Malam Satu Suro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irwan irawan (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(32 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{about|film|penanggalan dalam kalender Jawa|satu suro}}
{{Infobox Film
| movie_name = Malam Satu Suro
| image = Malam_Satu_Suro_VCD.jpg
| image_size =
| caption =
| director = [[Sisworo Gautama Putra]]
| producer = [[Ram Soraya]]
|eproducer writer = SoemarsonoNaryono
| starring = {{Plainlist|
|aproducer = Aries Sudayat B.A.
* [[Suzzanna]]
|writer = Naryono
* [[Fendy Pradana|Fendy Pradhana]]
|starring = [[Suzanna]]<br />[[Fendy Pradana|Fendy Pradhana]]<br />[[Johny Matakena]]<br />[[Soendjoto Adibroto]]<br />[[Nurnaningsih]]<br />[[Belkiez Rachman]]<br />[[Karsiman Gada]]<br />[[Eddy Gunawan]]<br />[[Bokir]]<br />[[Dorman Borisman]]<br />[[Rengga Takengon]]<br />[[Rachelle]]<br />[[Ratih Moortri]]<br />[[Diana Suarkom]]<br />[[Henky Nero]]
* Johny Matakena
|music =
* [[Soendjoto Adibroto]]
|cinematography = [[Subakti IS]]
* [[Nurnaningsih]]
|editing = Muryadi
* Belkiez Rachman
|distributor = [[Soraya Intercine Films]]
* Karsiman Gada
|release_date = [[1988]]
* [[Eddy Gunawan]]
|runtime = 84 menit
* [[Bokir]]
|country = [[Indonesia]]
* [[Dorman Borisman]]
|awards =
* Rengga Takengon
|movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
* Rachelle
|budget =
* Ratih Moortri
|gross =
* Diana Suarkom
|preceded_by =
* Henky Nero
|followed_by =
* [[Karan Sukarno]]
|website =
|amg_id =
|imdb_id =
}}
|writer music = Naryono
'''Malam Satu Suro''' adalah [[film horor]] [[film romantis|romantis]] [[Indonesia]] tahun [[1988]] yang di[[sutradara]]i oleh [[Sisworo Gautama Putra]] dan dibintangi oleh [[Suzanna]] dan [[Fendy Pradana]]. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang [[hantu]] [[sundel bolong]] sebagai tokoh [[antagonis]] seperti umumnya di perfilman nusantara kala itu, namun sebagai tokoh utama / [[protagonis]]. Film ini didistribusikan oleh [[Soraya Intercine Films]].
| cinematography = [[Subakti IS]]
| editing = Muryadi
| distributor = [[Soraya Intercine Films]]
| released = [[23 September]] [[1988]]
| runtime = 84 menit
| country = [[Indonesia]]
| awards =
| movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
| budget =
|music gross =
| preceded_by =
| followed_by =
| website =
|gross amg_id =
|amg_id imdb_id =
}}
'''''Malam Satu Suro''''' adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1988. Film ini disutradarai oleh [[Sisworo Gautama Putra]] dan dibintangi oleh [[Suzzanna]] dan [[Fendy Pradana]].
 
'''Malam Satu Suro''' adalah [[film horor]] [[film romantis|romantis]] [[Indonesia]] tahun [[1988]] yang di[[sutradara]]i oleh [[Sisworo Gautama Putra]] dan dibintangi oleh [[Suzanna]] dan [[Fendy Pradana]]. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang [[hantu]] [[sundel bolong]] sebagai tokoh [[antagonis]] seperti umumnya di perfilman nusantara kala itu, namuntetapi sebagai tokoh utama / [[protagonis]]. Film ini didistribusikan oleh [[Soraya Intercine Films]].
== Sinopsis ==
 
== Sinopsis ==
Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud [[sundel bolong]] dibangkitkan dari [[kuburan]]nya oleh Ki Rengga (Soendjoto Adibroto) , seorang [[dukun]] [[suku Jawa|Jawa]] sakti untuk dijadikan [[anak angkat]]nya. Dukun Jawa itu berkata: "''Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.''" ("Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku"). Dia kemudian menancapkan [[paku]] keramat ke kepala Suketi ([[Suzanna]]), arwah penasaran tersebut, merapal [[manteramantra]] kuno ber[[bahasa Jawa]] dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari [[Jakarta]] sedang berburu [[kelinci]] di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto ([[FendiFendy Pradana]]), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, namuntetapi dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, namuntetapi akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada "Malam satu Suro" (Tanggal 1 [[Sura]], [[tahun baru]] dalam penanggalan [[Kalender Jawa|penanggalan Jawa]]) di tengah ''Alas Roban'' ("[[Hutan Roban]]") tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan [[pengantin]] tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuno yang diiringi tari-tarian [[peri]].
 
Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari Joni (Johnny Matakena), seorang pengusaha licik menawarkan perjanjian bisnis di kantor Bardo, namuntetapi ditolak karena taktiknya yang kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo. Joni datang ke Mak Talo (Nurnaningsih) , seorang dukun lain, dan mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan Joni mendatangi rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi berubah menjadi Sundel Bolong kembali. Malamnya Bardo yang kebingungan menemui [[mertua]]nya di ''Alas Roban'' dan mengetahui latar belakang Suketi yang sesungguhnya. Suketi dulunya adalah seorang wanita muda yang mati [[bunuh diri]] setelah [[diperkosa]] dan [[hamil]], arwahnya tidak beristirahat dengan tenang dan menjelma menjadi hantu [[Sundel Bolong]] yang penuh dendam. Setelah membalas dendam, dia kemudian dibangkitkan kembali oleh Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya.
 
Suketi yang sekarang kembali menjadi Sundel Bolong sangat sedih karena kehidupannya yang telah bahagia bersama keluarganya dirusak. Situasi bertambah tegang ketika Preti kemudian diculik oleh kawanan penjahat Joni yang berkomplot dengan dukun Mak Talo. Komplotan Joni meminta [[uang tebusan]], namuntetapi dalam prosesnya, Preti terbunuh secara tidak sengaja oleh salah satu penjahat. Suketi menjadi marah besar dan mengamuk setelah tahu bahwa anaknya terbunuh. Sundel Bolong Suketi mulai melangsungkan balas dendamnya kepada komplotan penjahat tersebut dengan cara-cara yang kejam namun unik.
 
Suketi yang sedih berniat untuk kembali ke keluarganya, dia bermain [[piano]] dengan menyanyikan lagu "''Selamat Malam''" oleh [[Vina Panduwinata]], sehingga Rio dan ayahnya terbangun. Mereka dengan sedih berpisah dengan Suketi dan menyatakan bahwa alam mereka berbeda. Suketi kemudian berkata "''Arwahku akan gentayangan sebelum dendamku terbalas''" sebelum pergi. Suketi yang dirundung duka dan dendam kemudian menggali kuburan anak perempuannya, memasukkan jasad Preti ke sebuah [[peti mati]] bersama boneka kesayangan Preti, kemudian berjalan perlahan dengan menyeret peti mati tersebut dalam sebuah adegan yang diinspirasi film [[koboi ItaliItalia]] ''[[Django (film)|Django]]''. Sundel Bolong Suketi kemudian mulai mengganggu masyarakat di sekitar kuburan tersebut dalam adegan-adegan yang seram namun lucu, yang pertama adalah seorang tukangpenjual [[bakpau]] khas [[Orang Tionghoa- Indonesia|Tionghoa]] yang sedang pulang dari berjualan. Korban keduanya adalah [[penyanyi]] [[dangdut]] [[Bokir]] yang berdandan ala [[John Lennon]] dan [[pengawal pribadi]]nyapribadinya [[Dorman Borisman]] yang dipancing untuk menyanyikan lagu "''Tembok Derita''" di [[kuburan]]. Setelah Bokir dan Dorman lari ketakutan, mereka kemudian meminta bantuan [[ojek]] dari seseorang yang tak lain adalah salah satu dari komplotan penjahat Joni. Bokir dan Dorman pingsan karena diikuti Sundel Bolong Suketi yang mengenal penjahat tersebut. Sundel Bolong Suketi kemudian membunuh satu persatu penjahat yang telah menghancurkan keluarganya. Akhirnya Suketi berhasil membalaskan dendamnya, bersamaan dengan sampainya Bardo, Rio, Ki Rengga dan masyarakat sekitar tempat tersebut. Dalam adegan sedih, Bardo dan Rio meyakinkan Suketi bahwa cintanya akan abadi walaupun Suketi kembali ke alamnya. Suketi menitipkan pesan kepada Bardo supaya menjaga Rio baik-baik, dan kepada Rio supaya kelak bisa menjadi orang yang berguna, dan Suketi menghilang diiringi kepulan asap kembali ke [[alam baka]].
 
== Pemeran ==
* [[Fendy PradanaSuzzanna]] sebagai '''BardoSuketi/Uke/Sundel Bolong Ardiyanto'''
* [[SuzannaFendy Pradana]] sebagai '''Suketi / Uke / SundelBardo Bolong'''Ardiyanto
* [[JohnnyKaran MatakenaSukarno]] sebagai '''Joni'''Hari
* [[SoendjotoJohnny Adibroto]]Matakena sebagai '''KiJoni Renggo'''Kalomata
* [[Soendjoto Adibroto]] sebagai Ki Renggo
* [[Nurnaningsih]] sebagai Mak Talo
* Karsiman Gada sebagai Karsiman
* [[Bokir]] sebagai diri sendiri
* [[Dorman Borisman]] sebagai diri sendiri
 
== Pembuatan ==
Film ini setelah disyuting kemudian diproses dan disunting di ''[[Hong Kong Color Movie Lab]]'' di [[Hong Kong]] dan studio [[Inter Pratama]] di [[Jakarta]].
 
== Catatan produksi ==
* Cuplikan film di [[televisi]] yang ditonton Bi Asih, [[penjaga anak]] Bardo sesaat sebelum Preti diculik adalah film [[Jerman]] ''[[:en:The Never Ending Story (film)|The NeverEnding Story]]'' yang dirilis tahun [[1984]] dan sangat populer pada tahun [[1980-an]].
 
== Pranala luar ==
* [http://lapanpuluhan.blogspot.com/2009/06/suzanna-ratu-horror-80.html Malam Satu Suro 1980an]
* [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1558 Resensi Perfilman]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.citwf.com/film210839.htm Laman ''Malam Satu Suro'' di CITWF]
 
{{Sisworo Gautama}}
{{Ratu Horor Indonesia}}
 
[[Kategori:Film horor Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1988]]
[[Kategori:Film sundel bolong]]