Isu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{unreliable sources}} tag to article (Twinkle (つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(24 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{unreliable sources|date=September 2018}}
'''Isu'''
== Tahapan Isu ==
Menurut '''[[Hainswort & Meng]]''' isu berada dalam empat tahap, yakni:
* Tahap Permulaan
Pada tahap ini tidak ada isu yang tampak namun kondisi muncul dengan jelas yang berpotensi untuk berkembangnya menjadi sesuatu yang penting. Isu terjadi
* Tahap Mediasi
Pada tahap ini isu telah berkembang dan memberikan pengaruh terhadap organisasi secara jelas. Organisasi masih dapat menjaga isu tidak berkembang dengan memperhatikan isu-isu lainnya. Selain itu, organisasi harus mengelola arus informasi dengan
* Tahap Organisasi
Tahap organisasi adalah dimana isu sedang berkembang dan menjadi topik pembicaraan yang berkembang menjadi krisis. Publik akan membentuk jaringan untuk mendesak organisasi melakukan suatu tindakan terhadap isu yang berkembang ini. Organisasi harus memberikan penanganan yang cepat dan melibatkan '''[[Stakeholders|stakeholder]]'''. Dalam tahap ini media memiliki peran yang penting karena kemampuan komunikasi massanya. Organisasi perlu melakukan pemantauan terhadap media. Diperlukan teknik Media Relations yang baik agar isu dapat mereda dengan cepat.
* Tahap Resolusi
Jika telah mencapai tahap ini, berarti adanya anggapan bahwa isu telah selesai. Namun, organisasi harus terus melakukan pemantauan untuk mencegah isu datang kembali.<br />
== Proses Manajemen Isu ==
* Identifikasi Isu
Baris 20 ⟶ 21:
# Kepentingan: segera, penting, sangat penting
* Analisis
Bertujuan untuk menempatkan kepentingan isi isunya. Memanfaatkan pengalaman masa lalu
* Pemilihan Strategi
Tahapan ini organisasi menyiapkan aksi-aksi untuk menghadapi isu. Strategi yang diambil dapat bersifat reaktif, adaptif dan dinamis.
Baris 26 ⟶ 27:
Jika organisasi telah memiliki strategi dalam menghadapi isu, implementasikan program yang telah dibuat dengan segera. Organisasi harus saling bekerjasama untuk menyediakan dukungan yang maksimal sehingga tujuan dapat dicapai dengan cepat.
* Evaluasi
Jika program telah dilaksanakan, lakukanlah evaluasi untuk menilai seberapa efektif program yang telah dilaksanakan. Tetap lakukan
== Proses Pengendalian dan Pengelolaan Isu ==
* Fase Kesadaran Diri
Organisasi harus mempelajari
* Fase Eksplorasi
Dalam fase ini telah adanya kepentingan yang meningkat mengenai isu. Tanggung jawab khusus telah dibagikan dan pembentukan opini telah dimulai.
Baris 35 ⟶ 37:
Organisasi telah melibatkan ''top management'' untuk mempertimbangkan tindakan dan memutuskan secara tepat alternatif yang telah didapat.
* Fase Implementasi
Fase dimana pengambilan keputusan telah dibuat dan telah dianggap tepat
* Fase Modifikasi
Evaluasi terhadap program yang tengah dilaksanakan untuk
* Fase Penyelesaian
Fase relaksasi bagi organisasi dimana adanya anggapan bahwa isu telah mereda dan dapat menjadi positif jika perencanaan telah dilaksanakan dengan baik.
<!----
== Isu Ajinomoto ==
Ketika [[Ajinomoto]] dikenal dan telah dipakai oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, Ajinomoto tersandung kasus mengenai isu keharaman bahan baku Ajinomoto. Isu muncul berawal dari masa berlaku label halal Ajinomoto. Saat itulah MUI melakukan uji ulang kehalalan produk. Uji ulang tersebut dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-Obatan dan Kosmetik (LPPOM), MUI dan IPB. Yang mengejutkan adalah ditemukannya fakta bahwa Ajinomoto menggunakan Procine (enzim dari pankreas babi) untuk bahan katalisator guna menghidrolis protein kedelai menjadi Bactosoytone. Kehalalan Ajinomoto pun dipersoalkan MUI pada akhir Desember 2000 setelah ditemukan bahwa pengembangan bakteri untuk proses fermentasi tetes tebu tersebut mengandung zat yang tidak halal. Ajinomoto diduga telah mengubah nutrisi itu pada produksi sejak bulan Juni 2000. Setelah kejadian tersebut, MUI mengeluarkan Fatwa yang menyebutkan bahwa merk Ajinomoto haram untuk dikonsumsi umat Muslim dalam suratnya bernomor U-558/MUI/XII/2000 tanggal 19 Desember 2000. Surat tersebut ditandatangai oleh Prof. Dr. Umar Shihab dan Sekretaris Umum MUI Dr. Din Syamsudin dan meminta agar Ajinomoto yang diproduksi dan diedarkan sebelum 23 November 2000 ditarik dari peredarannya.
== Tahapan Isu Ajinomoto ==
* Tahap Permulaan
Pada akhir Desember 2000 masa berlaku label halal Ajinomooto telah habis. Isu berawal dari sini karena telah ditemukan
* Tahap Mediasi
Isu langsung melesat berkembang secara luas karena cukup banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan Ajinomoto dan juga menyangkut dengan keyakinan Umat Muslim yang merupakan mayoritas di Indonesia.
Baris 51 ⟶ 55:
* Tahap Resolusi
Setelah menarik produknya, Ajinomoto sempat menghilang dari edaran yang kemudian muncul kembali dengan mengganti bintang iklan Paaramitha Rusady dengan Deddy Mizwar yang memiliki citra Muslim taat. Selain itu Ajinomoto memperkenalkan program yang bernama Umami yang dimana untuk menunjukkan bahwa bahan dasar yang digunakan oleh Ajinomoto telah berubah dan telah disesuaikan dengan wilayah distribusi Ajinomoto. Ajinomoto pun memberikan artikel-artikel yang memberi dukungan bahwa MSG aman dikonsumsi. Penyediaan informasi yang cukup pasca peristiwa terus dilancarkan oleh pihak Ajinomoto untuk mendapatkan kembali perhatian publik. Melancarkan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan adanya program beasiswa kepada satu Mahasiswa Indonesia setiap tahunnya untuk melanjutkan studi Master di Universitas Tokyo. Akhirnya Ajinomoto pun bangkit lagi setelah sekian lama menghilang sementara dari peredaran.
--->
== Referensi ==
* Regester, Michael, Judy Larkin. ''Risk Issues and Crisis Management in Public Relations.'' New Delhi: Crest Publishing House, 2003.
|