Stasiun Majalaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k istilahnya sekarang penjagaan aset. (via JWB) Tag: halaman dengan galat skrip |
||
(19 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bukan|Stasiun Maja}}
{{infobox stasiun
| name =
| image =
| caption =
| prov = Jawa Barat
| kabupaten = Bandung
| kecamatan kabupaten =
| desa =
| open =
| close =
| kode =
| no_stasiun =
| letak = km
| line = -
| close_type =
| operator =
| class = III/kecil
}}
'''Stasiun
Kini bangunan stasiun berubah menjadi kios, sedangkan emplasemennya kini menjadi Pasar Majalaya.
== Sejarah ==
Asal usul stasiun ini berawal dari keinginan Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, sehingga dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Pengangkutan dengan pedati sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar.<ref name=":0">{{Cite book|title=Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929|last=Hakim|first=C.L.|publisher=Vidya Mandiri|year=2018|isbn=|location=Ciamis|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|title=Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942|last=Lubis|first=N.H.|publisher=Pusat Informasi Kebudayaan Sunda|year=1998|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Oleh karena itu, dibangunlah jalur
=== Rencana jalur ''Shortcut'' Cicalengka–Majalaya ===
Asal-usul proyek pembangunan ''shortcut'' atau jalur pintas Majalaya–Cicalengka ini sangat kurang jelas. Meski begitu, Iman Subarkah menyatakan dalam bukunya yang berjudul ''Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita'', bahwasannya
pembangunan lintas ini dimaksudkan untuk menghubungkan Stasiun Majalaya yang terletak di [[Jalur kereta api Dayeuhkolot–Majalaya|lintas Dayeuhkolot–Majalaya]] dengan [[Stasiun Cicalengka]] yang terletak di [[Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan|lintas Padalarang–Kasugihan]]. Dengan begitu, maka
daerah [[Bandung]] Selatan akan terkoneksi dengan daerah [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] melalui kereta api. Bahkan, ketika itu beliaulah yang diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan jalur ''shortcut'' ini.<ref>{{Citebook|title=Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867 - 1992|first=Iman|last=Subarkah|page=52 dan 53|publisher=Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan Kereta Api|location=Bandung|year=1992}}</ref>
Pada tahun 1942, Jepang sempat memiliki konsep akan adanya jalur ''shortcut'' yang menghubungkan [[Cicalengka]] dengan [[Majalaya, Majalaya, Bandung|Majalaya]] tanpa harus memutar jauh melalui [[Bandung]] dan [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]]. Akan tetapi, [[Jepang]] tidak kunjung merealisasikan niat tersebut. Hingga Juni 1945, Jepang mengerahkan ribuan tahanan perangnya yang berasal dari kamp di daerah Cimahi ke Majalaya dengan menggunakan kereta api. Seluruh tahanan tersebut terdiri atas anak laki-laki dan pria dewasa yang sebagian besar berasal dari [[Belanda|Negeri Kincir Angin]]. Pengerahan tahanan perang ini tak lain dan tak bukan ditujukan untuk membangun jalur pintas kereta api Cicalengka–Majalaya. Pembangunan jalur pintas ini awalnya dimulai dari Majalaya. Selang beberapa minggu kemudian, Jepang mengerahkan tahanan perang lagi di Cicalengka. Disana, mereka mulai membangun tanggul-tanggul di area persawahan untuk dijadikan ''railbed''.<ref name="Jan de Bruin">{{Citebook|title=Het Indische Spoor In Oorlogstijd De spoor- en tramwegmaatschappij in Nederlands-Indië in de vuurlinie 1873-1949|first=Jan de|last=Bruin|year=2003|publisher=Uquilair B.V.|page=122-?}}</ref>
Selama pekerjaan berlangsung, banyak tahanan perang meninggal karena dipaksa bekerja keras, ditambah dengan panasnya terik matahari dan krisis air bersih yang disebabkan oleh kemarau panjang, gizi buruk, hingga mewabahnya beragam penyakit dikalangan para pekerja yang semakin memperkeruh keadaan.<ref name="Jan de Bruin"/><ref>{{Citeweb|url=http://archief.gastdocenten.com/mannenkampen-medio-1942-1945/|website=archief.gastdocenten.com|title=Mannenkampen, medio 1942 – 1945, Spoorweg Tjitjalenka|first=H.A.M.|last=Liesker}}</ref>
Per 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Ketika itu, ''railbed'' sudah siap namun belum dipasang rel kereta api diatasnya. Praktis saja sejak menyerahnya Jepang kepada sekutu, proyek tersebut dihentikan. Lalu pada 19 Agustus 1945 para tahanan perang dalam proyek ini dievakuasi menuju [[Cimahi]] dan [[Bandung]]. Sejak saat itu proyek pembangunan ''shortcut'' jalur kereta api Cicalengka–Majalaya tidak pernah terselesaikan.
== Referensi ==
{{reflist}}
{{
▲{{s-line|system=KAI|line=Dayeuhkolot–Majalaya|next=Cilelea}}
{{stasiun-stub}}▼
▲{{coord|-6.989098|107.628129|display=title}}
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Barat|Majalaya]]
[[Kategori:Majalaya, Bandung]]
▲{{stasiun-Jabar-stub}}
|