Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memberi suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
|||
(110 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Rapikan|reason=konteksnya dibahas secara tidak fokus dan terlalu menyimpang dari konteks utama}}
'''Sejarah Bangka''', [[Pulau Bangka]] adalah suatu pulau yang terdapat di samping [[timur]] [[Sumatra]], [[Indonesia]] dan terhitung dalam lokasi provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]].<ref name="pulau bangka">{{id}} {{cite web |url=http://www.paketwisatamurah.net/2014/04/paket-wisata-pulau-bangka.html |title=Wisata Pulau Bangka |publisher= Pulau Bangka |accessdate= 12 Mei 2014}}</ref> Pulau Bangka terletak pada posisi 1°-30°-3°-7′ [[Lintang Selatan]] dan 105°-45′-107″ [[Bujur Timur]] memanjang dari [[Barat Laut]] ke [[Tenggara]] ± 108 Km.<ref name="Husnial"/> [[Sejarah]] mengungkapkan bahwa [[Pulau Bangka]] pernah dihuni oleh orang-orang [[Hindu]] pada abad ke-7.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka">{{id}} {{cite web |url=http://www.bangka.go.id/content.php?id_content=Asal_mula. |title=Asal Mula Bangka |publisher= Sejarah Bangka |accessdate= 10 Mei 2014}}</ref> Pada masa [[Kerajaan Sriwijaya]] pulau Bangka termasuk pulau sebagai daerah taklukan dari kerajaan yang besar itu.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka"/> Demikian pula [[Kerajaan Majapahit]] dan [[Kerajaan Mataram]] tercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka"/> Tetapi pada masa-masa itu pulau Bangka sedikit sekali mendapat perhatian orang, meskipun letaknya sangat strategis.<ref name="Husnial">{{id}} Husnial Husin Abdullah. ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. Di Bangka Belitung''. (Jakarta: Karya Unipress, 1983)</ref> Walaupun ditemukan oleh orang-orang [[Eropa]], namun [[pulau]] tersebut tetap hanya merupakan sebuah embel-embel pulau Sumatra yang tidak ada artinya karena pulau itu tidak menghasilkan rempah-rempah sebagiamna diperlukan.<ref name="Husnial"/> Oleh karena itu diterbengkalaikan oleh orang-orang yang berkuasa saat itu, maka pulau bangka menjadi sasaran bajak laut (lanun), sehingga menimbulkan banyak malapetaka dan penderitaan bagi penduduk saat itu.<ref name="Husnial"/>▼
▲
== Asal usul nama Bangka ==
Baris 5 ⟶ 7:
=== Mo-Ho-Hsin ===
Asal-muasal nama Bangka oleh I-Tsing disebut ''Mo-Ho-Hsin'', lokasinya di [[Kota Kapur]], tetangga [[Sriwijaya]].<ref name="Lagenda"/> Kota Kapur berada di [[pantai]] [[Selat Bangka]], berhadapan dengan delta [[sungai Musi]].<ref name="Lagenda"/> ''Moho'' berasal dari kata [[Sansekrta]] yaitu ''moha'' yang berarti "bingung" atau "lingung".<ref name="Lagenda"/> Berdasarkan pengertian itu Nia Kurnia (1983) menghubungkan kata bangka dengan istilah tua ''bangka'' yang berarti orang yang sudah tua dan linglung.<ref name="Lagenda"/>
=== Vanka, Wangka ===
Baris 19 ⟶ 21:
'''Bangka pada masa Pleitosen'''
[[Pleistosen]] adalah masa antara 1.808.000 hingga 11.600 tahun yang lalu.<ref name="Lagenda"/> Disebut juga [[zaman es]] ketika temperatur global 15 °C lebih dingin dari masa sekarang (zaman kauter).<ref name="Lagenda"/> saat itu [[Pulau
Penemuan geraham [[gajah]] ''Elephas Sumatranus'' oleh F. Martin dilapisan endapan [[timah]] di [[Bangka]] pada tahun [[1804]] memperkuat pendapat bahwa [[Bangka]] masih menjadi satu dengan pulau
== Bangka pada awal sejarah ==
=== Prasasti Kota Kapur ===
[[Berkas:Prasasti Kota Kapur.jpg|100px|jmpl|Prasasti Kota Kapur]]
Entah sejak kapan Pulau Bangka mulai dihuni [[manusia]].<ref name="Bambang Tommy">{{id}} {{cite web |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/wp-content/uploads/sites/19/2014/04/1.-Bambang-Tommy-hal-1-13-CF.pdf |title=Kementrian Pendidikan dan Budaya |publisher=
Prasasti Prasasti Secara geografis daerah Kota Kapur merupakan dataran yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka yang bermuara juga sungai-sungai Upang, Sungsang, dan Saleh dari daratan Sumatra.<ref name="Bambang Tommy" /> Disekelilingnya, di sebelah [[barat]], [[utara]], dan [[timur]] masih tertutup hutan rawa pantai.<ref name="Bambang Tommy" /> Disebelah [[selatan]] tanahnya agak berbukit-bukit.<ref name="Bambang Tommy" /> Bagian yang tertinggi disebut Bukit Besar dengan ketinggian sekitar 125 meter Data arkeologis yang ditemukan
=== Arca Wisnu ===
Di Kota Kapur selain batu prasasti persumpahan ditemukan juga empat buah arca Wisnu dari batu, runtuhan bangunan suci, dan benteng tanah.<ref name="Bambang Tommy"/> Arca Wisnu ditemukan dalam beberapa ukuran panjang; 19,5 cm, 33 cm, dan 108 cm.<ref name="Lagenda"/> Salah satu patung terbuat dari [[batu andesit]] dan yang lainnya dari [[batu granit]].<ref name="Lagenda"/> Penutup kepalanya (''kuluk'') mempunyai corak khusus berupa silinder.<ref name="Lagenda"/> Untuk menentukan pertanggalan arca tersebut dapat dilihat dari bentuk mahkotanya.<ref name="Bambang Tommy"/> Dari penggambaran bentuk mahkota tampak dipahat dalam gaya seperti arca-arca [[Wisnu]] dari [[Kamboja]], yaitu pada masa seni pre-Angkor.<ref name="Lagenda"/><ref name="Bambang Tommy"/> Stutterheim berpendapat bahwa arca tersebut berasal dari abad ke-7 Masehi dengan alasan karena tempat ditemukannya sama dengan Prasasti Kota Kapur yang ber-angka tahun 686 Masehi.<ref name="Stutterheim">{{en}} Stutterheim, W.F., 1937, ''Note on a Newly Found Fragment of a Four Armed Figure from Kota Kapur (Bangka)'', dalam Indian Art and Letters Vol. XI No.2:105-111</ref> Berdasarkan bentuk mahkota dan tempat temuannya, maka arca [[Wisnu]] [[Kota Kapur]] dapat ditempatkan pada abad ke 6-7 Masehi.<ref name="Stutterheim"/>
=== Lingga ===
Baris 34 ⟶ 44:
=== Prasasti Camundi ===
Jauh setelah Śrīwijaya, pulau Bangka dan Belitung masih
▲Data arkeologis yang ditemukan disitus Kota Kapur, dapat memberikan interpretasi bahwa pada sekitar abad ke 5-6 Masehi di Kota Kapur terdapat sebuah kompleks bangunan suci bagi masyarakat penganut ajaran [[Hindu]] aliran [[Waisnawa]].<ref name="Bambang Tommy"/> Kompleks bangunan tersebut dikelilingi oleh tembok tanah yang panjangnya sekitar 2,5 km dengan ukuran lebar/tebal dan tinggi sekitar 4 meter.<ref name="Bambang Tommy"/> Tampaknya di beberapa tempat di lingkungan tembok tanah tersebut terdapat hunian kelompok masyarakat pendukung bangunan suci tersebut yang buktinya berupa pecahan keramik dan tembikar.<ref name="Bambang Tommy"/>
▲== Bangka dibawah Majapahit ==
Kehadiran [[Majapahit]] di Bangka memberi arti penting dalam sejarah Bangka.<ref name="Lagenda"/> Sistem Kepatihan ([[pemerintahan]]) yang teratur mulai diterapkan dan tapal batas kekuasaan ditetapkan.<ref name="Lagenda"/> Majapahit mengirim ekspedisi ke Bangka dua kali, yang pertama dipimpin oleh [[Gajah Mada]] dan yang kedua dipimpin [[Tumenggung Dinata]].<ref name="Lagenda"/> Namun tidak ada yang dapat memastikan tarikh kedua-duanya dan nama raja Majapahit yang memerintah pengiriman.<ref name="Lagenda"/> Akan tetapi, kahadiran Majapahit ke Bangka dapat diketahui melalui Tulisan [[Haji Idris]] [[1861]] berikut:<ref name="Lagenda"/>
Baris 45 ⟶ 52:
[[Berkas:Lukisan Gajah Mada.JPG|ka|175px|jmpl|Lukisan kontemporer Patih Gajah Mada]]
Setelah kembali ke [[Pulau Jawa]] (dari pulau Bangka) Sulaiman menghadap penguasa Majapahit, mengabarkan perihal pulau Bangka dan masyarakatnya.<ref name="Lagenda"/> Tertarik dengan laporan sulaiman, raja Majapahit mengirim ekspedisi ke pulau Bangka dipimpin oleh patih Gajah Mada.<ref name="Lagenda"/> Sulaiman ikut mendamping kembali ke Bangka.<ref name="Lagenda"/> Rombongan ini mendarat didaerah kaki gunung Menumbing.<ref name="Lagenda"/> Untuk mengetahui situasi dan kondisi Gajah Mada menuju puncak gunung Menumbing.<ref name="Lagenda"/> Dari ketinggian Gajah Mada melihat adanya lapangan terbuka dari kejauhan, menandakan daerah pemukiman.<ref name="Lagenda"/>
Di samping mengangkat kepala desa, Gajah Mada juga menetapkan batas, menetapkan tata-cara pemerintahan, meninggalkan [[piagam daun lontar]] dan sepotong tembaga berbahasa Arab dan bertulis huruf Jawa sebagai simbol pengukuhan.<ref name="Lagenda"/> Setelah perjalanan singkat itu rombongan Gajah Mada kembali ke Jawa.<ref name="Lagenda"/>
Baris 53 ⟶ 60:
Tumenggung Dinata pun berlayar kembali ke Jawa dan menyerahkan wewenang kepada kedua patih itu.<ref name="Lagenda"/> Selanjutnya Bangka sepenuhnya diatur oleh orang Bangka sendiri.<ref name="Lagenda"/> Kepatihan Jeruk dipengang oleh Patih Raksa Kuning dibantu Hulubalang Selangor.<ref name="Lagenda"/> Kepatihan Mendo dipengang Patih Ngincar, dan Depak dibawah patih Kembar, dibantu Layang Sedap, Mengandu, Mangirat, dan Sekapucik.<ref name="Lagenda"/>
== Bangka
Setelah kesultanan bangka sudah di kuasai belanda,pulau bangka mengalami kekacauwan penduduk bangka mengalami penderitaan akibat penindasaan belanda. Di perairan pulau bangka ada sekelompok bajak laut yang mengganggu penduduk kampung pesisir mereka merampok harta penduduk serta menculik anak gadis mereka untuk di jadikan gundik pemuas nafsu mereka dan anak yang pria di jadikan calon anggota lanon, penduduk kampung pesisir di hantui rasa takut yang luar biasa dan para pedagang dari arab dan china jadi sasaran para bajak laut lanon sehingga para pedagang menjadi takut untuk berlayar melalui perairan bangka dan selat bangka hingga ke selat malaka. Atas saran dari pedagang dari arab kepada salah seorang anak dari Sultan Muhammad Ali yaitu Raden Muhammad Akil yang selamat dari peperangan di laut Mentok yang terluka di selamatkan oleh pedagang dari arab hingga sampai di arab dan menetap di arab berapa tahun agar supaya menumpas para bajak laut atau Lanon. Atas saran itu maka Raden Muhamad Akil pulang ke bangka setelah menunaikan ibadah haji. Setelah sampai di bangaka menetap di kota Waringin dan kembali menghidupkan kembali KESULTANAN bangka secara diam-diam dari pemerintahan belanda (1856-1916) dan kembali mensyusun kekuatan dari Para pejuang bangka yang tersisa yang Masih ada hubungan saudara dengan Raden Muhammad Akil dari Sultan Muhammad Ali yang di kenal rakyat bangka dengan nama BATIN TIKALdi kumpulkan yaitu datuk Waringin,datuk Jakfar Sidiq.Datuk terang datuk Paga,,datuk berembun dll. mereka adalah pejuang yang sudah berpengalaman dan terlatih di medan pertempuran darat maupun air sejak perang melawan belanda yang di pimpin oleh Fatih Krio Panting yaitu Sultan Muhammad Ali atau di kenal dengan julukan BATIN TIKAL.Mereka orang-orang yang sholeh, ilmu bela diri silat mereka gerakannya seperti bayangan dan kemampuan tenaga tubuh mereka seperti baja. mengadakan perlawanan menumpas para bajak laut yang di dukung oleh para pedagang dari arab dan China. Datuk Waringin di angkat atau di daulat menjadi Panglima Angin yang di bantu oleh Datuk Alam Harimau Garang Al Minangkabau utusan dari kesultanan minangkabau atas permintaan pedagang dari arab yang tugasnya mengamankan perairan selat bangka sampai selat Malaka dan mebentuk satu armada perang. peperangan panglima angin ini masih di apresiasikan dalam bentuk perayaan penduduk desa tempilang kabupaten Bangka Barat dengan nama perang ketupat sampai sekarang. peperangan armada Panglima angin sangat dasyat pertumpahan darah membanjiri perairan laut bangka sampai selat malaka sehinga suku melayu darat dan suku melayu laut (Seka) yang tinggal di pulau-pulau yang masih memegang kepercayan anismisme dinamisme mengadakan ritual TABER LAUT (mandi laut atau membersihkan laut) atau BUANG JONG (buang sial) sebutan untuk suku seka menurut kepercayaan laut sudah sasa"a (kotor) dengan darah. Hingga setiap tahunnya ritual ini masih di pertahankan sampai sekarang.
. Sedangkan Datuk jafar Sidiq di daulat menjaga penduduk tanjung tedung dan pulau nangka serta kampung selan yang sering menjadi sasaran para lanon . Datuk Jafar Sidik menyamar menjadi petani di pulau Namgka. Datuk Terang di daulat menjaga kampung kurau juga sering menjadi sasaran lanon menyamar menjadi petani dan tukang pandai besi di kampung kurau. Datuk Paga di daulat menjaga kampung Penyak yang juga menjadi sasaran lanon dan menyamar menjadi petani di kampung Penyak, Datuk Berembun di daulat menjaga kampung Tanjung berikat dan perairan sampai pulau kelasa menyamar menjadi nelayan di kampung tanjung berikat Datok Jamila di gaulat menjaga kampung penutuk pulau lempar menyamar menjadi petani dan nelayan, Datuk Hulung (Sulung) di daulat menjadi penjaga kampung tanjung Labu pulay lempar menyamar menjadi nelayan dan petani dll.
Sultan Muhammad Akil juga mengadakan hubungan dagang kepada pedagang dari arab dan china secara diam-diam dari pemerintah belanda sehingga Sultan Muhammad Akil menjadi boronan hindia belanda.
== Bangka dibawah Kesultanan Banten ==▼
Menurut suatu sumber Lanon adalah sisa-sisa pasukan Hulu Balang Nilam yang bersekutu dengan belanda di karnakan waktu mau melawan pasukan pejuang bangka yang di pimpin oleh Fatih krio panting Hulu Balang Nilam merekrut pendekar golongan hitam yang di datangkan dari luar pulau bangka, Lanon propaganda belanda untuk mengacaukan para pedagang dari arab dan china agar para pedagang menjadi takut untuk berdagang melalui perairan selat bangka sampai selat malaka sehingga belanda bisa menopoli perdagangan Timah dan rempah-rempah dari sunda kelapa pulau jawa sampai sumatra juga bangkaa karena jalur perdagangan ini sangat strategis yang ramai di lalui para pedagang pada waktu itu.
Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan oleh karena putrinya telah dikawinkan dengan sultan [[Palembang]] yaitu Sulyan Ratu Abdurrahman KhalifahtulSaydul Iman atau di kenal dengan sunan Cinde (1659-1706), maka dengan sendirinya pulau Bangka dan sekitarnya menjadi bagian dari kesultanan Palembang Darrussalam. Setelah meninggal Sultan Ratu Abdurrahman di gantikan anaknya yaitu Sultan Muhammad manyur Jayo ing lago (1706-1714)▼
Semenjak kesultanan Palembang Darrussalam di perintahkan oleh Sultan Muhammad Mansyur Ing Lago daerah Jambi melepaskan diri di karenakan Sultan Manyur banyak menggunakan tangan besi dalam memerintah,▼
Setelah beliau Wafat tahun 1714 kemudian mau diangkat anaknya yaitu Pangeran Purbaya. Karena Pangeran Purbaya meninggal di racun sebelum mau di angkat menjadi sultan maka Kesultanan palembang Darussalam di angkat menjadi sultan adalah adik sultan Mansyur Ing Lago yaiti Sultan Agung Kamaruddin Sri Terono (1714-1724)▼
Setelah meningal Pangeran Purbaya keluarga dan adiK-adiknya di ungsikan ke kesultanan Banten yang masih hubungan saudara, di karenakan dalam keluarga kesultanan tidak harmonis lagi untuk menyelamatkan keselamatan anak dari almarhum Sultan Mansyus Ing Lago.▼
Pada tahun 1724 anak dari Sultan Muhammad Mansyur yaitu Pangeran Tumenggung Muhammad ali dan adiknya Raden Jayo Wikramo meminta kepada pamannya yaitu Sultan Agung Kamarudin mengembalikan kesultanan palembang Darussalam kepada mereka yang dari ayahnya.▼
Untuk menghindari pertumpahan darah kemudian atas kebijaksanan pamannya maka Kesultanan Palembang di bagi 2 Yaitu Pulau Bangka di angkat Pangeran Tumenggung Muhammad ali menjadi Sultan di Bangka dengan nama Sultan Muhammad Ali !724-1851) dan Raden jayo Wikramo menjadi Sultan di palembang dengan nama Sultan Mahmud Badarudin (1724-1758) dengan syarat berpasangan dengan menantu beliau yang sudah janda.▼
== Asal Usul Nama Tubuh Ali Ibu Kota Kabupaten Bangka Selatan Menjadi TOBOALI ==
KESULTANAN BANGKA (1724-1851)▼
Pada zaman Sultan Muhammad Akil perairan bangka sampai selat malaka di penuhi para perompak atau bajak laut. yang dipimpin oleh Lanon. para pedagang yang ingin melalui perairan bangka sampai selat malaka menjadi waspada karena kapal dan barang dagangan mereka akan menjadi sasaran para bajak laut. Para pedagang dari sunda kelapa bila sudah sampai pulau Dapur daerah perairan bangka selatan sudah waspada mereka menujuk ke arah bangka selatan dengan berkata:"ITU SUDAH SAMPAI TUBUH ALI" sedangkan masyarakat melayu bangka daratan menamai nama tubuh ali dengan SABANG sedangkan masyarakat Tubuh Ali menamai dengan HABANG di karenakan masyrakat TUBUH ALI susah untuk menyebut huruf S maka di ganti huruf H menjadi HABANG. Para pedagang tidak asing lagi cerita tentang Sultan Muhammad Ali atau yang di juluki BATIN TIKAL dan Fatih KRIO Panting yang sudah kesohor sejak Kesultanan Bangka Tubuhnya di makamkan di daerah bangka selatan yang kepalanya ada di palembang yang masih berbicara bahasa sastra pantun kepada residen belanda. Setelah bertahun- tahun bangka selatan lebih di kenal dengan TUBUH ALI atau TOBOALI dan sekarang menjadi ibu kota propensi bangka selatan. masyarakat di daerah kepulauan seperti Penutuk (Lempar) dan Pongo juga selat nasik dari dulu sampai sekarang menamai dengan TUBUH ALI di sederhanakan menjadi TOBOALI.
Setelah di angkatnya sultan Muhamad Ali di bangka belitung pusat pemerintahan berada di bangka kota (kute) dengan kepandaiannya dalam menata pemerintahan maka bangka belitung menjadi maju pesat dalam pertanian dan hasil tambangnya yaitu timah.▼
▲Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan oleh karena putrinya telah dikawinkan dengan sultan [[Palembang]] yaitu
▲Semenjak kesultanan Palembang Darrussalam di perintahkan oleh Sultan Muhammad Mansyur Ing Lago daerah Jambi melepaskan diri di karenakan Sultan Manyur banyak menggunakan tangan besi dalam memerintah maka wilayah kesultanan palembang darussalam yaitu palembang dan bangka belitung,
▲Setelah beliau Wafat tahun 1714 kemudian mau diangkat anaknya yaitu Pangeran Purbaya. Karena Pangeran Purbaya meninggal di racun sebelum mau di angkat menjadi sultan maka Kesultanan palembang Darussalam di angkat menjadi sultan adalah adik sultan Mansyur Ing Lago
▲Setelah
▲Pada tahun 1724 anak dari Sultan Muhammad Mansyur yaitu Pangeran Tumenggung Muhammad ali dan adiknya Raden Jayo Wikramo meminta kepada pamannya yaitu Sultan Agung Kamarudin mengembalikan kesultanan palembang Darussalam kepada mereka yang dari ayahnya
▲Untuk menghindari pertumpahan darah dalam perselisihan dengan keponakannya itu, kemudian atas kebijaksanan pamannya maka Kesultanan Palembang di bagi 2 Yaitu Pulau Bangka di angkat Pangeran Tumenggung Muhammad ali menjadi Sultan di Bangka dengan nama Sultan Muhammad Ali !724-1851) dan Raden
▲'''KESULTANAN BANGKA (1724-1851)'''
▲Setelah di angkatnya
Kesultanan di bagi dalam raja kecil yaitu Bernama Depati; Seperti Depati Barin yang membawahi Bangka Kota dan sekitarnya, Depati Hamzah yang membawahi daerah yang sekarang disebut Bukit Intan, Depati Syamsuddin yang membawahi Muntok dan sekitarnya. Dibawah Depati adalah daerah yang seperti kecamatan yang di pimpin oleh sorang Demang. Setiap Depati di dampingi seorang penasehat seorang ulama yang di panggil syeh. Syeh inilah sangat memegang peranan penting dalam sistim pemerintahan depati, dakwah islam di setiap daerah. Dalam bidang keamanan depati dipimpin seorang Hulu Balang (komandan) setiap Hulu balang di setiap Depati di bekali Kebatinan (ilmu keahlian). Di setiap kampung di kepalai seorang yang bernama KEGADING. Setiap kegading di bantu beberapa orang Dukun sebagai sarana pengobatan rakyat serta keamanan.untuk urusan perkawinan di sebut PENGHULU untuk menikahkan perkawinan,
Dalam penerimaan pajak di sebut PUNGUT sebagai zakat untuk di bayar kepada Kesultanan besarnya sudah di tentukan menurut syareat Isalam. Untuk pengaturan pengarapan lahan pertanian sudah di buat peraturan dengan nama Hukum Haminte.
Dalam penyebaran islam di bangka. [[kesultanan bangka|Kesultanan Bangka]] ini cukup berhasil yang di bantu oleh para ulama dari luar bangka seperti dari kalimantan palembang juga pulau Jawa. Di semua daerah karena bangka sebelumnya masih banyak yang belum masuk [[islam]]., Kepercayaan masyarakatnya masih di pengaruhi kerajaan kota kapur dan sriwijaya yaitu kepercayaan [[anismisme]] [[dinamisme]].
Sultan Muhammad Ali juga seorang panglima perang yaitu Fatih Krio panting (Panglima pantun) beliau di kenal dengan karomahnya ilmu bela diri yaitu Silat sambut dan dalam hal ilmu kebatinan beliau mempunyai ilmu atau batin yang tubuhnya di potong bisa nyambung lagi di kenal oleh masyarakat bangka batin tikal.rakyat bangka lebih mengenal beliau dengan julukan BATIN TIKA Mulai menjadi Fatih Krio Panting (Panglima pantun) tahun 1776 sejak merebut kembali kesultanan Mahmud Badarudin yaitu adiknya yang di ambil alih oleh sultan Ahmad Najamudin Adi kusumo (1758-1776) yang berkerja sama dengan Belanda, Kemudian di di angkat sultan menjadi Muhamad Badarrudin (1776-1804) menggantikan nashab Ahmad menjadi nashab Muhammad di depan nama sultan setelah menguasai wilayah palembang. Dalam percakapan beliau selalu mengunakan sastra [[PANTUN]] sebagai [[komunikasi]] kepada bawahannya,boleh di katakan sastra PANTUN mulai terkenal pada zaman SULTAN MUHAMMAD ALI. Dalam urusan perdagangan kesultanan bangka menjalin hubungan erat dengan pedagang dari [[arab]] dan [[Tiongkok]] yang sudah lama terbentuk dari kerajaan palembang lama yang terkenal dengan jalur sutra. Sultan Muhammad Ali dan Sultan Mahmud Badarrudin tidak mau kerjasama dengan VOC atau belanda untuk melnjutkan perjanjian Sultan Agung Kamarrudin pamannya karena perjanjian itu sangat merugikan pihak kesultanan
.Di zaman sultan Muhammad Ali dan Sultan Mahmud Badarudin inilah masa keemasan pulau bangka dan palembang Darussallam berlangsung sehingga banyak sastra-sastra berkembang di bangsa [[melayu]] terutama pantun.
== Penemuan dan Ekspolitasi Timah ==
Orang-orang Johor dan Siantan-lah yang pertama mengali timah di pulau Bangka, karena pangalaman mereka yang sudah didapatkan di Semenanjung Malaka.<ref name="Husnial"/> Dengan ditemukannya timah (sekitar tahun [[1710]]) mulailah Bangka disinggahi oleh segala macam [[perahu]] dari seluruh [[Asia]] dan [[Eropa]].<ref name="Husnial"/> Perusahaan-perusahaan pengali timah pun sangat maju, sehingga sultan Palembang mengirim orang-orang ke Semenanjung dan negeri [[Tiongkok]] untuk mencari tenaga-tenaga ahli.<ref name="Husnial"/> Pada tahun [[1722]] [[VOC]] mengadakan perjanjian yang mengikat dengan [[Sultan
* Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni.<ref name="Bangka"/>
* Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.<ref name="Bangka"/>
Baris 89 ⟶ 100:
[[Berkas:VOC-Amsterdam.svg|jmpl|208x208px|kiri|Logo Kamar Dagang VOC]]
V.O.C mulai melakukan kecurangan dan pelangaran janji yang menyebabkan ketegangan dan sikap permusuhan.<ref name="Husnial"/> Pada tahun [[1811]] dalam masa pertukaran kekuasaan dari [[Belanda]] ke tangan [[Inggris]] Sultan Mahmud Badarudin dan Sultan Muhammad Ali di bangka tidak mau melanjutkan perjanjian pamannya Sultan Agung Kamarudin dengan VOC di karenakan perjanjian itu sangat merugikan pihak kesultanan sehingga [[VOC]] mengadakan kerjasama dengan anak pamannya Sultan Agung Kamarudin yaitu Sutan Ahmad Najamudin Adi kusumo mengadakan penyerangan kepada Sultan Mahmud Badarudin maka Sultan Ahmad Najamudin berhasil mengalahkan Sultatan Ahmad Najamudin Adi kusomo 1758. Kemudian pada tahun 1776 Sultan Mahmud dan Sultan Muhammad Ali di kenal dengan julukan Batin Tikal mengadakan serangan terhadap Kesultanan Ahmad Najamudin Adi Kusomo dan kantor V.O.C yang berdada di Palembang dan semua orang V.O.C mati terbunuh.<ref name="Husnial"/>
Dari tahun 1813 kesultanan Muhamad Ali di Bangka kota menjadi target penyerangan Belanda selanjutnya namun tidak berhasil karena rakyat bangka dari semua DEPATI bersatu melawan Belanda yang di pimpin oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama FATIH KRIO PANTING (Pangliam pantun) yang menjadi komandannya yaitu HULU BALANG NILAM.mereka adalah saudara seperguruan ahli dalam bela diri silat sambut dan punya ajian atau BATIN TIKAL (ilmu tubuh terpotong bisa nyambung kembali) Maka masyarakat bangka menjulukinya dengan BATIN TIKAL. Pada tahun 1851Belanda dengan segala upaya ingin menguasai bangka maka Belanda mengadakan Politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah) menghasut HULU BALANG NILAM dengan menjanjikan Hulu Balang Nilam menjadi Sultan Bangka menggantikan Sultan Muhamad Ali kakak seperguruannya.sehinga Hulubalang Nilam termakan hasutan belanda itu. semenjak itulah perlawanan rakyat bangka menjadi menurun lalu Sultan Muhamad Ali terpenggal kepalanya di tangan adik seperguruannya sendiri.Semenjak Tahun 1851 Belanda baru bisa masuk ke bangka.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin(1774-1803), Bangka merupakan pemasok timah terbesar di Asia.<ref name="Bambang Tommy"/> Teknologi penambangan timah yang dibawa oleh orang-orang [[Tionghoa]], membuat produksi timah bertambah tinggi.<ref name="Bambang Tommy"/> Penjualan kepada VOC rata-rata 20.000 pikul/tahun (1 pikul = 62,5 Kg.).<ref name="Bambang Tommy"/> Sejalan dengan majunya teknologi penambangan dan bertambahnya permintaan pasar, bertambah banyak pula produksi timah dari Bangka.<ref name="Bambang Tommy"/> Beberapa kota yang dibangun oleh koloni penambang timah, misalnya [[Mentok]], [[SungaiLiat]], dan [[Toboali]].<ref name="Bambang Tommy"/> Kota-kota ini dapat dikatakan merupakan kota tua yang dibangun oleh penambang-penambang Tionghoa.<ref name="Bambang Tommy"/>▼
▲Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
Setelah timah ditemukan pada abad ke-17, membuat Bangka mendapatkan kekayaan dan terkenal sebagai penghasil Timah terbesar di [[Indonesia]].<ref name="trevelIndonesia"/> Sekarang meski masih ditambang namun tidak sebanyak seperti dahulu.<ref name="trevelIndonesia"/>
== Sebelum Indonesia Merdeka ==
'''Perlawanan Sultan Muhammad Ali'''
sejak tahun 1804 Kesultanan Mahmud Badarudin 11 di tangkap belanda dan di buang ke manado kemudian Kesultanan di gantikan oleh Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiauddin) 1813 di angkat Sultan oleh Belanda. Kemudian Belanda membuka residennya di Palembang semenjak itu Bangka menjadi sasaran target penyerangan.Namun perlawanan rakyat bangka di pimpin lansung oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama Fatih Krio Panting (panglima pantun) dan Hulu Balang Nilam sebagai komandan pasukan kesultanan mereka jberdua adalah saudara seperguruan mereka mempunyai keahlian ilmu bela diri ketangkasan silat bernama silat Sambut dan ilmu kebatinan bernama BATIN TIKAL ( ilmu tubuh terpotong bisa nyambung) di kenal dengan BATIN TIKAL .
Benteng pertahanan di tanjung Tedung dan pulau Nangka karena secara strategi perang Belanda tidak bisa langsung masuk ke sungai Bangka Kota di karena dangkal sedangkan Belanda mengunakan kapal yang besar maka Belanda dapat masuk melalui sungai Selan yang lebih dalam dan lebar maka di lakukan pertahanan di Tanjung Tedung dan pulau Nangka karena dekat dengan muara sungai selan. Hingga akhirnya belanda menggunakan politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah). Pada tahun 1823 Belanda berhasil menghasut Hulu balang Nilam untuk berkerja sama dengan belanda untuk melawan Fatih Krio Panting dengan di janjikan di angkat menjadi Sultan di Bangka dan Hulu balang Nilam mesetujui perjanjian tersebut. kemudian Belanda mulus mendarat di sungai selan dan kemudian menyerang ke bangka kota melalui jalur darat dengan diam-diam dengan pasukan penuh yang bergabung dengan pasukan Hulu Balang Nilam yang setia pada Hulu Balang Nilam.Pada tahun 1851 Hulu Balang Nilam berhasil membunuh Fatih Kro Panting dengan cara memenggal kepalanya dan kepala Fatih krio Panting di bawa ke Resident belanda di palembang di hadapan keresident belanda Kepala kepala Fatih krioin Panting masih bisa berbicara dengan pantun minta kepalanya di kembalikan ke bangka. Pantunnya yang berbunyi " Krio panting secupat jada....pisah badan la biasa....Krio panting pulang ke bangka....kalo dak gempur negri belanda...mendengar ancaman itu terdengarlah sampai ke keluarga kerajaan belanda sehingga atas perintah ratu belanda memerintahkan kapten bacing untuk mengembalikan kepala Fatih kro panting kebangka.Sesampai di bangka yaitu di sungai selan kapten Bacing penasaran ingin memotong rambut Fatih krio panting tapi tiba-tiba petir menyambar tubuh kapten Bacing hingga gosong dan tewas melihat kapten tewas Hulu Balang Nilam marah dan memegang kepala Fatih Krio panting tapi tangannya tak bisa di lepas seperti lengket hingga badanya mengering lalu tewas.Kemudian Kapten Bacing di makam kan di sungai selan sedangkan Hulu Balang Nilam di makamkan di desa gudang. Sebelum di makamkan Fatih Krio panting menyampaikan pesan kepada anak dan cucu keturunannya melalui pantun yang berbunyai ' Krio Panting Putus berdenting....cupak jantang dak beruba...Harta dan tahta dak penting....saudara, iman dan harga diri nak di jaga....lalu beliau meminta di makamkan kepalanya di atas makam Hulu Balang Nilam adiknya sebagai nisan Hulu Balang Nilam. Dari makam di desa Gudang inilah termakna pesan" KAMU TEGA MEMBUNUH SAUDARAMU MAKA SEBAGAI NISAN KEPALA SAUDARA MU INILAH"
=== Perlawanan Depati Bahrin ===
Pada awal [[Oktober]] [[1819]], pasukan Belanda dibawah pimpinan Kapten Laemlin menyerang pasukan pertahanan [[Depati Bahrin]] di Bangka Kota.<ref name="Lagenda"/> Tetapi Belanda tidak mampu menghadapi perlawanan hebat Depati Bahrindan pasukannya.<ref name="Lagenda"/> Pasukan Kapten Laemlin pun mundur kearah [[Mentok]].<ref name="Lagenda"/> Selama perjalanan mundur menuju Mentok dan melewati perkambungan, pasukan Leamlin tidak putus-putusnya diserang pengikut Bahrin.<ref name="Lagenda"/> Setalah peristiwa Bangka Kota, Depati Bahrin memindahkan pusat kekuatannya ke Kota Waringin dan Kampung Nyireh.<ref name="Lagenda"/> Kemudian terjadi hal yang sangat memalukan Belanda dalam catatan sejarahnya, yaitu Residen Smissaert tewas dalam satu sergapan yang merupakan gabungan pengikut Depati Bahrin dari Kampung Jeruk.<ref name="Lagenda"/> Belanda menaruh dendam pada Depati Bahrin atas kematian Smissaert dan kekalahan di tempat lain.<ref name="Lagenda"/> Oleh karena itu, Belanda menjanjikan hadia sebesar 500 ringgit bagi mereka yang dapat membunuh Bahrin.<ref name="Lagenda"/>
=== Perlawanan Depati Amir ===
Pada tahun [[1830]] setelah Depati Bahrin Menyerah, Belanda mengangkat anak sulung Bahrin yang bernama [[Depati Amir]] sebagai pengganti.<ref name="Lagenda"/> Upaya ini adalah strategi Belanda untuk memikat hati rakyat Bangka.<ref name="Lagenda"/> Depati Amir membawahi daerah Mendara dan Mentadai ([[Merawang]]).<ref name="Lagenda"/> Tetapi sejak awal Amir menunjukan tidak mau diperintah Belanda.<ref name="Lagenda"/> Hal lain yang menambah kerisauan Belanda adalah Depati Amir ternyata mahir menghimpun pengikut untuk membangun kekuatan.<ref name="Lagenda"/> Dalam laporan Belanda, dikatakan Amir menyusun kekuatan dengan menghimpun bajak laut, para pelarian penjahat dari pulau-pulau lain, dan preman-preman.<ref name="Lagenda"/> Sikap perlawanan yang ditunjukan Amir terhadap Belanda, diartikan rakyat sebagai sinyal untuk memberontak melawan Belanda.<ref name="Lagenda"/> Maka Amir dan pengikutnya masuk [[hutan]] dan melakukan perang gerilya.<ref name="Lagenda"/>▼
▲Pada tahun [[1830]] setelah Depati Bahrin Menyerah, Belanda mengangkat anak sulung Bahrin yang bernama [[Depati Amir]] sebagai pengganti.<ref name="Lagenda"/> Upaya ini adalah strategi Belanda untuk memikat hati rakyat Bangka.<ref name="Lagenda"/> Depati Amir membawahi daerah Mendara dan Mentadai ([[Merawang]]).<ref name="Lagenda"/>
== Indonesia Merdeka ==
=== API dibentuk ===
Sejak terdengarnya siaran berita [[Indonesia]] merdeka putra-putra Bangka segera membenah diri menyadiakan tenaga yuntuk menghadapi segala kemungkinan.<ref name="Husnial"/> Menurut surat dari Gubernur
=== TKR dibentuk ===
Baris 115 ⟶ 137:
== Daerah yang Kaya ==
Nama Bangka disebut-sebut juga dalam berbagai catatan asing, seperti misalnya catatan [[Tionghoa]], [[Portugis]], [[Belanda]], [[Inggris]], serta dokumen-dokumen Kesultanan Palembang-Darussalam dan Kesultanan [[Banten]].<ref name="Bambang Tommy"/> Dari catatan-catatan [[sejarah]] itu, diperoleh suatu gambaran bahwa Pulau Bangka merupakan sebuah pulau yang cukup kaya.<ref name="Bambang Tommy"/> Dengan hasil bumi ([[lada]]) dan hasil tambang (timah).<ref name="Bambang Tommy"/> Kedua hasil ini merupakan
== Lihat juga ==
Baris 123 ⟶ 145:
* [[Prasasti Kota Kapur]]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Kepulauan Bangka Belitung]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Kepulauan Bangka Belitung]]
|