Ritual Bakar Tongkang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(20 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox intangible heritage
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang1.jpg|ka|jmpl|200px|Ritual Bakar Tongkang Bagansiapiapi di provinsi Riau.]]▼
| Gambar =
| Caption = ''=Upacara Wangkang''
| ICH = Upacara Wangkang
| State Party =
| Type =
| Criteria =
| ID = 01608
| Region = APA
| Year = 2020
| Session =
| List =
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/ong-chun-wangchuan-wangkang-ceremony-rituals-and-related-practices-for-maintaining-the-sustainable-connection-between-man-and-the-ocean-01608
| Below =
| Note =
|Countries= [[Indonesia]]}}
▲[[Berkas:
'''Ritual Bakar Tongkang''' dikenal juga sebagai '''Upacara Bakar Tongkang''' ([[Hanzi Sederhana]]
== Sejarah Bakar Tongkang ==
[[Berkas:
Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang [[Tionghoa]] dari Provinsi [[Fujian]] - [[China]], merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa [[Kie Ong Ya]] yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.
Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan [[Selat Malaka]] tersebut.
Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga '''Ang''', di antaranya
== Asal usul nama Bagansiapiapi ==
Baris 18 ⟶ 34:
Pada penanggalan [[Imlek]] bulan kelima tanggal 16, para perantau menginjakkan kaki di daratan tersebut, mereka menyadari bahwa di sana terdapat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.
Sebagai wujud terima kasih kepada dewa laut Kie Ong Ya, para perantau memutuskan untuk membakar [[Tongkang]] yang ditumpangi mereka sebagai sesajen kepada dewa laut.<ref>[http://www.indonesiamedia.com/2011/07/14/budaya-bakar-tongkang-di-bagan-siapi-api-dan-patung-budha-rupang-di-t-balai/ "Budaya Bakar Tongkang di Bagansiapiapi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121217124822/http://www.indonesiamedia.com/2011/07/14/budaya-bakar-tongkang-di-bagan-siapi-api-dan-patung-budha-rupang-di-t-balai/ |date=2012-12-17 }} ''[[Indonesia Media]]'', 14 Juli 2011</ref>
Mereka yang merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak sanak-keluarga dari Negeri [[Tirai Bambu]] sehingga pendatang [[Tionghoa]] semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tersebut mendorong penangkapan hasil laut yang terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tersebut di-ekspor ke berbagai benua lain hingga [[Bagansiapiapi]] menjadi penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah [[Norwegia]].
Baris 31 ⟶ 47:
== Go Cap Lak ==
Untuk mengenang para leluhur dalam menemukan [[Bagansiapiapi]] dan sebagai wujud syukur terhadap dewa [[Kie Ong Ya]], kini setiap tahun diadakan Ritual Bakar Tongkang atau [[Go Cap Lak]]. Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enambelas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima [[lunar]] setiap tahunnya.
Baris 44 ⟶ 59:
* {{id}} [http://www.bagansiapiapi.net BON-kenali lebih dekat komunitas Bagansiapiapi]
* {{id}} [http://ujiecaprone.com/sejarah-ritual-bakar-tongkang-di-bagansiapiapi/ Ujie Caprone | Ritual Bakar Tongkang]
* [http://www.rohilkab.go.id/kalender.htm Kalender sembahyang besar umat Tionghoa di Bagansiapiapi]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut "Terima Kasih Dewa Laut"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080701191821/http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut |date=2008-07-01 }}, ''Kompas'', 27 Juni 2008 - artikel mengenai sejarah Bagansiapiapi
{{Tionghoa Indonesia}}
[[Kategori:
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
|