Asal mula Bulan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan bagian [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Cara-oculta-luna.jpg|jmpl|Permukaan Bulan dengan banyaknya kawah.]]
Ketika Allah menciptakan malam di dalam rangka membuat udara menjadi dingin serta menyediakan suasana tentram bagi segenap manusia dan hewan, Dia tidak menjadikan malam sepenuhnya gelap gulita tanpa cahaya sama sekali. Suasana gelap gulita akan membuat sebagian pekerjaan menjadi sulit. Sekalipun sebagian besar pekerjaan manusia dilakukan di siang hari, ada sebagian orang, yang karena alasan udara atau lainnya, masih membutuhkan malam ketika harus melaksanakan aktifitas mereka.
 
'''Asal mula Bulan''' merujuk pada beberapa penjelasan mengenai proses pembentukan [[Bulan]], [[satelit alami]] Bumi. Teori yang paling dikenal adalah [[hipotesis tubrukan besar]]<ref name=nasa1>[http://www.nasa.gov/topics/solarsystem/features/moon_formation.html NASA Lunar Scientists Develop New Theory on Earth and Moon Formation]</ref> Namun, penelitian terus dilakukan menyangkut hal ini, dan ada beberapa variasi dan alternatif.<ref name=nasa1/>
Maka diciptakanlah malam-malam tertentu dengan cahaya rembulan. Hikmahnya, mungkin agar manusia membatasi aktifitas mereka di malam hari. Rembulan yang menerangi bumi tidak pada setiap malam menjaga agar ketenangan dan ketentraman malam senantiasa masih dapat terjaga, dan kita dapat memanfatkan suasana ini untuk beristirahat.
 
Dalam [[hipotesis tubrukan besar]] menyatakan bahwa [[Bulan]] terbentuk dari puing-puing yang tersisa dari tubrukan antara [[Bumi]] dan benda seukuran planet [[Mars]] yang disebut '''Theia''', sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Hipotesis tubrukan besar adalah [[hipotesis|hipotesis ilmiah]] yang paling diakui saat ini tentang proses terbentuknya Bulan.<ref name=nature412>{{cite journal | last1=Canup | first1=R. | last2=Asphaug | first2=E. | title=Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth's formation | journal=Nature | volume=412 | pages=708–712 | year=2001 | doi=10.1038/35089010 | pmid=11507633 | issue=6848 | bibcode=2001Natur.412..708C | url=http://www.es.ucsc.edu/~rcoe/eart206/canup_Moon_Nature_01.pdf | accessdate=2011-12-10 | archive-date=2010-07-30 | archive-url=https://web.archive.org/web/20100730135923/http://es.ucsc.edu/~rcoe/eart206/canup_Moon_Nature_01.pdf | dead-url=yes }}</ref> Bukti pendukung meliputi: Putaran Bumi dan orbit Bulan memiliki orientasi yang sama,<ref name=nature412/> contoh batuan Bulan menunjukkan bahwa permukaan bulan pernah berbentuk cair, Bulan memiliki [[inti keplanetan|inti]] [[besi]] yang relatif kecil, kepadatan yang lebih rendah dibandingkan dengan Bumi, bukti tabrakan serupa di sistem bintang lain (yang menghasilkan cakram puing), dan tubrukan besar konsisten dengan teori terkemuka tentang [[Hipotesis nebula|pembentukan tata surya]]. Akhirnya, rasio isotop stabil yang identik antara batu Bulan dan batu Bumi, yang menyiratkan asal mula yang sama.<ref name=scienceCukStewart>{{Cite journal | title=Making the Moon from a Fast-Spinning Earth: A Giant Impact Followed by Resonant Despinning | last1=Cuk | first1=Matija | last2=Stewart | first2=Sarah T. | journal=Science | volume=338 | pages=1047–1052 | date=23 November 2012 | issue=6110 | doi=10.1126/science.1225542 | url=http://www.sciencemag.org/content/338/6110/1047.abstract?sid=2eab7b43-37c7-43f9-ac0c-562fddbd5d2c | accessdate=2012-12-02 |bibcode = 2012Sci...338.1047C }}</ref>
Bintang-bintang pun dijadikan Allah penerang alam semesta ketika bulan tiada. Taburan bintang sekaligus diciptakan sebagai penghias langit agar manusia menjadi senang dan merenungkan kebesaranNya. Demikian sempurna proses ini sehingga kegelapan datang bergiliran dan berlangsung selama beberapa waktu sesuai dengan kebutuhan manusia. Perhatikan bukti kebesaran dan kesempurnaan Allah ini seperti terfirman di dalam surat Al-Furqan ayat 61:
 
Masih ada beberapa pertanyaan tersisa mengenai model terbaik hipotesis tubrukan besar ini. Energi dari dampak tubrukan tersebut diperkirakan dapat memanaskan Bumi yang menghasilkan lautan [[magma]], tetapi tidak ada bukti [[diferensiasi planet]] yang dihasilkan dari materi yang lebih berat yang tenggelam ke dalam mantel Bumi. Saat ini tidak ada model yang sama yang diawali dengan tubrukan besar dan diikuti dengan evolusi puing-puing nya menjadi Bulan. Pertanyaan yang tersisa lainnya termasuk saat Bulan kehilangan bagian [[Volatilitas (kimia)|volatil]], mengapa [[Venus]], yang juga mengalami tubrukan besar saat proses pembentukannya tidak memiliki bulan yang serupa.
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
 
== Hipotesis Tubrukan Besar ==
”Mahasuci Allah yang telah menjadikan di langit gugusan –gugusan bintang dan Dia menjadikan pula matahari dan bulan yang bercahaya.” Tengoklah betapa cermatnya Al-Qur’an menggunakan kata ’siraj’ untuk matahari dan kata ”muniir” untuk rembulan. Kata ”siraj” berarti cahaya dan penerang dari sumber asli cahaya berasal. Menurut penelitian, cahaya matahari berasal dari matahari sendiri. Sementara itu, cahaya rembulan tidak berasal dari rembulan melainkan ”pinjaman” dari sumber yang lain yakni matahari.
{{main|Hipotesis tubrukan besar}}
 
[[Berkas:Lunar Sample 61016 - Big Muley.jpg|jmpl|ka|Contoh batu Bulan 61016, yang dikenal dengan "[[Big Muley]]".]]
Ciptaan Allah di semesta alam ini memang tiada yang sia-sia. Semuanya diciptakan berdasarkan desain dan akurasi yang sempurna. Di dalam surat Yunus ayat 5 dan 6 Allah melukiskan betapa matahari dan rembulan diciptakan demikian sempurnanya dengan manzilah- manzilah agar manusia mengetahui perjalanan musim dan tahun.
[[Berkas:Lunar basalt 70017.jpg|jmpl|[[Batu basal Bulan 70017]] diambil oleh Apollo 17]]
[[Berkas:Apollo 15 Genesis Rock.jpg|jmpl|Contoh batu Bulan 15415, yang dikenal dengan "[[Genesis Rock]]"]]
 
Penjelasan yang paling banyak ditermima mengenai teori pembentukan bulan melibatkan tubrukan antara dua objek protoplanet selama periode awal evolusi tata surya. Hipotesis tubrukan besar yang menjadi populer pada tahun 1984 dapat menjelaskan kondisi orbit Bumi dan Bulan, serta rendahnya inti logam yang terdapat di Bulan. Tubrukan antara [[planetisimal]] saat ini diakui sebagai salah satu hal yang mengakibatkan pertumbuhan planet-planet pada awal evolusi tata surya, dan dalam kerangka ini tumbukan antara planet tidak dapat dihindari saat planet-planet terbentuk dalam jarak yang berdekatan.
Panas yang diciptakan Allah pada matahari terukur dengan presisi yang amat tinggi. Panas ini berubah dari pagi dan siang hari serta bermanifestasi seiring dengan pergantian musim. Panas matahari juga bervariasi di antara waktu fajar dan tengah hari tanpa melalui batas ekstrim yang telah ditentukanNya.
 
Dalam hipotesis ini, tubrukan terjadi antara objek dengan ukuran 90% ukuran Bumi sekarang, dengan objek lain sebesar [[Mars]] (setengah dari jari-jari bumi dan sepersepuluh dari massanya). Objek yang menabrak ini sering disebut '''Theia''', ibu dari [[Selene]], Bulan [[dewi]] di [[mitologi Yunani]]. Rasio ukuran kedua objek ini penting agar tubrukan yang terjadi menghasilkan momentum sudut yang cukup untuk membentuk konfigurasi orbit yang ada saat ini. Dampak yang dihasilkan akan cukup untuk melemparkan materi ke orbit Bumi yang akhirnya terakumulasi membentuk Bulan..
Coba sesaat kita bayangkan, apa yang akan terjadi apabila panas matahari melampaui batas yang telah ditetapkan. Seluruh isi bumi ini akan hangus terbakar olehnya. Sebaliknya, apabila panas ini berkurang dari ketentuanNya, pasti akan membekulah bumi dan semua yang ada di dalamnya. Kalau itu yang terjadi, tentu kehidupan ini akan berakhir sama sekali! Mungkin anda tidak pernah membayangkan bahwa sepotong roti yang saat ini dapat anda nikmati, atau seulas senyum yang dapat anda berikan kepada orang lain, tidak dapat dipisahkan dari keberadaan awan dan angin, dari rembulan dan matahari!
 
Adakalanya kita bertanya bagaimana mungkin ada ilmuan yang tidak meyakini keberadaan Allah setelah menyaksikan bukti-bukti ciptaanNya yang luar biasa? Mungkin jawabannya adalah, orang-orang seperti mereka memandang sain sebagai jawaban mutlak terhadap seluruh kejadian alam semesta. Di mata mereka, setiap fenomena alam dapat dijelaskan dengan bukti-bukti yang ditunjukkan alam itu sendiri.
 
Yang tidak pernah mereka ketahui adalah, sain sendiri tidaklah akan pernah memadai. Pendekatan kebenaran harus datang dari mereka yang punya intensi dan niat, yang berangkat dengan motif yang berasal dari hati yang tulus mencari kebenaran dan realita. Dosa-dosa dan polusi yang ditimbulkan oleh dosa pada orang-orang semacam mereka akan menyisakan pengaruh negatif terhadap analisis dan pengamatan seseorang
 
== Hipotesis Lainnya ==
Baris 37 ⟶ 36:
 
=== Tangkapan ===
Hipotesis ini mengatakan bahwa Bulan merupakan objek yang ditangkap Bumi.<ref name=origin>[{{Cite web |url=http://lunarorigin.com/lunar-origin-models |title=Lunar Origin] |access-date=2013-09-26 |archive-date=2013-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130927121728/http://lunarorigin.com/lunar-origin-models |dead-url=yes }}</ref> Hipotesis ini terkenal sampai tahun 1980, beberapa hal yang mendukung model ini meliputi ukuran Bulan, orbit, dan penguncian pasang surut.<ref name=origin/>
 
Satu masalah yang sulit dijelaskan adalah memahami mekanisme penangkapan.<ref name=origin/> Objek yang mendekati bumi biasanya akan mengakibatkan tubrukan atau berubahnya lintasan objek. Untuk membenarkan hipotesis ini, diperlukan atmosfer yang sangat luas di bumi primitif, yang mampu memperlambat gerakan Bulan sebelum Bulan tersebut bisa meninggalkan Bumi. Hipotesis ini juga bisa menjelaskan orbit satelit [[YupiterJupiter]] dan [[Saturnus]] yang tidak teratur.<ref>{{Citation
| title = Irregular Satellites of the Planets: Products of Capture in the Early Solar System
| year = 2007
Baris 49 ⟶ 48:
| last2 = Haghighipour | first2 = Nader |arxiv = astro-ph/0703059 |bibcode = 2007ARA&A..45..261J }}</ref> Namun hipotesis ini sulit menjelaskan kemiripan rasio [[isotop]] [[oksigen]] pada Bumi dan Bulan.<ref name=wiechert>{{Cite journal | unused_data=title=Oxygen Isotopes and the Moon-Forming Giant Impact | title=Science | author=Wiechert, U.; Halliday, A. N.; Lee, D.-C.; Snyder, G. A.; Taylor, L. A.; Rumble, D. | volume=294 | issue=12 | pages=345–348 |date=October 2001| doi=10.1126/science.1063037 | url=http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/294/5541/345 | accessdate=2009-07-05 | publisher=[[Science (journal)]] | pmid=11598294 | journal=Science |bibcode = 2001Sci...294..345W }}</ref>
 
[[Berkas:Earth-moon-to-scale.svg|thumbjmpl|centerpus|800px|Bumi dan bulan dengan skala 500 km per pixel]]
 
=== Pembelahan ===
Hipotesis ini mengatakan, pada masa dulu, Bumi yang berputar dengan sangat cepat melontarkan sebagian massanya.<ref name=origin>[http://lunarorigin.com/lunar-origin-models Lunar Origin]</ref> Ide ini dikemukakan oleh [[George Darwin]] (anak dari ahli biologi yang terkenal [[Charles Darwin]]) pada tahun 1800-an dan cukup mendapat popularitas.<ref name=origin/> Seorang geologis [[Australia]] [[Otto Ampherer]] pada tahun 1925 juga berpendapat bahwa munculnya Bulan yang menyebapkan [[pergeseran benua]].<ref>[http://link.springer.com/article/10.1007%2FBF01558835?LI=true#page-1 Die Naturwissenschaften, July 1925 (in German)]</ref>
 
Ia mengatakan bahwa [[Samudra Pasifik]] merupakan merupakan hasil dari terlemparnya materi tersebut.<ref name=origin/> Namun saat ini kita mengetahui bahwa kerak lautan yang membentuk samudra ini masih berusia relatif muda, sekitar 200 juta tahun atau kurang, dimana Bulan berusia lebih tua karena tidak terdapat materi kerak lautan di Bulan, namuntetapi terdapat materi mantel yang tercipta di dalam proto-Bumi pada [[eon]] [[Prakambrium]].<ref name=Zhang>{{cite journal | title = The proto-Earth as a significant source of lunar material | journal = Nature Geoscience | date = 25 March 2012 | first = Junjun | last = Zhang | coauthors = Nicolas Dauphas, Andrew M. Davis, Ingo Leya, Alexei Fedkin | volume = 5 | pages = 251–255| doi= 10.1038/ngeo1429 |bibcode = 2012NatGe...5..251Z }}</ref>
 
=== Akresi ===