Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memberi suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
|||
(49 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Rapikan|reason=konteksnya dibahas secara tidak fokus dan terlalu menyimpang dari konteks utama}}
'''Sejarah Bangka''', [[Pulau Bangka]] adalah suatu pulau yang terdapat di samping [[timur]] [[Sumatra]], [[Indonesia]] dan terhitung dalam lokasi provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]].<ref name="pulau bangka">{{id}} {{cite web |url=http://www.paketwisatamurah.net/2014/04/paket-wisata-pulau-bangka.html |title=Wisata Pulau Bangka |publisher= Pulau Bangka |accessdate= 12 Mei 2014}}</ref> Pulau Bangka terletak pada posisi 1°-30°-3°-7′ [[Lintang Selatan]] dan 105°-45′-107″ [[Bujur Timur]] memanjang dari [[Barat Laut]] ke [[Tenggara]] ± 108 Km.<ref name="Husnial"/> [[Sejarah]] mengungkapkan bahwa [[Pulau Bangka]] pernah dihuni oleh orang-orang [[Hindu]] pada abad ke-7.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka">{{id}} {{cite web |url=http://www.bangka.go.id/content.php?id_content=Asal_mula. |title=Asal Mula Bangka |publisher= Sejarah Bangka |accessdate= 10 Mei 2014}}</ref> Pada masa [[Kerajaan Sriwijaya]] pulau Bangka termasuk pulau sebagai daerah taklukan dari kerajaan yang besar itu.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka"/> Demikian pula [[Kerajaan Majapahit]] dan [[Kerajaan Mataram]] tercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka.<ref name="Husnial"/><ref name="Bangka"/> Tetapi pada masa-masa itu pulau Bangka sedikit sekali mendapat perhatian orang, meskipun letaknya sangat strategis.<ref name="Husnial">{{id}} Husnial Husin Abdullah. ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. Di Bangka Belitung''. (Jakarta: Karya Unipress, 1983)</ref> Walaupun ditemukan oleh orang-orang [[Eropa]], namun [[pulau]] tersebut tetap hanya merupakan sebuah embel-embel pulau Sumatra yang tidak ada artinya karena pulau itu tidak menghasilkan rempah-rempah sebagiamna diperlukan.<ref name="Husnial"/> Oleh karena itu diterbengkalaikan oleh orang-orang yang berkuasa saat itu, maka pulau bangka menjadi sasaran bajak laut (lanun), sehingga menimbulkan banyak malapetaka dan penderitaan bagi penduduk saat itu.<ref name="Husnial"/>▼
▲
== Asal usul nama Bangka ==
Baris 19 ⟶ 21:
'''Bangka pada masa Pleitosen'''
[[Pleistosen]] adalah masa antara 1.808.000 hingga 11.600 tahun yang lalu.<ref name="Lagenda"/> Disebut juga [[zaman es]] ketika temperatur global 15 °C lebih dingin dari masa sekarang (zaman kauter).<ref name="Lagenda"/> saat itu [[Pulau
Penemuan geraham [[gajah]] ''Elephas Sumatranus'' oleh F. Martin dilapisan endapan [[timah]] di [[Bangka]] pada tahun [[1804]] memperkuat pendapat bahwa [[Bangka]] masih menjadi satu dengan pulau [[
== Bangka pada awal sejarah ==
=== Prasasti Kota Kapur ===
[[Berkas:Prasasti Kota Kapur.jpg|100px|jmpl|Prasasti Kota Kapur]]
Entah sejak kapan Pulau Bangka mulai dihuni [[manusia]].<ref name="Bambang Tommy">{{id}} {{cite web |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/wp-content/uploads/sites/19/2014/04/1.-Bambang-Tommy-hal-1-13-CF.pdf |title=Kementrian Pendidikan dan Budaya |publisher=
Prasasti Prasasti Secara geografis daerah Kota Kapur merupakan dataran yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka yang bermuara juga sungai-sungai Upang, Sungsang, dan Saleh dari daratan Sumatra.<ref name="Bambang Tommy" /> Disekelilingnya, di sebelah [[barat]], [[utara]], dan [[timur]] masih tertutup hutan rawa pantai.<ref name="Bambang Tommy" /> Disebelah [[selatan]] tanahnya agak berbukit-bukit.<ref name="Bambang Tommy" /> Bagian yang tertinggi disebut Bukit Besar dengan ketinggian sekitar 125 meter Data arkeologis yang ditemukan
=== Arca Wisnu ===
Baris 34 ⟶ 44:
=== Prasasti Camundi ===
Jauh setelah Śrīwijaya, pulau Bangka dan Belitung masih
▲Data arkeologis yang ditemukan disitus Kota Kapur, dapat memberikan interpretasi bahwa pada sekitar abad ke 5-6 Masehi di Kota Kapur terdapat sebuah kompleks bangunan suci bagi masyarakat penganut ajaran [[Hindu]] aliran [[Waisnawa]].<ref name="Bambang Tommy"/> Kompleks bangunan tersebut dikelilingi oleh tembok tanah yang panjangnya sekitar 2,5 km dengan ukuran lebar/tebal dan tinggi sekitar 4 meter.<ref name="Bambang Tommy"/> Tampaknya di beberapa tempat di lingkungan tembok tanah tersebut terdapat hunian kelompok masyarakat pendukung bangunan suci tersebut yang buktinya berupa pecahan keramik dan tembikar.<ref name="Bambang Tommy"/>
▲== Bangka dibawah Majapahit ==
Kehadiran [[Majapahit]] di Bangka memberi arti penting dalam sejarah Bangka.<ref name="Lagenda"/> Sistem Kepatihan ([[pemerintahan]]) yang teratur mulai diterapkan dan tapal batas kekuasaan ditetapkan.<ref name="Lagenda"/> Majapahit mengirim ekspedisi ke Bangka dua kali, yang pertama dipimpin oleh [[Gajah Mada]] dan yang kedua dipimpin [[Tumenggung Dinata]].<ref name="Lagenda"/> Namun tidak ada yang dapat memastikan tarikh kedua-duanya dan nama raja Majapahit yang memerintah pengiriman.<ref name="Lagenda"/> Akan tetapi, kahadiran Majapahit ke Bangka dapat diketahui melalui Tulisan [[Haji Idris]] [[1861]] berikut:<ref name="Lagenda"/>
Baris 45 ⟶ 52:
[[Berkas:Lukisan Gajah Mada.JPG|ka|175px|jmpl|Lukisan kontemporer Patih Gajah Mada]]
Setelah kembali ke [[Pulau Jawa]] (dari pulau Bangka) Sulaiman menghadap penguasa Majapahit, mengabarkan perihal pulau Bangka dan masyarakatnya.<ref name="Lagenda"/> Tertarik dengan laporan sulaiman, raja Majapahit mengirim ekspedisi ke pulau Bangka dipimpin oleh patih Gajah Mada.<ref name="Lagenda"/> Sulaiman ikut mendamping kembali ke Bangka.<ref name="Lagenda"/> Rombongan ini mendarat didaerah kaki gunung Menumbing.<ref name="Lagenda"/> Untuk mengetahui situasi dan kondisi Gajah Mada menuju puncak gunung Menumbing.<ref name="Lagenda"/> Dari ketinggian Gajah Mada melihat adanya lapangan terbuka dari kejauhan, menandakan daerah pemukiman.<ref name="Lagenda"/>
Di samping mengangkat kepala desa, Gajah Mada juga menetapkan batas, menetapkan tata-cara pemerintahan, meninggalkan [[piagam daun lontar]] dan sepotong tembaga berbahasa Arab dan bertulis huruf Jawa sebagai simbol pengukuhan.<ref name="Lagenda"/> Setelah perjalanan singkat itu rombongan Gajah Mada kembali ke Jawa.<ref name="Lagenda"/>
Baris 55 ⟶ 62:
== Bangka melawan perompak (bajak laut) Lanon ==
Setelah kesultanan bangka sudah di kuasai belanda
. Sedangkan Datuk jafar Sidiq di daulat menjaga penduduk tanjung tedung dan pulau nangka serta kampung selan yang sering menjadi sasaran para lanon . Datuk Jafar Sidik menyamar menjadi petani di pulau Namgka. Datuk Terang di daulat menjaga kampung kurau juga sering menjadi sasaran lanon menyamar menjadi petani dan tukang pandai besi di kampung kurau. Datuk Paga di daulat menjaga kampung Penyak yang juga menjadi sasaran lanon dan menyamar menjadi petani di kampung Penyak, Datuk Berembun di daulat menjaga kampung Tanjung berikat dan perairan sampai pulau kelasa menyamar menjadi nelayan di kampung tanjung berikat Datok Jamila di gaulat menjaga kampung penutuk pulau lempar menyamar menjadi petani dan nelayan, Datuk Hulung (Sulung) di daulat menjadi penjaga kampung tanjung Labu pulay lempar menyamar menjadi nelayan dan petani dll.
Sultan Muhammad Akil juga mengadakan hubungan dagang kepada pedagang dari arab dan china secara diam-diam dari pemerintah belanda sehingga Sultan Muhammad Akil menjadi boronan hindia belanda.
Menurut suatu sumber Lanon adalah sisa-sisa pasukan Hulu Balang Nilam yang bersekutu dengan belanda
== Asal Usul Nama Tubuh Ali Ibu Kota Kabupaten Bangka Selatan Menjadi TOBOALI ==
Pada
== Bangka di bawah
Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan oleh karena putrinya telah dikawinkan dengan sultan [[Palembang]] yaitu Sultan Ratu Abdurrahman
Semenjak kesultanan Palembang Darrussalam di perintahkan oleh Sultan Muhammad Mansyur Ing Lago daerah Jambi melepaskan diri di karenakan Sultan Manyur banyak menggunakan tangan besi dalam memerintah maka wilayah kesultanan palembang darussalam yaitu palembang dan bangka belitung,
Setelah beliau Wafat tahun 1714 kemudian mau diangkat anaknya yaitu Pangeran Purbaya. Karena Pangeran Purbaya meninggal di racun sebelum mau di angkat menjadi sultan maka Kesultanan palembang Darussalam di angkat menjadi sultan adalah adik sultan Mansyur Ing Lago yaitu Sultan Agung Kamaruddin Sri
Setelah
Pada tahun 1724 anak dari Sultan Muhammad Mansyur yaitu Pangeran Tumenggung Muhammad ali dan adiknya Raden Jayo Wikramo meminta kepada pamannya yaitu Sultan Agung Kamarudin mengembalikan kesultanan palembang Darussalam kepada mereka yang dari ayahnya yang di dukung oleh sultan banten
Untuk menghindari pertumpahan darah dalam perselisihan dengan keponakannya itu, kemudian atas kebijaksanan pamannya maka Kesultanan Palembang di bagi 2 Yaitu Pulau Bangka di angkat Pangeran Tumenggung Muhammad ali menjadi Sultan di Bangka dengan nama Sultan Muhammad Ali !724-1851) dan Raden
'''KESULTANAN BANGKA (1724-1851)'''
Setelah di angkatnya
Kesultanan di bagi dalam raja kecil yaitu Bernama
Dalam penerimaan pajak di sebut PUNGUT sebagai zakat untuk di bayar kepada Kesultanan besarnya sudah di tentukan menurut syareat Isalam. Untuk pengaturan pengarapan lahan pertanian sudah di buat peraturan dengan nama Hukum Haminte.
Dalam penyebaran islam di bangka. [[kesultanan bangka|Kesultanan Bangka]] ini cukup berhasil yang di bantu oleh para ulama dari luar bangka seperti dari kalimantan palembang juga pulau Jawa. Di semua daerah karena bangka sebelumnya masih banyak yang belum masuk [[islam]]., Kepercayaan masyarakatnya masih di pengaruhi kerajaan kota kapur dan sriwijaya yaitu kepercayaan [[anismisme]] [[dinamisme]].
Sultan Muhammad Ali juga seorang panglima perang yaitu Fatih Krio panting (Panglima pantun) beliau di kenal dengan karomahnya ilmu bela diri yaitu Silat sambut dan dalam hal ilmu kebatinan beliau mempunyai ilmu atau batin yang tubuhnya di potong bisa nyambung lagi di kenal oleh masyarakat bangka batin tikal.rakyat bangka lebih mengenal beliau dengan julukan BATIN TIKA Mulai menjadi Fatih Krio Panting (Panglima pantun) tahun 1776 sejak merebut kembali kesultanan Mahmud Badarudin yaitu adiknya yang di ambil alih oleh sultan Ahmad Najamudin Adi kusumo (1758-1776) yang berkerja sama dengan Belanda, Kemudian di di angkat sultan menjadi Muhamad Badarrudin (1776-1804) menggantikan nashab Ahmad menjadi nashab Muhammad di depan nama sultan setelah menguasai wilayah palembang. Dalam percakapan beliau selalu mengunakan sastra [[PANTUN]] sebagai [[komunikasi]] kepada bawahannya,boleh di katakan sastra PANTUN mulai terkenal pada
.Di
== Penemuan dan Ekspolitasi Timah ==
Orang-orang Johor dan Siantan-lah yang pertama mengali timah di pulau Bangka, karena pangalaman mereka yang sudah didapatkan di Semenanjung Malaka.<ref name="Husnial"/> Dengan ditemukannya timah (sekitar tahun [[1710]]) mulailah Bangka disinggahi oleh segala macam [[perahu]] dari seluruh [[Asia]] dan [[Eropa]].<ref name="Husnial"/> Perusahaan-perusahaan pengali timah pun sangat maju, sehingga sultan Palembang mengirim orang-orang ke Semenanjung dan negeri [[Tiongkok]] untuk mencari tenaga-tenaga ahli.<ref name="Husnial"/> Pada tahun [[1722]] [[VOC]] mengadakan perjanjian yang mengikat dengan [[Sultan Agung Kamaruddin]] dari
* Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni.<ref name="Bangka"/>
* Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.<ref name="Bangka"/>
Baris 96 ⟶ 104:
Dari tahun 1813 kesultanan Muhamad Ali di Bangka kota menjadi target penyerangan Belanda selanjutnya namun tidak berhasil karena rakyat bangka dari semua DEPATI bersatu melawan Belanda yang di pimpin oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama FATIH KRIO PANTING (Pangliam pantun) yang menjadi komandannya yaitu HULU BALANG NILAM.mereka adalah saudara seperguruan ahli dalam bela diri silat sambut dan punya ajian atau BATIN TIKAL (ilmu tubuh terpotong bisa nyambung kembali) Maka masyarakat bangka menjulukinya dengan BATIN TIKAL. Pada tahun 1851Belanda dengan segala upaya ingin menguasai bangka maka Belanda mengadakan Politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah) menghasut HULU BALANG NILAM dengan menjanjikan Hulu Balang Nilam menjadi Sultan Bangka menggantikan Sultan Muhamad Ali kakak seperguruannya.sehinga Hulubalang Nilam termakan hasutan belanda itu. semenjak itulah perlawanan rakyat bangka menjadi menurun lalu Sultan Muhamad Ali terpenggal kepalanya di tangan adik seperguruannya sendiri.Semenjak Tahun 1851 Belanda baru bisa masuk ke bangka.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali (
Setelah timah ditemukan pada abad ke-17, membuat Bangka mendapatkan kekayaan dan terkenal sebagai penghasil Timah terbesar di [[Indonesia]].<ref name="trevelIndonesia"/> Sekarang meski masih ditambang namun tidak sebanyak seperti dahulu.<ref name="trevelIndonesia"/>
Baris 105 ⟶ 113:
sejak tahun 1804 Kesultanan Mahmud Badarudin 11 di tangkap belanda dan di buang ke manado kemudian Kesultanan di gantikan oleh Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiauddin) 1813 di angkat Sultan oleh Belanda. Kemudian Belanda membuka residennya di Palembang semenjak itu Bangka menjadi sasaran target penyerangan.Namun perlawanan rakyat bangka di pimpin lansung oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama Fatih Krio Panting (panglima pantun) dan Hulu Balang Nilam sebagai komandan pasukan kesultanan mereka jberdua adalah saudara seperguruan mereka mempunyai keahlian ilmu bela diri ketangkasan silat bernama silat Sambut dan ilmu kebatinan bernama BATIN TIKAL ( ilmu tubuh terpotong bisa nyambung) di kenal dengan BATIN TIKAL .
Benteng pertahanan di tanjung Tedung dan pulau Nangka karena secara strategi perang Belanda tidak bisa langsung masuk ke sungai Bangka Kota di karena dangkal sedangkan Belanda mengunakan kapal yang besar maka Belanda dapat masuk melalui sungai Selan yang lebih dalam dan lebar maka di lakukan pertahanan di Tanjung Tedung dan pulau Nangka karena dekat dengan muara sungai selan. Hingga akhirnya belanda menggunakan politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah). Pada tahun
=== Perlawanan Depati Bahrin ===
Baris 111 ⟶ 119:
=== Perlawanan Depati Amir ===
Pada tahun [[1830]] setelah Depati Bahrin Menyerah, Belanda mengangkat anak sulung Bahrin yang bernama [[Depati Amir]] sebagai pengganti.<ref name="Lagenda"/> Upaya ini adalah strategi Belanda untuk memikat hati rakyat Bangka.<ref name="Lagenda"/> Depati Amir membawahi daerah Mendara dan Mentadai ([[Merawang]]).<ref name="Lagenda"/> Perselisihan antara Depati Amir dan Belanda adalah masalah pembagian hasil tambang yang tidak sesuai dengan perjanjian awal antara Depati Amir dan Belanda sehingga Depati Amir merasa di khianati oleh Belanda sehingga Depati Amir mengadakan perlawanan .<ref name="Lagenda"/> Hal lain yang menambah kerisauan Belanda adalah Depati Amir ternyata mahir menghimpun pengikut untuk membangun kekuatan.<ref name="Lagenda"/> Dalam laporan Belanda, dikatakan Amir menyusun kekuatan dengan menghimpun bajak laut, para pelarian penjahat dari pulau-pulau lain, dan preman-preman.<ref name="Lagenda"/> Sikap perlawanan yang ditunjukan Amir terhadap Belanda, diartikan rakyat sebagai sinyal untuk memberontak melawan Belanda.<ref name="Lagenda"/> Karena kekuatan Depati Amir tidak sesuai dengan kekuatan Belanda sehingga Depati Amir masuk hutan dengan melakukan perang grilya kemudian akhirnya Depati Amir tertangkap oleh belanda lalu di buang belanda ke NTT ( Nusa Tenggara Timur ).<ref name="Lagenda"/>
== Indonesia Merdeka ==
=== API dibentuk ===
Sejak terdengarnya siaran berita [[Indonesia]] merdeka putra-putra Bangka segera membenah diri menyadiakan tenaga yuntuk menghadapi segala kemungkinan.<ref name="Husnial"/> Menurut surat dari Gubernur
=== TKR dibentuk ===
Baris 127 ⟶ 137:
== Daerah yang Kaya ==
Nama Bangka disebut-sebut juga dalam berbagai catatan asing, seperti misalnya catatan [[Tionghoa]], [[Portugis]], [[Belanda]], [[Inggris]], serta dokumen-dokumen Kesultanan Palembang-Darussalam dan Kesultanan [[Banten]].<ref name="Bambang Tommy"/> Dari catatan-catatan [[sejarah]] itu, diperoleh suatu gambaran bahwa Pulau Bangka merupakan sebuah pulau yang cukup kaya.<ref name="Bambang Tommy"/> Dengan hasil bumi ([[lada]]) dan hasil tambang (timah).<ref name="Bambang Tommy"/> Kedua hasil ini merupakan
== Lihat juga ==
Baris 135 ⟶ 145:
* [[Prasasti Kota Kapur]]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Kepulauan Bangka Belitung]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Kepulauan Bangka Belitung]]
|