Anthony Salim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(91 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Marga Tionghoa umum|Liem (林)]]}}
{{refimprove}}
{{Biografi tambah referensi|date=November 2023}}
'''Anthony Salim''' atau Liem Hong Sien ({{lahirmati||25|10|1949}}) adalah seorang [[pengusaha]] [[Indonesia]]. Dia adalah putra dari pengusaha [[Sudono Salim]].▼
{{Infobox person
| name = Anthony Salim
| image = Anthony-salim.jpg
| native_name = {{lang|zh-hans|林逢生}}
| birth_date = {{birth date and age|1949|10|25|df=y}}
| birth_place = [[Kabupaten Kudus]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| residence = [[Jakarta]], [[Indonesia]]<ref name=Forbes/>
| citizenship = {{flag|Indonesia}}<ref name=Forbes/>
| alma_mater = North East Surrey College of Technology
| occupation = [[Pengusaha]]
| known_for = [[Salim Group]]<br>[[Indofood]]
| net_worth = {{Increase}} 7,5 Miliar USD <ref name=Forbes>{{cite web|url=https://www.forbes.com/profile/anthoni-salim/|title=Anthoni Salim|date=13 Desember 2021|website=forbes.com|accessdate=17 Mei 2023}}</ref>
| spouse = Margareth Salim
| children = [[Axton Salim]]<br>Alston Salim<br>Astrid Salim
| parents = [[Sudono Salim]]<br>Lie Kim Nio
| relatives = Albert Salim (kakak)<br>Andree Halim (kakak)<br>Mira Salim (adik)<br>[[Franciscus Welirang]] (adik ipar)
| website = {{URL|http://www.Indofood.com}}
}}
▲'''Anthony Salim'''<ref>Kerap
== Latar
Anthony lahir di Kudus, [[Jawa Tengah]], tempat ayahnya Liem Sioe Liong (Soedono Salim) merintis usahanya setelah menetap di Indonesia sejak 1938. Nama Tionghoa-nya adalah Liem Fung Seng (dapat diartikan sebagai "menemui hidup yang baru"), suatu nama yang diberikan Liem sebagai rasa syukur setelah ia hampir terbunuh akibat kecelakaan [[angkot]] saat dalam perjalanan dari Kudus ke [[Semarang]] di tahun 1949. Menurut penulis biografi Liem, Richard Borsuk dan Nancy Chng, Anthoni memiliki karakter yang hiperaktif dan gemar bermain di masa kecilnya, sampai-sampai pernah membuat rumah keluarganya hampir terbakar. Pendidikan dasarnya ditempuh di sekolah Sin Hua dan SMAN 21 di Jakarta, dilanjutkan ke Seventh-Day Adventist School dan St Joseph's Institution di [[Singapura]]. Ia lalu melanjutkan pendidikan tinggi di [[:en:North East Surrey College of Technology|Ewell Country Technical College]] di [[Inggris]]. Meskipun prestasinya biasa-biasa saja, namun karakternya yang kemudian membantunya menjadi pengganti ayahnya. Tiga saudaranya yang lain, [[Albert Salim]], [[Andree Halim]] dan Mira Salim, justru kemudian tersingkir dari grup yang didirikan Liem. Albert keluar dari Salim Grup sejak 1980-an, Andree sejak 1998, dan Mira tidak terlibat dalam bisnis keluarganya.<ref name="sgBook">{{cite book |last1=Borsuk |first1=Richard |title=Liem Sioe Liong's Salim Group : the Business Pillar of Suharto's Indonesia. |date=2014 |publisher=Institute of Southeast Asian Studies |isbn=978-9814459570 |url=https://books.google.de/books/about/Liem_Sioe_Liong_s_Salim_Group.html?id=GnKZBQAAQBAJ&printsec=frontcover&source=kp_read_button&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false}}</ref><ref name=mpr/>
Borsuk dan Chng mendeskripsikan karakteristik Anthoni, meliputi jeli melihat peluang bisnis; pekerja keras; bergaya hidup sederhana; loyal kepada keluarganya, terutama ayahnya; terbuka pada informasi dan masukan-masukan baru; dan berani mengambil keputusan yang riskan. Gaya hidup sederhana dapat dilihat dari penampilannya yang umumnya hanya menggunakan kemeja [[batik]], suatu yang menurutnya memiliki makna spesial: seperti corak batik yang beragam, bisnis tidaklah selalu hitam-putih, bisa sangat berwarna, sehingga seorang pebisnis bisa saja mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya. Sikap yang berani ditunjukkannya ketika bernegosiasi dengan BPPN di tahun 1998 dan ketika ia membujuk Liem untuk menyingkirkan pamannya, Liem Sioe Kong (Soedarmo Salim) saat [[Mochtar Riady]] hendak dilibatkan dalam pengelolaan [[Bank Central Asia]]. Sikapnya yang pembelajar dan pekerja keras dapat dilihat dari aktivitasnya di kantor utamanya, [[Wisma Indocement]], dimana dirinya sering berada hingga malam di kantornya yang dipenuhi tumpukan berkas-berkas dan dokumen. Dipengaruhi kuat oleh ajaran [[Konfusianisme]] dan [[Buddhisme]] yang dianut keluarganya, Anthoni juga mempercayai tradisi seperti ''[[feng shui]]'' dan konsultasi ke para [[biksu]] dalam penentuan langkah usahanya.<ref name="sgBook"/>
Pada usianya yang ke-25 di tahun 1974, Anthoni menikahi Siti Margareth Jusuf, seorang putri pengusaha keturunan [[Hakka]]. Mereka memiliki dua putra dan satu putri: Axton Salim (lahir 1979), Astrid Salim (lahir 1981) dan Alston Salim (lahir 1987). Axton memiliki latar belakang pendidikan administrasi bisnis di [[Colorado]], AS. Saat ini ia banyak terlibat pada bisnis ayahnya di [[IndoAgri]] dan [[Indofood]],<ref>{{cite web |title=Axton Salim- Indofood |url=https://www.indofood.com/leader/axton-salim |website=indofood |accessdate=28 April 2020}}</ref> sehingga saat ini digadang-gadang sebagai penerus Anthoni. Putra bungsunya, yang kemudian dikenal dengan nama Alston Stephanus, berprofesi sebagai perancang aksesori dan gemar mengembangkan ''[[cosplay]]''.<ref>{{cite web |title=ALSTON STEPHANUS BIO |url=http://www.alstonstephanuscosplay.com/bio/ |website=alstonstephanuscosplay |accessdate=5 June 2020}}</ref>
Anthoni menguasai [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Mandarin]], [[Bahasa Inggris]] dan dialek [[Fuqing]] ayahnya.<ref name="sgBook"/>
==
Setelah kembali dari Inggris di awal 1970-an, Anthoni memfokuskan dirinya untuk membantu pengembangan bisnis Salim Grup.<ref name=kerismas>[https://books.google.co.id/books?id=-A_MKbt9QIgC&pg=PA111&dq=Kerismas+Witikco+Makmur&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjSuOG75qXfAhVEso8KHdrlBYYQ6AEITDAE#v=onepage&q=Kerismas%20Witikco%20Makmur&f=false The Rhythm of Strategy: A Corporate Biography of the Salim Group of Indonesia]</ref> Mulanya ia berusaha menunjukkan agresivitasnya dengan berusaha mengimpor [[semen]] dari [[Korea Utara]], suatu keputusan yang fatal karena pihak Korut justru mengirimkan dengan armada dan fasilitas yang seadanya sehingga Salim Grup mengalami kerugian besar akibat rusaknya semen impor tersebut. Namun, Anthoni mempelajari kesalahan-kesalahannya dan dibantu oleh rekan bisnis ayahnya (seperti [[Ciputra]] di bidang properti, Mochtar Riady di bidang perbankan dan [[Sukanto Tanoto]] di bidang [[kelapa sawit]]) maupun usaha Salim Grup yang kuat, ia mulai meletakkan fondasi yang kuat bagi perkembangan bisnis keluarganya dan dirinya secara pribadi sebagai pebisnis yang tangguh.<ref name="sgBook"/>
Berkat usahanya membangun perusahaan mie instant dan tepung terigu, Anthony Salim pernah dinobatkan sebagai taipan terkaya nomor 3 di Indonesia oleh Majalah [[Globe Asia]]. Dia berada di bawah Budi Hartono yang notabenenya adalah pemilik dari [[Djarum Group]] dan [[Eka Tjipta Widjaja]] yang merupakan pemilik [[Sinar Mas Group]]. Kekayaannya ditaksir mencapai 3 miliar dollar Amerika atau jika dikonversikan sekitar 27 trilyun rupiah. Hal ini dikarenakan Anthony Salim memiliki banyak saham baik listed maupun non listed.▼
Latar belakangnya yang berpendidikan Barat juga membawa arus modernisasi bagi Salim Grup. Anthoni merasa bisnis ayahnya yang selama ini tergantung pada kekuasaan tidaklah ''sustainable'' dalam jangka panjang, sehingga sejak 1979 arah grup tersebut mulai diarahkan ke usaha yang berfokus pada permintaan pasar. Salim Grup juga mulai menancapkan bisnisnya di berbagai negara, seperti [[Belanda]], [[Amerika Serikat]], [[Tiongkok]], [[Hong Kong]] dan [[Singapura]].<ref name=bis>[https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/49635794/j.1467-6486.2008.00793.x20161016-25557-1nyhi36-libre.pdf?1476614221=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DCoevolution_of_Institutions_and_Corporat.pdf Co-evolution of Institutions and Corporations in Emerging Economies: How the Salim Group Morphed into an Institution of Suharto’s Crony Regime]</ref> Salah satunya adalah pendirian [[First Pacific]], perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong pada tahun 1981. Anthoni juga berusaha memperkenalkan manajemen di luar keluarga (dengan beberapa tokoh yang terkenal seperti Benny S. Santoso, Phiong P. Dharma, Judiono Tosin, Johannes Kotjo dan Eva Riyanti Hutapea), menghilangkan pengaruh keluarga Liem dalam bisnis Salim Grup (sehingga dua saudara Liem, Soedarmo Salim dan Liem Sioe Hie (Soehanda Salim) tidak lagi berkiprah di grup tersebut sejak awal 1990-an),<ref name="sgBook"/> adanya integrasi dan sinergi antar usahanya, mencatatkan saham perusahaan-perusahaan Salim di [[bursa efek]], serta mereorganisasi bisnisnya ke dalam sejumlah divisi.<ref name=kerismas/>
Perusahaan paling penting yang dimiliki Anthony Salim adalah PT [[Indofood Sukses Makmur]] Tbk dan PT [[Bogasari|Bogasari Flour Mills]]. Produknya sudah banyak sekali dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Contohnya saja adalah mie instant. Pasti kebanyakan orang Indonesia sudah banyak yang mengenal mie instant [[Indomie]], [[Supermi]], dan [[Sarimi]]. Ketiga jenis mie ini pernah menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Selain mie instant, produk lainnya yang sudah banyak dikenal adalah susu Indomilk, tepung terigu Bogasari Segitiga Biru, Kunci Biru, dan Cakra Kembar. Bahkan minyak goreng Bimoli dan mentega Simas Palmia adalah milik Anthony Salim. Pada tahun 2009, PT Indofood pernah mencatat laba bersih yang diperolehnya tahun itu yakni mencapai 2 Triliun rupiah dan ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Laba bersih tersebut merupakan keuntungan yang paling besar yang pernah dia raih selama menjalani bisnisnya. Padahal pada tahun 2009, harga komoditas terus bergejolak namun PT Indofood berhasil melewatinya.▼
Selain mengelola perusahaan keluarganya, Anthoni sempat juga dilibatkan pemerintah [[Orde Baru]] dalam urusan kenegaraan. Dirinya pernah duduk sebagai anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] sebagai perwakilan [[KADIN]],<ref name=mpr>[https://books.google.co.id/books?id=dB4TAAAAMAAJ&pg=PA288&dq=anggota+mpr+anthoni&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi-h4LqsaWCAxX9bmwGHQX7BYkQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=salim&f=false Pemilihan umum 1987, Volume 18]</ref> dan tetap duduk di sana hingga kejatuhan Orde Baru. Di tahun 1995, dalam sebuah [[yayasan]] yang dibentuk pemerintah bernama Dana Sejahtera Mandiri dan dikepalai [[Soeharto]], Anthoni didudukkan sebagai [[bendahara]] pembantu. Lalu, ketika Indonesia ditimpa efek hebat dari [[krisis finansial Asia 1997]], [[IMF]] melibatkan dirinya dalam tim kecil, yang disusul penunjukan Anthoni sebagai sekretaris Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan pada Maret 1998 hingga Mei 1998.<ref name="sgBook"/>
=== Pemimpin Grup Salim ===
Namun, kiprah dirinya sebagai pemimpin utama Grup Salim baru nampak setelah tahun 1998. Di tahun tersebut, ayahnya Liem melarikan diri ke Singapura (sampai meninggal di tahun 2012) setelah rumah keluarganya dibakar dalam [[Kerusuhan Mei 1998]], dan banyak bisnis Grup Salim terhuyung-huyung akibat terjerat hutang yang besar akibat krisis moneter. Pada titik inilah Anthoni men-''take over'' bisnis Salim dari ayahnya secara penuh. Ia berperan besar dalam menyelamatkan kapal grup tersebut yang hampir karam akibat hutang yang mencapai US$ 5 miliar (Rp 55 triliun). Meskipun mengaku sebagai loyalis Soeharto, namun Anthoni tetap harus menghadapi kenyataan dengan bernegosiasi dengan kekuatan politik baru. Untuk melunasi hutangnya, Anthoni memutuskan menyerahkan hampir 100 perusahaan keluarganya ke [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). Fokusnya adalah mempertahankan [[Indofood]] (yang kini menjadi usaha utamanya), setelah BCA dikuasai pemerintah dan [[Indocement]] terjerat hutang. Anthoni dikenal sebagai orang yang sangat tangguh dalam melakukan negosiasi dengan BPPN, sehingga aset berharganya, terutama Indofood dan First Pacific tidak berhasil diserahkan ke pemerintah. Sebaliknya, 107 perusahaan yang diserahkan ke BPPN (dalam wadah PT Holdiko Perkasa) kebanyakan merupakan saham minoritas atau perusahaan yang tidak signifikan.<ref name="sgBook"/>
Pada awalnya aset Grup Salim yang diserahkan ditaksir sebesar Rp 127,6 triliun,<ref name="sgBook"/> yang kemudian merosot menjadi Rp 53 triliun. Setelah dijual seluruhnya, aset-aset di bawah PT Holdiko hanya terjual Rp 20 triliun. Meskipun banyak yang menilai adanya manipulasi, menurut analisis Dieleman dan Sachs (2008), Salim-lah yang merupakan konglomerasi terbaik dalam kualitas aset yang diserahkan, adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah, dan lainnya, di saat konglomerat lainnya berusaha memanipulasi aset mereka.<ref name=bis/> Sedangkan Borsuk dan Chng menilai harga jual yang rendah disebabkan banyak perusahaan yang diserahkan Salim saat itu tidak berada dalam performa terbaiknya akibat krisis, dan grup tersebut tidak membeli kebanyakan asetnya yang telah diserahkan ke negara. Sejak 2004, Anthoni sudah diberikan Surat Keterangan Lunas (SKL) yang membebaskannya dari hutang ke pemerintah.<ref name="sgBook"/> Perubahan politik sejak 1998 membuat dirinya tidak lagi seperti ayahnya, dengan cenderung menjaga jarak dengan kekuasaan,<ref name=bis/> maupun dengan rekan bisnis lama keluarganya.<ref name="sgBook"/>
Membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia dan Asia membuat Grup Salim bisa kembali berekspansi sejak 2001, khususnya di luar Indonesia. Di Tiongkok, Salim Grup mengakuisisi bisnis properti [[COSCO]], ditambah mengembangkan usaha pabrik kaca dan transportasi [[batu bara]]. Berbeda dengan ayahnya yang berbisnis di sana karena relasi personal dan terbatas hanya di [[Fujian]], Anthoni membangun basis usahanya di [[Shanghai]].<ref name="sgBook"/> Di Filipina, kiprah Anthoni dimulai dari membeli sebagian saham perusahaan telekomunikasi terbesar [[PLDT]]. Kini bisnis Anthoni di Filipina (lewat First Pacific, bersama [[Manuel V. Pangilinan]]) telah menggurita di berbagai sektor, seperti [[media massa]] ([[TV5 (saluran TV Filipina)|TV5]], ''[[Philippine Daily Inquirer]]'', [[Cignal TV]]); distribusi air ([[Maynilad Water Services]]); pembangkit listrik ([[Meralco]]); infrastruktur ([[Metro Pacific Investments]]), dll. Menurut pengamat Roberto Tiglao, jika bisnisnya dikalkulasi, Anthoni bisa ditempatkan di posisi salah satu orang terkaya di Filipina.<ref>[http://www.cdpi.asia/index.php/2016-02-05-03-09-27/op-ed-articles/commentaries/item/250-the-newest-yet-hidden-philippine-oligarch-isn-t-even-filipino-anthoni-salim The newest, yet hidden, Philippine oligarch isn’t even Filipino: Anthoni Salim]</ref> Di [[Timur Tengah]] dan [[Afrika]] dirinya mengembangkan sejumlah perusahaan yang memproduksi [[Indomie]], di [[Australia]] dalam bisnis pertambangan, pabrik terigu di [[Vietnam]], dan di Singapura, lengan bisnis Salim terlihat pada Gallant Venture Ltd. (yang mengelola properti di [[Batam]] dan [[Bintan]] serta memiliki [[Indomobil]]), Grandiflora (bisnis kesehatan, kerjasama dengan [[Chairul Tanjung]]) dan pabrik deterjen Universal Integrated Corporation Consumer Products Pte. Ltd. Namun tidak semua ekspansi internasionalnya tersebut berhasil, seperti proyek properti yang gagal di [[Bengal Barat]], [[India]].<ref name="sgBook"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=WRyDDwAAQBAJ&pg=PA193&dq=universal+integrated+corporation+consumer+products+pte+ltd+salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwittoiu1ZyCAxUz4DgGHbiGDBAQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=universal%20integrated%20corporation%20consumer%20products%20pte%20ltd%20salim&f=false The Rise of International Capital: Indonesian Conglomerates in ASEAN]</ref>
Kembalinya Anthoni dalam kancah bisnis nasional ditandai dengan naiknya dirinya sebagai [[CEO]] Indofood di tahun 2004.<ref name="sgBook"/> Keberhasilannya membangun kembali kerajaan bisnis Salim Grup dari jurang membuatnya menjadi salah satu orang yang masuk ke dalam 10 tokoh bisnis yang paling berpengaruh pada tahun [[2005]] oleh majalah ''[[Warta Ekonomi]]''.<ref>[http://profil.merdeka.com/indonesia/a/anthony-salim/ Profile Anthony salim di Merdeka.com]</ref> Beberapa aksi korporasi penting Anthoni di Indonesia yang belakangan mengejutkan beberapa pihak, seperti akuisisi perusahaan kelapa sawit PT [[PP London Sumatera Indonesia]] Tbk di tahun 2007; terjunnya Grup Salim ke industri [[pertambangan]] lewat PT [[Amman Mineral Internasional]] Tbk (berkongsi dengan [[Medco Group]]) di tahun 2016<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20230706102246-17-451813/agus-projo-pengendali-begini-tentakel-salim-di-amman-mineral Agus Projo Pengendali, Begini Tentakel Salim di Amman Mineral]</ref> dan kerjasama patungan bersama [[Grup Bakrie]] di dalam PT [[Bumi Resources]] Tbk sejak 2022;<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20230704063508-17-450934/duet-salim-bakrie-ini-wajah-baru-manajemen-bumi Duet Salim-Bakrie, Ini Wajah Baru Manajemen BUMI]</ref> akuisisi sebesar Rp 45 triliun oleh [[Indofood CBP]] pada produsen Indomie di luar negeri bernama Pinehill Company Ltd. di tahun 2020;<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200526114139-17-160858/dicaplok-indofood-cbp-rp-45-t-begini-sepak-terjang-pinehill Dicaplok Indofood CBP Rp 45 T, Begini Sepak Terjang Pinehill]</ref> masuknya dirinya sebagai salah satu pemegang saham utama di perusahaan ''[[data center]]'' yang dirintis [[Otto Toto Sugiri]], PT [[DCI Indonesia]] Tbk;<ref>[https://www.idxchannel.com/market-news/tangan-midas-anthoni-salim-sentuhannya-bikin-dcii-sampai-bumi-meroket 'Tangan Midas' Anthoni Salim, Sentuhannya bikin DCII sampai BUMI Meroket]</ref> dan kembalinya Grup Salim berbisnis perbankan lewat PT [[Bank Ina Perdana]] Tbk.
== Kekayaan dan bisnis ==
▲Berkat usahanya membangun perusahaan
▲Perusahaan paling penting yang dimiliki Anthony Salim adalah PT [[Indofood Sukses Makmur]] Tbk dan PT [[Bogasari|Bogasari Flour Mills]]. Produknya sudah banyak sekali dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Contohnya saja adalah
Dalam masalah bisnis, Anthony Salim mempunyai prinsip bisnis untuk PT Indofood. Prinsipnya adalah Anthony ingin PT Indofood tetap berinovasi dan berekspansi. Bahkan untuk mendukung prinsipnya itu, Anthony Salim bekerja sama dengan Nestle S.A untuk memperbesar pangsa pasar yang semakin sulit untuk ditembus. Untuk melancarkan bisnisnya tersebut, Anthony Salim berani untuk menyetor 50% saham. Strateginya dalam memimpin perusahaan tergolong berhasil. Dia yakin dengan adanya komunikasi yang baik dengan karyawan, maka kinerja perusahaan bisa fokus dan menghasilkan.
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{DEFAULTSORT:
[[Kategori:
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Salim Group]]
|