Kerajaan Tanjungpura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(73 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{disambig info|Tanjungpura}}
 
[[Berkas:Keraton Kerajaan Matan 11.jpg|jmpl|282x282px|Keraton Kerajaan Tanjungpura]]
'''Kerajaan Tanjungpura''' atau '''Tanjompura'''<ref>{{en}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=h82D-Y0E3TwC&lpg=PA224&dq=patee%20unus%20banjarmasin&pg=PA224#v=onepage&q&f=false|title=The Suma Oriental of Tome Pires: An Account of the East, from the Red Sea to Japan, Written in Malacca and India in 1512-1515, and The Book of Francisco Rodrigues, Rutter of a Voyage in the Red Sea, Nautical Rules, Almanack and Maps, Written and Drawn in the East Before 1515|author=Tomé Pires, Armando Cortesão, Francisco Rodrigues|publisher=Asian Educational Services|year=1990|isbn=8120605357|volume=1|pages=224}}ISBN 978-81-206-0535-0</ref> merupakan [[kerajaan]] tertua di [[Kalimantan Barat]] yang wujud sejak abad ke-8. Kerajaan ini mengalalmi beberapa kali perpindahan ibukota Kerajaan, pertama kali terletak di Negeri Baru (nama desa saat ini) Kabupaten Ketapang, kemudian pindah ke Sukadana (saat ini ibu <nowiki/>kota Kabupaten Kayong Utara) pada [[abad ke-14]] m dan pada abad ke 15 M berubah nama menjadi Kerajaan Matan, sejak Rajanya Sorgi (Giri Kesuma) memeluk Islam. KerajaanTanjungpura menjadi bukti bahwa peradaban negeri ''[[Tanah Kayong]]'' sudah cukup maju pada masa lampau. Tanjungpura pernah menjadi provinsi Kerajaan [[Singhasari]] sebagai '''Bakulapura'''. Nama ''bakula'' berasal dari [[bahasa Sanskerta]] yang berarti tumbuhan [[tanjung (pohon)|tanjung]] (''Mimusops elengi''), sehingga setelah dimelayukan menjadi Tanjungpura.
'''Kerajaan Tanjungpura''' atau '''Tanjompura'''<ref>{{en}} {{cite book|author=Tomé Pires, Armando Cortesão, Francisco Rodrigues|year=1990|url=http://books.google.co.id/books?id=h82D-Y0E3TwC&lpg=PA224&dq=patee%20unus%20banjarmasin&pg=PA224#v=onepage&q&f=false|title=The Suma Oriental of Tome Pires: An Account of the East, from the Red Sea to Japan, Written in Malacca and India in 1512-1515, and The Book of Francisco Rodrigues, Rutter of a Voyage in the Red Sea, Nautical Rules, Almanack and Maps, Written and Drawn in the East Before 1515|publisher=Asian Educational Services|isbn=8120605357|volume=1|pages=224}}ISBN 978-81-206-0535-0</ref> merupakan tertua di [[Kalimantan Barat]] yang telah wujud sejak abad ke-8. Kerajaan ini mengalami beberapa kali perpindahan ibu kota kerajaan, pertama kali terletak di Negeri Baru (nama desa saat ini) [[Kabupaten Ketapang]], kemudian pindah ke [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]] (saat ini ibu kota [[Kabupaten Kayong Utara]]) pada [[abad ke-14]] M, sejak Rajanya Sorgi (Giri Kesuma) memeluk [[Islam]]. Kerajaan Tanjungpura menjadi bukti bahwa peradaban negeri ''[[Tanah Kayong]]'' sudah cukup maju pada masa lampau. Tanjungpura pernah menjadi provinsi Kerajaan [[Singasari]] sebagai '''Bakulapura'''. Nama ''bakula'' berasal dari [[bahasa Sanskerta]] yang berarti tumbuhan [[tanjung (pohon)|tanjung]] (''Mimusops elengi''), sehingga setelah dimelayukan menjadi Tanjungpura. Sebagianan keturunan kerajaan ini tersebar dibeberapa wilayah karena pernikahan dll. Ada yang menempati di Mempawah, Pontianak dan beberapa kota lainnya. Menurut beberapa hasil telusuran, ada beberapa keturunan kerajaan ini yang melepas gelarnya dan tidak menggunakan gelar kerajaannya.
 
== Daerah kekuasaan ==
Wilayah kekuasaan Tanjungpura membentang dari [[Tanjung Dato]] sampai [[Tanjung Sambar]]. Pulau Kalimantan kuno terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Borneo (Brunei), Sukadana (Tanjungpura) dan Banjarmasin. Namun dapatan kajian terkini mengatakan Poli (or Poni) adalah merujuk kepada sebuah kerajaan Santubong di muara Sungai Sarawak yang dahulu kala dipanggil muara Punik.<ref>Christie, J.W. (1985), The Santubong Sites of Sarawak, the Sarawak Museum Journal</ref><ref>Walker, J.H. (2016), From Po-li to Rajah Brooke: Culture, Power and the Contest for Sarawak, University of New South Wales, Australia</ref><ref>McLaughlin, T. and Sahari, S. 2020, Sarawak River Valley Early Times to 1840: Santubong Kuching Brunei</ref> Tanjung Dato adalah perbatasan wilayah mandala Borneo (Brunei) dengan wilayah mandala Sukadana (Tanjungpura), sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah mandala Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah mandala Banjarmasin (daerah Kotawaringin).<ref>{{en}} {{cite book|pages=713|url=http://books.google.co.id/books?id=xmH3o3vZk2AC&dq=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&pg=PA713#v=onepage&q=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&f=false|title=Encyclopædia metropolitana; or, Universal dictionary of knowledge|first=Edward|last=Smedley|year=1845}}</ref><ref name="Malayan miscellanies">{{en}} {{cite book|author=Malayan miscellanies|pages=7|url=http://books.google.co.id/books?id=fBYIAAAAQAAJ&dq=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&pg=RA3-PA7#v=onepage&q=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&f=false|title=Malayan miscellanies|year=1820}}</ref> Daerah aliran Sungai Jelai, di Kotawaringin di bawah kekuasaan Banjarmasin, sedangkan sungai Kendawangan di bawah kekuasaan Sukadana.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=220|url=http://books.google.co.id/books?id=PJMKAAAAYAAJ&dq=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&pg=PA220#v=onepage&q=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=52|first=Wolter Robert|last=Hoëvell|publisher=Ter Lands-drukkerij|year=1861}}</ref> Perbatasan di pedalaman, perhuluan daerah aliran aisungaisungai Pinoh (LawLawai) termasuk dalam wilayah [[Kerajaan Kotawaringin]] (bawahan Banjarmasin).<ref>{{nl}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=p64WAQAAIAAJ&dq=Kottawaringin&pg=RA1-PA286#v=onepage&q=Kottawaringin&f=false|author=Perhimpunan Ilmu Alam Indonesia, Madjalah ilmu alam untuk Indonesia|title=Indonesian journal for natural science|volume=10-11|year=1856}}</ref>
 
Pada masa mahapatih [[Gajah Mada]] dan [[Hayam Wuruk]] seperti disebutkan dalam [[Kakawin Nagarakretagama]], negeri Tanjungpura menjadi ibukotaibu kota bagi daerah-daerah yang diklaim sebagai taklukan [[Majapahit]] di nusa Tanjungnagara (Kalimantan). Majapahit mengklaim bekas daerah-daerah taklukan Sriwijaya di pulau Kalimantan dan sekitarnya. Nama Tanjungpura seringkalisering kali dipakai untuk sebutan pulau Kalimantan pada masa itu. Pendapat lain beranggapan Tanjungpura berada di Kalimantan Selatan sebagai pangkalan yang lebih strategis untuk menguasai wilayah yang lebih luas lagi. Menurut [[Pararaton]], Bhre Tanjungpura adalah anak Bhre [[Tumapel]] II (abangnya [[Suhita]]). Bhre Tanjungpura bernama Manggalawardhani Dyah Suragharini yang berkuasa [[1429]]-[[1464]], dia menantu Bhre Tumapel III [[Kertawijaya]]. Kemudian dalam Prasasti Trailokyapuri disebutkan Manggalawardhani Dyah Suragharini menjabat Bhre [[Kadiri|Daha]] VI (1464-1474). Di dalam [[mandala|mandala (lingkaran)]] [[Majapahit]], Ratu Majapahit merupakan ''prasada (artinya apa?, tiada dalam kamus Indonesia)'', sedangkan Mahapatih [[Gajahmada]] sebagai [[pranala|pranala (link)]], sedangkan Madura dan Tanjungpura sebagai ''ansa (pegangan atau naungan)''-nya.
 
== Perpindahan ibukotaibu kota kerajaan ==
IbukotaIbu kota Kerajaan Tanjungpura beberapa kali mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Beberapa penyebab Kerajaan Tanjungpura berpindah ibukotaibu kota adalah terutama karena serangan dari kawanan perompak (bajak laut) atau dikenal sebagai ''Lanon (lanun)''. Konon, pada masa itu sepak-terjang gerombolan ''Lanon'' sangat kejam dan meresahkan penduduk. Kerajaan Tanjungpura sering beralih pusat pemerintahan adalah demi mempertahankan diri karena sering mendapat serangan dari kerajaan lain. Kerap berpindah-pindahnya ibukotaibu kota Kerajaan Tanjungpura dibuktikan dengan adanya situs sejarah yang ditemukan di bekas ibukotaibu kota-ibukotaibu kota kerajaan tersebut. Negeri Baru di Ketapang merupakan salah satu tempat yang pernah dijadikan pusat pemerintahan Kerajaan Tanjungpura. Dari Negeri Baru, ibukotaibu kota Kerajaan Tanjungpura berpindah ke [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]]. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Zainuddin (1665–1724), pusat istana bergeser lagi, kali ini ditempatkan di daerah Sungai Matan (Ansar Rahman, tt:110). Dari sinilah riwayat Kerajaan Matan dimulai. Seorang penulis Belanda menyebut wilayah itu sebagai Kerajaan Matan, kendati sesungguhnya nama kerajaan tersebut pada waktu itu masih bernama Kerajaan Tanjungpura (Mulia [ed.], 2007:5). Pusat pemerintahan kerajaan ini kemudian berpindah lagi yakni pada 1637 di wilayah Indra Laya. Indra Laya adalah nama dari suatu tempat di tepian Sungai Puye, anak Sungai Pawan. Kerajaan Tanjungpura kembali beringsut ke Kartapura, kemudian ke Desa Tanjungpura, dan terakhir pindah lagi ke Muliakerta di mana Keraton Muhammad Saunan sekarang berdiri.
 
=== Perpindahan ibukotaibu kota Kerajaan Sukadana ===
Menurut Catatan Gusti Iswadi, S.sos dalam buku ''Pesona Tanah Kayong, Kerajaan Tanjungpura dalam perspektif sejarah'' disebutkan, bahwa, dari negeri baru kerajaan Tanjungpura berpindah ke [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]] sehingga disebut Kerajaan Sukadana, kemudian pindah lagi Ke Sungai Matan (sekarang Kec. [[Simpang Hilir]]). Dan semasa pemerintahan [http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20agoeng&pg=PA49#v=onepage&q=pangeran%20agoeng&f=true Sultan Muhammad Zainuddin] sekitar tahun [[1637]] pindah lagi ke Indra Laya sehingga disebut Kerajaan Indralaya. Indra Laya adalah nama dari satu tempat di Sungai Puye anak [[Sungai Pawan]] [[Sandai, Ketapang|Kecamatan Sandai]]. Kemudian disebut Kerajaan Kartapura karena pindah lagi ke Karta Pura di desa Tanah Merah, [[Nanga Tayap, Ketapang|Kec. Nanga Tayap]], kemudian baru ke Desa Tanjungpura sekarang ([[Muara Pawan, Ketapang|Kecamatan Muara Pawan]]) dan terakhir pindah lagi ke Muliakarta di Keraton Muhammad Saunan yang ada sekarang yang terakhir sebagai pusat pemerintahan swapraja.
 
Bukti adanya sisa kerajaan ini dapat dilihat dengan adanya makam tua di kota-kota tersebut, yang merupakan saksi bisu sisa kerajaan Tanjungpura dahulu. Untuk memelihara peninggalan ini pemerintah Kabupaten Ketapang telah mengadakan pemugaran dan pemeliharaan di tempat peninggalan kerajaan tersebut. Tujuannya agar genarasi muda dapat mempelajari kejayaan kerajaan tanjungpuraTanjungpura pada masa lampau.
 
== Para Penguasa ==
Dalam melacak jejak raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Matan, patut diketahui pula silsilah raja-raja Kerajaan Tanjungpura karena kedua kerajaan ini sebenarnya masih dalam satu rangkaian riwayat panjang. Berhubung terdapat beberapa versi tentang sejarah dan silsilah raja-raja Tanjungpura beserta kerajaan-kerajaan lain yang masih satu rangkaian dengannya, maka berikut ini dipaparkan silsilahnya menurut salah satu versi, yaitu berdasarkan buku ''Sekilas Menapak Langkah Kerajaan Tanjungpura'' (2007) suntingan Drs. H. Gusti Mhd. Mulia:<br />
'''Kerajaan Tanjungpura'''<br />
#Brawijaya (1454–1472)<ref>{{cite book
# Brawijaya (1454–1472)<ref>{{nl}} {{cite book|pages=321|url=http://books.google.co.id/books?id=iAVXAAAAMAAJ&dq=pangeran%20moesa&pg=PA321#v=onepage&q=pangeran%20moesa&f=true|title=De Indische Bij|volume=1|first=Carl Ludwig|last=Blume|publisher=H.W. Hazenburg|year=1843}}</ref>
| Lang= nl
# Bapurung (1472–1487)<ref>[http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/kerajaan-dompo.html sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com]</ref><ref name="Tijdschrift 11">{{nl icon}} {{cite journal|pages=2|url=http://books.google.co.id/books?id=0pJUAAAAcAAJ&dq=Poetri%20djoendjoeng%20Boewih&hl=id&pg=PA2#v=onepage&q=Poetri%20djoendjoeng%20Boewih&f=false |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde |volume= 11 |author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia |publisher=Lange & Co.|year= 1862}}</ref><ref name="Tijdschrift 23">{{en}}{{cite journal|author=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&hl=id&pg=RA1-PA199#v=onepage&q=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |volume= 23|issue=1-2|pages=198 | publisher=Nederlandsch-Indië | year=1861 }}</ref><ref>menikah dengan Dayang Silor putri dari Banjar, melahirkan empat anak. Salah seorangnya, Karang Tanjung</ref>
| pages= 321
| url= https://books.google.co.id/books?id=iAVXAAAAMAAJ&pg=PA321&dq=Prawi+Djaya+(of+Broewi+Djoya)&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj_z4mQrtfqAhWUe30KHbpiD_YQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=Prawi%20Djaya%20(of%20Broewi%20Djoya)&f=false
| title= De Indische Bij
| volume= 1
| first= Carl Ludwig
| last= Blume
| authorlink= Carl Ludwig Blume
| publisher= Hazenberg en Comp.
| year= 1843
}}</ref>
# Bapurung (1472–1487)<ref>[http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/kerajaan-dompo.html sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com]</ref><ref name="Tijdschrift 11">{{cite journal
| pages= 2
| url= http://books.google.co.id/books?id=0pJUAAAAcAAJ&dq=Poetri%20djoendjoeng%20Boewih&hl=id&pg=PA2#v=onepage&q=Poetri%20djoendjoeng%20Boewih&f=false
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde
| volume= 11
| author= Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia
| publisher= Lange & Co.
| year= 1862
}}</ref><ref name="Tijdschrift 23">{{nl}} {{cite journal|author=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&hl=id&pg=RA1-PA199#v=onepage&q=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |volume= 23|issue=1-2|pages=198 | publisher=Nederlandsch-Indië | year=1861 }}</ref><ref>menikah dengan Dayang Silor putri dari Banjar, melahirkan empat anak. Salah seorangnya, Karang Tanjung</ref>
# Panembahan Karang Tanjung (1487–1504)
Pada masa pemerintahan Panembahan Karang Tanjung, pusat Kerajaan Tanjungpura yang semula berada di [[Negeri Baru, Benua Kayong, Ketapang|Negeri Baru]] dipindahkan ke Sukadana, dengan demikian nama kerajaannya pun berubah menjadi Kerajaan Sukadana. Sukadana merupakan nama yang disebutkan untuk kerajaan ini dalam [[Hikayat Banjar]].<ref name="hikayat banjar">{{ms}}{{cite book|last=Ras|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]|year=1990|title=''[[Hikayat Banjar]]'' diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]]|lastlocation=Ras|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]Malaysia|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka|year=1990|isbn=9789836212405|location=Malaysia}}ISBN 983-62-1240-X</ref> <br />
'''Kerajaan Sukadana'''<br />
'''Kerajaan Sukadana'''<br />Peta yang dibuat oleh [[Oliver van Noord]] tahun 1600, menggambarkan lokasi Succadano, Tamanpure, Cota Matan, dan Loue<ref name="Kathy MacKinnon">{{en}}{{cite book|first=[[Kathy MacKinnon|Kathy]]|last=MacKinnon|coauthors=|title=''[http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PA62&dq=demang%20lehman&pg=PA61#v=onepage&q=demang%20lehman&f=false The ecology of Kalimantan]''|publisher=Oxford University Press|year=1996|isbn=9780945971733}}ISBn [http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PR6&pg=PR6#v=onepage&q&f=false 0-945971-73-7]</ref>
Peta yang dibuat oleh [[Oliver van Noord]] tahun 1600, menggambarkan lokasi Succadano, Tamanpure, Cota Matan, dan Loue<ref name="Kathy MacKinnon">{{cite book
 
| authorlink= Kathy MacKinnon
# Panembahan Karang Tanjung (1487–1504)<ref>Panembahan Karang Tanjung menikah dengan Putri Kilang dri Brunei mendapatkan anak bergelar Sang Ratu Agung. </ref>
| first= Kathy
| last= MacKinnon
| language= en
| url= http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PA62&dq=demang%20lehman&pg=PA61#v=onepage&q=demang%20lehman&f=false
| title= The ecology of Kalimantan
| publisher= Oxford University Press
| year= 1996
| isbn= 9780945971733
}} ISBN [http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PR6&pg=PR6#v=onepage&q&f=false 0-945971-73-7]</ref>
# Panembahan Karang Tanjung (1487–1504)<ref>Panembahan Karang Tanjung menikah dengan Putri Kilang dri Brunei mendapatkan anak bergelar Sang Ratu Agung.</ref>
# Gusti Syamsudin atau Pundong Asap atau Panembahan Sang Ratu Agung (1504–1518)
# Gusti Abdul Wahab atau Panembahan Bendala (1518–1533)
# Panembahan Pangeran Anom (1526–1533)
# Panembahan Baroh (1533–1590)
# Gusti Aliuddin atau Giri Kesuma atau Panembahan Sorgi (1590–1604)<ref>{{cite book
| Lang= nl
| pages= 213
| url= https://books.google.co.id/books?id=4_JFAAAAcAAJ&pg=PA212&dq=Giri-Moestaka&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiVjp2n2eDqAhWSguYKHeAmBY0Q6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=Giri-Moestaka&f=false
| title= Borneo's wester-afdeeling: geographisch, statistisch, historisch : voorafgegaan door eene algemeene schets des ganschen eilands
| volume= 1
| first= Pieter Johannes
| last= Veth
| authorlink= Pieter Johannes Veth
| publisher= Noman en Zoon
| year= 1854
}}</ref>
# Ratu Mas Jaintan (1604?1622)
# Giri Mustaka atau Murong-Giri Mustafa atau Sultan Muhammad Syaifuddin atau Raden Saradipa/Saradewa (1622–1665); Menantu [[Ratu Bagawan dari Kotawaringin]]
# Gusti Kesuma Matan atau Giri Mustika atau Sultan Muhammad Syaifuddin/Raden Saradipa/Saradewa(1622–1665); Menantu [[Ratu Bagawan dari Kotawaringin]]<ref name="Tijdschrift 6">{{nl icon}} {{cite journal|pages=242|url=http://books.google.co.id/books?id=HBEDAAAAYAAJ&dq=aji%20tenggal&hl=id&pg=PA242#v=onepage&q&f=false |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde |volume= 6 |author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia |publisher=Lange & Co.|year= 1857}}</ref><ref name="Tijdschrift 23">{{en}}{{cite journal|author=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&hl=id&pg=RA1-PA199#v=onepage&q=sulthan%20Acihhat-ollah%20VI&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |volume= 23|issue=1-2|pages=198 | publisher=Nederlandsch-Indië | year=1861 }}</ref><ref name="Pasak Negeri Kapuas">{{id}}{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=xFBODAAAQBAJ&pg=PA200&lpg=PA200&dq=kasultanan+banjar.com&source=bl&ots=VRSDKqYFtF&sig=evWvUBUe1_l9LlEYUYEhBVc6Plw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwit2r3v5YrdAhWNSH0KHXRRBVg4ChDoATAEegQIBRAB#v=onepage&q=kasultanan%20banjar.com&f=false|title=Pasak Negeri Kapuas 1616-1822|author=Tomi|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=2014|isbn=602961357X|location=Indonesia|page=200}}ISBN 9786029613575</ref>
## Gusti Kesuma Matan (Raden Buyut Kesuma Matan) atau Pangeran Muda alias Pangeran Putra<ref name="Tijdschrift 23"/><ref name="Dijk 1862">{{cite journal
| pages= 190
| url= https://books.google.co.id/books?id=z_A_AAAAYAAJ&pg=PA190&dq=Pangoran+Poetra&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiH9tGM-eDqAhVrlEsFHU_BCXQQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=Pangoran%20Poetra&f=false
| title= Neêrlands vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China: een nagelaten werk
| volume=
| language= nl
| author= Ludovicus Carolus Desiderius van Dijk
| publisher= J. H. Scheltema
| year= 1862
}}</ref><ref name="Tijdschrift 6">{{cite journal
| pages= 242
| url= https://books.google.co.id/books?id=_pFUAAAAcAAJ&pg=PA242&dq=Saradipa+van+Soekadana.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwibj4KYsLHiAhUB-6wKHQ9bCpAQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Saradipa%20van%20Soekadana.&f=false
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde
| volume= 6
| language= nl
| author= Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia
| publisher= Lange & Co.
| year= 1857
}}</ref><ref>{{cite journal
| pages= 1
| url= https://books.google.co.id/books?id=1PBAAAAAcAAJ&pg=PA2&dq=Pangeran+Praboe+Kentjana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiSvLu_9ODqAhVbVisKHRnYA2wQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=Pangeran%20Praboe%20Kentjana&f=false
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde
| volume= 1
| language= nl
| author=
| publisher=
| year= 1853
}}</ref><ref name="Pasak Negeri Kapuas">{{cite book|author=Tomi|year=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=xFBODAAAQBAJ&pg=PA200&lpg=PA200&dq=kasultanan+banjar.com&source=bl&ots=VRSDKqYFtF&sig=evWvUBUe1_l9LlEYUYEhBVc6Plw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwit2r3v5YrdAhWNSH0KHXRRBVg4ChDoATAEegQIBRAB#v=onepage&q=kasultanan%20banjar.com&f=false|title=Pasak Negeri Kapuas 1616-1822|location=Indonesia|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=602961357X|page=200}} ISBN 9786029613575</ref>
Inilah raja terakhir Kerajaan Sukadana sekaligus raja pertama dari Kerajaan Tanjungpura yang bergelar Sultan.
 
'''Kesultanan Matan'''<br />
# Gusti Jakar Kencana atau Sultan Muhammad Zainuddin atau Sulthan Ratoe (1665–1724)
# Gusti Kesuma Bandan atau Sultan Muhammad Muazzuddin atau Marhum Negeri Laya.(1724–1738)
# Gusti Bendung atau Pangeran Ratu Agung atau Sultan Muhammad Tajuddin (1738–1749)
# Gusti Kencuran atau Sultan Ahmad Kamaluddin atau Marhum Indra Laya (1749–1762)
# Gusti Asma atau Pangeran Ratu atau Sultan Muhammad Jamaluddin (1762–1819)
Gusti Asma adalah raja terakhir Kerajaan Matan dan pada masa pemerintahannya, pusat pemerintahan Kerajaan Matan dialihkan ke Simpang, dan nama kerajaannya pun berganti menjadi Kerajaan Simpang atau Kerajaan Simpang-Matan.
 
'''Kerajaan (penambahanschap) Simpang-Matan'''<br /ref>{{cite book
| Lang= nl
# Gusti Asma atau Sultan Muhammad Jamaluddin (1762–1819). Anak Sultan Ahmad Kamaluddin
| pages= 321
| url= https://www.google.co.id/books/edition/De_Indische_bij/hEIsQRUUWnwC?hl=id&gbpv=1&dq=goestie&pg=PA274&printsec=frontcover
| title= De Indische Bij
| volume= 1
| first= Carl Ludwig
| last= Blume
| authorlink= Carl Ludwig Blume
| publisher= Hazenberg en Comp.
| year= 1843
}}</ref><ref>{{cite book
| Lang= nl
| pages= 321
| url= https://www.google.co.id/books/edition/De_indische_Bij_tijdschrift_ter_bevorder/0elAAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=goestie&pg=PA274&printsec=frontcover
| title= De Indische Bij
| volume= 1
| first= Carl Ludwig
| last= Blume
| authorlink= Carl Ludwig Blume
| publisher= Hazenberg en Comp.
| year= 1843
}}</ref><ref>{{cite book
| Lang= nl
| pages=
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Proeve_eener_geschiedenis_van_een_gedeel/XnJhAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=goestie&pg=PA78&printsec=frontcover
| title= Proeve eener geschiedenis van een gedeelte der westkust van ...
| volume= 1
| first= Georg
| last= Mueller
| authorlink= Georg Mueller
| publisher=
| year=
}}</ref>
# Gusti Asma atau Sultan Muhammad Jamaluddin atau Marhoem Tijang-Tiga atau Marhoem Indra Poera (1762–1819). Anak Sultan Ahmad Kamaluddin
# Gusti Mahmud atau Panembahan Anom Suryaningrat (1819–1845). Menantu Sultan Ahmad Kamaluddin<ref name="Tijdschrift1862"/>
# Gusti Muhammad Roem atau Panembahan Anom Kesumaningrat (1845–1889). Anak Panembahan Anom Suryaningrat
<ref name="Almanak 44Tijdschrift1862">{{nl}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=jlZVAAAAcAAJA0pJAAAAMAAJ&dq=Kcsoemaningpangeran%20Rat%2C&hl=id20agoeng&pg=PA222PA99#v=onepage&q=Kcsoemaningpangeran%20Rat,20agoeng&f=false|pages=222|title=AlmanakTijdschrift vanvoor NederlandschIndische taal-Indië, voorland-, het jaaren volkenkunde|firstvolume=Landsdrukkerij11|author=Bataviaasch (Batavia)Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=LandsLange Drukkery& Co.|year=1871|volume=441862}}</ref><ref name="Tijdschrift1862Almanak 44">{{nl}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJjlZVAAAAcAAJ&dq=pangeranKcsoemaning%20agoeng20Rat%2C&hl=id&pg=PA99PA222#v=onepage&q=pangeranKcsoemaning%20agoeng20Rat,&f=false|pages=222|title=TijdschriftAlmanak voorvan Indische taalNederlandsch-,Indië land-,voor enhet jaar volkenkunde|volumefirst=11|author=BataviaaschLandsdrukkerij Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia(Batavia)|publisher=LangeLands & Co.Drukkery|year=18621871|volume=44}}</ref>
# Gusti Panji atau Panembahan Suryaningrat (1889–1920)
# Gusti Roem atau Panembahan Gusti Roem (1912–1942)<ref name="Regeeringsalmanak 1914">{{cite book
| pages=260
| url= https://books.google.co.id/books?id=VO0zAQAAMAAJ&q=Pangeran-Moeda-Goesti-Alam&dq=Pangeran-Moeda-Goesti-Alam&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiCh7PT8pfrAhXGbX0KHb0MDUMQ6AEwBnoECAUQAg
| title= Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1914
| contribution= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Ter Lands-Drukkerij
| year= 1914
| issue= 2
| lg= nl
}}</ref>
# Gusti Mesir atau Panembahan Gusti Mesir (1942–1943)
# Gusti Ibrahim (1945)
Gusti Mesir menjadi tawanan tentara Jepang yang berhasil merebut wilayah Indonesia dari Belanda pada 1942, karena itulah maka terjadi kekosongan pemerintahan di Kerajaan Simpang. Pada akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, sekira tahun 1945, diangkatlah Gusti Ibrahim, anak lelaki Gusti Mesir, sebagai raja. Namun, karena saat itu usia Gusti Ibrahim baru menginjak 14 tahun maka roda pemerintahan dijalankan oleh keluarga kerajaan yaitu Gusti Mahmud atau Mangkubumi yang memimpin Kerajaan Simpang hingga wafat pada 1952.
 
'''Kerajaan Kayong-Matan atau Kerajaan Tanjungpura II'''<br />
# Gusti Irawan atau Sultan Mangkurat<ref>Gusti Irawan merupakan putra kedua Sultan Muazuddin (Raja Kerajaan Matan) dan adik dari Sultan Muhammad Tajuddin yang melanjutkan tahta Sultan Muazuddin sebagai Raja Matan</ref>
# Pangeran Agung
Baris 62 ⟶ 174:
 
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah kerajaan-kerajaan ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan ''Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie'', pada 27 Agustus 1849, No. 8<ref>[http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false {{nl}} Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849]</ref>
Meski terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan, namun kerajaan-kerajaan turunan Kerajaan Tanjungpura (Kerajaan Sukadana, Kerajaan Simpang-Matan, dan Kerajaan Kayong-Matan atau Kerajaan Tanjungpura II) masih tetap eksis dengan pemerintahannya masing-masing. Silsilah raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Matan (dan sebelum berdirinya Kerajaan Matan) di atas adalah salah satu versi yang berhasil diperoleh. Terdapat versi lain yang juga menyebutkan silsilah raja-raja Matan yang diperoleh dari keluarga Kerajaan Matan sendiri dengan menghimpun data dari berbagai sumber (P.J. Veth, 1854; J.U. Lontaan, 1975; H. von Dewall, 1862; J.P.J. Barth, 1896; Silsilah Keluarga Kerajaan Matan-Tanjungpura; Silsilah Raja Melayu dan Bugis; Raja Ali Haji, ''Tufat al-Nafis''; Harun Jelani, 2004; H.J. de Graaf, 2002; Gusti Kamboja, 2004), yakni sebagai berikut:
 
Terdapat versi lain yang juga menyebutkan silsilah raja-raja Matan yang diperoleh dari keluarga Kerajaan Matan sendiri dengan menghimpun data dari berbagai sumber (P.J. Veth, 1854; J.U. Lontaan, 1975; H. von Dewall, 1862; J.P.J. Barth, 1896; Silsilah Keluarga Kerajaan Matan-Tanjungpura; Silsilah Raja Melayu dan Bugis; Raja Ali Haji, ''Tufat al-Nafis''; Harun Jelani, 2004; H.J. de Graaf, 2002; Gusti Kamboja, 2004), yakni sebagai berikut:
'''Kerajaan Tanjungpura'''<br />
 
'''Kerajaan Tanjungpura'''
# Sang Maniaka atau Krysna Pandita (800 M–?)<ref>Menurut Bustan Arifin Al Salatin, Sejarah Nasional, Sejarah Melayu, Pengaruh Syailendra dan Sriwijaya (850-900)</ref>
# Hyang-Ta (900–977)<ref>Menurut kronik CinaTiongkok, Pengaruh Sriwijaya Periode Kerajaan Kalingga (India Selatan)</ref>
# Siak Bahulun (977–1025)<ref>Menurut Sejarah Kalimantan Barat/Cerita Lisan Periode serangan Kerajaan Cola (India Selatan) ke Sriwijaya</ref>
# Rangga Sentap (1290–?)<ref>Taklukan Singhasari, Ekspedisi Pamalayu Periode Singhasari (1222–1293)</ref>
Baris 77 ⟶ 191:
# Panembahan Dibarokh atau Sibiring Mambal (1565?1590)
 
'''Kerajaan Matan'''<br />
# Giri Kusuma (1590–1608); Anak Panembahan Bandala
# Ratu Sukadana atau Putri Bunku/Ratu Mas Jaintan (1608–1622); Istri Giri Kusuma/Anak Ratu Prabu Landak
# Panembahan Ayer Mala (1622–1630); Anak Panembahan Bandala
# Sultan Muhammad Syafeiudin, Giri Mustaka, Panembahan Meliau atau Pangeran Iranata/Cakra,(1630–1659); Anak/Menantu Giri Kusuma
# Sultan Muhammad Zainuddin/Pangeran Muda (1659–1725); Anak Pangeran Muda bin Sultan Muhammad Syaeiuddin<br />
# Pangeran Agung (1710–1711); Perebutan kekuasaan
# pembagian kekuasaan, memimpin kerajaan di Tanah Merah
## Pangeran Agung Martadipura (1725–1730); Anak Sultan Muhammad Zainuddin, pembagian kekuasaan memimpin kerajaan di Tanah Merah
## Pangeran Mangkurat/ atau Sulthan Mangkoe Rat atau Sultan Aliuddin Dinlaga (1728–1749); Anak Sultan Muhammad Zainuddin, pembagian kekuasaan di Sandai dan Tanah Merah
# pembagian kekuasaan, memimpin kerajaan di Simpang
## Pangeran Ratu Agung (1735–1740); Anak Sultan Muhammad Zainuddin, pembagian kekuasaan, memimpin kerajaan di Simpang
## Sultan Muazzidin Girilaya atau Marhum Negeri Laya(1749–1762); Anak Pangeran Ratu Agung, memimpin kerajaan di Simpang
# Sultan Akhmad Kamaluddin/Panembahan Tiang Tiga (1762–1792); Anak Sultan Aliuddin Dinlaga
# Sultan Muhammad Jamaluddin, sebelumnya: Pangeran Ratu, sebelumnya: Gusti Arma (1792–1830); Anak Sultan Akhmad Kalamuddin<ref>{{nl}} {{cite book|pages=49|url=http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20agoeng&pg=PA49#v=onepage&q=pangeran%20agoeng&f=false|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|volume=11|authors=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1862}}</ref>
# Pangeran Adi Mangkurat Iradilaga atau Panembahan Anom Kusuma Negara (1831–1843); Anak Pangeran Mangkurat
# Pangeran Cakra yang Tua atau Pangeran Jaya Anom (1843–1845); Sebagai pejabat perdana menteri, anak Pangeran Mangkurat
# Panembahan Gusti Muhammad Sabran (1845–1908);<ref name="Almanak 44"/>; Anak Panembahan Anom Kusuma Negara
# Pangeran Laksamana Uti Muchsin (1908–1924); Anak Panembahan Gusti Muhammad Sabran
# Panembahan Gusti Muhammad Saunan atau Pangeran Mas (1924–1943); Anak Gusti Muhammad Busra
# Majelis Pemerintah Kerajaan Matan (1943–1948), terdiri dari Uti Halil (Pg. Mangku Negara), Uti Apilah (Pg. Adipati), Gusti Kencana (Pg. Anom Laksamana)
# Majelis Raja Kerajaan Matan dipimpin Pangeran Ratu Kertanegara Haji Gusti Kamboja ; Pangeran Laksamana Anom Gst Fadlin, S.Sos dan Alm.Pangeran Adipati Uti Iwan Kusnadi (sejak 2009 1987- Sekarang2015)
 
== Penggunaan nama kerajaan ==
Saat ini nama kerajaan ini diabadikan sebagai nama universitas negeri di [[Kalimantan Barat]] yaitu [[Universitas Tanjungpura]] di [[Kota Pontianak|Pontianak]], dan juga digunakan oleh [[TNI Angkatan Darat]] sebagai nama [[Kodam]] di [[KalimantanKubu Raya]] yaitu [[Kodam XII/Tanjungpura]]
 
== Catatan kaki ==
Baris 107 ⟶ 221:
 
=== Sumber ===
* {{id}}[http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=425 Mencari Jejak Kerajaan Kartapura. Ketapang Online, 9 November 2006] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928063815/http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=425 |date=2007-09-28 }}
 
=== Lihat pula ===
* [[Lawai]]
* [[Kabupaten Ketapang]]
* [[Kerajaan Indralaya]]
* [[Kerajaan Kartapura]] <small>[http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=425] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928063815/http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=425 |date=2007-09-28 }}</small>
* Swapraja [[Panembahan Simpang]] <small>[http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=403 sumber] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928063821/http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=403 |date=2007-09-28 }}</small>
* Swapraja [[Panembahan Matan]]
* Swapraja [[Panembahan Sukadana]] <small>[http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=373 sumber] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928063826/http://www.kipde-ketapang.go.id/baru/modules.php?name=News&file=article&sid=373 |date=2007-09-28 }}</small>
 
=== Pranala luar ===
* {{id}} [http://melayuonline.com/opinion/?a=TExzL3FMZVZBUkU4Ng%3D%3D=&l=nasib-istana-panembahan-matan--tanjungpura-di-mulia-kerta Nasib Istana Mulia Karta]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.equator-news.com/utama/box/menelusuri-keberadaan-istana-kerajaan-di-kalbar/tali-pernikahan-melebar-ke-tayan-dan-matan Tali Pernikahan Melebar ke Tayan dan Matan ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110810174814/http://www.equator-news.com/utama/box/menelusuri-keberadaan-istana-kerajaan-di-kalbar/tali-pernikahan-melebar-ke-tayan-dan-matan |date=2011-08-10 }}
* http://www.thefreelibrary.com/A+shadowy+state+in+Borneo%3A+where+was+Tanjungpura%3F-a0290733356
* http://suluhbanjar.blogspot.co.id/2012/03/heroisme-banjar-di-seberang-lautan.html
 
 
 
{{Kerajaan di Kalimantan}}
 
[[Kategori:Kerajaan Tanjungpura| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Tanjungpura]]
[[Kategori:Kerajaan di Kalimantan Barat|Tanjungpura]]
[[Kategori:Kerajaan Tanjungpura| ]]
[[Kategori:Kabupaten Ketapang]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]
[[Kategori:Artikel menggunakan foto WikiIstanaKalbar]]