Sejarah Nusantara (1800–1942): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(29 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{unreferenced}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Sejarah Nusantara (1800-19421800–1942)''' adalah catatan mengenai rangkaian peristiwa yang terjadi di kepulauan [[Nusantara|kepulauan antara Benua Asia dan Benua Australia]] pada masa [[Hindia Belanda]].
 
 
== Alur waktu ==
Baris 9 ⟶ 8:
* [[1800]]
** [[VOC]] resmi dibubarkan pada [[1 Januari]]; hak miliknya dialihkan kepada pemerintah Belanda.
** Belanda kalah [[Peperangan era Napoleon|perang]] dan dikuasai PerancisPrancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik [[PerancisPrancis]].
** Sultan dari [[Keraton Kanoman|Kraton Kanoman]] di [[Cirebon]] dibuang ke Ambon oleh pemerintah Belanda.
** Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di bawah pimpinan [[Bagus Rangin]].
 
* [[1801]]
** Britania menguasai wilayah [[Minahasa]], hingga tahun 1889
 
* [[1802]]
** [[Malaka]] dan [[Maluku]] dikembalikan dari Britania ke tangan Belanda melalui [[Persetujuan Amiens]]. Belanda mulai mengirim tambahan militer ke Jawa.
 
* [[1803]]
** Pemerintah Belanda ([[Republik Batavia]]) mengeluarkan keputusan kolonial yang menjadikan pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab kepada pemerintah Belanda (berbeda dengan VOC).
** Tiga orang haji dari [[Minangkabau]] kembali setelah perjalanan naik haji ke [[Mekkah]], dan bertemu dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang mulai menguat di Arabia dan menguasai Mekkah. Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai dengan pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh, tempat keberangkatan orang-orang yang naik haji. Gerakan Padri mulai berkembang di daerah Minangkabau, mengembangkan ajaran Islam yang lebihsesuai ortodoksAl-Qur'an dan Sunnah yang melawan praktik-praktik tradisional setempat.
** Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda.
** [[Mahmud Badaruddin II]] menjadi Sultan [[Palembang-Darussalam]] menggantikan ayahnya Sultan [[Muhamad Bahauddin]].
 
* [[1806]]
** Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-tentara PerancisPrancis dan Belanda di lepas pantai Jawa.
** Britania merebut [[Bangka]].
** Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda.
** "[[Republik Batavia]]" di Belanda, di bawah kekuasaan Prancis, diubah menjadi "[[Kerajaan Hollandia]]", dengan [[Louis Napoleon|Louis]], saudara laki-laki [[Napoleon]], sebagai rajanya.
 
* [[1807]]
** [[Tondano]] memimpin pemberontakan melawan Britania di [[Minahasa]].
** Britania kembali menguasai [[Malaka]].
** Pemerintahan Belanda yang dikuasai PerancisPrancis menunjuk [[Daendels]] sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
 
* [[1808]]
** [[1 Januari]] Daendels tiba. Ia memindahkan tempat kediaman resminya ke [[Buitenzorg]] (kini dinamai [[Bogor]]). Daendels memerintah dengan menjalankan prinsip-prinsip pembaharuan dengan metode-metode kediktatoran ke Jawa. Daendels berusaha memberantas ketidakefisienan, korupsi, penyelewengan-penyelewengan dalam administrasi Eropa. Akibat rasa tidak suka dari naluri-naluri antifeodal, Daendels menganggap penguasa Jawa sebagai pegawai administrasi Eropa. Sehingga dimulailah suatu masa konflik yang sangat panjang.
Baris 46 ⟶ 39:
** Britania memutuskan untuk melepaskan [[Malaka]]; [[Stamford Raffles]], yang saat itu seorang pegawai kecil, menulis surat yang penting kepada India yang isinya mendesak agar keputusan itu diubah. Keputusan diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka.
** [[Sulaiman Saidullah]] menjadi Sultan [[Banjar]].
 
* [[1809]]
** Daendels membangun jalan pegunungan dari Batavia ke Cirebon ([[Jalan Raya Pos]]/''Groote Postweg''), memerintahkan pemindahkan kota Bandung ke jalan tersebut (tempatnya sekarang). Pangeran [[Kornel]], pemerintah setempat di Sumedang, menolak bekerja sama karena perlakuan yang buruk terhadap rakyat setempat.
** Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di [[Banjarmasin]] demi mengonsolidasikan kekuasaannya di Jawa.
 
* [[1810]]
** Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin.
** Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon, Ternate and Tidore.
** [[Raden Rangga]], ipar Sultan, memulai pemberontakan yang gagal melawan Belanda di Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada [[Hamengkubuwono III]].
** Napoleon menganeksasi Belanda untuk PerancisPrancis. Daendels mengibarkan bendera PerancisPrancis di Batavia.
** Raffles mengunjungi [[Lord Minto]], Gubernur Jenderal Britania di India, di [[Kolkata]] (Kalkuta), mendesaknya agar mengusir PerancisPrancis dan Belanda dari Jawa. Minto setuju.
 
* [[1811]]
** Januari, Daendels memaksakan perjanjian-perjanjian baru terhadap Yogyakarta dan Surakarta, isinya mencakup penghentian pembayaran uang sewa Belanda kepada kedua Sultan untuk wilayah-wilayah pantai utara.
Baris 66 ⟶ 56:
** [[26 Agustus]] [[Perang Jawa Britania-Belanda]] dimulai. Britania di bawah Lord Minto merebut Batavia. Belanda, yang menderita kekalahan yang hebat, mengundurkan diri ke Semarang.
** [[18 September]] Pemerintahan Belanda di bawah Janssens menyerah kepada Britania di Salatiga ([[Kapitulasi Tuntang]]).
** [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai wakil kerajaan Britania, diangkat sebagai LetnanWakil Gubernur Jenderal Jawa. Dia berusaha menunjukkan perhatiannya terhadap kesejahteraan penduduk asli sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain itu tindakan kebijaksanaan Raffles yang terkenal di Indonesia adalah memasukkan sistem ''landrente'' (pajak tanah) yang selanjutnya meletakkan dasar begi perkembangan perekonomian, Raffles juga mengenalkan sistem uang dan penekanan desa sebagai pusat administrasi.
** [[Bagus Rangin]] ditangkap oleh Britania; pemberontakan di sekitar Cirebon mereda.
** Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya dibunuh, diduga karena perintah Sultan Mahmud Badaruddin II; Britania memerintahkan Badruddin digulingkan dan digantikan oleh saudara lelakinya, [[Husin Diauddin]].
Baris 72 ⟶ 62:
** Desember Raffles mengunjungi [[Kraton Yogyakarta]] sehingga membangkitkan sikap bermusuhan.
** [[Pakubuwono IV]] mengirimkan surat-surat rahasia ke Yogyakarta yang menawarkan bantuan kepada Britania, namun juga mengharapkan Yogyakarta akan dapat memperluas daerahnya; Britania mulai melakukan perundingan rahasia dengan Hamengkubuwono III; Natakusuma menawarkan bantuan kepada Britania.
 
* [[1812]]
** [[12 Januari]] Raffles mengeluarkan pengumuman untuk menata ulang dan memodernisasikan sistem pengadilan.
Baris 81 ⟶ 70:
** Britania menguasai Palembang, Britania mengangkat pangeran Adipati menjadi sultan dengan gelar [[Ahmad Najamuddin II]] atau [[Husin Diauddin]]
** Britania menguasai [[Belitung]] sebagai ganti rugi untuk "pembantaian" di Palembang pada tahun sebelumnya.
 
* [[1813]]
** Britania berdamai dengan Palembang, [[Mahmud Badaruddin II]] naik tahtatakhta kembali menjadi Sultan Palembang
** Raffles menghapuskan [[Kesultanan Banten]]; Sultan akan diberikan uang pensiun oleh pemerintah Britania.
** November, Pemberontakan di Belanda melawan Napoleon.
 
* [[1814]]
** Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung serta promotor Raffles meninggal dunia. Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti tidak bersalah.
Baris 96 ⟶ 83:
** [[Hamengkubuwono IV]] berkuasa di Yogyakarta. [[Diponegoro]] (kakak laki-lakinya yang menolak naik takhta) ditunjuk sebagai wali dari Sultan yang baru berusia 13 tahun.
** Ekspedisi Britania melaporkan penemuan [[Borobudur]] dan [[Prambanan]] ke Eropa untuk pertama kalinya.
 
* [[1815]]
** Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau dibunuh oleh para pendukung [[Padri]]; kaum Padri mulai memperluas penyebaran Islam ke daerah-daerah Batak.
Baris 104 ⟶ 90:
** Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan tentang pemerintahan [[Hindia Belanda]]. (Aturan-aturan ini kelak menjadi semacam konstitusi untuk Hindia Belanda, dalam suatu bentuknya atau yang lainnya, hingga 1942.)
** Pada [[Kongres Wina]], diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan kekuasaan Hindia Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri [[Perang Napoleon]].
 
* [[1816]]
** Bone kembali menyerang Britania.
** [[19 Agustus]], Belanda kembali berkuasa di Batavia. [[Cornelis Elout]] melanjutkan kebijakan-kebijakan pembaruan Raffles. Penyerahan kekuasan dari Inggris (letnan Gubernur [[John Fendall]]) kepada Belanda (Komisaris Jenderal yang terdiri dari Tiga orang, yakni Elout, [[Buijskes]], [[Van der Capellen]]). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai bagian dari penyusunan kembali secara menyeluruh urusan-urusan Eropa setelah perang-perang Napoleon. Thomas Stamford Raffles meninggalkan Jawa kembali ke Inggris.
** Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja Bali menerima kekuasaan Belanda.
[[Berkas:Nedimperialisme.gif|jmpl|ka|300px|Wilayah Hindia Belanda ]]
* [[1817]]
** Wilayah Madura disatukan menjadi satu kabupaten/keresidenan.
Baris 115 ⟶ 100:
** [[8 Mei]], [[Kebun Raya]] didirikan di Bogor.
** [[Gunung Ijen]] meletus di Jawa Timur.
 
* [[1818]]
** Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin benteng Britania di Bengkulu. Dari sana ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di Hindia.
Baris 123 ⟶ 107:
** Belanda kembali ke [[Melaka]].
** Belanda kembali ke Pontianak.
 
* [[1819]]
** [[19 Januari]], Raffles mendirikan [[Singapura]], setelah membeli pulau itu dari Sultan [[Johore]].
** Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan aksi-aksi anti-Belanda di pedesaan Minangkabau.
** [[Perang Menteng]] meletus di Palembang.
** Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan gelar [[Ahmad Najamuddin III]] menggantikan ayahnya Sultan Mahmud Badaruddin II.
 
* [[1820]]
** [[Pakubuwono V]] menjadi Susuhunan Solo.
Baris 142 ⟶ 124:
** Britania menguasai Palembang. [[Sultan Mahmud Badaruddin II]] dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate.
** Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar [[Ahmad Najamuddin IV]].
 
* [[1822]]
** [[Hamengkubuwono IV]] meninggal, sementara menyebar desas-desus bahwa ia telah diracuni. Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru. Diponegoro kecewa karena penanganan situasinya oleh para pejabat Belanda.
** [[Gunung Merapi]] meletus dekat Yogyakarta.
 
* [[1823]]
** Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum Padri di [[Lintau]].
Baris 153 ⟶ 133:
** [[Kramo Jayo]] menjadi Sultan Palembang.
** Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk, kembali ke Inggris.
 
* [[1824]]
** [[17 Maret]], Britania dan Belanda menandatangani [[Perjanjian London]] dan membagi Hindia Belanda di antara mereka sendiri. Belanda mengklaim Sumatra, Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Britania mengklaim [[Malaya]] dan Singapura, dan mempertahankan kepentingannya di Borneo Utara. Aceh diharapkan akan tetap independen.
Baris 159 ⟶ 138:
** Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan - Gubernur Jenderal van der Capellen menawarkan koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta Britania, [[Palmer and Co.]], sebagai ganti pinjaman untuk menebus pemerintahan kolonial. (Pemerintah Belanda yang merasa dipermalukan oleh kejadian-kejadian ini, memberikan pinjaman besar kepada Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.)
** Belanda membentuk pemerintahan langsung di Riau.
 
* [[1825]]
** [[29 Maret]], [[Nederlandsche Handel Maatschappij]] (Perusahaan Dagang Belanda) dibentuk. KomoditiKomoditas-komoditikomoditas ekspor seperti kopi, gula, nila yang dihasilkan masyarakat dikapalkan ke Eropa oleh perusahaan ini.
** Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang Diponegoro; pertempuran sporadik berlanjut selama bertahun-tahun.
** para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli selatan. Raja [[Sisingamangaraja X]] dari Batak terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri.
Baris 170 ⟶ 148:
** Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda membentuk pemerintahan langsung.
** Belanda mengeluarkan perintah untuk menangkap [[Raden Intan]] di Lampung. Raden Intan meninggal dan digantikan oleh [[Raden Imba Kusuma]].
 
* [[1826]]
** [[Perang gerilya]] merebak di seluruh Jawa Tengah dan Timur.
Baris 177 ⟶ 154:
** Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan di Ambon, dan mengangkatnya kembali sebagai Sultan Yogyakarta.
** Oktober, Diponegoro dikalahkan di [[Gowok]], dekat Surakarta. Pasukan-pasukannya dipukul balik.
 
* [[1827]]
** Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam Perang Diponegoro, mengganti dengan taktik-taktik yang lebih fleksibel, mengadakan serangan-serangan terhadap para pasukan gerilya.
* [[1828]]
** April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi Belanda.
Baris 187 ⟶ 162:
** [[Fort Du Bus]] didirikan Belanda di Papua.
** November [[Kyai Maja]], penasihat rohani Diponegoro, ditangkap Belanda setelah pertempuran berlangsung.
 
* [[1829]]
** September Pangeran [[Mangkubumi]] (paman dari Diponegoro) menyerah. Ia diizinkan kembali ke istananya.
** Oktober, Panglima [[Sentot Alibasyah]] menyerah. Belanda mengangkatnya menjadi Letnan kolonel.
 
* [[1830]]
[[Berkas:Mataram Baru 1830.png|jmpl|240px|Mataram setelah [[Perang Diponegoro]] pada tahun [[1830]].]]
** Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan Magelang, ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu ke Makassar (hingga meninggal tahun 1855).
** [[Pakubuwono VI]], dicurigai oleh Belanda, dibuang ke Ambon (hingga 1849). [[Pakubuwono VII]] menjadi Susuhunan Solo.
** [[Johannes van den Bosch]] tiba sebagai Gubernur Jenderal yang baru, mulai menerapkan ''cultuur stelsel'' atau "[[tanam paksa]]". Setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditikomoditas ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
** [[Tanam paksa]] tumbuhan indigo ([[nila]]) diperkenalkan di [[Priangan]].
** Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda.
** ''[[Nederlands Zendelinggenootschap]]'' (NZG - Perhimpunan Zending Belanda) mulai menawarkan pendidikan kepada anak-anak pribumi.
** [[4 Desember]] Van den Bosch secara resmi mengorganisasi pasukan Belanda dari Perang Jawa menjadi ''Oost-Indische Leger'', atau "Tentara Hindia Timur" (belakangan dikenal sebagai [[KNIL]]).
 
* [[1831]]
** Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat anggaran berimbang.
** Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri di Sumatra dan mencapai wilayah Bonjol.
 
* [[1832]]
** Belanda menggulingkan Sultan [[Jailolo]] dan menguasai Halmahera.
** Kapal-kapal AS [[Serangan Amerika Serikat ke Kuala Batee (1832)|menembaki]] desa-desa pantai di Aceh dalam upaya mengatasi perompakan.
 
* [[1833]]
** Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol bangkit dalam pemberontakan rakyat; pasukan-pasukan Belanda di daerah itu dibantai. Perang Padri memanas; Belanda menyegel daerah pantai. Sentot berperang di pihak Belanda, namun kemungkinan di dalam hatinya ia tidak memihak Belanda. Belanda menempatkan Sentot di bawah pengawasan di Bengkulu (hingga [[1855]]).
** Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk melawan Palembang.
 
* [[1834]]
** Belanda memaksa Sultan [[Muhammad Fahruddin]] dari Jambi mengakui kekuasaan Belanda.
** Pemerintah Portugis mengusir para pastor [[Dominikan]] dari Timor Timur.
 
* [[1836]]
** Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua.
 
* [[1837]]
** Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan Belanda dalam Perang Padri. Tuanku [[Imam Bonjol]] menyerah dan dikirim ke pembuangan.
 
* [[1838]]
** Kemenangan Belanda di [[Daludalu]] mengakhiri Perang Padri di Minangkabau. Pemerintahan langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan (hukum adat dan para bangsawan tampaknya pro-Belanda, para pemimpin Islam anti-Belanda).
Baris 231 ⟶ 197:
** [[Sulaiman]] mewarisi takhta Aceh, tetapi [[Tuanku Ibrahim]] memerintah sebagai wali, dan berkuasa di Aceh hingga [[1870]].
** [[Kerajaan Mataram]] di Lombok menguasai seluruh pulau, ditambah Karangasem di Bali.
 
* [[1839]]
** Pedagang Denmark, [[Mads Lange]], membuka sebuah pos perdagangan di Kuta, Bali.
 
* [[1840]]
** ''Cultuur stelsel'' sudah menghadapi berbagai masalah. Tanda-tanda penderitaan di kalangan orang pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak. Khususnya di daerah penanaman tebu. Pabrik-pabrik gula bersaing dengan pertanian padi untuk jatah air. Timbul paceklik dan harga beras menjadi sangat mahal.
Baris 242 ⟶ 206:
** Raja-raja [[Badung]], [[Klungkung]], [[Karangasem]] dan [[Buleleng]] di Bali menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Belanda; para raja itu diberikan hak untuk tetap berkuasa ke dalam.
** [[James Brooke]] mulai membangun sebuah kerajaan pribadi untuk dirinya sendiri di [[Sarawak]].
 
* [[1842]]
** Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah utara Palembang karena kekuatiran Britania.
** Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai menghasut pemberontakan.
 
* [[1843]]
** Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda.
** Kelaparan di Cirebon.
 
* [[1844]]
** Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan Belanda, dan menolak untuk mengesahkan perjanjian.
 
* [[1845]]
** Industri [[vanila]] dimulai di Jawa.
 
* [[1846]]
** Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng; raja-raja lain diam-diam mendukung kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja dihancurkan. Raja Buleleng menandatangani perjanjian penyerahan. Hindia Belanda menempatkan sebuah pos pasukan di Singaraja.
Baris 264 ⟶ 223:
** Tambang batu bara komersial pertama dibuka di Martapura, Kalimantan Selatan.
** Pemberontakan di Banten.
 
* [[1847]]
** Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
 
* [[1848]]
** Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali untuk menghadapi konflik yang timbul karena pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat. Pasukan ini dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di bawah pimpinan [[Gusti Ketut Jilantik]] di [[Jagaraga]], dan menarik diri dari pulau itu.
Baris 273 ⟶ 230:
** Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui untuk Hindia Belanda diperkenalkan, dan berlaku hanya untuk keturunan Eropa saja.
** Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh [[Baron van Hoevell]] (seorang pendeta [[Hervormd]] Belanda), memohon kepada Raja Belanda agar diberlakukan [[kebebasan pers]], sekolah menengah untuk masyarakat, dan perwakilan untuk Hindia Belanda di Dewan Negara.
** Sekolah-sekolah [[karesidenankeresidenan]] untuk pendidikan dan latihan anak-anak para pemerintah dan bangsawan setempat, mulai dibuka.
 
* [[1849]]
** April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam jumlah besar dikirim ke Bali. Gusti Ketut Jilantik gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda menguasai Buleleng dan pantai utara Bali.
Baris 280 ⟶ 236:
** Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem.
** Belanda menguasai penuh Palembang.
* [[1850]]
** Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku Batak di Sumatra utara. Pemerintah Hindia Belanda melarang para misionaris [[Katolik]] memasuki daerah suku Batak di Sumatra atau Toraja di Sulawesi. Hanya para misionaris [[Protestan]] yang diizinkan masuk ke sana.
** Bala kelaparan di Jawa Tengah.
** Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di Flores.
 
* [[1851]]
** Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan di [[Gambir, Jakarta Timur|Gambir]] (Weltevreden), Batavia.
** [[Billiton Maatschappij]] memulai pertambangan timah di Belitung. Banyak buruh Tionghoa yang didatangkan ke sana.
 
* [[1852]]
** [[Kesultanan Aceh|Aceh]] mengirim utusan kepada [[Napoleon III dari PerancisPrancis]].
** Pohon [[kola]] diperkenalkan di Jawa.
** Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon jemaah haji.
 
* [[1853]]
** Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara.
** [[Mangkunegara IV]] mengambil gelarnya di Surakarta.
 
* [[1854]]
** Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu pembaruan konstitusional untuk daerah Hindia Belanda ("''Regeeringsreglement''"). Para penguasa setempat di Hindia Belanda akan tetap memiliki kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan berkuasa atas nama Belanda. Pemisahan yang ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander diakui di dalam undang-undang.
Baris 304 ⟶ 255:
** Aceh menegakkan kekuasaannnya atas [[Langkat]], [[Deli]] dan [[Serdang]] di pantai timur Sumatra ("pelabuhan lada").
** Tanaman ''cinchona'' ([[kina]]) diperkenalkan di Priangan, di Cibodas, Jawa Barat.
 
* [[1855]]
** [[Hamengkubuwono VI]] menjadi Sultan Yogyakarta.
Baris 310 ⟶ 260:
** Belanda memperluas kekuasaannya atas Kalimantan Barat.
** Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Rotterdam, Makassar.
 
* [[1856]]
** Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada Gubernur Jenderal untuk melakukan sensor pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik banding atau peninjauan kembali.
** Maret, [[Eduard Douwes Dekker]] dipecat dari posisinya di pemerintahan di Jawa Barat setelah menuduh para bupati setempat melakukan korupsi. (Belakangan, dengan nama pena "[[Multatuli]]", ia menulis novel "[[Max Havelaar]]", yang mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan di Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di Belanda.)
** Ekspedisi militer Belanda ke [[Flores]].
 
* [[1857]]
** Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan Banjarmasin, dengan mendukung [[Tamjidillah]] daripada [[Hidayatullah]] yang lebih populer.
** Kabel [[telegraf]] pertama diletakkan dari Batavia ke [[Buitenzorg]] (Bogor).
 
* [[1858]]
** Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan.
Baris 326 ⟶ 273:
** Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit karena biaya-biaya militer.
** [[Pakubuwono VIII]] menjadi Susuhunan Solo.
 
* [[1859]]
** [[Perang Banjarmasin]] dipimpin oleh Pangeran [[Antasari]]; Belanda menarik dukungannya terhadap [[Tamjidillah]], mengirimnya ke Buitenzorg (kini [[Kota Bogor|Bogor]]).
Baris 333 ⟶ 279:
** [[Perang Bone (1859)|Ekspedisi militer Belanda ke Bone]] untuk menggulingkan Ratu [[Basse Kajuara]].
** Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga Singapura.
* [[1860]]
** "[[Max Havelaar]]" diterbitkan.
Baris 344 ⟶ 289:
** [[Pakubuwono IX]] menjadi Susuhunan Solo.
** Para [[misionaris]] [[Protestan]] [[Jerman]] mulai bekerja di sekitar [[Danau Toba]] di Sumatera Utara.
* [[1862]]
** [[Pangeran Hidayatullah]] menyerah di Banjarmasin, dan dibuang ke Jawa. [[Antasari]] meninggal karena cacar, perang gerilya berlanjut.
** Wajib tanam [[lada]] dihentikan.
* [[1863]]
** Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
Baris 355 ⟶ 298:
** Tanaman [[tembakau]] diperkenalkan di Sumatera Utara.
** [[Fransen van de Putte]], seorang bekas pemilik perkebunan di Jawa dan penentang sistem [[tanam paksa]], menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda.
** Wajib tanam [[cengkehcengkih]] dan [[pala]] diakhiri.
 
* [[1864]]
** [[1 April]], Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan.
Baris 362 ⟶ 304:
** Belanda mengklaim [[Kepulauan Mentawai]].
** Sultan [[Siak]] terakhir turun takhta.
 
* [[1865]]
** Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.
Baris 368 ⟶ 309:
** Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan [[Kabupaten Asahan|Asahan]] di Sumatera Utara dan menyingkirkan Sultan ke Riau.
** Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru diperkenalkan.
 
* [[1866]]
** Wajib tanam tembakau diakhiri. Sementara di [[Jepang]] terjadi [[Restorasi Meiji]] pada tahun 1866 sampai 1869.
** Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Sumba.
 
* [[1867]]
** Gunung [[Merapi]] meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang meninggal.
** "Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan Belanda.
** Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.
 
* [[1868]]
** Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu.
* [[1869]]
** Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.
Baris 386 ⟶ 323:
** [[Deli Maatschappij]] didirikan oleh para investor swasta.
** Pada [[1869]], [[Terusan Suez]] dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti Aceh jauh lebih penting dan strategis.
 
* [[1870]]
** Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung Belanda.
Baris 393 ⟶ 329:
** Penyakit melanda tanaman [[kopi]] di Jawa.
** Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka.
 
* [[1871]]
** Undang-undang [[Agraria]], ''Agrarische Wet'', menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai tindak lanjut atas kemenangan partai [[Liberal]] di Belanda, sekaligus menggantikan politik [[Tanam Paksa]] (Cultuur Stelsel) dengan penanaman modal pengusaha Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung berdirinya perkebunan-perkebunan besar Belanda di Hindia Belanda, sehingga dapat disebut sebagai upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda.
Baris 399 ⟶ 334:
** Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke Australia.
** November, [[Traktat Sumatra]] antara Britania dan Belanda: Belanda memberikan [[Pantai Emas]] kepada Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh kontrak dari India ke Guiana Belanda (kini: [[Suriname]]); Belanda bebas bertindak di Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak ada lagi keberatan terhadap upaya Belanda menaklukkan Aceh.
 
* [[1872]]
** [[Perang Batak]] dimulai di Sumatra utara, berlangsung hingga [[1895]].
[[Berkas:Nedimperialisme2.gif|jmpl|ka|300px|Peta peperangan Hindia Belanda ]]
* [[1873]]
** [[25 Januari]] Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan dengan konsul Amerika di Singapura, namun [[Washington]] menolak memberikan bantuan AS. Belanda menjawab dengan peperangan.
Baris 413 ⟶ 347:
** [[11 November]] Belanda menyerang Aceh kembali, dan mempertahankan posisi mereka, namun mengalami kerugian besar karena penyakit.
** Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun, berusaha menguasai Aceh, namun tidak pernah benar-benar berhasil.
 
* [[1874]]
** [[24 Januari]] Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan mengundurkan diri ke daerah perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh telah berakhir.
Baris 419 ⟶ 352:
** Ekspedisi Belanda ke Flores.
** Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru.
 
* [[1875]]
** Hindia Belanda, [[Australia]], dan [[Jerman]] menetapkan perbatasan antara klaim-klaim mereka di [[New Guinea]].
 
* [[1876]]
** Tanaman [[karet]] diperkenalkan di Jawa.
** [[Baba Hassan]] memimpin pemberontakan di Halmahera.
* [[1877]]
** [[Hamengkubuwono VII]] menjadi Sultan Yogyakarta.
** Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi dengan keuangan yang merugi.
 
* [[1878]]
** Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.
** Ekspedisi di bawah Jenderal [[Van der Heijden]] membakar habis 500 desa di Aceh.
** Teungku [[Cik di Tiro]], seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh.
 
* [[1879]]
** [[R.A. Kartini]] dilahirkan di Jepara.
** Tanaman [[koka]] diperkenalkan di Jawa.
 
* [[1880]]
** Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan.
Baris 450 ⟶ 377:
** Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai bergaji dari Hindia Belanda.
** [[Mangkunegara IV]] wafat.
** Pada awal [[1880-an]], seorang penduduk Kudus yang bernama Haji [[Jamahri]] memulai kebiasaan mencampurkan cengkehcengkih dalam rokok yang dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala [[asma]]. Inilah asal usul "[[kretek]]". Namun, produksi kretek secara komersial baru dimulai secara serius pada [[1930-an]].
 
* [[1882]]
** Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di [[Buleleng]] dan [[Jembrana]] di Bali.
** Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok menjadi sebuah KaresidenanKeresidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini, namun tetap berperang di antara mereka sendiri.
** [[Kepulauan Aru]] dan [[Tanimbar]] ditempatkan di bawah administrasi Belanda.
** [[6 Agustus]] [[Tjokroaminoto]] dilahirkan.
Baris 461 ⟶ 387:
** Minyak ditemukan di sekitar [[Kutai]] di Kalimantan.
** Pengadilan Islam ("''priesterraden''") diberikan kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi pada hukum keluarga.
* [[1883]]
** [[Sisingamangaraja XII]] diusir dari wilayah Batak, Medan.
Baris 467 ⟶ 392:
** [[A.J. Zijlker]] mendapatkan persetujuan dari Belanda untuk memulai pengeboran minyak di Langkat, Sumatra Uara.
** Pemberontakan yang mendukung Pangeran [[Suryengalaga]] gagal di Yogyakarta.
 
* [[1884]]
** Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun "''Geconcentreerde Linie''" ([[Garis Konsentrasi]]) di Aceh: suatu rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk mengepung para gerilyawan.
** Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli.
** Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke dalam PTT ([[Post Telegraaf Telefoon]]).
 
* [[1885]]
** Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk berkuasa atas nama Belanda.
** Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura.
** Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya untuk tujuan-tujuan hukum dagang semata.
* [[1886]]
** Pelabuhan modern dibangun di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Batavia]] (kini Jakarta).
* [[1887]]
** Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati saja.
** Depresi ekonomi melanda Jawa.
 
* [[1888]]
** Gempa bumi terjadi di Bali.
Baris 491 ⟶ 411:
** Kalimantan Utara ([[Sabah]]) menjadi protektorat Britania.
** [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]] dibentuk sebagai perusahaan pengiriman barang dan penumpang kapal utama antar pulau.
* [[1890]]
** [[Zijlker]] mendirikan perusahaan yang kelak menjadi Royal Dutch Shell.
** Ekspedisi Belanda melawan Flores.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.
* [[1891]]
** [[Mengwi]] di Bali dikuasai oleh Badung.
** Pemerontakan [[Naqshbandiyya]] di Lombok melawan pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut campur.
** Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan berangkat ke [[Suriname]] di Amerika Selatan.
 
* [[1893]]
** [[Pakubuwono X]] menjadi Susuhunan Solo.
** Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk pribumi Indonesia dibentuk.
 
* [[1894]]
** Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para bangsawan melakukan [[puputan]]; Karangasem menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda.
Baris 511 ⟶ 427:
** Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.
** Hindia Belanda mengorganisasi monopoli [[opium]] yang diselenggarakan negara untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
 
* [[1895]]
** [[Jami'at Khair]] didirikan, organisasi ini berdedikasi dalam mengembangkan pendidikan Arab.
** [[Timor Timur|Timor Portugis]], yang mulanya diadministrasi dari [[Makau]], mendapatkan administrasinya sendiri.
** Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara klaim-klaim mereka atas Pulau [[Papua]].
* [[1896]]
** Raja [[Chulalongkorn]] dari [[Thailand]] melakukan kunjungan ke negaraan ke Hindia Belanda.
** Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh dengan pasukan-pasukan khusus ([[Korps Marechaussee]]).
 
* [[1898]]
** Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.
** [[Van Heutsz]] menjadi Gubernur Belanda di Aceh. Penasihatnya, [[Snouck Hurgronje]] memperkenalkan "''Korte Verklaring''", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian singkat yang isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan aliansi dengan para uleebalang dalam melawan para pemimpin Islam.
** Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie, Aceh.
 
* [[1899]]
** [[R.A. Kartini]] memulai kariernya dalam menulis surat-surat.
Baris 544 ⟶ 456:
** Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan [[Probolinggo]] ditata kembali untuk mendidik orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai negeri.
** 17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah pada tahun 1934.
 
* [[1901]]
** Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan [[Residen]] Belanda di Palembang pada saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang terkait.
Baris 552 ⟶ 463:
** [[6 Juni]] [[Soekarno]] dilahirkan.
** Ratu [[Wilhelmina]] dari Belanda mengumumkan " [[Politik Etis]]" untuk Hindia Belanda.
 
* [[1902]]
** Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan dalam urusan haji.
** [[12 Agustus]] [[Mohammad Hatta]] dilahirkan.
* [[1903]]
** [[Sultan Aceh]], [[Tuanku Daud Syah]], menyerah kepada Belanda, namun tetap mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan.
Baris 562 ⟶ 471:
** Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi kepada pemerintahan lokal dan provinsi kepada penduduk [[pribumi]] di Hindia Belanda. Pemilu untuk pertama kalinya diadakan di Jawa.
** Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah air Belanda.
 
* [[1904]]
** [[Van Heutsz]], yang sebelumnya adalah Gubernur militer di Aceh, menjadi [[Gubernur Jenderal]] (hingga [[1909]]).
Baris 571 ⟶ 479:
** Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman untuk pembayaran kembali utang Hindia Belanda.
** [[Dewi Sartika]] mendirikan [[Sekolah Isteri]], sebuah sekolah untuk kaum perempuan.
* [[1905]]
** Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama lima bulan di Kalimantan.
Baris 582 ⟶ 489:
** Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.
** Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas petani Jawa yang dipindahkan ke Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
* [[1906]]
** [[15 September]] Belanda membuat berbagai kemajuan besar di Bali; armada Hindia Belanda membuang jangkar di lepas pantai Sanur.
Baris 593 ⟶ 499:
** Belanda membentuk sebuah ''protektorat'' terhadap [[Berau]] di Kalimantan Timur.
** Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan harus diserahkan dalam tempo 24 jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau.
 
* [[1907]]
** Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan kini berkuasa penuh.
Baris 600 ⟶ 505:
** Raja [[Sisingamangaraja XII]] memberontak melawan Belanda, dan ditembak dalam konflik itu.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha dagang.
** [[Samin Surosentiko]], pencetus [[ajaran Samin]], ditangkap di [[Jawa]] dan diasingkan ke [[Padang]], [[SumateraSumatra]].
** Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan [[Shell Transport and Trading]] dan menjadi [[Royal Dutch Shell]].
** Belanda mengirim polisi ke Kepulauan [[Tanimbar]] untuk menghentikan konflik antar suku.
** Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud menawarkan pendidikan tiga tahun untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum.
* [[1908]]
** [[Klungkung]] memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka.
Baris 615 ⟶ 519:
** Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
 
* [[1909]]
** [[Tjokroaminoto]] menjadi pemimpin [[Sarekat Dagang Islamiyah]].
Baris 622 ⟶ 525:
** Belanda menguasai [[Buru]].
** Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di [[Padang]]
 
* [[1910]]
** Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
Baris 635 ⟶ 537:
** Majalah Islam ''[[Al-Munir (majalah)|Al-Munir]]'' mulai terbit di [[Padang]].
** Wabah penyakit [[sampar]] melanda Pulau Jawa.
 
* [[1912]]
** [[10 September]] [[Sarekat Dagang Islamiyah]] berganti nama menjadi [[Sarekat Islam]] di bawah pimpinan [[Tjokroaminoto]].
Baris 643 ⟶ 544:
** Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke kepulauan [[Tanimbar]].
** Setelah proklamasi [[Republik Rakyat Tiongkok]] pada bulan Januari, organisasi-organisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik.
 
* [[1913]]
** Januari, kongres [[Sarekat Islam]] di [[Surabaya]] memutuskan meluaskan aktivitas mereka ke seluruh Hindia.
Baris 653 ⟶ 553:
** [[Suwardi Suryaningrat]] (dikenal dengan [[Ki Hadjar Dewantara]]) bersama Komite [[Boemi Poetera]] menerbitkan "''Als Ik Eens Nederlander Was''", sebuah tulisan nasionalisme. Ia diasingkan ke Belanda hingga 1919.
** [[Liem Seeng Tee]] membuka sebuah toko tembakau di luar Surabaya - cikal bakal perusahaan rokok kretek [[Sampoerna]].
 
* [[1914]]
** Hollandsch-Inlandsche Schools ([[HIS]]) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
Baris 664 ⟶ 563:
** Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi biasa.
** [[Insulinde]] berdiri, didukung oleh Dr. [[Tjipto Mangunkusumo]], yang telah kembali dari pengasingan.
 
* [[1915]]
** Haji [[Agus Salim]] masuk Sarekat Islam, memperkenalkan modernisasi Islam.
Baris 670 ⟶ 568:
** [[Soedirman]] lahir.
** Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan perbatasan antara [[Borneo]] Utara ([[Sabah]]) dan Hindia Belanda.
 
* [[1916]]
** Delegasi anggota dari [[Budi Utomo]], [[Sarekat Islam]], dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda
Baris 679 ⟶ 576:
** [[Mangkunegara VII]] mengambil alih tempat tinggalnya di [[Surakarta]].
** Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk pembentukan sebuah ''Koloniale Raad'' (kemudian dikenal dengan [[Volksraad]]) untuk Hindia Belanda.
 
* [[1917]]
** [[Jong Sumatranen Bond]] berdiri di [[Jakarta]]
Baris 688 ⟶ 584:
** Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
** Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
 
* [[1918]]
** [[18 Mei]] [[Volksraad]] berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja.
Baris 702 ⟶ 597:
** Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
** [[Douwes Dekker]] kembali dari pembuangan.
 
* [[1919]]
** [[Mei-Juni]] Penembakan di [[Garut]]; seorang pejabat Belanda di [[Toli-toli]], Sulawesi dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B.
Baris 709 ⟶ 603:
** Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota; menyelenggarakan kongres di Yogyakarta.
** [[KLM]] membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia.
 
* [[1920]]
** [[27 Mei]] ISDV mengganti namanya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (belakangan [[PKI]]).
Baris 733 ⟶ 626:
** [[Hamengkubuwono VIII]] menjadi Sultan Yogyakarta.
** Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
 
* [[1922]]
** [[Perhimpunan Mahasiswa Indonesia]] didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, [[Sutomo]], [[Ali Sastroamidjojo]], dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia pada tahun [[1950-an]]).
Baris 746 ⟶ 638:
** [[Pelgrimsordonnantie]] disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
** Fasilitas pelabuhan modern dibuka di [[Belawan]] untuk melayani Sumatra utara.
 
* [[1923]]
** Februari, [[Partai Katolik]] didirikan.
Baris 755 ⟶ 646:
** [[Pasteur Institute]] dipindahkan dari Batavia ke Bandung.
** [[Wajib militer]] diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia.
 
* [[1924]]
** Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia]], memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan PKI.
Baris 774 ⟶ 664:
** Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
** Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di [[Prambanan]] untuk merencanakan pemberontakan terbuka.
 
* [[1926]]
** Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; [[Musso]] pergi ke Singapura. PKI mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah [[revolusi]], lalu membatalkan instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak memberontak).
Baris 782 ⟶ 671:
** Sukarno mendapatkan gelar [[insinyur]] dalam bidang [[Arsitektur]] di Bandung.
** Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
** [[DeAndries Cornelis Dirk de Graeff]] menjadi Gubernur Jenderal hingga [[1931]].
** [[31 Desember]] Kyai Haji [[Hasjim Asjari]] mendirikan [[Nahdlatul Ulama]], sebuah organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
 
* [[1927]]
** Januari, [[Pemberontakan Malam Tahun Baru|pemberontakan PKI di [[Silungkang, Sawahlunto|Silungkang]], Sumatera Barat dihancurkan.
** Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial di [[Brussel]] bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.
** [[4 Juli]] Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan [[Perserikatan Nasional Indonesia]] (PNI).
Baris 795 ⟶ 683:
** Desember, [[Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia]] (PPPKI), kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung.
** [[Jahja Datoek Kajo]] orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang [[Volksraad]]
 
* [[1928]]
** PNI mengganti namanya menjadi [[Partai Nasional Indonesia]], menerima bendera Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "[[Indonesia Raya]]" ciptaan [[W.R. Supratman]] sebagai lagu kebangsaan.
Baris 803 ⟶ 690:
** [[KNILM]] didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda.
** Perti ([[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]) didirikan di [[Bukittinggi]] sebagai organisasi pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
 
* [[1929]]
** Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.
Baris 810 ⟶ 696:
** [[29 Desember]] Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di Bandung.
 
[[Berkas:Hindia_Belanda_1930.gif|jmpl|ka|300px|Wilayah birokrasi Hindia Belanda ]]
 
''Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda. Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda''
Baris 836 ⟶ 722:
** [[Ong Hok Liong]] mendirikan perusahaan rokok [[Bentoel]].
** [[31 Desember]] Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung.
 
* [[1932]]
** Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat.
Baris 842 ⟶ 727:
** [[Mohammad Natsir]], 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia yang baru.
** Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari pemerintah; fraksi-fraksi di [[Volksraad]] bersatu menentang gagasan ini.
 
* [[1933]]
** [[5 Februari]] Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik.
Baris 850 ⟶ 734:
** Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.
** [[Sutan Takdir Alisjahbana]] menerbitkan majalah Pujangga Baru
 
* [[1934]]
** Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produk-produk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih mahal.
Baris 858 ⟶ 741:
** Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, [[Ansor]], didirikan.
** Tjokroaminoto wafat.
 
* [[1935]]
** [[Al-Ittihadiah]] (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan.
Baris 864 ⟶ 746:
** Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang.
** Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk membentuk [[Partai Indonesia Raya]] (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama dengan Belanda.
 
* [[1936]]
** [[Van Starkenborgh]] diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-kurangnya tahun [[1945]].
Baris 873 ⟶ 754:
** November, Partindo dibubarkan.
** Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan emas — di Papua.
 
* [[1937]]
** [[24 Mei]] [[Gerakan Rakyat Indonesia]] (Gerindo) didirikan. Anggotanya antara lain meliputi Yamin dan [[Amir Sjarifuddin]]. Sebagai sebuah organisasi Gerindo mendukung kemerdekaan, namun cenderung bekerja sama dengan Belanda dalam melawan Jepang.
** [[21 September]] [[Majlis Islam A'laa Indonesia]] (MIAI) didirikan, sebuah organisasi payung untuk kerja sama antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, dan kelompok-kelompok Islam lainnya.
** [[17 Desember]] [[Kantor Berita Antara]] didirikan.
 
* [[1938]]
** Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke Bengkulu.
Baris 887 ⟶ 766:
** Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada.
** [[16 November]] Pemerintah Belanda menolak [[petisi otonomi 1936]] untuk Indonesia.
 
* [[1939]]
** [[Pakubuwono X]] dari Surakarta wafat, [[Pakubuwono XI]] adalah Susuhunan yang baru.
Baris 896 ⟶ 774:
** [[Perang Dunia II]], atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2), adalah sebuah perang global yang berlangsung pada tanggal 1 September 1939 – 2 September 1945. Keadaan di bidang politik pergerakan nasional Indonesia sesudah Perang Dunia 2 yaitu berada pada kekuasaan [[Jepang]]. Tentara Jepang rupanya menyadari betapa pentingnya mengadakan kerja sama dengan kaum pergerakan nasional Indonesia. Jadi kerja sama dengan kaum pergerakan itu dapat memudahkan usaha tentara Jepang untuk mengerahkan tenaga rakyat Indonesia dalam membantu perang yang dilancarkan oleh Jepang.
** [[Desember]] [[GAPI]] mengorganisasi [[Kongres Rakyat Indonesia]], sebuah pertemuan representatif yang besar di Batavia, yang mengajukan tuntutan untuk parlemen yang sepenuhnya terpilih untuk Hindia.
 
* [[1940]]
** Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda.
Baris 904 ⟶ 781:
** [[28 Juni]] Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang dengan Belanda.
** Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
** Agustus, Jepang menyatakan bahwa [[PerancisPrancis Indochina]] dan [[Hindia Belanda]] harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam "''East Asia Co-Prosperity Sphere''".
** [[9 Agustus]] GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia".
** [[23 Agustus]] Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi.
** September Tentara Jepang bergerak menuju PerancisPrancis Indochina.
** [[12 September]] Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan [[Kobayashi]]. [[Van Mook]] tidak mau bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar penerbangan.
** [[26 Oktober]] Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari "''Co-Prosperity Sphere''".