Ario Soerjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Pendidikan: penambahan link Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(100 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info Gubernur
|
|
| imagesize =
| caption =
| office = Ketua Dewan Pertimbangan Agung
| order = ke-3
| term_start = April 1948
| term_end = 10 November 1948
| president = [[Soekarno]]
| lieutenant =
| predecessor = [[Wiranatakoesoema V]]
| successor = [[Mas Sutardjo Kertohadikusumo]]
| office2 = Gubernur Jawa Timur
| order2 = ke-1
| term_start2 = 1945
| term_end2 = 1947
| lieutenant2 =
| predecessor2 = ''Tidak ada''
| successor2 = [[Moedjani]]
| birth_date = 9 Juli 1898
| birth_place = [[Magetan]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death_date and age|1948|11|10|1898|7|9}}
| death_place = Bago, [[Kedunggalar, Ngawi|Kedunggalar]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[Indonesia]]
| party =
| profession =
| spouse =
| footnotes =
}}
'''[[Raden Mas]] [[Tumenggung]] Ario Soerjo''' (biasa dikenal dengan nama '''Raden Soerjo'''; {{lahirmati|[[Magetan]], [[Keresidenan Madiun]]|9|7|1898|Bago, Kedunggalar, [[Ngawi]], [[Jawa Timur]]|10|11|1948}})<ref>{{Cite web|last=adminweb|date=2012-05-02|title=BIOGRAFI SINGKAT GUBERNUR JAWA TIMUR 1945 – 2008|url=http://disperpusip.jatimprov.go.id/2012/05/02/biografi-singkat-gubernur-jawa-timur-1945-2008-2/|website=DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR|language=id-ID|access-date=2020-12-19}}</ref> adalah seorang [[pahlawan]] nasional [[Indonesia]]<ref>{{Cite book
|last=Mirnawati
| title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap
|trans_title=Most Complete Collection of Indonesian Heroes
|language=Indonesian
| date=2012
|location=Jakarta
| publisher=CIF
| isbn=978-979-788-343-0
}}</ref> dan gubernur pertama [[Jawa Timur]] dari tahun 1945 hingga tahun 1948. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Bupati [[Kabupaten Magetan|Magetan]] dari tahun 1938 hingga tahun 1943. Ia adalah menantu [[Raden Mas Arja Kartonagoro|Raden Mas Arja Hadiwinoto Djojohadikoesoemo]]. Setelah menjabat bupati Magetan, ia menjabat Su Cho Kan [[Bojonegoro]] (Residen) pada tahun 1943.
==Latar Belakang==
Raden Mas Soerjo adalah anak ke dua dari sepuluh bersaudara, lahir di Magetan pada tanggal 9 Juli 1898 beliau adalah seorang keturunan pegawai pamongpraja. Ayahnya yakni Raden Mas Wiryosumarto terakhir menjabat Wedana Punung, Pacitan, Jawa Timur. Ibu dari Soerjo adalah Raden Ayu Kustiyah Wiryosumarto adalah adik dari Bupati Madiun zaman Hindia Belanda Raden Ronggo Kusnodininggrat. Kakek Soerjo dari pihak ayah adalah Raden Mas Wiryosukarto seorang Patih Magetan yang berasal dari Caruban, Madiun, Jawa Timur. Dari silsilah di atas akhirnya kita mengenal Soerjo bukanlah orang sembarangan Soerjo adalah seorang pemuda yang sudah terbiasa atau familiar dengan urusan rakyat.
==Keluarga==
Pada Tahun 1926 Raden Mas Soerjo menikah dengan Raden Ayu Mustapeni puteri sulung Raden Mas Adipati Ario Hadiwinoto, yang bergelar Raden Tumenggung Surohadinegoro. Saat itu menjabat sebagai Bupati ke-12 Magetan Jawa Timur.
==Pendidikan==
Pendidikan Soerjo adalah lulusan [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] disingkat O.S.V.I.A yaitu Sekolah Pendidikan Kepamongprajaan untuk pribumi/pemuda Indonesia pada masa Hindia-Belanda, pemuda Soerjo pernah juga mendapat kesempatan belajar Politie-School atau Sekolah Polisi di Sukabumi (Jawa Barat) dan pada Bestuursschool atau Bestuurs Academie atau Departemen Dalam Negeri di Batavia (Jakarta).
== Revolusi Nasional Indonesia ==
Suryo membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris Brigadir Jendral [[Aubertin Mallaby]] di Surabaya pada tanggal 26 Oktober 1945. Namun tetap saja meletus pertempuran tiga hari di [[Surabaya]] 28 – 30 Oktober yang membuat [[Inggris]] terdesak. [[Presiden Sukarno|Presiden Soekarno]] memutuskan datang ke [[Surabaya]] untuk mendamaikan kedua pihak.
Gencatan senjata yang disepakati tidak diketahui sepenuhnya oleh para pejuang pribumi. Tetap saja terjadi kontak senjata yang menewaskan Mallaby. Hal ini menyulut kemarahan pasukan [[Inggris]]. Komandan pasukan yang bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat [[Surabaya]] supaya menyerahkan semua senjata paling tanggal 9 November 1945, atau keesokan harinya [[Surabaya]] akan dihancurkan.
Menanggapi ultimatum tersebut, [[Presiden Sukarno]] menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah [[Jawa Timur]], yaitu menolak atau menyerah. Gubernur Suryo dengan tegas berpidato di [[RRI]] bahwa ''Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan''.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Menguak Fakta Sejarah Hari Pahlawan yang Membuat Arek-Arek Suroboyo Harus Menyingkir|url=http://www.kabarsurabaya.org/2020/11/menguak-fakta-sejarah-hari-pahlawan.html|website=www.kabarsurabaya.org|access-date=2020-12-19}}</ref>
Maka meletuslah pertempuran besar antara rakyat [[Jawa Timur]] melawan [[Inggris]] di [[Surabaya]] yang dimulai tanggal 10 November 1945. Selama tiga minggu pertempuran terjadi di mana [[Surabaya]] akhirnya menjadi kota mati. Gubernur Suryo termasuk golongan yang terakhir meninggalkan [[Surabaya]] untuk kemudian membangun pemerintahan darurat di [[Mojokerto]].
==Riwayat Jabatan==
* Gediplomeerd Inlandsch Ambtenaar di Ngawi (1918)
* Mantri Veldpolitie di Madiun
* Asisten Wedana di Jetis, Ponorogo
* Wedana di Pacitan, sebagai
* Wedana di Gedeg, Mojokerto
* Wedana di Porong, Sidoarjo (1933)
* Bupati Magetan (1938-1943)
* Syucokan/Residen Bojonegoro (1943-1945)
* Gubernur Jawa Timur (1945-1947)
* Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA) (1948-1948)
== [[Pembunuhan Ario Soerjo|Kematian]] ==
Pada 10 November 1948, Soerjo berangkat dari Yogyakarta menuju Madiun untuk menghadiri peringatan 40 hari meninggalnya sang adik (R.M. Sarjoeno seorang Wedana Sepanjang, Sidoarjo) Salah satu yang menjadi korban gerombolan PKI. Gubernur Suryo tiba sore hari di Surakarta dan melanjutkan perjalanannya ke Madiun pagi-pagi sekali menggunakan mobil. Saat itulah mobil yang ditumpangi Gubernur Suryo berpapasan dengan sisa-sisa gerombolan PKI. Tanggal 9 November 1948, mobil Ario Soerjo dan dua orang polisi dicegat di [[Walikukun, Widodaren, Ngawi|Walikukun]] oleh pasukan pro-[[Partai Komunis Indonesia|PKI]], Gubernur Suryo dan penumpang lainnya yaitu Kolonel Polisi Duryat dan Mayor Polisi Suroko diperintahkan untuk turun dari mobil, dibawa ke hutan, dan kemudian dibunuh oleh PKI. Jenazah Gubernur Suryo baru ditemukan empat hari kemudian, di Kali Kakah, Ngawi. dan jasad mereka ditemukan terbunuh sesudahnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=1TBpBgAAQBAJ&pg=PA159&dq=suryo+killed+amir+syarifuddin&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiTi7Ts1cLWAhVGMY8KHcMCDPUQuwUIKjAA#v=onepage&q=suryo%20killed%20amir%20syarifuddin&f=false|title=A Prince in a Republic: The Life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta|last=Monfries|first=John|date=2015-01-14|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9789814519380|language=en}}</ref>
R.M.T. Soerjo dimakamkan di Makam Sasono Mulyo, sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasanya yang terletak di [[Kedunggalar, Ngawi|Kecamatan Kedunggalar]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]]. yang diresmikan pada 28 Oktober 1975 oleh [[Kodam V/Brawijaya|Pangdam VII/Brawijaya]] Mayjen TNI [[Witarmin]].
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20110216032226/http://www.arsipjatim.go.id/web/ARSIP/WebContent/web/view_galeri_detail.jsp?q=000012 Biografi RMT. SOERJO @ arsipjatim.go.id]
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title=[[Gubernur Jawa Timur]]|years=1945–1947}}
{{S-aft|after=[[Moedjani]]}}
{{kotak selesai}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{
{{Gubernur Jawa Timur}}
{{DEFAULTSORT:Soerjo, Ario}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Magetan]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Magetan]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Plaosan]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Jawa Timur]]
[[Kategori:Bupati Magetan]]
|