Kasada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13104784 oleh HsfBot (bicara).
Tag: Pembatalan
Desy Cristalia (bicara | kontrib)
#1Lib1Ref #1Lib1RefID
 
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hindu}}
'''Hari Raya YadyaYadnya Kasada''' atau Pujan Kasada adalah sebuah hari upacara sesembahan berupa persembahan sesajen kepada [[Sang Hyang Widhi]] dalam manifestasinya sebagai Batara Brahma ([[Brahma]]; dewa api). Istilah yadnya dipopulerkan setelah orang Tengger menganut agama [[Hindu Dharma]]. Sebelumnya upacara ini disebuh Riyaya (Hari Raya) Kasada yang terdiri dari Labuh Kasada (acara di Bromo) dan Pujan Kasada yang dilaksanakan sehari setelah Labuh Kasada. Setiap bulan ke-12 (Kasada) hari-14 dalam [[Penanggalanpenanggalan JawaTengger]] diadakan upacara sesembahan atau sesajen untuk [[Sang Hyang Widhi]] dan para leluhur (Dewa Kusuma), yang diyakini berasal dari kisah [[Rara Anteng]] (Putri Raja Majapahit) dan [[Jaka Seger]] (Putra Brahmana). "asalBegitulah mulalegenda [[sukuyang Tengger]]populer tertulis di ambilmedia darimassa namadan belakanginternet. keduanya",Meskipun pasangansebenarnya cerita Rara Anteng dan Jaka Seger membangunyang pemukimanasli dandibacakan kemudiantiap memerintahacara diKasada kawasanoleh TenggerKepala dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat IngDukun Tengger, yang mempunyai arti “Penguasa Tengger yang Budiman”. Mereka tidak dimenyebutkan karuniamengenai anakRaja sehingga mereka melakukan semediMajapahit atau bertapa kepada Sang Hyang Widhi, tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakanPutra bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah [[Gunung Bromo]]Brahmana.
 
Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orangtuaorang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek katacerita, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah denganden gan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api.<br />
Kesuma, anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib, "Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orangtua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo". Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.
 
KesumaRaden Kusuma, anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib, ''"Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orangtuaorang tua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo"''. Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.
Sebagai pemeluk agama Hindu, Suku Tengger tidak seperti pemeluk agama Hindu pada umumnya, memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan, namun bila melakukan peribadatan bertempat di punden, danyang dan poten.
 
Sebagai pemeluk agama Hindu, Suku Tengger tidak seperti pemeluk agama Hindu pada umumnya, memiliki candi-candi atau Pura sebagai tempat peribadatan, namun bila melakukan peribadatan bertempat di punden, danyangsanggar, pedanyang, dan [[poten]]. Namun setelah menganut agama Hindu Dharma, tiap desa di kawasan Tengger telah memiliki pura masing-masing dan biasanya dibangun dibawah sanggar agung desa.
 
[[Berkas:Suasana Kasada Di Gunung Bromo Taman Nasional Bromo, Tengger Semeru.jpg|jmpl]]
 
== Poten ==
Poten merupakan sebidang lahan di lautan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara Kasada. SebagaiTerletak tempatdi pemujaankaki bagiGunung masyarakatBromo sebelah utara. Setelah integrasi agama Tengger yangkepada beragamaAgama Hindu Dharma, potendi terdiritempat dariini beberapadibangun bangunansebuah pura yang ditatadinamakan dalamPura suatuLuhur susunanPoten komposisi(tahun di?). pekaranganPawedalan/piodalan yang(hari dibagiulang menjaditahun) tigapura mandala/zoneini dirayakan tiap tanggal 14 bulan Kasada menurut kalender Tengger, siang hari sebelum pada malannya upacara ((Kasada)) dilaksakan.
Sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat Tengger yang beragama Hindu, poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala/zone, seperti pura Hindu pada umumnya.
 
=== Mandala Utama ===
Mandala Utama disebut juga jeroan yaitu tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan.<ref>{{cnCite book|last=Pilang|first=Santo Saba|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/BALI_BUKAN_INDIA/i03rDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Mandala+Utama+disebut+juga+jeroan+yaitu+tempat+pelaksanaan+pemujaan+persembahyangan&pg=PA144&printsec=frontcover|title=Bali Bukan India|isbn=978-602-61844-5-0|pages=144|url-status=live}}</ref> Mandala itu sendiri terdiri dari Padma berfungsi sebagai tempat pemujaan Tuhan Yang Maha Esa. Padma bentuknya serupa candi yang dikembangkan lengkap dengan pepalihan, tidak memakai atap yang terdiri dari bagian kaki yang disebut tepas, badan/batur dan kepala yang disebut sari dilengkapi dengan Bedawang Nala, Garuda, dan Angsa.
 
Bedawang Nala melukiskan kura-kura raksasa mendukung padmasana, dibelit oleh seekor atau dua ekor naga, garuda dan angsa posisi terbang di belakang badan padma yang masing-masing menurut mitologi melukiskan keagungan bentuk dan fungsi padmasana.
Baris 31 ⟶ 35:
== Referensi ==
* {{Cite web |title=Kasada Dirayakan secara Meriah |last= |first= |work=KOMPAS.com |date= |accessdate={{date|2017-07-09}} |url=http://travel.kompas.com/read/2014/08/14/073600727/Kasada.Dirayakan.secara.Meriah |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}
* {{Cite web |title=Perayaan Kasada di tengah erupsi Bromo |trans-title= |last=Afrillia |first=Dian |work=beritagar.id |date= |accessdate={{date|2017-07-09}} |url=https://beritagar.id/artikel/piknik/perayaan-kasada-di-tengah-erupsi-bromo |language= |quote= |archivedate=2022-09-13 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20220913211400/https://beritagar.id/artikel/piknik/perayaan-kasada-di-tengah-erupsi-bromo |dead-url=noyes }}
* {{Cite web |title=Cara Merawat Kearifan Lokal di Bromo |trans-title= |last=Rofiq |first=M. |work=detikTravel |date=9 Juli 2017 |accessdate={{date|2017-07-09}} |url=https://travel.detik.com/travel-news/d-3553166/cara-merawat-kearifan-lokal-di-bromo |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}
 
{{Hindu-stub}}
 
[[Kategori:Hari raya Hindu]]