Kabupaten Tanah Bumbu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(99 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
|settlement_type = Kabupaten
|nama = Kabupaten Tanah Bumbu
|translit_lang1_type = [[Jawi]] Banjar
|translit_lang1_info = كابوڤاتين تانه بومبو
|foto =
|caption = [[Masjid Ziyadatul Abrar]] di Pagatan
|propinsi = [[Kalimantan Selatan]]
|ibukota = [[Batulicin, Tanah Bumbu|Batulicin]]
|lambang = Lambang Kabupaten Tanah Bumbu.jpg
|peta =
|dasar hukum = UU No. 2 Tahun 2002
|tanggal = [[20 Maret]] [[2002]]
|hari jadi = {{birth date and age|2003|4|08}}
|motto = '''Bersujud'''{{br}}<small>''artinya:'' Bersih, jujur, dan adil</small>
|kecamatan = 12
|kelurahan = 5
|desa = 152
|kepala daerah = [[Daftar Bupati Tanah Bumbu|Bupati]]
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Zairullah Azhar]]
|nama wakil kepala daerah =
|
|luas = 5066,96
|penduduk = 346336
|penduduktahun= 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|94,87% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,59% [[Kekristenan]]
** 1,47% [[Protestan]]
** 1,12% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|2,39% [[Hindu]] |0,11% Kepercayaan |0,03% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Konghucu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|IPM = {{increase}} 73,86 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://kalsel.bps.go.id/indicator/26/356/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2021-2023|website=www.kalsel.bps.go.id|accessdate=13 Maret 2024}}</ref>
|kodearea = +62 518
|nomor_polisi = '''DA xxxx''' Z**
|dau = Rp 491.426.287.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=29 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
|web = {{URL|http://www.tanahbumbukab.go.id}}
}}
'''Kabupaten Tanah Bumbu''' adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di [[provinsi]] [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]. Sebelumnya kabupaten ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Kotabaru]]. Secara historis semula dinamakan Daerah Tingkat II Persiapan '''Tanah Bumbu Selatan'''.<ref>{{id}} {{cite book|pages=16|url=https://books.google.co.id/books?id=bjweAAAAIAAJ&q=bantam-raya+kalimantan+selatan&dq=bantam-raya+kalimantan+selatan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiIpfav-pzVAhXJp48KHSQqBnAQ6AEIITAA|title=Data daerah Kalimantan Selatan|author=Kalimantan Selatan (Indonesia). Biro Perentjanaan dan Pembangunan|publisher=Kalimantan Selatan (Indonesia). Biro Perentjanaan dan Pembangunan|year=1972|access-date=2017-07-22|archive-date=2023-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230310125549/https://books.google.co.id/books?id=bjweAAAAIAAJ&q=bantam-raya+kalimantan+selatan&dq=bantam-raya+kalimantan+selatan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiIpfav-pzVAhXJp48KHSQqBnAQ6AEIITAA|dead-url=no}}</ref> Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.066,96 km² dan jumlah penduduk sebanyak 267.913 jiwa (hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]]), dan pada akhir tahun [[2023]], jumlah penduduk Tanah Bumbu berjumlah 346.336 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=13 Maret 2024|format=visual}}</ref>
Ibu kotanya adalah kecamatan [[Batulicin, Tanah Bumbu|Batulicin]], pusat pemerintahan kabupaten berada di kelurahan [[Gunung Tinggi, Batulicin, Tanah Bumbu|Gunung Tinggi]] yang dulunya bernama desa Pondok Butun. Adapun yang menjadi sentra kegiatan usaha dan ekonomi adalah kecamatan [[Simpang Empat, Tanah Bumbu|Simpang Empat]], yang dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Batulicin.
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
== Sejarah ==
=== Sebelum Tahun 1888===
Pada mulanya Tanah Boemboe adalah nama kolektif dari sebuah wilayah yang terdiri dari kerajaan Tjangtoeng dengan Boentar-laut, Bangkala-an, Sampanahan, Menoenggoel dan Tjengal. Ini terletak di pantai timur Kalimantan, memanjang dari Tjandjong Aroe (titik berbatu), pada 2° 7 ° 2. br., dan 116° 48' 0. L., ke sungai Serongga pada 3° 2' 2 br ., dan dibatasi), di utara, oleh Pasir, di timur, oleh Selat Makassar, di selatan, oleh Kussan, — dan di barat, oleh Bandjarmasin, yang dipisahkan oleh pegunungan Beratus atau Meratus.<ref>{{cite book
| lg= nl
| pages= 32
| url= https://books.google.co.id/books?id=LeU4eJn8ruwC&pg=PT4&dq=Smalawi+tanah+boemboe&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjlnaaVtInqAhXL6XMBHRpyDAUQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Smalawi%20tanah%20boemboe&f=false
| title= Historische, geografische en statistieke aanteekeningen betreffende Tanah Boemboe: aangetroffen onder de bij het Gouvernement van Nederlandsch-Indië berustende papieren van C.A.L.M. Schwaner
| volume= 1
| authorlink= Carl Schwaner
| first= C.A.L.M.
| last= Schwaner
| publisher=
| year= 1851
| access-date= 2022-03-27
| archive-date= 2023-03-10
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230310125534/https://books.google.co.id/books?id=LeU4eJn8ruwC&pg=PT4&dq=Smalawi+tanah+boemboe&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjlnaaVtInqAhXL6XMBHRpyDAUQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Smalawi%20tanah%20boemboe&f=false
| dead-url= no
}}</ref>
=== Tahun 1888===
Poeloe Laut sejak tahun 1888 secara administratif dihitung sebagai milik wilayah Tanah Boemboelands, seperti Batoe Litjin, Pagatan dengan Koesan dan Sebamban; Namun pada awalnya, Tanah Bumbu ini hanya berarti lanskap di sekitar Teluk Kloempang (Tjantoeng, Boentar Laut dan Bangkalaän serta di sekitar Teluk Pamoekan, Sampanahan, Menoengoel dan Tjengal).<ref name="Jaarboek 17">{{cite book
| lang= nl
| url= https://books.google.co.id/books?id=InHOAAAAMAAJ&pg=PA358&dq=Pangeran-Mangkoe-Praboe-Djaja&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj419Xq1ILtAhWzmOYKHSSNC40Q6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=Pangeran-Mangkoe-Praboe-Djaja&f=false
| author= Dutch East Indies. Dienst van den Mijnbouw, Netherlands. Departement van Kolonien
| title= Jaarboek van het mijnwezen in Nederlandsch-Indië
| volume= 17
| publisher= J.G. Stemler.
| year= 1888
| access-date= 2022-03-27
| archive-date= 2023-03-10
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230310125557/https://books.google.co.id/books?id=InHOAAAAMAAJ&pg=PA358&dq=Pangeran-Mangkoe-Praboe-Djaja&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj419Xq1ILtAhWzmOYKHSSNC40Q6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=Pangeran-Mangkoe-Praboe-Djaja&f=false
| dead-url= no
}}</ref>
Dari perbatasan barat daya dengan [[Tanah Laut]] ([[Distrik Satui|distrik Satoei]]) sekarang (sejak tahun 1888) dihitung di bawah Tanah Bumbu:
Dikelola oleh :
# Sebamban: [[Pangeran Sjarif Hasan]]
# Pagatan dan Koesan: [[Pangeran Mangkoe Boemi Daëng Machmud]] (akting untuk minoritas raja). TAHUNB. MYW. N. 0. I. 1888, TECHN. GED. 24san
# Batoe Litjin: [[Pangeran Sharif Achmad]]
# Poeloe Laut dan Sebuku: [[Pangeran Amir Hoesin]]
# Tjanjoeng dan Boentar Laut: [[Adji Darma]]
# Bangkalaän, Tjengal dan Menoengoel: [[Adji Mas Rawan]]
# Sampanahan: [[Pangeran Mangkoe Praboe Djaja]]
Bentang alam ini, bersama dengan kerajaan Pasir, membentuk divisi terpisah yang disebut: Pasir dan Tanah Boembuland di bawah kendali seorang pengendali yang berbasis di Kota Baroe di Poeloe Laut.
Batas antara negara-negara ini terutama ditentukan oleh daerah tangkapan air di sungai-sungai utama.
Jadi Pagatan dan Kusan menutupi daerah tangkapan air dari sungai dengan nama itu, dan lebih jauh lagi ke wilayah pantai selatan sampai Tanah Laut, dengan pengecualian jalur sempit milik Sebamban.
Bentang alam Batoe Litjin berisi cekungan Sungai Batoe Litjin, sehingga garis pemisah air antara Pagatan dan Koesan dan di utara dengan Sungai Tjantung membentuk batas; Sedangkan di sisi Selat Laut garis batas ini mencapai selat tersebut di sebelah selatan sepanjang sungai kecil Sekoempang dan di sebelah utara sepanjang sungai [[Serongga, Kelumpang Hilir|Saronga]].
Tjantoeng disebut daerah Sungai Tjantoeng dan Boentar Laut adalah daerah utara Dewa ([[Tanjung Dewa]]), bersama-sama dikendalikan oleh satu kepala yang terletak di Tjantoeng. Bangkalaän berisi daerah tangkapan air sungai Bangkalaän yang menghubungkan di utara dengan daerah tangkapan sungai Sampanahan, membentuk lanskap Sampanahan.
Di sebelah utara Sampanahan terhampar pemandangan Menoengoel, kembali meliputi wilayah Sungai Menoengal, dan terakhir Tjengal yang paling utara, yang selain merupakan daerah tangkapan air Sungai Tjengal yang mengalir ke Teluk Pamoekan. masih memanjang di sepanjang pantai dari Tandjong Merah (seberang Samalantakkan di pintu masuk Teluk Pamukan) sampai ke Tandjong Ares (Tanjung Aru), di mana perbatasan dengan Kerajaan Pasir dimulai.
Tiga lanskap Bankalaän, Menoengoel dan Tjengal berada di bawah satu kepala, yang biasanya berada di [[Tanjung Batu, Kelumpang tengah|Tandjong Batoe]] di Teluk Kloempang.
Daerah Kabupaten Tanah Bumbu termasuk dalam kawasan Tanah Bumbu yang lebih luas atau wilayah Kalimantan Tenggara. Sejak dahulu kala wilayah tenggara pulau Kalimantan bukanlah daerah tidak bertuan karena daerah ini juga sudah dihuni oleh penduduk asli Kalimantan, menurut Hikayat Banjar penduduknya terdiri orang [[Satui, Tanah Bumbu|Satui]], orang [[Pulau Laut|Laut Pulau]], orang [[Pamukan]] (Dayak Samihim) dan [[orang Paser]] maupun orang-orang [[Dayak Bukit]] yang tinggal di [[pegunungan Meratus]]. Orang Pamukan dan orang Paser masing-masing memiliki pemerintahan kerajaan sendiri-sendiri.
Di daerah [[Cantung]] terdapat sebuah lesung batu (yoni) yang menunjukkan adanya pengaruh agama [[Hindu]] memasuki wilayah ini pada zaman dahulu kala. Sebelum terjadinya migrasi suku Bugis ke wilayah ini, seluruh wilayah tenggara Kalimantan di bawah koordinator [[Adji Tenggal]], penguasa Paser yang menjadi bawahan Sultan Banjar IV Mustain-Bilah/Marhum Panembahan. Pada abad ke-17 Sultan Banjar menguasai [[Kalimantan Tenggara]] untuk diperintah keturunannya yaitu [[Pangeran Dipati Tuha]] dengan nama [[Kerajaan Tanah Bumbu]] dengan wilayah awal mulanya meliputi daerah dari [[Tanjung Aru, Tanjung Harapan, Paser|Tanjung Aru]] (batas wilayah Banjar dengan Paser) sampai [[Tanjung Silat]].{{cn}}
=== Kronologi ===
==== [[1520]]-[[1546]] * Menurut [[Hikayat Banjar]], ada beberapa daerah dari wilayah tenggara [[pulau Kalimantan]] yang takluk dan mengirimkan upeti kepada Raja Banjar Islam ke-1 Sultan Suriansyah (1520-1546) yang berkedudukan di [[Banjarmasin]], daerah-daerah tersebut yaitu Satui, [[Pulau Laut|Laut Pulau]], Pamukan dan Paser. Kesultanan Banjar menamakan kawasan pesisir dengan "Laut" yang terdiri atas '''Laut Pulau''' dan '''Laut Darat'''. Nama daerah-daerah yang turut mengirimkan upeti ditemukan dalam naskah '''Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kotawaringin''' (disebut juga Hikayat Banjar 1)
Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan
{{cquote|Maka [[Patih Masih]] menyuruh orang memberitahu ke Kintap, ke [[Satui]], ke [[Sawarangan]], ke [[Hasam-Hasam]], ke [[Laut Pulau]], ke [[Pamukan]], ke [[Paser]], ke [[Kutai]], ke [[Berau]], ke [[Karasikan]], dan memberitahu ke [[Tanah Biaju|Biaju]], ke [[Sebangau]], ke [[Mendawai]], ke [[Sampit]], ke [[Pembuang]], ke [[Kotawaringin]], ke [[Sukadana]], ke [[Lawai]], ke [[Sambas]]: [[Pangeran Samudera]] menjadi [[raja]] di [[Banjarmasih]]. Banyak tiada tersebut.<ref name="hikayat banjar"/>}}
Hikayat Banjar dan Kotawaringin menyebutkan
{{cquote|Maka [[Patih Balit]] itu kembali maka datang serta orang bantu itu. Maka orang yang takluk tatkala zaman [[Maharaja Suryanata]] sampai ke zaman [[Maharaja Sukarama]] itu, seperti [[negeri Sambas]] dan [[negeri Batang Lawai]] dan [[negeri Sukadana]] dan Kotawaringin dan Pembuang dan Sampit, Mendawai dan Sebangau dan [[Biaju Besar]] dan orang [[Biaju Kecil]] dan orang [[negeri Karasikan]] dan Kutai dan Berau dan Paser dan Pamukan dan orang Laut-Pulau dan Satui dan Hasam-Hasam dan Kintap dan Sawarangan dan [[Tambangan Laut]] dan orang [[Takisung]] dan [[Tabuniau]], sekaliannya itu sudah sama datang serta senjata serta persembahnya. Sama suka hatinya merajakan Pangeran Samudera itu. Sekaliannya orang itu berhimpun di [[Banjar]] dengan [[orang Banjarmasih]] itu, kira-kira orang empat laksa. Serta orang dagang itu, seperti [[orang Melayu]], [[orang Cina]], [[orang Bugis]], [[orang Mangkasar]], [[orang Jawa]] yang berdagang itu, sama lumpat menyerang itu. Banyak tiada tersebut.<ref name="hikayat banjar"/>}}
Daerah-daerah yang takluk pada masa [[Sultan Suryanullah]] - Sultan Banjarmasin ke-1 disebutkan dalam [[Hikayat Banjar]].<ref>{{id icon}} {{cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|year=1992|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=pulau%20banjar&pg=PA86#v=onepage&q=pulau%20banjar&f=false
{{cquote|''Sudah itu maka orang [[Sebangau Kuala, Pulang Pisau|Sebangau]], [[orang Mendawai]], [[orang Sampit]], orang [[Seruyan|Pembuang]], orang [[Kerajaan Kotawaringin|Kota Waringin]], orang [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]], orang [[Kabupaten Melawi|Lawai]], [[orang Sambas]] sekaliannya itu dipersalin sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim barat sekaliannya negeri itu datang mahanjurkan upetinya, musim timur kembali itu. Dan orang [[Takisung, Tanah Laut|Takisung]], orang [[Kuala Tambangan, Takisung, Tanah Laut|Tambangan Laut]], orang [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], orang [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-Asam]], orang [[Pulau Laut|Laut-Pulau]], orang [[Pamukan]], [[orang Paser]], [[orang Kutai]], [[orang Berau]], orang [[Suku Suluk|Karasikan]], sekaliannya itu dipersalin, sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim timur datang sekaliannya negeri itu mahanjurkan upetinya, musim barat kembali.''<ref name="hikayat banjar"/>}}
* Pada masa pemerintahan Raja Banjar Islam ke-4 Sultan Mustain Billah (Raja Maruhum Panambahan) mengutus menteri/duta besar '''Kiai Martasura''' ke negeri [[Makassar]] (Tallo-Gowa) untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara pada masa I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud, Raja [[Tallo, Makassar|Tallo]] yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa 1638-1654, ia meminjam ("menyewa") negeri Paser dan beberapa daerah lainnya termasuk daerah hunian suku Banjar - negeri [[Satui, Tanah Bumbu|Satui]] kepada Raja Banjar Marhum Panembahan ([[1595]]-[[1642]]) sebagai tempat berdagang. Peristiwa tersebut sebelum adanya Perjanjian [[Bungaya, Gowa|Bungaya]], hal ini menunjukkan pengakuan Makassar (Tallo-Gowa) mengenai kekuasaan Kesultanan Banjar terhadap daerah-daerah di wilayah sepanjang tenggara dan timur pulau Kalimantan. Pada masa itu Sultan Makassar terfokus untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di kepulauan [[Sunda Kecil]]. Namun setelah [[Perjanjian Bungaya]] (1667), Kesultanan Gowa dilarang oleh VOC-Belanda berdagang ke wilayah timur dan utara pulau Kalimantan.
Naskah '''Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kotawaringin''' (disebut juga Hikayat Banjar 1) menyebutkan
{{cquote|''Kemudian daripada itu tatkala Kiai Martasura ke Mangkasar, zaman Karaing Patigaloang itu, ia menyuruh pada Marhum Panembahan itu meminjam Pasir itu akan tempatnya berdagang serta bersumpah: "Barang siapa anak cucuku hendak aniaya lawan negeri Banjar mudah-mudahan dibinasakan Allah itu." Maka dipinjamkan oleh Marhum Panembahan. Itulah mulanya Pasir - serta diberi desa namanya [[Distrik Satui|Satui]] dan [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Hasam-Hasam]] dan [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], dan [[Swarangan, Jorong, Tanah Laut|Sawarangan]] itu, Banacala, Balang Pasir dan [[Kesultanan Kutai|Kutai]] dan [[Kesultanan Berau|Berau]] serta [[Kesultanan Sulu|Karasikan]] - itu tiada mahanjurkan hupati ke Martapura itu.''<ref name="hikayat banjar"/>}}
* Orang [[Pamukan]] atau Suku [[Dayak Samihim]] dahulu telah memiliki kerajaan sendiri yaitu [[Kerajaan Pamukan]] yang telah dihancurkan oleh suatu serangan musuh dari luar dengan bukti sisa-sisa pemukiman mereka terdapat di [[Tanjung Kersik Itam]]. Setelah kejadian tersebut, orang Pamukan/Dayak Samihim meminta kepada Sultan Banjar untuk mengamankan wilayah itu dengan mendirikan pemerintahan (kerajaan)
* [[Puanna Dekke'|Puana Dekke]] meminjam tanah dekat muara sungai Kusan kepada Sultan Tahlilullah yang dinamakan daerah [[Kota Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu|Pagatan]]. Dan pada tahun 1750 suku Bugis meminjam tanah kepada [[Sultan Banjar]] untuk mendirikan koloni di [[Tanjung Aru, Tanjung Harapan, Paser|Tanjung Aru]].<ref>
* Pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]], Sultan [[Tahmidullah II dari Banjar]] menyerahkan kedaulatan [[Kesultanan Banjar]] kepada [[VOC]] menjadi daerah protektorat dengan Akta Penyerahan di depan Residen Walbeck, setelah VOC berhasil menyingkirkan Pangeran Amir, rivalnya dalam perebutan tahta. Sebagian besar [[Kalimantan]] menjadi [[properti]] [[perusahaan]] VOC.
* [[Sultan Anom Alamsyah|Sultan Dipati Anom Alamsyah]] menjadi [[Sultan Pasir]] III sampai tahun [[1799]]. Sultan ini menikahi [[Ratu Intan I]], yaitu Ratu dari [[Tjangtoeng]] dan [[Batoe Litjin]].
* <nowiki/>Kedaulatan atas daerah Pasir dan Pulau Laut diserahkan VOC kembali kepada Sultan Banjar, [[Tahmidullah II]].
* Pada tanggal [[4 Mei]] [[1826]] (26 Ramadhan 1241 H), Sultan Banjar (Sultan Adam al-Watsiq Billah), menyerahkan wilayah tenggara dan timur Kalimantan beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
* Kasus [[Sebuli]] – Batulicin yaitu perompakan yang menyebabkan pertikaian Daeng Manggading yang dibantu Raja Pagatan dan Raja Sabamban dengan Aji Pati (Raja Bangkalaan) yang dibantu Pangeran Meraja Nata yang bermukim di Batulicin, mengakibatkan rumah-rumah orang Bugis di Batulicin dibakar.<ref>{{Web|url = http://subiyakto.wordpress.com/2008/03/08/perompakan-sebuah-realitas-historis-abad-xix-di-kalimantan-selatan/|title = Perompakan: Sebuah Realitas Historis Abad XIX di Kalimantan Selatan|author = Subiyakto|date = 8 Maret 2008|access-date = 2011-07-22|archive-date = 2014-08-14|archive-url = https://web.archive.org/web/20140814213316/http://subiyakto.wordpress.com/2008/03/08/perompakan-sebuah-realitas-historis-abad-xix-di-kalimantan-selatan/|dead-url = no}}</ref>
* Pada tahun ini, distrik-distrik dalam onderafdeeling van Tanah Boemboe yaitu Pagatan, Kusan, Batulicin, Cantung dengan Buntar Laut, Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul dan Cengal. Pada waktu itu Pulau Laut masih di bawah pemerintah pusat Kesultanan Banjar.
* Batulicin dan Pulau Laut berada di bawah pemerintah Kusan.<ref>{{cite book|pages=|url=http://books.google.co.id/books?id=1PBAAAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA357#v=onepage&q&f=false|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde|volume=1|access-date=2011-05-27|archive-date=2023-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230310124231/https://books.google.co.id/books?id=1PBAAAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA357&hl=id#v=onepage&q&f=false|dead-url=no}}</ref> Penguasa Kusan kemudian pindah ke pulau Laut, dan akhirnya divisi Kusan digabung dengan Pagatan. Sabamban dibentuk belakangan. Wilayah kabupaten Tanah Bumbu hari ini merupakan gabungan wilayah bekas distrik ([[swapraja]]) pada masa kolonial Hindia Belanda tersebut, yaitu [[Batoe Litjin]], [[Kerajaan Kusan|Koessan]], [[Kerajaan Pagatan|Pagatan]] dan [[Sabamban]], serta [[Distrik Satui]] (tahun 1889 Satui masih merupakan bagian dari ''[[Afdeeling Tanah Laut]]''). Jadi Kerajaan Pagatan hanya salah satu dari banyak kerajaan yang ada di Tanah Bumbu maupun Kalimantan Tenggara.<ref>{{Web|title = Tanah Boemboe (atlas)|url = http://www.indonesianhistory.info/places/tanah-boemboe.html|author = Indonesian History Info (situs)|access-date = 2011-07-22|archive-date = 2012-05-25|archive-url = https://web.archive.org/web/20120525125853/http://www.indonesianhistory.info/places/tanah-boemboe.html|dead-url = yes}}</ref>
* Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan ''Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie'', pada 27 Agustus 1849, No. 8<ref>{{Web|title = Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849|url = http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false|author = Google Book|access-date = 2011-04-02|archive-date = 2023-01-24|archive-url = https://web.archive.org/web/20230124102251/https://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling+van+het+Eiland+Borneo+in+tteee++afdeelingen,+onder+de+benaming+van+Wester+afdeeling+en+Zuid+en+Ooster+afdeeling.&pg=PA55-IA22&hl=id#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false|dead-url = no}}</ref>
==
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13(tiga belas) kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696 ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.<ref>[https://web.archive.org/web/20100403133857/http://tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5&Itemid=6 Pemkab Tanah Bumbu] Diakses: 14 Oktober 2009.</ref>
=== Batas Wilayah ===
Batas wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah:{{batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Kotabaru]] dan [[Kabupaten Hulu Sungai Tengah]]
|selatan = [[Laut Jawa]]
|barat = [[Kabupaten Tanah Laut]] dan [[Kabupaten Banjar]] |timur = [[Kabupaten Kotabaru]]
}}
== Pemerintahan ==
=== Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Tanah Bumbu}}
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
! No.
! colspan="2" | Bupati
! Mulai menjabat
! Akhir menjabat
! colspan="2" | Wakil Bupati
|-
! 4
| [[File:Dr. Zairullah Azhar Bupati Tanbu foto (2).png|100px]]
| [[Zairullah Azhar]]
| 26 Februari 2021<ref name=":0">{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2021/02/26/18210141/ini-pesan-pj-gubernur-kalsel-usai-lantik-5-kepala-daerah-pemenang-pilkada |title=Ini Pesan Pj Gubernur Kalsel Usai Lantik 5 Kepala Daerah Pemenang Pilkada 2020 |date=26-02-2021 |access-date=16-04-2022 |work=[[Kompas.com]] |last=Haswar |first=Andi Muhammad |editor=Dony Aprian |editor-last=Aprian |editor-first=Dony }}</ref>
| [[Daftar kepala daerah dan wakil kepala daerah petahana di Kalimantan Selatan|Petahana]]
|[[Berkas:M. Rusli, Wakil Bupati Tanah Bumbu.png|100px]]
| Muhammad Rusli
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu}}
=== Kecamatan ===
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tanah Bumbu}}
== Ekonomi ==
Tanah Bumbu memiliki beberapa industri dan perusahaan tambang yang cukup besar, antara lain [[PT. Arutmin Indonesia Tambang Batulicin]] dan [[PT. Arutmin Indonesia Tambang Satui]] yang berada di bawah manajemen [[PT. Arutmin Indonesia]] yang sahamnya sebagian dimiliki [[Bakrie & Brothers|Bakrie]] melalui [[Bumi Resources]]. Kemudian perusahaan tambang biji besi antara lain; [[PT. Yiwan Mining]], [[PT. Meratus Jaya Iron Steel]], dan yang baru diresmikan pada awal Juli 2012 yakni [[PT. Batulicin Steel]].
== Seni Budaya ==
[[Berkas:Maket_Balai_Bini.JPG|jmpl|ka|200px|Rumah Adat Tanah Bumbu ([[Rumah Balai Bini]]).]]
Baris 142 ⟶ 209:
# [[Suku Dayak Bukit]]
# [[Suku Bugis]]
# [[Suku Makassar]]
# [[Suku Mandar]]
# [[Suku Jawa]]
Baris 149 ⟶ 217:
# [[Suku Batak]]
# [[Suku Sasak]]
== Referensi ==
Baris 208 ⟶ 223:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tanahbumbukab.go.id/ Situs web resmi pemerintah kabupaten Tanah Bumbu]
* {{id}} [http://www.kapetbatulicin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57&Itemid=63 Kapet Batulicin] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111025112312/http://www.kapetbatulicin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57&Itemid=63 |date=2011-10-25 }}
{{Kabupaten Tanah Bumbu}}
{{Kalimantan Selatan}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Tanah Bumbu| ]]
|