Balai Budaya Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+artikel baru |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(17 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox building
'''Balai Budaya Jakarta''' adalah pusat kebudayaan milik [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia]] yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan [[Budaya|kebudayaan]] dan [[seni]] seperti pameran lukisan dan aktivitas seni lainnya serta sebagai ruang pertemuan antar seniman. Balai Budaya ini merupakan bagian dari sejarah awal mula pergerakan seni budaya nasional Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2015/01/21/07450091/Balai.Budaya.Jakarta.Kawah.Candradimuka.yang.Makin.Tersisihkan|title=Balai Budaya Jakarta, Kawah Candradimuka yang Makin Tersisihkan|last=|first=|date=21 Januari 2015|website=Kompas.com|publisher=|access-date=4 Maret 2018}}</ref> Gedung Balai Budaya Jakarta terletak di Jalan Gereja Theresia, [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Menteng]], [[Jakarta Pusat]]. Beberapa senimaan ternama Indonesia pernah menggunakan atau menyelenggarakan pameran di sini, diantaranya adalah [[Affandi]], [[W.S. Rendra|WS Rendra]], [[Sudjoyono]], [[Umar Kayam]], [[Mochtar Lubis]], [[Taufiq Ismail|Taufik Ismail]] dan [[Remy Sylado|Remy Silado]]. <ref name=":1">{{Cite web|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/30/15163861/balai.budaya.yang.kian.tenggelam|title=Balai Budaya yang Kian Tenggelam|last=Cahya|first=Kahfi Dirga|date=30 Agustus 2016|website=Kompas.com|publisher=|access-date=4 Maret 2018}}</ref> Bangunan ini diresmikan oleh Ketua Badan Pekerja Badan Musjawarat Kebudajaan Nasional (BMKN), R. Gaos Hardjasoemantri, pada tanggal [[14 April]] [[1954]].<ref>{{Cite web|url=https://edukasi.kompas.com/read/2015/08/05/23454191/Sejarah.Balai.Budaya.Semakin.Jelas|title=Sejarah Balai Budaya Semakin Jelas|last=|first=|date=5 Agustus 2015|website=Kompas.com|publisher=|access-date=4 Maret 2018}}</ref> Kemudian, pada tahun [[1960-an]], Gubernur Jakarta pada masa itu, [[Ali Sadikin]], memugar Balai Budaya ini.<ref name=":1" /> Selama tahun [[1957]] hingga [[1997]], telah diselenggarakan hampir 600 kegiatan seni di gedung ini.<ref name=":0" /> Selain itu, majalah [[sastra]] [[Horison (majalah)]] yang dikelola oleh [[Sapardi Djoko Damono]] dan [[Sutardji Calzoum Bachri]], pernah menggunakan bagian sayap kiri dari gedung ini sebagai kantor.<ref name=":0" /> Pelukis [[Nashar]] juga pernah bermukim di gedung ini.<ref name=":0" /> Setelah era reformasi, gedung Balai Budaya mulai terbengkalai dan tidak terurus.<ref name=":0" /> Beberapa usaha untuk memperkenalkan dan menggunakan kembali Balai Budaya ini telah dilakukan. Diantaranya oleh pelukis [[Sri Warso Wahono]] yang menyelenggarakan pameran pada bulan [[November 2014]].<ref name=":0" /> Pada [[Januari 2015]], sejumlah 32 pelukis pemula menggunakan gedung Balai Budaya untuk memamerkan karya-karya mereka. ▼
| name = Balai Budaya Jakarta
| image =
| image_caption =
| coordinates =
| location = Jakarta
| address = Jalan Gereja Theresia nomor 47, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
| groundbreaking_date =
| start_date =
| completion_date =
| inauguration_date = 14 April 1954
| renovation_date = 1960-an
| cost =
| owner =
| height =
| floor_count =
| architect =
| architecture_firm =
| architectural_style =
| public_transit =
| website =
}}
▲'''Balai Budaya Jakarta''' adalah pusat kebudayaan milik [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia]] yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan [[Budaya|kebudayaan]] dan [[seni]] seperti pameran lukisan dan aktivitas seni lainnya serta sebagai ruang pertemuan antar seniman. Balai Budaya ini merupakan bagian dari sejarah awal mula pergerakan seni budaya nasional Indonesia.<ref name=":0">{{Cite
Bangunan Balai Budaya diresmikan oleh Ketua Badan Pekerja Badan Musjawarat Kebudajaan Nasional (BMKN), R. Gaos Hardjasoemantri, pada tanggal [[14 April]] [[1954]].<ref>{{Cite news|url=https://edukasi.kompas.com/read/2015/08/05/23454191/Sejarah.Balai.Budaya.Semakin.Jelas|title=Sejarah Balai Budaya Semakin Jelas|date=5 Agustus 2015|work=[[Kompas.com]]|publisher=|access-date=4 Maret 2018|editor-last=Liauw|editor-first=Hindra}}</ref> Kemudian, pada tahun [[1960-an]], Gubernur Jakarta pada masa itu, [[Ali Sadikin]], memugar Balai Budaya ini.<ref name=":1" /> Selama tahun [[1957]] hingga [[1997]], telah diselenggarakan hampir 600 kegiatan seni di gedung ini.<ref name=":0" /> Selain itu, majalah [[sastra]] [[Horison (majalah)|Horizon]] yang dikelola oleh [[Sapardi Djoko Damono]] dan [[Sutardji Calzoum Bachri]], pernah menggunakan bagian sayap kiri dari gedung ini sebagai kantor.<ref name=":0" /> Pelukis [[Nashar]] juga pernah bermukim di gedung ini.<ref name=":0" />
Pasca era reformasi, gedung Balai Budaya mulai terbengkalai dan tidak terurus.<ref name=":0" /> Hampir tidak ada kegiatan apapun baik pameran maupun diskusi berkaitan seni di gedung ini. Beberapa usaha untuk memperkenalkan dan menggunakan kembali Balai Budaya ini telah dilakukan. Diantaranya oleh pelukis [[Sri Warso Wahono]] yang menyelenggarakan pameran pada bulan [[November 2014]].<ref name=":0" /> Pada [[Januari 2015]], sejumlah 32 pelukis pemula menggunakan gedung Balai Budaya untuk memamerkan karya-karya mereka.<ref name=":0" /> Di bulan [[Maret 2017]], pengurus Balai Budaya mengadakan sayembara melukis dengan tema revolusi mental sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan kembali lembaga kesenian ini.<ref>{{Cite web|url=http://mediaindonesia.com/news/read/76327/menggeliatkan-lagi-gairah-seni-di-balai-budaya/2016-11-08|title=Menggeliatkan Lagi Gairah Seni di Balai Budaya|last=Marzuqi|first=Abdillah|date=8 November 2016|website=Media Indonesia|publisher=|access-date=4 Maret 2018}}</ref>
== Rujukan ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Jakarta]]
[[Kategori:Lembaga kesenian di Indonesia]]
|