Kota Metro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(273 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Metro}}
{{Dati2
| settlement_type = Kota
| nama = Kota Metro
| translit_lang1 = bahasa daerah
| translit_lang1_type = [[Surat Lampung|Lampung]]
| translit_lang1_info = [[File:HadTransparanMetro.PNG|nirbing|150px]]
| foto = {{multiple image
|border= infobox
|total_width= 300
|image_style= border: infobox;
|perrow = 1/2/2
|image1=Panorama Malam Metro 2.30.png
|image2=DamRaman.jpg
|image3=Menara meterm 0.06.png
|image4=
|image5=Tugu pena 1.44.png
|image6=Masjid Taqwa 0.42.png
}}
| caption = '''Searah jarum jam;''' Panorama malam Alun-alun Kota, Monumen Menara Meterm Taman Merdeka, Masjid Agung Taqwa Metro,
Tugu Pena Bundaran Metro, dan [[Bendungan Dam Raman]]
| lambang = LOGO KOTA METRO.png
| julukan = {{Hlist|Kuto Sai Wawai|Kota Pendidikan|''Centrum van Oosthaven''}}
| motto = Bumi sai wawai<br/>{{small|{{lang icon|Lampung|Lampung Pepadun}} Tanah yang indah}}
| peta =
| pushpin_map = Indonesia Lampung#Indonesia Sumatra#Indonesia
| provinsi = [[Lampung]]
| tanggal = 9 Juni [[1937]]
| dasar hukum = [[Undang-Undang|UU]] No 12 Tahun 1999
| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1937|06|9}}
| koordinat = {{Coord|-5.1210832|105.2720471}}
| nama walikota = [[Descatama Paksi Muda|Descatama Paksi Moeda]] <br><small> ''(Pjs.)'' </small><br>
| nama wakil walikota = <i>lowong</i>
| sekretaris daerah = Bangkit Haryo Utomo
| area_rank = 67
| luasref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=22 Agustus 2021|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
| luas = 68,74
| luasdaratan =
| luasperairan =
| persenperairan =
| luascat =
| elevation_m =
| population_rank = 76
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="penduduk">{{cite book|url = https://metrokota.bps.go.id/publication/2021/02/26/591e304e1f923d4435839c3b/kota-metro-dalam-angka-2021.html|first = BPS Kota Metro|title = Kota Metro Dalam Angka 2021|publisher = [[Badan Pusat Statistik|BPS Kota Metro]]|date = 02-2020|pages = 25|isbn = 978-602-6819-53-6|access-date = 2021-08-22|archive-date = 2021-08-22|archive-url = https://web.archive.org/web/20210822085951/https://metrokota.bps.go.id/publication/2021/02/26/591e304e1f923d4435839c3b/kota-metro-dalam-angka-2021.html|dead-url = no}}</ref>
| penduduk = 172934
| population_density_rank = -
| penduduktahun = 2021
| kepadatan =
| agama = [[Islam]] 87.77%<br/> [[Kristen]] 7.83%<br/>- [[Protestan]] 4.13%<br/>- [[Katolik]] 3.70%<br/> [[Hindu]] 3.09%<br/> [[Agama Buddha|Buddha]] 1.30% <br/>[[Agama Konghucu|Konfusianisme]] 0.01%<ref name="penduduk"/>
| bahasa = {{plainlist|
*'''Bahasa resmi''':<br>[[Bahasa Belanda|Indonesia]]
*'''Bahasa setempat''':<br>[[Bahasa Lampung Nyo|Lampung Nyo]], [[Bahasa Lampung Api|Lampung Api]], [[Bahasa Komering|Komering]]
*'''Bahasa lainnya''':<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Ogan|Ogan]], [[Bahasa Padang|Padang]], [[Bahasa Hokkien|Hokkien]]
}}
| zona = WIB
| kecamatan = 5
| kelurahan = 22
| area_code = +62 725
| nomor_polisi = BE ''xxxx'' F*
| SNI = MET
| dau = Rp 477.318.875.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 77,89 ([[2022]])<br/> {{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=11 Februari 2023|format=pdf|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| web = {{url|https://metrokota.go.id}}
}}
'''Kota Metro''' adalah [[kota]] di [[Lampung|Provinsi Lampung]], [[Indonesia]]. Kota ini berjarak sekitar 52 km dari ibu kota provinsi, yaitu [[Kota Bandar Lampung]],<ref name="jarak">{{Cite web |url=http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/geografislj.php?ia=18&is=34 |title=Salinan arsip |access-date=2016-06-10 |archive-date=2016-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160617184551/http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/geografislj.php?ia=18&is=34 |dead-url=yes }}</ref> serta merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Lampung.
Kota Metro masuk dalam daftar 10 kota di Indonesia dengan biaya hidup terendah ke-9 di Indonesia serta urutan kedua di [[Pulau Sumatra]] berdasarkan Survei [[Badan Pusat Statistik|BPS]] tahun [[2017]].
Kota Metro juga merupakan target cetak biru [[Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia]] sebagai kawasan strategis dan target pengembangan [[kawasan metropolitan di Indonesia|kota metropolitan]] setelah Kota Bandar Lampung.<ref>{{Cite news|last=Tempo|date=8 Juni 2015|title=Metro-Bandar Lampung Akan Jadi Kota Metropolitan|url=https://bisnis.tempo.co/read/672951/metro-bandar-lampung-akan-jadi-kota-metropolitan|work=[[Tempo.co]]|access-date=04 Agustus 2021|editor-last=Widayati|editor-first=Rully|language=id|archive-date=2021-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20210804025443/https://bisnis.tempo.co/read/672951/metro-bandar-lampung-akan-jadi-kota-metropolitan|dead-url=no}}</ref>
== Sejarah
===
[[Berkas:Settlers in Metro, 1939.jpg|kiri|jmpl|Kolonis Tiba di Metro (1939)]]
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya kolonisasi dan dibentuk sebuah induk desa baru yang diberi nama [[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo]]. Sebelum tahun [[1936]], Trimurjo adalah bagian dari Onder Distrik Gunungsugih <ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=18}}</ref> yang merupakan bagian dari wilayah Marga Nuban. Kawasan ini adalah daerah yang terisolasi tanpa banyak pengaruh dari penduduk lokal Lampung.
Pada tanggal [[9 Juni]] [[1937]], nama daerah itu diganti dari Trimurjo ke Metro <ref name="Sudarmono28">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=28}}</ref> dan pada tahun yang sama berdiri sebagai pusat pemerintahan Onder Distrik (setingkat kecamatan) dengan Raden Mas Sudarto sebagai asisten kepala distrik (asisten demang) pertama. Onder Distrik dikepalai oleh seorang Asisten Demang, sedangkan Distrik dikepalai oleh seorang Demang. Sedangkan atasan daripada [[Distrik]] adalah [[Onder Afdeling]] yang dikepalai oleh seorang [[Controleur]] berkebangsaan
Tugas dari Asisten Demang mengkoordinasi Marga yang dikepalai oleh [[Pesirah]] dan di dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang Pembarap (Wakil Pesirah), seorang Juru Tulis dan seorang Pesuruh (Opas). Pesirah selain berkedudukan sebagai Kepala Marga juga sebagai Ketua Dewan Marga. Pesirah dipilih oleh Penyimbang-penyimbang [[Kampung]] dalam Marganya masing-masing. Kediaman asisten wedana Metro pada masa [[Hindia Belanda]] [[Marga]] terdiri dari beberapa Kampung yaitu dikepalai oleh Kepala Kampung dan dibantu oleh beberapa [[Kepala Suku]]. [[Kepala Suku]] diangkat dari tiap-tiap Suku di kampung itu. Kepala Kampung dipilih oleh Penyimbang-penyimbang dalam kampung. Pada waktu itu Kepala Kampung harus seorang Penyimbang Kampung, jikalau bukan Penyimbang Kampung tidak bisa diangkat dan Kepala Kampung adalah anggota Dewan Marga.
Selama periode yang sama, pemerintah kolonial Belanda membangun lebih banyak jalan, juga klinik, kantor polisi, dan kantor administrasi.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=29–30}}</ref> Pada tahun 1941 dibangun sebuah masjid, kantor pos, pasar yang besar, dan penginapan, serta pemasangan listrik dan saluran telepon.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=30}}</ref> Pengembangan berikutnya adalah dibangunnya irigasi untuk memastikan tanaman yang sehat.
Belanda memperkerjakan Ir. Swam untuk merancang sistem irigasi. Desainnya dikenal dengan nama tanggul ([[bahasa Prancis]] "leeve", sekarang bentukan ini dikenal dengan "ledeng") selebar 30 meter dan sedalam 10 meter saluran irigasi dari [[Sungai Sekampung]] ke Metro. Buruh disediakan oleh pendatang, yang diwajibkan dan bekerja dalam ''shift''. Konstruksi dimulai pada tahun [[1937]] dan selesai pada tahun [[1941]].<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=31–39}}</ref>
Metropolis-Metro dipilih dan ditetapkan sejak tahun 1935 telah direncanakan dengan matang oleh kolonial belanda sebagai Megaproyek Kolonisasi Sukadana. Pada tahun 1935, ditetapkanlah nama Metropolis-Metro dan menjadi ibukota dari Kolonisasi Sukadana.<ref>{{Cite book|last=M.G.H.A fr Graaff|first=A.M. Tempelars|date=1990|url=https://www.scribd.com/document/477137351/NL-HaNA-2-10-39-ead|title=Kolonisatie-verslag Lampongsche Districten Over Het Vierde Kwartal dan Ritchlijnen voor Kolonisatie|location=Den Haag|publisher=Nationaal Archief|pages=235|url-status=live|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613053543/https://www.scribd.com/document/477137351/NL-HaNA-2-10-39-ead|dead-url=no}}</ref>
=== Asal nama ===
Versi pertama nama "Metro" yaitu berasal dari nama resminya yaitu "Metropolis" yang ditetapkan sebagai pusat ibukota Kolonisasi Sukadana. Dalam penggunaannya, nama Metropolis disingkat menjadi Metro. Nama Metropolis-Metro diberikan langsung oleh [[Hendrik Roelof Rookmaaker]] yang mulai bertugas sebagai penjabat gubernur wedana pada 22 Juni 1933. Nama tersebut dipilih karena proyeksinya di masa depan, kota terencana ini akan menjadi kota besar seperti halnya Metropolis (metropolitan).<ref>{{Cite web|title=NL-HaNA 2.10.39.ead {{!}} PDF|url=https://www.scribd.com/document/477137351/NL-HaNA-2-10-39-ead|website=Scribd|language=id|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613053543/https://www.scribd.com/document/477137351/NL-HaNA-2-10-39-ead|dead-url=no}}</ref> Versi kedua atau yang populer yaitu nama Metro berasal dari kata “Meterm” atau "Metreum" dalam [[Bahasa Belanda]] yang artinya "titik tengah" atau “titik pusat wilayah". Pendapat ini muncul dikarenakan letak geografis Metro yang berada di tengah antara desa kolonis pertama yaitu Rancangpurwo dan desa induk Trimurjo.<ref name="Sudarmono28" /><ref>{{Cite news|last=Amboro|first=Kian|date=2023-06-06|title=Dari Metropolis Hingga Meterm, Telisik Asal Mula Nama Kota metro|url=https://www.instagram.com/p/CtJmZ9kSzSm/|work=KianAmboro|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613052045/https://www.instagram.com/p/CtJmZ9kSzSm/|dead-url=no}}</ref><ref>{{harvnb|Prahana|1997|p=20}}</ref> Versi ketiga nama Metro berasal dari kata "Mitro" ([[Bahasa Jawa]]) yang berarti artinya teman, mitra, kumpulan. Hal tersebut dilatarbelakangi dari kolonisasi yang datang dari berbagai daerah di luar wilayah [[Sumatra]] yang masuk ke daerah [[Lampung]].<ref name="Sudarmono28" /> Pada zaman kemerdekaan nama Kota Metro tetap Metro. Dengan berlakunya Pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945 maka Metro Termasuk dalam bagian Kabupaten Lampung Tengah yang dikepalai oleh seorang Bupati pada tahun 1945, yang pada waktu itu Bupati yang pertama menjabat adalah [[Burhanuddin]] (1945-1948)
=== Masa pendudukan Jepang ===
Setelah invasi Jepang di Indonesia pada tahun 1942, semua personil Belanda dievakuasi atau ditangkap.<ref name="Sudarmono4850" /> Program (trans)migrasi dilanjutkan di bawah nama ''Kakari Imin'',<ref name="Sudarmono 2004 54">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|p=54}}</ref> dan 70 (trans)migran asal Jawa digunakan sebagai kerja paksa dalam pembangunan [[landas pacu]] di [[Natar, Lampung Selatan|Natar]] (kelak menjadi [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II]]) dan [[Astra Ksetra, Menggala, Tulang Bawang|Astra Ksetra]] (kelak menjadi [[Pangkalan TNI Angkatan Udara Pangeran Mohammad Bunyamin]]), serta berbagai ''bunker'' dan aset strategis lainnya; mereka yang menolak akan ditembak.<ref name="Sudarmono4850">{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=48–50}}</ref><br>
Warga lainnya kurang gizi, dengan hasil panen mereka yang diambil oleh pasukan pendudukan Jepang. Penyakit menyebar secara merajalela ke seluruh warga, yang dibawa oleh kutu. Kematian umum terjadi, sedangkan para perempuan termasuk istri-istri para pekerja paksa, diambil sebagai wanita penghibur.<ref name="Sudarmono 2004 54" /><br>
Pada zaman Jepang, Residente Lampoengsche Districten diubah namanya oleh Jepang menjadi Lampung Syu. Lampung Syu dibagi dalam 3 (tiga) Ken, yaitu:
# Teluk Betung Ken
# Metro Ken
# Kotabumi Ken
Wilayah Kota Metro sekarang, pada waktu itu termasuk Metro Ken yang terbagi dalam beberapa Gun, Son, Marga-marga, dan Kampung-kampung. Ken dikepalai oleh Kenco, Gun dikepalai oleh Gunco, Son dikepalai oleh Sonco, Marga dikepalai oleh seorang Margaco, sedangkan Kampung dikepalai oleh Kepala Kampung.<br>
Selama perang kemerdekaan Indonesia, Belanda berusaha untuk merebut kembali Metro. Ketika mereka pertama kali tiba, mereka tidak dapat masuk jembatan ke kota Tempuran karena telah dihancurkan oleh pasukan 26 TNI di bawah komando [[Letnan Dua (TNI)|Letnan Dua]] (Letda) Bursyah; konvoi Belanda terpaksa mundur. Namun, hari berikutnya Belanda kembali dalam jumlah yang lebih besar dan menyerang dari [[Tegineneng, Pesawaran|Tegineneng]], akhirnya memasuki kota dan menewaskan 3 tentara Indonesia.<ref>{{harvnb|Sudarmono|Edi Ribut Harwanto|2004|pp=58–59}}</ref> Untuk mengenang peristiwa ini, dibangunlah sebuah monumen di [[Tempuran, Trimurjo, Lampung Tengah|Tempuran]], Lampung Tengah, tepatnya di pintu masuk Kota Metro.
=== Masa kemerdekaan Indonesia ===
Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlakunya pasal 2 Peraturan Peralihan UUD 1945, maka Metro Ken menjadi Kabupaten Lampung Tengah termasuk Kota Metro di dalamnya. Berdasarkan Ketetapan Residen Lampung No. 153/ D/1952 tanggal 3 September 1952 yang kemudian diperbaiki pada tanggal 20 Juli 1956 ditetapkan:
* Menghapuskan daerah marga-marga dalam Keresidenan Lampung.
* Menetapkan kesatuan-kesatuan daerah dalam
* Hak milik marga yang dihapuskan menjadi milik negeri yang bersangkutan.
Baris 93 ⟶ 109:
Dalam praktik, dirasakan kurangnya keserasian antara pemerintahan, keadaan ini menyulitkan pelaksanaan tugas pemerintahan oleh sebab itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung pada tahun 1972 mengambil kebijaksanaan untuk secara bertahap Pemerintahan Negeri dihapus, sedangkan hak dan kewajiban Pemerintahan Negeri beralih kepada kecamatan setempat.
===
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia Belanda pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya. Pada zaman pelaksanaan kolonisasi selain Metro, juga terbentuk onder distrik yaitu Pekalongan, Batanghari, Sekampung, dan Trimurjo. Kelima onder distrik ini mendapat rencana pengairan teknis yang bersumber dari Way sekampung yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh para kolonisasi-kolonisasi yang sudah bermukim di onder distrik yang biasa disebut bedeng-bedeng dimulai dari Bedeng 1 bertempat di Trimurjo dan Bedeng 67 di Sekampung, yang kemudian nama bedeng tersebut diberi nama, contohnya Bedeng 21, Yosodadi.
Kedatangan kolonis pertama di desa Trimurjo yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 1936 yang ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian diberi penomoran kelompok bedeng, dan sampai saat ini istilah penomorannya masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada umumnya
Jika datang ke Kote Metro dan desa di kabupaten sekitar kota ini lebih mudah menemukan daerah dengan istilah angka-angka/bedeng, yaitu:
* Bedeng 1, bedeng 4, bedeng 5, bedeng 10: untuk menyebut wilayah di kelurahan Trimurjo;
* Bedeng 2, bedeng 3: untuk menyebut wilayah di kelurahan Adipuro;
* Bedeng 6c, 6 polos, 6b, 6d: untuk menyebut wilayah di desa Liman Benawi;
* Bedeng 7a, 7c, 8: untuk menyebut wilayah di desa Depokrejo;
* Bedeng 11a, 11b, 11c, 11d, 11f: untuk menyebut wilayah di kelurahan Simbarwaringin;
* Bedeng 12a, 12b, 12c, 12d: untuk menyebut wilayah di desa Tempuran;
* Bedeng 13a, 13 polos, 20: untuk menyebut wilayah di desa Purwodadi;
* Bedeng 14-1, 14-2, 14-3, 14-4: untuk menyebut wilayah di kelurahan Ganjaragung dan Ganjar asri;
* Bedeng 15a, 15 polos: untuk menyebut wilayah di kelurahan Iringmulyo;
* Bedeng 16a, 16b, 16d: untuk menyebut wilayah di kelurahan Mulyosari;
* Bedeng 16c: untuk menyebut wilayah di kelurahan Mulyojati;
* Bedeng 17a, 17 polos, 18, 19: untuk menyebut wilayah kelurahan Untoro;
* Bedeng 21a, 21 polos: untuk menyebut wilayah kelurahan Yosodadi;
* Bedeng 21c: untuk menyebut wilayah kelurahan Yosomulyo;
* Bedeng 22: untuk menyebut wilayah kelurahan Hadimulyo;
* Bedeng 23: untuk menyebut wilayah kelurahan di Metro Utara;
* Bedeng 24: untuk menyebut wilayah di kelurahan Tejosari dan Tejoagung;
* Bedeng 25, 26: untuk menyebut wilayah di kelurahan Margorejo;
* Bedeng 27: untuk menyebut wilayah di kelurahan Sumbersari;
* Bedeng 28, 29: untuk menyebut wilayah di kelurahan Purwosari;
* Bedeng 30-67: untuk menyebut wilayah di daerah Batanghari dan Sekampung.
Bedeng di Kota Metro kini sering disebut juga dengan sebutan '''Distrik''' yang membuat semakin menguatkan akan kentalnya sejarah bekas kolonisasi penjajahan [[Belanda]] di kota ini. Di Kota Metro banyak masyarakat yang menyebutkan nomor bedeng/distrik tersebut dikarenakan lebih mudah dan familiar.
Setelah ditempati oleh para kolonis dari pulau [[Jawa]], daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan Sukadana yaitu Marga Unyi dan Buay Nuban ini berkembang dengan pesat. Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis pun semakin bertambah, sementara kegiatan perekonomian mulai tambah dan berkembang.
Baris 105 ⟶ 143:
Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah kolonisasi ini diberikan kepada saudaranya yang menjadi koloni dengan melepaskannya dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 Juni 1937 nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.
=== Masa 1945-1986 ===
Sebelum menjadi kota administratif pada tahun 1986, Metro berstatus kecamatan yakni kecamatan Metro Raya dengan 6 (enam) kelurahan dan 11 (sebelas) desa.
Adapun 6 kelurahan itu adalah:
# Kelurahan Metro
# Kelurahan Mulyojati
Baris 122 ⟶ 154:
Sedangkan 11 desa tersebut adalah:
# Desa Karangrejo
# Desa Banjar Sari
Baris 135 ⟶ 166:
# Desa Purbosembodo
===
Atas dasar Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1986 tanggal [[14 Agustus]] 1986 dibentuk '''Kota Administratif Metro''' yang terdiri dari Kecamatan Metro Raya dan Bantul yang diresmikan pada tanggal [[9 September]] 1987 oleh Menteri Dalam Negeri.
Dengan kondisi dan potensi yang cukup besar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kotif Metro tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan juga pusat pemerintahan, maka sewajarnyalah dengan kondisi dan potensi yang ada tersebut Kotif Metro ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Metro.
Harapan memperoleh Otonomi Daerah terjadi pada tahun 1999, dengan dibentuknya Kota Metro sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 yang diundangkan tanggal [[20 April]] 1999 dan diresmikan pada tanggal [[27 April]] 1999 di Jakarta bersama-sama dengan [[Kota Dumai]] (Riau), [[Kota Cilegon]] (Jawa Barat kemudian Banten), [[Kota Depok]] (Jawa Barat
Kota Metro pada saat diresmikan terdiri dari 2 kecamatan, yang masing-masing adalah sebagai berikut:
Kecamatan Metro Raya, membawahi:
# Kelurahan Metro
# Kelurahan Ganjar Agung
Baris 160 ⟶ 187:
Kecamatan Bantul, membawahi:
# Kelurahan Mulyojati
# Kelurahan Tejosari
Baris 167 ⟶ 193:
# Desa Sumbersari
=== Masa 2000 sampai sekarang ===
[[Berkas:PetaCamatMetro.jpg|jmpl|323x323px|Peta Administrasi Kota Metro]]
Kota Metro terbagi atas 5 kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi pemerintahan Kota Metro dimekarkan menjadi 5 kecamatan yang meliputi 22 kelurahan.
# [[Metro Barat, Metro|Metro Barat]] : 11,28 km²
# [[Metro Pusat, Metro|Metro Pusat]] : 11,71 km²
# [[Metro Selatan, Metro|Metro Selatan]] : 14,33 km²
# [[Metro Timur, Metro|Metro Timur]] : 11,78 km²
# [[Metro Utara, Metro|Metro Utara]] : 19,64 km²
[[Metro Pusat, Metro|Kecamatan Metro Pusat]]
* Kelurahan Metro
Baris 209 ⟶ 234:
* Kelurahan Rejomulyo
=== Batas wilayah ===
Kota Metro memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Punggur, Lampung Tengah|Punggur]], [[Lampung Tengah]] dan [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]], [[Lampung Timur]]
|selatan = [[Metro Kibang, Lampung Timur|Metro Kibang]], [[Lampung Timur]]
|barat = [[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo]], [[Lampung Tengah]]
|timur = [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan]], [[Lampung Timur]] dan [[Batanghari, Lampung Timur|Batanghari]], [[Lampung Timur]]
}}
===
Berdasarkan karakteristik topografinya, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit berpasir. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis Qw.
===
Wilayah Kota Metro yang berada di selatan Garis Khatulistiwa pada umumnya ber[[iklim muson tropis]] dengan dua musim yakni musim penghujan dan musim kemarau. Kecepatan angin rata-rata di wilayah ini adalah 70 km/hari. Ketinggian wilayah berkisar antara 25–60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara antara 26 °C 34 °C, kelembaban udara 80%-91% dan rata-rata curah hujan per tahun 2.000 sampai dengan 3.000 mm.
{{Metro weatherbox}}
===
Pola penggunaan lahan di Kota Metro secara garis besar dikelompokan ke dalam dua jenis penggunaan, yaitu l'''ahan terbangun (''build up area'')''' dan '''tidak terbangun'''. Lahan terbangun terdiri dari kawasan pemukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas perdagangan dan jasa, sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan, dan penggunaan lain-lain.
Kawasan tidak terbangun di Kota Metro didominasi oleh persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mencapai 2.982,15 hektar atau 43,38% dari luas total wilayah. Selebihnya adalah lahan kering pekarangan sebesar 1.198,68 hektar, tegalan 94,49 hektar, dan sawah non irigasi sebesar 41,50 hektar
=== Rencana perluasan wilayah ===
Dengan alasan historis, kota Metro menegaskan dukungan sepenuhnya atas ekspansi hingga ke Kecamatan [[Punggur, Lampung Tengah|Punggur (Lampung Tengah)]], [[Pekalongan, Lampung Timur|Pekalongan (Lampung Timur)]], [[Trimurjo, Lampung Tengah|Trimurjo (Lampung Tengah)]], dan [[Metro Kibang, Lampung Timur|Metrokibang (Lampung Timur)]].<ref>http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49441-ekspansi-metro-mencuat-lagi-</ref> Namun pihak [[Lampung Tengah]] menunggu izin dari pemerintah pusat untuk menyerahkan beberapa kecamatannya.<ref>http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49726--ambil-saja-kalau-bisa-</ref>
==
=== Daftar Walikota Metro ===
{{utama|Daftar Wali Kota Metro}}Kota Metro dipimpin oleh seorang Wali kota dikarenakan keadaan dan status wilayah yang ada di Kota Metro. Saat ini, jabatan wali kota Metro dijabat oleh penjabat sementara dengan jabatan wakil wali kota saat ini lowong. Berikut ini adalah daftar '''Wali Kota Metro:'''
{{Daftar Wali Kota Metro}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Metro}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Metro}}
Pada Pemilu Legislatif 2014, DPRD Kota Metro adalah sebanyak 25 orang dan tersusun dari perwakilan 9 partai.<ref>{{Cite web|url=http://dprd.metrokota.go.id/konten-5.html#.XGTjSP5fjIU|title=Website Resmi DPRD Kota Metro lampung|language=Indonesia|access-date=2019-02-14|archive-date=2019-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190214174248/http://dprd.metrokota.go.id/konten-5.html#.XGTjSP5fjIU|dead-url=yes}}</ref>{{Struktur DPRD Metro}}
=== Perangkat Pemerintahan ===
Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 yang peresmiannya dilakukan di Jakarta pada tanggal 27 April 1999. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Metro pada mulanya dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001 yang terdiri dari 9 Dinas Otonom Daerah, yaitu: 10 Bagian Sekretariat Daerah, 4 Badan dan 2 Kantor. Dalam perkembangan berikutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, Pemerintah Daerah Kota Metro melakukan penataan organisasi Perangkat Daerah sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Metro}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Metro}}
== Pelayanan publik ==
=== Rumah sakit, puskesmas, dan klinik ===
{{col|3}}
* [[Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Metro|RSUD Ahmad Yani Metro]]
* RSUD Sumbersari Bantul
* RS Islam Metro
* RS Mardi Waluyo
* RSU Muhammadiyah Metro
* RS AMC (Anugerah Medical Center)
* RS Bersalin Asih 15A Iringmulyo
* Rumah Sakit Azizah, 15B Timur
* RSIA Permata Hati
* Puskesmas Rawat Inap Metro Pusat
* Puskesmas Rawat Inap Metro Utara
* Puskesmas Rawat Inap Metro Selatan
* Puskesmas Rawat Inap Metro Timur
* Puskesmas Rawat Inap Metro Barat
* Klinik Laodikia, Hadimulyo Timur
* Klinik
* Klinik
{{EndDiv}}
=== Perpustakaan ===
Untuk mendukung Metro sebagai kota pendidikan dibangun sebuah gedung perpustakaan di jantung kota tepatnya di Kawasan II Pusat Pemerintahan Kota Metro. Bangunan ini dilengkapi sumber pustaka, arsip daerah dan sejarah, Koneksi Internet WiFi fiber optic kecepatan tinggi dan ''air
[[Berkas:Masjid Taqwa New.PNG|jmpl|327x327px|Masjid Taqwa di Alun Alun Kota Metro]]
=== Rumah ibadah ===
* Masjid Taqwa Kota Metro
* Majid Al-Mujahidin Komplek Muhammadiyah Metro
* Masjid Agung Nurul Huda, Ganjar Agung Kota Metro
* [[Gereja Kristen Indonesia]] Metro
* Gereja Katolik Hati Kudus Yesus 21a Metro
*
* Pura Giri Natha, 16c Metro Barat
=== Fasilitas
* Taman Merdeka Kota Metro (atau Alun-Alun Metro)
*Gedung Olah Raga (GOR) Jurai Siwo
* Lapangan Tenis Rumdis
* Stadion Tejosari Metro Timur
*
* Lapangan Hadimulyo Barat
* Lapangan Hadimulyo Timur (Lap. SD)
* Lapangan Futsal di berbagai tempat seperti Intan Sport
* Taman Mulyojati Metro Barat
* RHT Karang Rejo Metro Utara
=== Landmark atau ikon kota ===
*
*
* Menara PAM, Kota Metro
* Tugu pesawat Latsitardanus, Kota Metro
* Monumen Buku dan Pena, perbatasan Kelurahan Ganjar Agung, Kota Metro dan Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah
* Masjid
* Monumen Pengantin Lampung
* Tugu Gemerlang, Iringmulyo Metro
=== Hutan kota ===
Baris 327 ⟶ 341:
* Hutan Kota Terminal 16 C Mulyojati – Metro Barat
* Hutan Kota Tesarigaga Ganjarasri dan Ganjaragung - Metro Barat
* Hutan Kota Rejomulyo, SMAN 6 Metro Selatan
=== Taman kota ===
* Taman Merdeka, Alun Alun Kota Metro
* Taman Demokrasi di Kelurahan Ganjar Agung, Metro Barat
* Taman Mulyojati, Metro Barat
* Taman
* Taman Pendidikan
* Taman Wawai, Dinas Pertanian dan Perikanan, Ganjar Agung, Metro Barat
=== Objek Wisata ===
* Waterpark and Waterboom Palem Indah
* Taman Metro Indonesia Indah (TMII)
* Taman Wisata Metro Garden
* Kolam Renang Stadion Tejosari
* [[Bendungan Dam Raman|Bendungan Dam Way Raman]]
* Jembatan Gantung 28, Metro Utara
* Grand
* Jembatan Gantung Pelita, Rejomulyo, Metro Selatan
* Timezone Center, Chandra Dept. Store Lt.3 Kota Metro
Baris 351 ⟶ 365:
* Goa Prasejarah Macan Putih, 24 Stadion Tejosari, Metro Timur
* Wisata Alam Sawah Bertingkat, 26 Metro Selatan
* Wisata Alam Sumbersari, Rejomulyo Metro Selatan
*Flying Fox Zipline Sumbersari, Metro Selatan
=== Event khusus atau acara besar ===
Walaupun
* Metro Fair
Metro Fair adalah [[pameran]] tahunan yang ada di
Metro Fair pertama diadakan pada tahun 2000. Sampai saat ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 2000 sampai 2016 Metro Fair sering berlangsung di
* MTQ Tingkat Kota Metro
Ajang MTQ sudah lama ada di Kota Metro. Kota Metro pernah menjadi tuan rumah MTQ Provinsi Lampung ke 43.<ref>{{Cite
* Festival Putri Nuban
Nama ''Festival Putri Nuban'' (''FPN'') mulai dikenalkan sejak tahun 2013, ketika Kota Metro genap berusia 76 tahun. Festival ini turut merayakan hari ulang tahun Kota Metro yang biasanya digelar setiap tanggal 9 Juni yang disebut Metro Fair. Penamaan Nuban sendiri berasal dari nama keresidenan/marga yang memberikan sebagian wilayahnya (termasuk Keresidenan Sukadana) kepada kolonis pada masa penjajahan dahulu sebagai pengingat jasa dan kerendahan hati kebuayan nuban kepada kolonis yang datang di bumi Lampung.
=== Bioskop ===
===
* Keripik pisang
Keripik pisang merupakan oleh-oleh khas Lampung yang dijual di Yosodadi, Distrik 21 Metro Timur, Supermarket lokal, serta deretan Toko oleh-oleh di Distrik 21. Perbedaan dari keripik pisang khas lampung lainnya dengan Kota Metro yaitu jenis keripik yang sekali makan (Bit size) dan berpori (berlubang lubang) seperti waffle dengan rasa yang bermacam-macam, contohnya yang paling populer yaitu keripik pisang rasa coklat, original, keju, susu, melon, moka, dan lain-lain dengan berbagai merk dan kemasan.
Baris 376 ⟶ 389:
* Seruit dan pindang
Makanan Asli Khas Lampung dan Sumatera Selatan ini banyak sekali dijumpai di Kota Metro, Seperti di '''Pindang
Berdasarkan sensus BPS, kota ini memiliki populasi penduduk sebanyak 160,729 jiwa (sensus 2016),<ref name="penduduk" /> dengan luas wilayah sekitar 68,74 km2.
=== Agama ===
=== Etnis dan suku bangsa ===
Mayoritas penduduk kota Metro berasal dari etnis [[Suku Jawa|Jawa]]. Etnis berikutnya yang cukup mudah ditemui di Kota Metro yaitu
=== Bahasa ===
Masyarakat Metro yang plural menggunakan berbagai bahasa seperti bahasa setempat yang disebut [[Bahasa Lampung]]
=== Mata pencaharian penduduk ===
Mata pencaharian penduduk Kota Metro pada tahun 2005 bergerak pada sektor pemerintahan (28,56%), sektor perdagangan (28,18), sektor pertanian (23,97%), transportasi dan komunikasi (9,84%) serta konstruksi (5,63%). Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, seperti [[Kabupaten Lampung Tengah|Lampung Tengah]] dan [[Lampung Timur]] yang mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa. Karena itu, di pagi, siang dan sore hari penduduk Metro lebih padat dibanding jumlah penduduk resminya.
==
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Metro}}
{{:Daftar rumah sakit di Kota Metro}}
== Pendidikan ==
Sebagai Kota Pendidikan, Kota Memiliki fasilitas pendidikan yang mendukung dan sangat baik{{subyektif}}
=== Perguruan tinggi negeri ===
* [[Universitas Lampung]] (Kampus B Fakultas FKIP)
* [[Politeknik Kesehatan Tanjung Karang|Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjung Karang]] (Kampus Metro Program Studi Kebidanan)
* [[IAIN Metro|Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro]]
=== Perguruan tinggi swasta dan akademi ===
* [[Institut Agama Islam Ma'arif Nahdlatul Ulama Metro|Universitas Ma'arif Lampung (UMALA) Metro Lampung]]
* [[Universitas Muhammadiyah Metro]]
* [[Persatuan Guru Republik Indonesia|STKIP PGRI]] Metro
*
* Politeknik Gajah Sakti Metro
* STKIP Rosalia
* STKIP Kumala Lampung Metro
*
*
* STKIP Dharma Wacana
* STMIK Dharma Wacana Metro
* Akademi Keperawatan Dharma Wacana
== Referensi ==
Baris 772 ⟶ 442:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.metrokota.go.id/ Situs web resmi Kota Metro]
{{Geographic location
Baris 789 ⟶ 458:
{{Lampung}}
[[Kategori:Kota Metro| ]]
[[Kategori:Kota di Lampung|Metro]]
|