Ababi, Abang, Karangasem: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) update |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(22 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Desa di Kecamatan Abang, Karangasem, Bali}}
{{Coord|-8.403892|115.586789|display=title}}
{{Desa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|penduduk = 10.393 jiwa (2016)<ref name="BPS Abang
|kepadatan = 668 jiwa/km²
▲ 7.254 jiwa (2010)<ref>[https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010], hal 1385</ref>
|RT
|
|KK = 2.683 KK<ref>{{Cite web |url=http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |title=Prodeskel Binapemdes Kemendagri |access-date=2018-03-19 |archive-date=2022-04-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |dead-url=yes }}</ref>
|
|
|kemendagri = 51.07.05.2001
}}
'''Ababi''' merupakan salah satu desa yang terletak di [[Abang, Karangasem|Kecamatan Abang]], Kabupaten [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], [[Provinsi]] [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref> Jarak pusat pemerintahan Desa Ababi dengan ibu kota [[Kabupaten Karangasem]] adalah sekitar 7 kilometer ke arah utara dari pusat kota Amlapura dan jarak dengan ibu kota [[Provinsi]], Denpasar, adalah 83 kilometer. Desa ini memiliki objek wisata Taman Air [[Tirta Gangga]].
== Sejarah ==
Nama asli Desa Ababi dalam Purana Desa Adat Ababi adalah ''“Karaman Ihara Babi”''. Sejak zaman kerajaan di Bali, sebagian dari lembaran purana tersebut hilang sehingga hanya tersisa tiga lembar. Kini satu di antara tiga lembar purana tersebut telah pecah. Purana merupakan kumpulan cerita kuno yang terkumpul dari kalangan rakyat yang mengisahkan kehidupan para Dewa tentang penciptaan semesta. Purana desa ini terbuat dari tembaga dengan tulisan huruf Bali kuno atau para huruf Bali. Berdasarkan penelitian Dinas Kepurbakalan terhadap purana tersebut pada bulan Agustus 1980, diperkirakan bahwa Desa Adat Ababi telah berdiri sejak zaman pemerintahan Raja [[Anak Wungsu|Sri
* ''Karaman'' yang artinya masyarakat atau krama
* ''Ihara'' yang artinya pohon eha (sejenis pohon penghijauan yang tumbuh di lereng-lereng tebing)
Baris 36:
Selain cerita tersebut di atas, dalam Purana Desa Adat Ababi diceritakan juga bahwa konon pada zaman dahulu kala Dewi kemakmuran yaitu Betara Dewi Dabuh pernah memberikan suatu anugrah suci kepada wong (orang-orang) Desa Ababi setelah sebelumnya Ida Betara melewati beberapa Desa seperti Tianyar, Culik, dan Abang. Dikisahkan dalam perjalanannya, Ida Betara membawa sebungkus air yang dibungkus dengan daun kumbang sejenis daun talas. Setelah tiba di Desa Ababi, sebagian besar air tersebut akan ditumpahkan oleh Ida Betara dengan syarat harus dilakukannya upacara “Bukakak Kebo Metanduk Emas.” Orang-orang Desa Ababi menyetujui serta menyanggupi permintaan Ida Betara tersebut dan seketika itu juga air tersebut ditumpahkan di bawah pohon Eha sehingga sampai saat ini mata air tersebut di beri nama Air Eha.
Sisa dari air yang telah ditumpahkan di Desa Ababi kemudian dibawa oleh Ida Betara ke Desa Jungutan (Desa Adat Sibetan) dan dengan permintaan serta persyaratan yang sama, Ida Betara menumpahkan air yang berasal dari titisan air. Tempat tersebut kemudian diberi nama Telaga Tiista (Telaga Tista). Daun kumbang sebagai pembungkus air tersebut dilemparkan di atas telaga tista dan sampai saat ini disebut kumbang. Desa Ababi sejak dahulu kala telah memiliki akar kebudayaan yang sangat kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya purana dan awig-awig desa. Desa babi juga telah mengalami pemekaran menjadi lima Desa Adat yaitu Kesimpar, Peladung, Kertasari, Tampuangan dan Jasi. Oleh karena Desa Adat tersebut merupakan bekas wilayah Desa Ababi maka hingga saat ini masih terdapat hubungan kerja atau ikatan antara desa-desa tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51398|title=Dampak pengembangan pariwisata terhadap keberlanjutan sumbak embukan (studi kasus:desa Ababi, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem)|last=Nggauk|first=Christin Debora|date=2011|website=repository.ipb.ac.id|access-date=13 Mei 2020}}</ref>
==
Desa Ababi
=== Batas wilayah ===
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
# Banjar Ababi,▼
{{Batas_USBT
# Banjar Tanah Lengis,▼
|utara = [[Abang, Abang, Karangasem|Desa Abang]] dan [[Pidpid, Abang, Karangasem|Desa Pidpid]]
# Banjar Besang,▼
|selatan = [[Tiyingtali, Abang, Karangasem|Desa Tiyingtali]], [[Karangasem, Karangasem|Kecamatan Karangasem]] dan [[Bebandem, Karangasem|Kecamatan Bebandem]]
# Banjar Pikat,▼
|barat = [[Bebandem, Karangasem|Kecamatan Bebandem]]
# Banjar Umanyar,▼
|timur = [[Tiyingtali, Abang, Karangasem|Desa Tiyingtali]] dan [[Karangasem, Karangasem|Kecamatan Karangasem]]
# Banjar Gunaksa,▼
}}
# Banjar Bias,▼
# Banjar Sadimara,▼
# Banjar Kuhun,▼
# Banjar Abianjero,▼
# Banjar Tumpek, dan▼
# Banjar Tukad Bungbung.▼
== Pemerintahan ==
Beberapa nama dusun atau banjar tersebut memiliki persamaan nama dengan beberapa tempat di Klungkung. Hal ini mencirikan bahwa Desa Ababi mempunyai hubungan yang erat dengan Kerajaan Klungkung yakni orang-orang Klungkung yang berpindah ke Desa Ababi yang ditugaskan Kerajaan Bali untuk mengamankan desa pada waktu itu. Selain memiliki dua belas banjar, Desa Ababi juga memiliki satu Desa Adat atau Desa Pakraman Ababi yang terdiri dari: lima Banjar Adat Murwa (Ngarep), tiga Banjar Adat Pemade, dua Banjar Adat Pragunung, dan tiga Desa Adat Sasempalan.▼
=== Pembagian wilayah ===
▲Wilayah desa Ababi terdiri dari 12 dusun atau banjar. Beberapa nama dusun atau banjar tersebut memiliki persamaan nama dengan beberapa tempat di Klungkung. Hal ini mencirikan bahwa Desa Ababi mempunyai hubungan yang erat dengan Kerajaan Klungkung yakni orang-orang Klungkung yang berpindah ke Desa Ababi yang ditugaskan Kerajaan Bali untuk mengamankan desa pada waktu itu. Selain memiliki dua belas banjar, Desa Ababi juga memiliki satu Desa Adat atau Desa Pakraman Ababi yang terdiri dari
{{col-css3-begin|2}}
{{col-css3-end}}
== Demografi ==
== Transportasi ==
Sarana transportasi untuk menjangkau Desa Ababi adalah transportasi darat berupa motor, mobil, atau bus. Jika menggunakan kendaraan motor atau mobil, lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari [[Kota Denpasar|Denpasar]] ke [[Amlapura (kota)|Amlapura]] sekitar 1 jam 40 menit dan dari Amlapura ke Ababi sekitar 15 menit. Sedangkan lama waktu perjalanan jika menggunakan bus atau transportasi umum yakni sekitar 3 jam dari Denpasar ke Amlapura dan sekitar 20 menit dari Amlapura ke Desa Ababi.{{fact}}
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Pranala
* {{id}}
* {{id}} [http://karangasemkab.go.id/publication.html Situs Resmi Pemerintahan Kabupaten Karangasem]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Binapemdes Kementerian Dalam Negeri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
{{Abang, Karangasem}}
{{
|