Arius: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|color = lightsteelblue
<!-- Image and caption -->
|image_name = Arius.
|caption =
<!-- Information -->
Baris 20:
|signature =
|box_width =
|image=Arius püspök.jpg}}
'''Arius''' atau '''Arius dari Alexandria''' ([[250]]-[[336]]) adalah seorang tokoh [[Kristen]] yang hidup pada akhir [[abad ke-3]] sampai awal [[abad ke-4]], di [[Iskandariah|Alexandria (Iskandariah)]], [[Mesir]] pada masa pemerintahan [[Kaisar]] [[Konstantinus I|Konstantinus Agung]].<ref name="Wellem">F.D. Wellem. cet ke-8 2000. ''Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 21-5.</ref> Arius menolak ajaran mengenai keilahian Kristus dengan pandangan bahwa [[Kristus]] hanyalah ciptaan [[Allah]] dan bukan Allah. Pandangannya ini kemudian memengaruhi munculnya sebuah gerakan yang disebut [[Arianisme]].<ref name="Berkhof">H. Berkhof, I.H. Enklaar. cet. ke-22 2006. ''Sejarah Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 53-4.</ref> Pemikiran Arius mengenai keilahian Kristus kemudian ditolak dalam [[Konsili Nicea]] dan ia dikucilkan dari [[gereja]].<ref name="MacCulloch">{{en}} Diarmaid MacCulloch. 2009. ''A History of Christianity: The First Three Thousand Years''. London: Penguin Books. hlm. 211-22.</ref>
== Latar Belakang ==
Arius lahir di Alexandria pada tahun 250, pada masa pemerintahan [[Decius|Kaisar Decius]].<ref name="Wellem"/> Ia menerima pendidikan [[teologi]] dari [[Lucian]], seorang teolog dari [[Antiokhia]].<ref name="Wellem"/> Setelah Lucian meninggal pada tahun [[306]], Arius kembali ke Alexandria dan menetap di sana.<ref name="Wellem"/> Di Alexandria, Arius diangkat sebagai [[diaken]] oleh [[Uskup]] [[Paus Petrus dari Aleksandria|Petrus dari Aleksandria]].<ref name="Wellem"/> Uskup Petrus sendiri sedang bersitegang dengan [[
== Kontroversi mengenai Keilahian Kristus ==
Tahun [[318]] terjadi ketegangan antara Arius dan Alexander, ketika Arius mengembangkan teologinya yang khas tradisi Antiokhia.<ref name="Berkhof"/> Pemikiran Arius yang kemudian menimbulkan perdebatan dan perselisihan dengan Alexander adalah mengenai keilahian Kristus. Sejalan dengan pemikiran [[Origenes]], ia percaya bahwa [[Allah Bapa]] lebih besar daripada [[Kristus|Sang Anak]] atau Kristus dan juga kemudian lebih besar daripada [[Roh Kudus]].<ref name="Lane">{{id}}Tony Lane. cet. ke-8 2008. ''Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 23-5.</ref> Namun, ia memasukkan konsep [[monoteisme]] dalam pemahaman mengenai Allah dengan berkesimpulan bahwa hanya Allah Bapa yang merupakan Allah, sedangkan Kristus atau Sang Anak hanya merupakan makhluk ciptaan Allah Bapa yang sulung dan tertinggi, tetapi bukan Allah.<ref name="Berkhof"/><ref name="Lane"/> Sebagai makhluk ciptaan, Kristus tidak kekal.<ref name="Lane"/> Pernah Ia tidak ada, dan kemudian diciptakan dari yang tidak ada.<ref name="Lane"/> Pokok-pokok pemahaman Arius ini terdapat dalam buku tulisannya yang berjudul ''Thallia''.
Alexander tidak menyetujui pandangan Arius ini. Menurut Alexander, Sang Bapa adalah kekal,
== Konsili Nicea ==
{{main|Konsili Nicea I}}
[[Berkas:Nikea-arius.png|225px|
Perdebatan dan perselisihan di Alexandria kemudian meresahkan Kaisar Konstantinus.<ref name="Curtis"/> Ia merasa bahwa perpecahan dalam gereja dapat mengganggu keamanan dan stabilitas negara.<ref name="Curtis"/> Namun, Konstantinus tidak segera mengambil keputusan untuk menghakimi secara sepihak.
Para peserta konsili kemudian tidak menerima pandangan Arius dan memutuskan untuk menolaknya.<ref name="Lane"/> Namun mereka juga harus merumuskan suatu pengakuan yang dapat melawan pandangan Arius.<ref name="Curtis"/> Kemudian Uskup [[Eusebius dari Kaisarea]] mengusulkan menggunakan pengakuan yang digunakan di [[Kaisarea]].<ref name="Lane"/> Pengakuan ini tidak menggunakan kata ''homoousios'' (satu hakikat) karena dianggap tidak alkitabiah.<ref name="Wellem"/> Namun, Konstantinus dan para uskup lain memilih untuk menggunakannya dalam rumusan pengakuan tersebut untuk menentang Arius, karena Arius terang-terangan menolak konsep ''homoousios''.<ref name="Wellem"/> Hanya dua orang uskup yang mendukung pandangan Arius dan menolak konsep ''homoousios''.<ref name="Wellem"/> Kelompok pendukung Arius memilih mengemukakan pandagan bahwa Sang Anak memiliki hakikat yang serupa dengan Sang Bapa (''homoiousios'').<ref name="Curtis"/> Namun pada akhirnya diputuskan bahwa Sang Anak tidak diciptakan,
== Pengucilan dan Kematian ==
Arius dan pandangannya dikutuk di Nicea.<ref name="Lane"/> Ia bersama beberapa uskup yang mendukungnya kemudian dikucilkan dari gereja dan dibuang serta jabatannya dicopot.<ref name="Lane"/> Bukunya, ''Thallia'', dibakar dan pengikutnya dianggap sebagai musuh gereja.<ref name="Wellem"/> Di dalam pembuangan, Arius sangat menderita sehingga adik perempuan Konstantinus, Konstantia, meminta Konstantinus untuk memulihkan kembali jabatan Arius.<ref name="Wellem"/> Konstantinus menyetujuinya, meskipun [[Athanasius]], uskup Alexandria yang baru, menolaknya.<ref name="Wellem"/>
Pada tahun 336, upacara pemulihan jabatan Arius kemudian direncanakan untuk dilaksanakan di [[katedral]] [[Konstantinopel]].<ref name="Wellem"/> Athanasius (yang menentangnya) menuliskan (Epist. ad. Scrapion, Vol. I. p.
== Pengaruh Arius ==
|