola bukan batak * sabba * tercatat dalam sejarah sejak zaman masa Dinasti kerajaan mesir sebelum dan sesudah Fir'aun berkuasa yg dimana rakyat mesir sangat memerlukan kapur barus untuk sebagai bahan pengawet yg diambil dari tapanuli selatan dan suku angkolanesia tercatat pula hasil perlawanan dan kemenangan masyarakat angkola yang dipimpin Tongku Ompu Jolak Maribu Dalimunte dibantu oleh para pengawalnya Tongku Malim Lemleman Harahap dan Oppu Toga Langit Harahap dan Parmata Sapiak Daulay melawan Rajendra Chola dari abad 10 M sampai abad 12 M , setelah kemenangan itu , Tongku Jolak Maribu mendirikan Kesultanan Aru / Barumun
pasukan Rajendra Chola pun lari ke Utara yang sekarang mungkin menjadi suku PakPak.
 
Suku Batak Angkola memiliki hubungan kekerabatan (''[[tarombo]]'') dengan [[Daftar marga Suku Batak|marga-marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] dan [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]]. Di samping itu, ketiganya juga saling berbagi beberapa persamaan [[bahasa]] dan [[budaya]] yang dihidupi sebagian besar masyarakatnya.<ref name="SUKU">{{cite web|last=Setiawan|first=Samhis|title=Suku Batak|url=https://www.gurupendidikan.co.id/suku-batak/|website=www.gurupendidikan.co.id|accessdate=15 Oktober 2021}}</ref>
Pada abad 13 masa pemerintahan Marwan Hrp gelar Sultan Nasinok mendapat serangan Baroar Nan Sakti (Nasution) dari Pagaruyung, mereka berhasil menguasai Aru
 
== Wilayah sebaran ==
Sebenarnya Islam sudah masuk ke Tapanuli Selatan sejak abad 7 masehi, ini terbukti adanya batu nisan yang berumur 200 hijriyah di padang mardia, Mandailing dan padang bolak, Padang Lawas utara.
Selama ini banyak orang menganggap penduduk asli [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]] semuanya etnis [[Batak Mandailing|Mandailing]] dan sebagian [[Suku Batak Toba|Batak Toba]]. Anggapan ini sangat keliru. Tapanuli Selatan sebelum pemekaran wilayah menjadi Tapanuli Selatan (Ibu Kota [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], kemudian [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]]). Mandailing Natal (beribu kota [[Panyabungan, Mandailing Natal|Panyabungan]]). Sejak dahulu kala dihuni oleh penduduk asli yang terdiri dari etnis Angkola dan [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing]].
Harahap bukan keturunan suku batak adalah merupakan keturunan Syeh Ompu Nimarguru Harahap.
Masuknya Islam di Tapanuli bagian Selatan seabad seiring masuknya islam 7 masehi di Barus, Tapanuli Tengah.
 
Etnis Batak Angkola mayoritas mendiami Tapanuli Selatan sekarang, ditandai dengan dominasi marga [[Harahap]] dan [[Siregar]]. Mandailing memang mayoritas mendiami daerah [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]] yang sekarang, dengan dominasi marga [[Nasution]] dan [[Lubis]].
Sultan Husein Hrp gelar Sultan diLangit berhasil meminta bantuan ke Malaka, dan mendatangkan orang Bugis yang sekarang jadi Lubis menggantikan Sultan Pulungan di Mandailing Julu, marga lubis sangat pandai membuat Senjata seperti Namora Pande Bosi Lubis sehingga Mandailing Julu pun bisa di ambil alih memisahkan Mandailing Godang dan Pagaruyung. Sultan Husein Hrp pun berhasil menika hi putri Sultan Malaka yaitu Ince Purnama. Ketika Malaka diserang Portugis, Sultan Husein Hrp memberikan tanahnya di Riau untuk diduduki Johor pengganti Malaka yang Baru karena Sultan Malaka adalah mertua Sultan Husein Hrp .
Pada abad 14 Panglima Karim Daulay menantu Sultan Husein Hrp ditugaskan menjalin hubungan diplomatik Pasai, mengunjungi Samudra Pasai tapi Karim Daulay dihina disana. Panglima Karim Daulay dan Sultan Husein Hrp yang tidak terima, merekapun bekerja sama dengan Portugis untuk mengalahkan Samudra Pasai, dibawah pimpinan panglima Rizal Rambe gelar Namora Rambe dan Ahmad Lubis gelar Namora di Tamiang , Pasaipun kalah ditangan kesultanan Aru dan Portugis.
Pada Abad 15 kesultan Aceh muncul sebagai kerajaan baru, Aceh menyerang Aru, diserang sampai ke Portibi dekat Sungai Batang Pane, Sultan Ali Bincar Hrp gelar Sultan Simarsinar pun tewas ditangan pasukan Aceh dan ratusan pasukan Gajahnya pun diangkut oleh Aceh, tetapi Ratu Aru Sambilan Jogi Daulay selamat dia meminta bantuan ke Portugis, portugis lagi sibuk melawan Sisingamangaraja 1 di Barus, Sisingamangaraja 1pun berhasil mengusir Marga Siregar dan pengikutnya seperti Ritonga, Silo dari Toba.
 
Dalam sejarah Tapanuli Selatan dijelaskan, Angkola mengandung dua arti penting. Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah. Makna lain, Angkola adalah sebuah [[Etnisitas|etnik]] berdiri sendiri dan asli di [[Sumatera Utara]] ini.
Ratu Aru Daulay berhasil menikah dengan Sultan Johor, otomatis Aru sekarang dipimpin Sultan Johor. Saudara almarhum Ali Bin car Hrp tidak terima dengan pernikahan Ratu Aru Daulay, mereka pun membentuk kesultanan Aru Barumun ,mereka pun melakukan pemilihan Sultan Baru dan yang terpilih adalah anak dari Sultan Gunung tua dan Sarifah keturunan Alawiyin, keturunan mereka digelari Baginda untuk yang putra, Puti atau Putri untuk yang perempuan, otomatis pemimpin Aru Barumun dengan gelar Baginda, pemimpin Aru Barumun mengundang orang Bakkara seperti Hasibuan pada abad 15, Hasibuan pun diberikan tanah dihulu Barumun . Kesultanan Aru Barumun mendapat bantuan dari portugis, pemimpin Aru Johor yaitu Putri Hijau pun ditangkap Portugis dan menembaki pasukan Aru Johor dilangkat. Kesultanan Aru Barumun berhasil memisahkan Aru Johor dan Johor,Aru Barumun berhasil menguasai Deli Serdang sampai Labuhan Batu, Aru johorpun kalah dibikin Aceh.
 
Sejarah mencatat, sebelum Indonesia merdeka, Wilayah Pemerintahan di Tapanuli Selatan dahulunya bernama [[Afdeling]]. Dipimpin oleh sorang Residen dengan pusat Pemerintahan Padangsidimpuan. Membawahi 3 Onder Afdeling dan masing-masing dipimpin oleh controlleur, seterusnya membawahi Onder Distrik dipimpin oleh Asisten Demang.
Abad ke ke 16-18 Kesultanan Aru Barumun semakin terdesak karena Aceh, Johor dan BelandaBelanda bekerjasama mengalahkan Aru di Sumatera Timur dan Portugis di Malaka. Kesultanan Aru Barumun pun kehilangan wilayahnya di Sumatera timur saat Sultan Iskandar Muda yang bekerja sama dengan Belanda.Barumun
Pada tahun 1803 Sultan Aru Barumun terakhir yaitu Fakhruddin Hrp gelar Baginda Soripada di Kota Pinang dan Aminuddin Hrp gelar Baginda Pamenan di Pasir Pangarayan, Rokan, Riau kedua Baginda takluk dibuat Pasukan Paderi yang di Biayai Inggris, paderi dibawah pimpinan Tuanku Tambusai dan Tuanku kota pinang yang bermahzab wahabi. Pasukan Belanda pun tiba di Tapanuli Selatan mereka membiayai masyarakat Sunny untuk melawan wahabi, paderi pun berhasil terusir dari Tapsel.Belanda juga turut menghapus perbudakan di Tapsel.
 
Onder Afdeling di bawah Afdeling, antara lain Angkola dan Sipirok berpusat di Padangsidimpuan. Onder Afdeling Padang Lawas di Sibuhuan dan Onder Afdeling Mandailing di Kota Nopan.
== Pranala luar ==
 
* [http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/01/etnik-batak-di-sumatra-utara-4635.html?m=1 https//www.sabbaangkola.blogspot.com]
Selanjutnya Onder Afdeling yang membawahi Onder Distrik. Angkola, membawahi 3 Distrik masing-masing Angkola dengan pusat Padangsidimpuan, Batang Toru di Batang Toru dan Distrik Sipirok di Sipirok. Onder Distrik ini membawahi pula Luhat/Kuria yang dipimpin oleh Kepala Kuria.
 
Sebelum kemerdekaan, ketiga Onder Afdeling yang ada, sama kedudukannya dengan kabupaten yang dipimpin oleh Bupati. Setelah pemulihan kekuasaan tahun 1949, seluruhnya digabung menjadi satu Kabupaten dengan pusat pemerintahan di Padangsidimpuan.
 
Dalam pemerintahan sekarang, Onder Afdeling Angkola sebelumnya terdiri dari tiga Onder Distrik dan beberapa Kekuriaan, berkembang menjadi beberapa kecamatan. Seperti Kuria Sipirok telah dipecah/dimekarkan menjadi beberapa Kecamatan, antara lain Sipirok, Arse (pemekaran dari Sipirok), Padangsidimpuan Timur, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah (pemekaran dari Saipar Dolok Hole), Batang Angkola, Sayur Matinggi, Sigalangan, hingga ke Batang Toru dengan beberapa pemekarannya, sampai kecamatan Dolok, ibukotanya Sipiongot.
 
'''Angkola adalah Etnik'''
 
Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami wilayah Angkola. Diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi. Itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari Etnik lain).
 
Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan seperti Sabungan (di kaki Lubuk Raya), Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena, dan lain-lain.
 
Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :
 
- Falsafah dasar “Dalihan Na Tolu”, sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani,
 
- Adat Istiadat Budaya,
 
- Pakaian Adat Tersendiri
 
-Kain Ulos (Abit Godang&sadun) dan kain tenun
 
- Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya; bahasa Biasa (digunakan dalam komunikasi sehari-hari), Andung (bahasa halus), Bura (bahasa Kasar) atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola ni Hata. Aksara Angkola dengan tulisan tersendiri. Jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA (Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan symbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O dan U serta symbol pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dan lain-lainnya. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya.
 
- Mempunyai Kesenian dan Alat-alatnya.
 
- Ornamen khas.
 
- Tutur (adab panggilan), dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.
 
- Buku Adat Budaya Angkola (lengkap) ditulis oleh Stn. Tinggibarani Siregar dan lain-lain ciri khas kebudayaannya, telah dianut secara turun temurun.
 
Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran disekolah SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian) dan lain-lain dipergunakan adalah versi Angkola, dengan berbagai macam bahan/pedoman hidup bermasyarakat, sebagai dasar dalam berbudi pekerti.
 
Dari segi garis keturunan yang menerapkan system Patrilineal, masyarakat Angkola ditandai dengan Marga/Clan yang dominan seperti Harahap, Siregar, Pane dengan rumpun marganya masing-masing, seluruhnya mendiami ketiga onder distrik tersebut.
 
Dilihat dari segi falsafah Dalihan na Tolu, hubunan kekeluargaan Etnik Angkola dibagi kepada; 1. Mora, pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping Raja-Raja maupun Pemangku Adat; 2. Suhut dengan Kahanggi, keluarga yang mempunyai hajatan atau horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru).
 
Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan na Tolu, masih mempunyai teman kelompok (sajuguhan=sebarisan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pariban (saudara/keluarga sepengambilan) dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit.
 
'''Kurang Dikenal'''
 
Banyak orang cukup mengenal kata Angkola, mengenal Sipirok, tetapi lebih banyak yang kurang mengenal Etnis Angkola. Hal ini antara lain disebabkan:
 
1. Adanya anggapan semua penduduk Tapanuli Bagian Selatan [[suku Mandailing]].
 
2. Tentang Angkola, sebab terbatasnya penutur sejarah budaya Angkola.
 
3. Kurangnya minat generasi mempelajari sejarah asal-muasal.
 
4. Terhadap adat istiadat dan budaya.
 
Tidaklah diragukan jika pada umumnya orang Tapanuli Selatan seluruhnya (etnik aslinya) dianggap orang Mandailing. Padahal orang Mandailing sendiri tidak pernah menganggap atau menyamakan orang Angkola dengan orang Mandailing. Meskipun dalam adat istiadat budayanya ada persamaan, namun tetap ada perbedaan yang tak perlu dipertentangkan.{{cn}}
 
[[File:Ulos paroppa angkola.jpg|thumb|[[Ulos]] Batak Angkola]]
 
== Sejarah ==
Suatu sumber sejarah mencatat bahwa orang Batak Angkola awalnya berkembangnya dari daerah Porboti, Padang Lawas (Padang Bolak), Tapanuli Selatan yang di kemumukan oleh '''B. G. Siregar''' dalam ''Surat Tumbangan Holing: Buku Pelajaran Adat Tapanuli Selatan (1984).''
 
Padang Bolak adalah wilayah asal orang Batak Angkola, di daerah Portibi terdapat sebuah candi, yaitu candi ''Biara'', peninggalan agama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]], pengaruh tersebut tampak juga pada tulisan Gurat Angkola, atrologi, permainan catur, dan kosakata sanskerta. Ini merupakan bukti adanya kontak dengan India dan Jawa.
 
Candi di Portibi ini konon berjumlah 16 buah, dan kini yang masih ada tinggal lima buah. Diantara kelima candi itu , tiga di antaranya disebut Bahal I, II, III.
 
Pada Bahal I Tinggi candi tersisa sekitar 12 meter,berukuran 10x10 meter. Relief dinding luar berwujud orang menari.
 
Bahal II terletak sekitar 400 meter dari Bahal I, dan terdapat gambar dewa yang sedang menari. Candi ini berada di tengah padang ilalang. Bahal I terletak di arah Timur dengan ukuran 7x7 meter. Disekitaran candi-candi terdapat banyak sisa-sisa bangunan kuno dengan kepunahannya.
 
== Bahasa ==
{{utama|Bahasa Batak Angkola}}
 
Bahasa Batak Angkola mempunyai bahasa yang identik dengan bahasa [[bahasa Batak Toba|Batak Toba]] dan bahasa [[bahasa Mandailing|Batak Mandailing]] karena domisilinya diapit oleh dua wilayah tersebut. Perbedaan hanya pada beberapa kosakata dan logatnya saat berbicara. Logat pada masyarakat Batak Angkola terdengar lebih lembut dibandingkan orang [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], dan logat Batak Angkola terdengar lebih tegas jika dibandingkan dengan [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]].
 
== Marga ==
{{utama|Daftar marga Suku Batak#Batak Toba {{!}} Daftar marga Suku Batak}}
Sebagai salah satu masyarakat asli [[Sumatera Utara]], Batak Angkola memiliki marga sebagai identitas sosial. Marga-marga Batak Angkola meliputi:
{{Col|2}}
* [[Batubara]]
* [[Dalimunthe]]
* [[Dasopang]]
* [[Daulay]]
* [[Harahap]]
* [[Hasibuan]]
* [[Hutasuhut]]
* [[Lubis]]
* [[Marpaung]]
* [[Matondang]]
* [[Nasution]]
* [[Nainggolan]]
* [[Pakpahan]]
* [[Pane]] <br> {{small|(disebut juga [[Sitorus|Sitorus Pane]])}}
* [[Panggabean]]
* [[Pasaribu]]
* [[Pohan]]
* [[Pospos]]
* [[Pulungan]]
* [[Rambe]]
* [[Sagala]]
* [[Simatupang]]
*[[Dongoran|Siregar Dongoran]]
*[[Ritonga|Siregar Ritonga]]
*[[Siregar|Siregar Siagian]]
*[[Siregar|Siregar Silali]]
*[[Siregar|Siregar Silo]]
*[[Sormin|Siregar Sormin]]
*[[Sipahutar]]
* [[Tanjung (marga)|Tanjung]]
* [[Tambunan]]
* [[Tampubolon]]
{{EndDiv}}
 
== Agama ==
Mayoritas masyarakat Batak Angkola menganut agama [[Islam]]. Namun terdapat sebagian yang menganut agama [[Protestanisme|Kristen Protestan]]. [[Gereja Kristen Protestan Angkola]] (GKPA) merupakan gereja basis bagi orang Batak Angkola yang menganut agama Kristen Protestan, dan banyak tersebar di Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]] dan Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]].
 
== Referensi ==
{{Reflistreflist}}
 
{{Suku Bangsa Batak}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}https//www.sabbaangkola.blogspot.com/
{{suku-stub}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Batak Angkola]]
 
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara|Batak Angkola]]
[[Kategori:Batak|Angkola]]
[[Kategori:Batak Angkola]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]]