Stasiun Banyuwangi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k istilahnya sekarang penjagaan aset. (via JWB) |
||
(43 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Infobox stasiun
| image = Stbwidepan.jpeg
| caption = Stasiun Banyuwangi
| name = Banyuwangi
| tinggi = +6 m
| kode =
| prov = Jawa Timur
| kabupaten = Banyuwangi
| kecamatan kabupaten = Banyuwangi
|
| alamat = Jalan Kapten Pierre Tendean
| kodepos = 68411
| coordinates = {{coord|8.217226|S|114.375780|E|region:ID_type:railwaystation|format=dms|display=inline,title}}
| open = 2 Februari 1903
| close = 31 Maret 1988
| operator = wpa9
| no_stasiun = 5530
| letak = km 85+964 lintas [[Stasiun Kalisat|Kalisat]]-''[[Stasiun Kabat|Kabat]]''-''Banyuwangi Lama''
| line = -
| close_type = PJKA
}}
'''Stasiun Banyuwangi (BW
== Sejarah ==
Banyuwangi mulai menjadi incaran [[Staatsspoorwegen]] untuk menanamkan pengaruhnya. Hal ini jelas-jelas diperkuat dengan sulitnya mengangkut hasil bumi dari wilayah Banyuwangi sehingga dapat diekspor melalui pelabuhan di [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]]. Kesulitan-kesulitan tersebut dicatat oleh Steven Anne Reitsma dalam bukunya, ''Indische spoorweg-politiek''. Reitsma mengaku bahwa pada masa itu Banyuwangi merupakan daerah yang terisolasi dan dikurung oleh bukit-bukit terjal yang tidak bisa dilalui jalan desa maupun jalur pedati. Pada akibatnya, SS menawarkan kereta api sebagai solusi dalam mengangkut hasil-hasil bumi.<ref>{{cite book|title=Indische Spoorweg-Politik|first=Steven Anne |last=Reitsma|year=1920|publisher=Landsdrukkerij|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02:100002593}}</ref>
Pada akhirnya, keputusan untuk membangun jalur kereta api mulai terwujud dengan mulai dibangunnya jalur baru Kalisat–Banyuwangi mulai tahun 1897. Jalur ini dibangun membelah gunung, melintasi dua terowongan, serta memiliki jembatan yang cukup dalam di petak Garahan–Mrawan.<ref>{{Cite journal|last=|first=|year=1903|title=de Vooltooiing van Spoorweg Kalisat-Banjoewangi|url=|journal=de Indische Gids|volume=25|issue=1|pages=653-655|doi=}}</ref> Jalur ini dibuka penuh untuk layanan umum pada tanggal 2 Februari 1903 oleh SS.<ref>{{Cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië|first=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1921–1932|location=Batavia}}</ref> Begitu jalur ini dibuka, 3.000 kepala keluarga memutuskan untuk bertempat tinggal di pinggir rel di jalur ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya jalur kereta api sebagai penggerak ekonomi kala itu.<ref>{{Cite book|title=Java: geographisch, ethnologisch, historisch|last=Veth|first=P.J.|publisher=De Erven F. Bohn|year=1907|isbn=|location=|page=|first2=J.F.|last2=Snelleman|last3=Niermeyer|first3=J.F.}}</ref>
Dengan beroperasinya jalur baru Kabat–Banyuwangi Baru per tanggal 7 September 1985,<ref>Prasasti di [[Stasiun Karangasem]] dengan angka tanggal 7 September 1985 menjadi bukti peresmian jalur baru tersebut.</ref> pamor stasiun ini lambat laun meredup. Pelayanan penumpang di Stasiun Banyuwangi Lama mulai dialihkan ke [[Stasiun Banyuwangi Baru]] (sekarang Ketapang) karena pelayanan kapal feri dari Banyuwangi menuju Bali dipindah dari pusat kota ke [[Pelabuhan Ketapang]], sehingga stasiun ini hanya melayani KA barang saja. Stasiun ini resmi dinonaktifkan penuh pada tanggal 31 Maret 1988 karena pelayanan barang juga dipindah ke Stasiun Banyuwangi Baru akibat dari dibangunnya Pelabuhan Meneng dan Tanjungwangi. Penutupan ini juga termasuk menonaktifkan segmen Kabat–Banyuwangi Lama seluruhnya.<ref>[[:Berkas:Jalurmati-1.jpg|LIntas cabang yang masih aktif dan tidak aktif PJKA]]. Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero), 2011.</ref>
== Bangunan ==
Bangunan utama stasiun ini—yang masih mempertahankan ciri khas SS—sekarang sudah menjadi kios dan emplasemennya berubah menjadi pasar tradisional. Stasiun ini dahulu memiliki [[Depot lokomotif|depo lokomotif]] dan [[Pemutar rel|''turntable'']]. Ke arah utara jalur ini masih berlanjut hingga berujung di [[Pantai Boom Banyuwangi]]. Jalur ini dahulu dibangun untuk kepentingan barang. Sisa-sisa jembatan di jalur ini masih banyak ditemukan.
Pada gunungan ''hall'' depan terdapat ornamen garuda Wahana Daya Pertiwi, yang merupakan lambang (''coat-of-arms'') dari PJKA.
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Stbwilamapujasera.jpeg|Stasiun Banyuwangi Lama,
</gallery>
== Referensi ==
{{
▲{{s-line|system=KAI|previous=Dadapan|line=Jalur menuju Banyuwangi Lama|notemid=dengan penghubung ke Pelabuhan Banyuwangi}}
[[Kategori:Banyuwangi, Banyuwangi]]
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Timur|Banyuwangi Lama]]
[[Kategori:Stasiun kereta api di Banyuwangi|Banyuwangi Lama]]
[[Kategori:Kabupaten Banyuwangi]]
[[Kategori:Transportasi di Kabupaten Banyuwangi]]
[[Kategori:Stasiun kereta api yang dibuka tahun 1903]]
|