Petrikor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File:Water and soil splashed by the impact of a single raindrop.jpg|thumb|Tanah dan air terciprat oleh tetesan air hujan]]
'''Petrikor'''<ref>{{cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/petrikor|website=KBBI Daring|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|access-date=1 Oktober 2021}}</ref>, '''angu'''<ref>{{cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/angu|website=KBBI Daring|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|access-date=1 Oktober 2021}}</ref>, atau '''ampo'''<ref>{{cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ampo|website=KBBI Daring|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|access-date=1 Oktober 2021}}</ref> ({{lang-en|petrichor}}) adalah [[penciuman|aroma]] alami yang dihasilkan saat [[hujan]] jatuh di tanah kering. Kata ini berasal dari [[bahasa Yunani]], ''petra'' yang berarti batu, dan ''ichor'', cairan yang mengalir di pembuluh para dewa dalam [[mitologi Yunani]].
Istilah ini dicetuskan tahun 1964 oleh dua peneliti [[CSIRO]], Isabel Joy Bear ([[Australia]]) dan Roderick G. Thomas ([[Britania]]), untuk artikel dalam jurnal ''[[Nature (jurnal)|Nature]]''.<ref name="Bear1964">
Baris 23 ⟶ 22:
|isbn=9780452288614
|page=399
|url=http://books.google.com/books?id=SBlK4QrLmiIC&pg=PT399 }}</ref> Dalam artikelnya, mereka menjelaskan bahwa bau tersebut berasal dari minyak yang dikeluarkan oleh [[tumbuhan]] tertentu saat cuaca kering, kemudian minyak tersebut
▲Dalam artikelnya, mereka menjelaskan bahwa bau tersebut berasal dari minyak yang dikeluarkan oleh [[tumbuhan]] tertentu saat cuaca kering, kemudian minyak tersebut [[penyerapan (kimia)|diserap]] oleh [[tanah]] dan [[batu (geologi)|batuan]] yang terbentuk dari [[tanah liat]]. Ketika hujan turun, minyak tersebut dilepaskan ke udara bersama senyawa lain bernama [[geosmin]], produk sampingan metabolisme [[aktinobakteri]], yang dikeluarkan oleh tanah basah dan menghasilkan bau yang unik.
|title=Storm Scents: It's True, You Can Smell Oncoming Summer Rain: Researchers have teased out the aromas associated with a rainstorm and deciphered the olfactory messages they convey
|url=http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=storm-scents-smell-rain
Baris 32 ⟶ 29:
|date=July 18, 2012
|first=Daisy
|last=Yuhas}}</ref> Di makalah lainnya, Bear dan Thomas (1965) menunjukkan bahwa minyak tersebut menangkal germinasi benih dan pertumbuhan dini tanaman.<ref name="Bear1965">{{Cite journal ▼
▲Di makalah lainnya, Bear dan Thomas (1965) menunjukkan bahwa minyak tersebut menangkal germinasi benih dan pertumbuhan dini tanaman.<ref name="Bear1965">{{Cite journal
|volume=207
|issue=5005
Baris 44 ⟶ 40:
|journal=Nature
|date=September 1965
|doi=10.1038/2071415a0 }}</ref> Hal ini mengindikasikan tanaman mengeluarkan minyak untuk melindungi benih tersebut dari germinasi saat ada tekanan.
Pada tahun 2015, ilmuwan MIT menggunakan kamera berkecepatan-tinggi untuk merekam bagaimana bau bergerak ke udara.<ref name="Post 2015">{{cite web
Baris 54 ⟶ 49:
|date=15 January 2015
|url=http://www.huffingtonpost.com/2015/01/15/why-smell-rain-high-speed-video_n_6479666.html
|accessdate=17 January 2015}}</ref> Pengujian tersebut mengikutkan sekitar 600 percobaan pada 28 permukaan yang berbeda, termasuk material yang direkayasa dan sampel-sampel tanah.<ref name="Chu 2015">{{cite web ▼
▲Pengujian tersebut mengikutkan sekitar 600 percobaan pada 28 permukaan yang berbeda, termasuk material yang direkayasa dan sampel-sampel tanah.<ref name="Chu 2015">{{cite web
|last=Chu
|first=Jennifer
Baris 62 ⟶ 56:
|date=14 January 2015
|url=https://newsoffice.mit.edu/2015/rainfall-can-release-aerosols-0114
|accessdate=17 January 2015 }}</ref> Saat hujan jatuh ke permukaan berpori, udara dari dalam pori membentuk gelembung kecil yang mengambang ke permukaan dan menjadi [[aerosol]].<ref name="Post 2015" /> Aerosol tersebut membawa bau dan bakteri dan virus dari tanah.<ref name="Post 2015" /> Tetes hujan yang bergerak dengan laju yang lambat cenderung menghasilkan aerosol lebih banyak; hal ini menjelaskan kenapa petrikor lebih umum ada pada saat rinai.<ref name="Post 2015" />
Beberapa ilmuwan percaya bahwa manusia menyukai bau hujan karena nenek moyang mereka mungkin bergantung pada musim hujan untuk bertahan hidup.<ref name="Palermo 2013">{{cite web
|