Prasasti Garaman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Palladin911 (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Prasasti di Jawa Timur menggunakan HotCat |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Prasasti Garamān''' dikeluarkan oleh
Konon, prasasti ini ditemukan oleh seorang penduduk bernama Moh. Dahlan dari Dusun Mandungan, Kelurahan Widang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, pada 1 Juni 1985. Ia telah menyerahkan empat buah lempeng tembaga bertulis dari periode abad ke -11 kepada Pimpinan Proyek Pengembangan Museum Nasional Jakarta, dan mendapat imbalan sebesar 1,9 juta rupiah. Tidak diketahui di mana prasasti itu ditemukan. Lempeng pertama berukuran panjang 36,75 cm, lebar 11,70 cm,dan tebal 0.15 cm, ditulis pada satu sisi; lempeng kedua berukuran panjang 36,65, lebar 11,70 cm, dan tebal 0.15 cm, ditulis pada kedua sisinya; lempeng ketiga berukuran panjang 36,95 cm, lebar 11,70 cm, dan tebal 0,15 cm, ditulis pada kedua sisinya; dan lempeng keempat berukuran panjang 37,15 cm, lebar 11,15 cm, dan tebal 0,15 cn, ditulis pada kedua sisinya. Setiap lempeng berjumlah delapan baris, kecuali lempeng IV.b berjumlah 7 baris.
Bentuk tulisan yang ada dalam prasasti Garamān cenderung berbentuk persegi dan huruf-hurufnya besar-besar. Lebar huruf 0,45 cm, sedangkan panjang huruf bervariasi, yaitu antara 0,45 cm, 0,60 cm dan 0,75 cm. Prasasti ini, seperti umumnya di dalam prasasti [[Airlangga]] lainnya, memakai bahasa prosa lirik yang mengandung nilai sastra yang tinggi sehingga kalimat-kalimat yang digunakan panjang dan lebih dapat dibaca atau dimengerti.
Prasasti ini berisi anugerah dari [[Mapanji Garasakan]] kepada penduduk desa Garamān atas bantuan mereka ketika raja melawan haji [[Panjalu]], musuh dan anak dari [[Sri Samarawijaya]], kakaknya sendiri.<ref>http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20156408.pdf</ref>
Prasasti ini secara jelas mendukung keberadaan kerajaan Janggala dan Panjalu yang semula merupakan satu kerajaan di bawah pemerintahan Airlangga. Juga memberi tahu bahwa antara raja Janggala dan raja Panjalu ada hubungan kekeluargaan, yaitu kakak beradik, di mana Mapańji Garasakan adalah anak laki-laki tertua Airlangga dan adik Sanggrāmawijaya, putri tertua Airlangga. Keduanya lahir dari permaisuri. Sedangkan Haji Panjalu adalah anak Samarawijaya dan cucu Dharmawangśa Teguh. Karena kedua anak laki-laki ini merasa berhak atas tahta kerajaan, maka Airlanga terpaksa membagi dua kerajaannya agar tidak ada usaha perebutan tahta. Pembagian ini terjadi pada tahun 974 ''Çaka''. Tetapi peperangan antar dua raja ini tidak terelakkan. Pada tahun ini pula terjadi peperangan antara kedua raja tersebut.<ref>Nastiti, Titi Surti, 2003, '''''Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna Abad VIII – XI Masehi''''', Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya</ref>▼
▲Prasasti ini secara jelas mendukung keberadaan [[kerajaan Janggala]] dan [[Panjalu]] yang semula merupakan satu kerajaan di bawah pemerintahan [[Airlangga]]. Juga memberi tahu bahwa antara raja [[Janggala]] dan raja [[Panjalu]] ada hubungan kekeluargaan, yaitu kakak beradik, di mana
Prasasti Garamān ini telah dibahas oleh Boechari dalam “''The Garamān Inscription''”, yang juga dicantumkam transkripsi dari prasasti tersebut beserta terjemahannya ke dalam bahasa Inggris. Kini, prasasti ini menjadi koleksi Museum Nasional di Jakarta.<ref>Boechari, 2012, '''''Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti''''', Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia</ref>▼
▲Prasasti Garamān ini telah dibahas oleh Boechari dalam “''The Garamān Inscription''”, yang juga dicantumkam transkripsi dari prasasti tersebut beserta terjemahannya ke dalam bahasa Inggris. Kini, prasasti ini menjadi koleksi
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Prasasti di Jawa Timur|Garaman]]
[[Kategori:Babat, Lamongan]]
[[Kategori:Kerajaan Janggala]]
|