Kabupaten Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
SabitAprido (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 1:
{{pp-semi|small=yes}}
{{dati2|nama=Kabupaten Pati
{{Dati2
|propinsi=[[Jawa Tengah]]
|settlement_type = Kabupaten
|ibukota=Pati
|nama = Kabupaten Pati
|luas=1.419,07 km²
|translit_lang1_type = [[Hanacaraka]]
|penduduk=1.189.000 (2003)
|translit_lang1_info = ꦥꦛꦶ
|kepadatan=797
|translit_lang1_type1 = [[Pegon]]
|kecamatan=21
|translit_lang1_info1 = ڤاطي
|kelurahan=405
|translit_lang1_type2 = [[Bahasa Jawa|Alfabet Jawa]]
|kodearea=0295
|translit_lang1_info2 = Pathi
|dau=Rp. 337.244.000.000
|propinsi = [[Jawa Tengah]]
|lambang= [[Berkas:Lambang Kabupaten Pati.jpg|80px]]
|ibukota = [[Pati, Pati|Pati]]
|peta= [[Berkas:Locator_kabupaten_pati.png]]
|lambang = Seal of Pati Regency.svg
|koordinat=6°44'56,80" LS 111°02'06,96" BT Elevasi 60ft
|foto = {{multiple image|border = infobox|total_width= 300|image_style = border:1;
|dasar hukum=UU No. 13/1950
|perrow = 1/2/2/2
|motto= [[Pati Bumi Mina Tani]]
|image1=Mintorahayu, Winong, Pati Regency, Central Java, Indonesia - panoramio.jpg
|kepala daerah=[[Bupati]]
|image2=AlunAlunPati.jpg
|nama kepala daerah=[[H.Tasiman, SH]]Wakil Bupati =[[Hj. Kartina Sukawati,SE.MM]]
|image3=Air terjun Santi.JPG
|web=http://www.patikab.go.id/
}}
|caption = Dari atas searah jarum jam: Persawahan di [[Mintorahayu, Winong, Pati|Mintorahayu]], Air terjun Santi, [[Pati, Pati|Alun-Alun Kota Pati]].
|peta = Locator_kabupaten_pati.png
|pushpin_map = Indonesia Java#Indonesia
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1323|08|7}}
|dasar hukum = UU Nomor 13 Tahun 1950
|motto = Kridhaning panembah gebyaring bumi<br>{{small|{{jv}} Bekerja keras meningkatkan kesejahteraan daerah<br/>(1323 Masehi)<ref>{{Cite web|title=Hari Jadi Pati|url=https://tic.patikab.go.id/halaman/detail/hari-jadi-pati|website=tic.patikab.go.id|access-date=2022-01-14|archive-date=2022-01-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220114022123/https://tic.patikab.go.id/halaman/detail/hari-jadi-pati|dead-url=no}}</ref>}}
|semboyan = Bumi Mina Tani (Berdaya upaya menuju identitas Pati yang makmur, ideal, normatif, adil, tertib, aman, nyaman, dan indah)
|julukan = Pati Bumi Mina Tani
|kecamatan = 21
|kelurahan = 5
|desa = 401
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = Henggar Budi Anggoro (Pj.)<ref>{{Cite news|url=https://muria.tribunnews.com/2022/08/22/henggar-budi-anggoro-resmi-jadi-pj-bupati-pati-ini-pesan-haryanto|title=Henggar Budi Anggoro Resmi Jadi Pj Bupati Pati, Ini Pesan Haryanto|date=22 Agustus 2022|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|accessdate=2 September 2022|first=Mazka Hauzan|last=Naufal|archive-date=2022-09-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20220902124339/https://muria.tribunnews.com/2022/08/22/henggar-budi-anggoro-resmi-jadi-pj-bupati-pati-ini-pesan-haryanto|dead-url=no}}</ref>
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|sekretaris daerah = Jumani
|ketua DPRD = Ali Badrudin
|luas = 1503,68
|penduduk = 1379022
|penduduktahun = [[30 Juni]] [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="PATI"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|96,52% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,66% [[Kekristenan]]
** 2,44% [[Protestan]]
** 0,22% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,80% [[Agama Buddha|Buddha]] | 0,01% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/><ref>{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020|publisher=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah|date=14 April 2021|accessdate=4 Maret 2022|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913152650/https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|dead-url=no}}</ref>}}
|bahasa = [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Jawa|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 73,59 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjAzNCMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2022-2023|website=www.jateng.bps.go.id|accessdate=4 Oktober 2024}}</ref>
|kodearea = +62 295
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|591xx – 591xx]]
|nomor_polisi = K ''xxxx''
|flora = [[Kapuk randu]]
|fauna = [[Bandeng]]
|zona waktu = GMT+7
|dau = Rp 1.254.698.193.000.-
|dauref = ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=1 Oktober 2021|format=pdf|pages=8}}</ref>
|web = {{URL|http://www.patikab.go.id/}}
}}
 
'''Kabupaten Pati''' ({{Lang-jv| [[Hanacaraka]]: ꦥꦛꦶ, [[Pegon]]: ڤاطي|Pathi}}) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah Kecamatan [[Pati, Pati|Pati]]. [[Kabupaten]] ini terkenal dengan semboyan ''Pati Bumi Mina Tani''. Penduduk kabupaten Pati berjumlah 1.324.188 jiwa pada akhir tahun [[2020]],<ref name="PATI">{{cite web|url=https://patikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/b597e540aa18566ae6663285/kabupaten-pati-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Pati Dalam Angka 2021|website=www.patikab.bps.go.id|accessdate=1 Oktober 2021|format=pdf|pages=3, 38|archive-date=2021-10-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211001135538/https://patikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/b597e540aa18566ae6663285/kabupaten-pati-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref> dan 1.379.022 jiwa pada pertengahan tahun [[2024]].<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Oktober 2024|format=Visual}}</ref>
 
== Geografi ==
=== Batas Wilayah ===
Batas wilayah administrasi Kabupaten Pati meliputi:
{{Batas_USBT
|utara = [[Laut Jawa]]
|selatan = [[Kabupaten Grobogan]] dan [[Kabupaten Blora]]
|barat = [[Kabupaten Kudus]] dan [[Kabupaten Jepara]]
|timur = [[Laut Jawa]] dan [[Kabupaten Rembang]]
}}
 
'''Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati''', adalah sebuahdataran rendah. Bagian selatan (perbatasan dengan [[kabupatenKabupaten Grobogan]] didan [[ProvinsiKabupaten Blora]]) terdapat rangkaian [[JawaPegunungan Kapur TengahUtara]]. IbukotanyaBagian adalahbarat '''Pati'''.laut Kabupaten ini berbatasan(perbatasan dengan [[LautKabupaten JawaKudus]] di utara,dan [[Kabupaten RembangJepara]]) diberupa timur,perbukitan. [[KabupatenBagian Blora]]timur danberbatasan dengan [[Kabupaten Grobogan]]Rembang. diSungai selatan,terbesar sertaadalah [[KabupatenSungai KudusJuwana]], danyang bermuara di daerah [[KabupatenJuwana, JeparaPati|Juwana]] di barat.
 
Ibu kota Kabupaten Pati terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur [[pantura]] Semarang-Surabaya, sekitar [[75]] [[km]] sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Jalur melewati Kota Pati ada dua: dalam kota dan jalur lingkar Pati. Kendaraan umum dan besar melalui jalan lingkar Pati. Sementara kendaraan pribadi dapat memilih antara jalan dalam kota yang cukup sempit atau jalur lingkar.
== Sejarah Pati ==
 
Terdapat sungai besar yaitu [[Sungai Juwana|Bengawan Silugonggo]] (Sungai Silugonggo). Saat musim penghujan sering kali sungai ini meluap. Tata kelola sungai ini ditangani oleh Balai Pengelolan Sumber Daya Air (PSDA) Serang Lusi Juana (Seluna).<ref>{{Cite web |url=http://bpusdataru-seluna.jatengprov.go.id/sungai.php |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-19 |archive-date=2019-07-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190719181508/http://bpusdataru-seluna.jatengprov.go.id/sungai.php |dead-url=no }}</ref>
Sejarah [[Kabupaten Pati]] berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah [[Kabupaten Pati]] yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIRAGA".
 
== Sejarah ==
Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab [[Babat Pati]] dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIRAGA" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara". Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab [[Babat Pati]] dan kitab Babat lainnya, dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan. Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah [[Raden Sukmayana]] pembesar dari Majasemi andalan [[Kadipaten Carangsoka]].
 
=== Masa Kadipaten Carangsoka (1292 M) ===
Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah [[Raden Sukmayana]] penggede Majasemi andalan [[Kadipaten Carangsoka]].
Menjelang akhir abad ke XIII atau sekitar tahun 1292 M, di [[Pulau Jawa]] terjadi kekosongan penguasa pemerintahan. [[Kerajaan Pajajaran]] mulai runtuh, [[Kerajaan Singasari]] surut, sedang [[Kerajaan Majapahit]] belum berdiri. Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah, sekitar [[Gunung Muria]] bagian Timur, muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai [[adipati]], wilayah kekuasaannya disebut [[kadipaten]].
 
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di [[Pulau Jawa]] vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. [[Kerajaan Pajajaran]] mulai runtuh, [[Kerajaan Singasari]] surut, sedang [[Kerajaan Majapahit]] belum berdiri.
* Penguasa [[Kadipaten Paranggaruda]], Adipatinya bernama [[Yudhapati]], wilayah kekuasaannya meliputi sungai [[Juwana]] ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah [[Kabupaten Grobogan]]. Mempunyai putra bernama [[Raden Jasari]].
* Penguasa [[Kadipaten Carangsoka]], Adipatinya bernama: [[Puspa Andungjaya]], wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai [[Juwana]] sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. [[Adipati Carangsoka]] mempunyai seorang putri bernama [[Rara Rayungwulan]]
 
Kedua kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan [[Adipati Paranggaruda]] untuk meminang [[Rara Rayungwulan]] telah diterima, namun calon mempelai putri meminta ''bebana'' (persyaratan) agar pada saat ''pahargyan boja wiwaha daup'' (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama Sapanyana.
Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar [[Gunung Muria]] bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai [[adipati]], wilayah kekuasaannya disebut [[kadipaten]].
 
Untuk memenuhi ''bebana'' itu, [[Adipati Paranggaruda]] menugaskan penggede kemaguhan bernama [[Yuyurumpung]] agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan [[Kadipaten Carangsoka]] dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan Sondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada [[Raden Sukmayana]]. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu.
1. Penguasa [[Kadipaten Paranggaruda]], Adipatinya bernama [[Yudhapati]], wilayah kekuasaannya meliputi sungai [[Juwana]] ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah [[Kabupaten Grobogan]]. Mempunyai putra bernama [[Raden Jasari]].
2. Penguasa [[Kadipaten Carangsoka]], Adipatinya bernama: [[Puspa Andungjaya]], wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai [[Juwana]] sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. [[Adipati Carangsoka]] mempunyai seorang putri bernama [[Rara Rayungwulan]]
 
Kedua [[Kadipaten]] tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan [[Adipati Paranggaruda]] untuk meminang [[Rara Rayungwulan]] telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".
 
Untuk memenuhi bebana itu, [[Adipati Paranggaruda]] menugaskan penggede kemaguhan bernama [[Yuyurumpung]] agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan [[Kadipaten Carangsoka]] dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada [[Raden Sukmayana]]. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
 
Walaupun demikian [[Yuyurumpung]] tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra [[Adipati Paranggaruda]] tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
 
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan kemudian melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara Raden Jasari dan Rara Rayungwulan gagal total.
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat
diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.
 
[[Adipati Yudhapati]] merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari [[Kadipaten Carangsoka]] mempimpinmemimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. [[Adipati Paranggaruda]], Yudhapati dan puteraputra lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
 
Oleh [[Adipati Carangsoka]], karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan [[Rara Rayungwulan]] kemudian diangkat menjadi pengganti [[Carangsoka]]. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " [[Singasari]] ".
 
=== Kadipaten Pesantenan ===
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, [[Adipati Raden Kembangjaya]] memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " [[Kadipaten Pesantenan]] dengan gelar " [[Adipati Jayakusuma]] di [[Pesantenan]].
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, [[Adipati Raden Kembangjaya]] memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama [[Kadipaten Pesantenan]] dengan gelar "[[Adipati Jayakusuma]]" di [[Pesantenan]].
 
[[Adipati Jayakusuma]] hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " [[Raden Tambra]] ". Setelah ayahnya wafat, [[Raden Tambra]] diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar "Adipati Tambranegara". Dalam menjalankan tugas pemerintahan [[Adipati Tambranegara]] "bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan [[Adipati Tambranegara]] bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
 
=== Kabupaten Pati ===
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya [[Adipati Raden Tambranegara]] memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Untuk mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya, [[Adipati Raden Tambranegara]] memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di Desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
 
Dalam prasasti Tuhannaru, delapan Lempengan Baja dan bertuliskan huruf Jawa kuno, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musiummuseum Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ............ ...... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKAAbhiseka WIRALANDAWiralanda GOPALAGopala pada tanggal [[13 Desember]] [[1323]] M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAHDyah MALAYUDAMalayuda dengan gelar RAKAI"Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada didalamnya.di dalamnya.
 
=== Pati bagian Kerajaan Majapahit ===
[[Raja Jayanegara]] dari [[Majapahit]] mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Raja [[Jayanagara]] dari [[Majapahit]] mengakui wilayah kekuasaan para adipati itu dengan memberi status sebagai tanah perdikan, dengan syarat bahwa para adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
 
Bahwa [[Adipati Raden Tambranegara]] juga hadir dalam pisuwanan agung di [[Majapahit]] itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi :
{{quotation| ............ ..Tambranegara Pati "Sumewo" maring Majalengka. Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit ............ ..... ''Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, pufraputra Jaka Suruh, [[Kyai Ageng Pathi nama]], [[Raden Tambranegara]] sumewa maring [[Keraton Majalengka]]''.}}
 
Artinya Tidak lama kemudian kerajaan-kerajaanKerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan tanahTanah Jawa lalu pindah ke [[Majapahit]], adapun yang menjadi rajanya adalah [[Brawijaya II]], yaitu Jaka Pekik namanya, putranya [[Jaka Suruh]]. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama [[Tambranegara]] menghadap ke Majalengka, yaitu [[Majapahit]].
 
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa [[Raden Tambranegara]] [[Adipati Pati]] turut serta hadir dalam pisowanan agung di [[Majapahit]]. Pisowanan agung yang dihadiri oleh [[Raden Tambranegara]] ke Majapahit pada tanggal [[13 Desember]] [[1323]], maka diperkirakan bahwa pindahnya [[Kadipaten Pesantenan]] dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu: [[3 Juli]], [[7 Agustus]] dan [[14 Agustus]] [[1323]].
Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama [[Tambranegara]] menghadap ke [[Majapahit]].
 
=== Hari Jadi Pati ===
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa [[Raden Tambranegara]] [[Adipati Pati]] turut serta hadir dalam pisowanan agung di [[Majapahit]]. Pisowanan agung yang dihadiri oleh [[Raden Tambranegara]] ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya [[Kadipaten Pesantenan]] dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.
Kemudian diadakan seminar pada tanggal [[28 September]] [[1993]] di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se-Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan [[Kadipaten Pesantenan]] di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.
 
Tanggai [[6 Agustus|7 Agustus]] [[1323]] ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor: 2/1994 tanggal [[31 Mei]] [[1994]], sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala "KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI" yang bermakna "Dengan bekerja keras dan penuh doa kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah".
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo
[[Kabupaten Pati]] yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat [[Kabupaten Pati]], para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan [[Kadipaten Pesantenan]] di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi [[Kabupaten Pati]], menjadi momentum HARI JADI [[KABUPATEN PATI]]. Dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI ", yang bermakna u Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
 
== Pemerintahan ==
Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
=== Daftar Bupati ===
Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai " HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] ".
{{utama|Daftar Bupati Pati}}
{{:Daftar Bupati Pati}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
[[sumber:milis wong_pati@yahoogroups.com]] 10:38, 30 April 2008 (UTC)
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pati}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pati}}
 
=== GeografiKecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pati}}
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Bagian selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora) terdapat rangkaian [[Pegunungan Kapur Utara]]. Bagian barat laut (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa perbukitan. Sungai terbesar adalah [[Kali Juwana]], yang bermuara di daerah [[Juwana, Pati|Juwana]].
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pati}}
 
== Kesehatan ==
Ibukota Kabupaten Pati terletak tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur [[pantura]] Semarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Kelemahan terbesar dari jalur ini adalah kecilnya jalan, hanya memuat dua jalur, sehingga untuk berpapasan cukup sulit.
Beberapa sarana rumah sakit yang ada di kabupaten Pati, yakni RSUD RAA Soewondo, RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati, RS Mitra Bangsa, RS Fastabiq, RSB Harapan, RSB Asifa, RS Paru-paru, RS Islam Pati, RS Assuyuthiyyah Guyangan, RSU Kayen, RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Tayu, RS Budi Agung. Kemudian ada beberapa klinik seperti Klinik Sejahtera, BKIA Bhayangkari, Klinik Keluarga Sehat, dan Klinik Pratama Mega Sehat Pati. <ref name="Mitrapost">{{Cite web|last=Mitrapost|first=Admin|date=2018-03-20|title=Ratusan Warga Sidomukti Mendapat Layanan Pengobatan Gratis dari RS Mitra Bangsa dan Klinik Mega Sehat|url=https://mitrapost.com/2018/03/20/ratusan-warga-sidomukti-mendapat-layanan-pengobatan-gratis-dari-rs-mitra-bangsa-dan-klinik-mega-sehat/|language=id-ID|access-date=2021-10-31|archive-date=2021-10-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20211031025149/https://mitrapost.com/2018/03/20/ratusan-warga-sidomukti-mendapat-layanan-pengobatan-gratis-dari-rs-mitra-bangsa-dan-klinik-mega-sehat/|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Perguruan Tinggi ===
Terdapat sungai besar yaitu sungai Ngantru. Saat musim penghujan sudah terbiasa sungai ini meluap, sehingga pemerintah Jawa Tengah membentuk lembaga yang berfungsi menanggulangi banjir yang bernama Jatrunseluna.
Perguruan Tinggi yang ada di kabupaten Pati antara lain Universitas SAFIN Pati, Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) AKI Pati, Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKWW) Pati, [[Institut Pesantren Mathali’ul Falah]] (IPMAFA) Pati, Akademi Kebidanan (Akbid) Bakti Utama Pati, Akademi Kebidanan (Akbid) Duta Dharma Pati, Akademi Perawat (Akper) Pragola Pati, Akademi Pertanian Pragola Pati, Universitas Terbuka (UT) Pati, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syekh Jangkung Pati<ref>{{Cite web |url=https://www.patinews.com/%E2%80%8Bsekolah-tinggi-ilmu-budaya-islam-stibi-syekh-jangkung-pati-buka-penerimaan-mahasiswa-baru/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-19 |archive-date=2020-06-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200616092113/https://www.patinews.com/%E2%80%8Bsekolah-tinggi-ilmu-budaya-islam-stibi-syekh-jangkung-pati-buka-penerimaan-mahasiswa-baru/ |dead-url=no }}</ref> dan lainnya.
 
==Kuliner==
== Pembagian administratif ==
===Masakan===
Kabupaten Pati terdiri atas 21 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah [[desa]] dan [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan [[Pati, Pati|Pati]].
Masakan khas kabupaten Pati, yaitu:
* [[Nasi Gandul]]
* [[Soto Kemiri]]
* [[Sego Tewel]]
* [[Bebek Menyan Pati]]
* [[Petis Runting|Petis Kambing Runting]]
* [[Mangut Ndas Manyung]]
* [[Kotokan Gereh Tongkol]]
* Kempleng Urang
* Botok Masin
* Sayur Tempe Bosok
 
===Jajanan===
Kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah [[Juwana, Pati|Juwana]] dan [[Tayu, Pati|Tayu]], keduanya merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir [[Laut Jawa]].
Jajanan khas kabupaten Pati, yaitu:
* Gethuk Runting
* Jenang Landoh (Jatimulyo)
 
===Minuman===
Slogan: ''Pati Bumi Mina Tani''.
Minuman khas kabupaten Pati, yaitu:
* Dawet Siwalan
* Wedang Opum
* Wedang Coro
* Kopi Jolong
* Wedang Cemoe
 
===Oleh-oleh===
Diharapkan Pati menjadi daerah sentra perikanan dan pertanian di Indonesia.
Oleh-oleh khas kabupaten Pati, yaitu:
* Bandeng Presto Juwana
* Jenang Landoh
* Kerupuk Daging
* Kerupuk Ampo
* Kerajinan Kuningan
* Batik Bakaran
 
== Referensi ==
<!--
{{reflist|2}}
[[Gambar:Pembagian administratif kabupaten pati.png|250px|thumb|left|Pembagian administratif Kabupaten Pati]]
-->
 
== PariwisataPranala luar ==
* {{id}} [http://www1.patikab.go.id/ Situs web resmi Pemerintahan Kabupaten Pati] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110806183513/http://www1.patikab.go.id/ |date=2011-08-06 }}
Salah satu obyek wisata sejarah di Pati adalah bekas [[Pintu Kerajaan Majapahit]] yang terletak di kota Pati, konon pintu ini dibawa oleh Kebo Anabang atas perintah [[Sunan Muria]]. [[Juwana, Pati|Juwana]] merupakan kota pelabuhan dimana terdapat kerajinan kuningan. Obyek wisata lain diantaranya adalah [[Waduk Gunung Rowo]], yang terletak di bagian utara.
 
Di daerah Margorejo terdapat mata air yang cukup besar, yang digunakan untuk kolam renang. Nama tempat tersebut adalah Banyu Urip. Di sekitarnya terdapat perkebunan jambu monyet (mete).
 
Di daerah Gunung Muria, yaitu di daerah Gembong, terdapat waduk yang diberi nama '''Selo Romo'''. Waduk ini termasuk berukuran kecil, jika musim kemarau, pasti akan dangkal. Di sekitar waduk sering dipakai sebagai area perkemahan.
 
=== Agrowisata ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Potensi
! Lokasi
|-
| Keanekaragaman panorama dan tumbuhan hortikultura, tanaman perkebunan, dan tanaman pangan.
| Di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur yang terletak di Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak.
|-
|}
 
=== Wisata Air ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Potensi
! Lokasi
|-
| Perairan budidaya ikan air tawar (tambak) seluas 185 Ha.
| Desa Talun.
|-
|}
 
=== Gua Pancur ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Keterangan
! Lokasi
! Fasilitas
|-
| Gua sepanjang ± 736 m dengan stalaktit dan stalaknit yang sangat indah.
| Desa Jimbaran, Kecamatan Kayrn.
| Kolam pancing, rumah makan apung, wana wisata hutan jati, jalan beraspal.
|-
|}
 
===Gunung Rowo Indah===
 
{| class="wikitable"
|-
! Keterangan
! Potensi
! Fasilitas
|-
| Waduk dan pemandangan alam.
| Waduk seluas 320 Ha, di puncak bukit dapat menikmati pemandangan di Daerah Ngarai wilayah Kabupaten Pati.
| Taman rekreasi terbuka, tempat parkir, jalan semua beraspal.
|-
|}
 
=== Air Terjun Grenjengan Sewu ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Keterangan
! Potensi
! Lokasi
! Fasilitas
|-
| Air terjun setinggi ± 75 m.
| Air terjun yang berada di tengah panorama alam yang indah, kondisi masih alami dan belum digarap.
| Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, ketinggian 485 m di atas permukaan laut. Jarak dari Kota Pati ± 27 Km.
| Jalan beraspal dan lapisan makadam sampai di Desa Jrahi.
|-
|}
===Sendang Tirta Marta Sani===
 
* Objek Wisata : Kolam renang dan wisata spiritual
* Fasilitas : Paseban tempat mengheningkan diri mohon pada Sang Pencipta
* Padusan : Sumber air yang berasal dari sendang, konon menurut cerita, sumber air tersebut merupakan tempat air wudhu Sunan Kalijaga, tetapi “disisani” (bahasa Jawa) oleh pengawalnya. Pengawalnya kemudian disabda menjadi seekor bulus oleh Sunan Kalijaga.
Di kompleks tersebut juga terdapat makam Adipati Pragolo (Bupati Pati pada zaman Kerajaan Mataram)
 
Pendopo: sarana pentas kesenian khas Pati
Areal parkir dan jalan beraspal, jarak ± 4 Km dari Kota Pati
 
=== Pintu Gerbang Majapahit ===
 
* Objek Wisata : Situs peninggalan Gerbang Majapahit
* Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai meninggal dunia.
* Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km.
* Berdekatan dengan obyek wisata Sendang Tirta Sani.
 
=== Makam Mbah Tabek Merto ===
 
* Obyek wisata : Kompleks makam kuno terletak di Dukuh Domasan, Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo.
* Makam ini diperkirakan telah ada sejak abad ke XVI pada masa awal penyebaran agama Islam di Indonesia.
* Ditinjau dari bentuk makam, bentuk nisan dan letak pemakaman, maka makam kuno ini dapat disejajarkan dengan usia makam yang ada di Demak pada masa Kerajaan islam di Demak.
* Berdasarkan namanya, Tabek berasal dari bahasa Arab dari kata tabi’a yang berarti yang mengikuti atau pengikut. Yang dimaksud pengikut di sini adalah pengikut para penyebar agama islam pada masa itu, yaitu para wali atau wali songo.
* Kompleks pemakaman kuno saat ini banyak dikunjungi orang karena diyakini mempunyai hubungan dengan para wali.
 
=== Makam Saridin / Syeh Jangkung ===
 
* Objek Wisata : Makam Saridin atau terkenal dengan nama Syeh Jangkung konon merupakan salah seorang murid Sunan Kalijaga (Wali Songo).
* Makam tersebut terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen.
* Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan menuju Kabupaten Grobogan.
* Makam ini banyak dikunjungi orang setiap hari Jum’at Kliwon dan Jum’at Legi.
* Upacara khol dilaksanakan setiap 1 tahun sekali yaitu pada bulan Rajab tanggal 14-15 dalam rangka penggantian kelambu makam.
 
== Rupa-rupa ==
* Makanan khas Pati adalah ''Nasi Gandhul'', ''Soto Kemiri''
* Kota Pati dikenal dengan sebutan Kota Pensiunan, karena kotanya sebagian dihuni oleh para pesiunan atau purnawirawan yang lahir ato dibesarkan di kota ini, sedang para pemudanya memilih mencari kerja di tempat lain atau merantau ke luar negeri sebagai TKI/TKW, karena minimnya industri di kota ini.
* Saat ini (2006) terdapat dua pabrik kacang yang terkenal, yaitu: Dua Kelinci dan Garudafood
* Pabrik gula di Kecamatan Trangkil (PG Trangkil)
* Dahulu terdapat kerupuk yang menggunakan bahan baku dari tanah disebut kerupuk Ampo
* Krupuk daging juga merupakan salah satu makanan khasnya
* Usaha penggemukan Sapi menjadi usaha yang mulai dilirik oleh sebagian warga Pati. Bahkan bukan hanya para petani saja yang menggelutinya.
* Usaha susu sapi dapat ditemukan di Dusun Jagan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo
{{Kabupaten Pati}}
{{jatengJawa Tengah}}
{{Authority control}}
 
== Situs yang berhubungan ==
* [http://www.pati.go.id/ Kabupaten Pati]- Situs Pemerintahan
* [http://pasfmpati.com/home/blog Kabar Baru PAS FM Pati]- Berita daerah di pasfmpati.com
* [http://blog.indocarding.net/ Radar Pati]- Blog yang juga berisi berita seputar pati
 
[[Kategori:Kabupaten Pati| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Tengah|Pati]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Pati]]
[[Kategori:Kabupaten Pati| ]]
 
[[en:Pati Regency]]
[[jv:Kabupaten Pathi]]