Jalur kereta api Merakurak–Babat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membersihkan Revisi tak berguna |
||
(147 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info jalur kereta api
| box_width =
| name = Jalur kereta api
| image = Jembatan KA
| caption = Jembatan kereta api Cincim di
| type = Jalur lintas cabang
| system = Jalur kereta api rel ringan
| status = Tidak beroperasi
| start = * [[Stasiun Merakurak|Merakurak]],
* [[Stasiun Tuban|Tuban]]
** Mulai 1 November 1935 sampai September 1942 ketika dibongkar Jepang
** Setelah direaktivasi oleh DKARI hingga kembali nonaktif pada tahun 1990
* [[Stasiun Plumpang|Plumpang]], pada era [[Jepang]] sampai masa awal kemerdekaan (1945-1946)
* [[Stasiun Babat|Babat]], masih aktif hingga kini
| end =
| stations = 14
| open = 1 Agustus 1920
| close =
* *
| reopen = 1945-1946 (segmen Tuban–Plumpang)
| reclose = 5 Februari 1990 (segmen Tuban–Babat)
| buildby = [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]]
| tracklength =
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]]<br>(pemilik aset jalur dan stasiun)
| operator = [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]]
Baris 25 ⟶ 31:
| el =
| speed =
{{Routemap
| inline = 1
| map =
exKBHFa~~''[[Stasiun Merakurak|Merakurak]]''
expHST~~''Mondokan''
expHST~~''Latsari''
exBHF~~'''''[[Stasiun Tuban|Tuban]]'''''
expHST~~''Trosobo''
expHST~~''[[Halte Panyuran|Panyuran]]''
exHST~~''[[Stasiun Palang|Palang]]''
expHST~~''Dawung''
expHST~~''[[Halte Kepet|Kepet]]''
expHST~~''Morosemo''
exHST~~''[[Stasiun Plumpang|Plumpang]]''
expHST~~''[[Halte Klotok|Klotok]]''
expHST~~''Tangkir''
WASSERq\WASSERq!~exhSTRae\WASSER+r~~ ~~[[Sungai Bengawan Solo]]
vCONTfgaq\exSPLa!~vSTR+r\~~ke <small>'''[[Stasiun Bojonegoro|Bojonegoro]]''', [[Stasiun Gambringan|Gambringan]], [[Stasiun Semarang Tawang|Semarang Tawang]]</small>
vBHF~~'''[[Stasiun Babat|Babat]]''' {{rint|kai|kai}}
vCONTfge~~ke <small>'''[[Stasiun Lamongan|Lamongan]]''', [[Stasiun Duduk|Duduk]], '''[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasarturi]]'''
}}
}}
'''Jalur kereta api Merakurak–Babat''' adalah salah satu jalur kereta api nonaktif yang berada di [[Jawa Timur]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]]. Jalur ini dibangun oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], difungsikan untuk menghubungkan [[Babat, Lamongan|Babat]] di Kabupaten Lamongan dengan [[Kabupaten Tuban]].
== Sejarah ==
[[Berkas:KAARTEN SGD - Overzichtskaart van het bestaande spoor- en tramwegnet te Batavia en omstreken.jpeg|jmpl|Peta yang menunjukkan rencana penyambungan jalur kereta api Merakurak–Babat dengan [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|jalur kereta api Bojonegoro–Jatirogo]].]]
Sejarah jalur ini bermula pada tahun 1915, [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij|SJS]] merencanakan untuk membuka jalur rel dengan rute Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro, Jenu–Tuban–Babat, dan Ngidon–Rengel–Ponco. Sementara itu, di wilayah selatan belum dibuka jalur kereta api karena masih mengandalkan transportasi air yang relatif murah melalui [[Sungai Bengawan Solo]]. Usulan membangun jalur kereta api Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro dan pengembangan pelabuhan Leran (Lasem) oleh [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] (seorang pakar ekonomi sekaligus residen Rembang) telah menimbulkan perdebatan panjang di Parlemen Belanda. Di satu sisi, [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] ingin memajukan perekonomian Rembang dengan membangun sarana transportasi yang memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat di pedalaman dan industri perkebunan; di sisi lain, usulan itu ditolak karena Rembang dipandang sebagai daerah terbelakang yang tidak banyak menghasilkan barang-barang perdagangan. Pembangunan jalur kereta api dengan biaya yang mahal dianggap tidak akan menguntungkan secara ekonomis.
Aspek ekonomi selalu menjadi pertimbangan utama dalam membuka
jaringan rel kereta api yang dilakukan oleh perusahaan kereta api. Pada 1917 [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] mewacanakan untuk membangun rel kereta api yang menghubungkan Bojonegoro–Jatirogo karena dianggap nantinya menguntungkan. Sebaliknya, [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij|SJS]] yang membangun jalur Pamotan-Jatirogo justru malah menghentikan pekerjaannya karena secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan dan membatalkan rencana untuk membangun jaringan rel di utara Bengawan Solo yang selanjutnya dikerjakan oleh maskapai NIS.
Di kawasan hutan jati Karesidenan Rembang, sampai dasawarsa kedua abad ke-20 luas jaringan kereta api yang diusahakan oleh perusahaan partikulir NIS dan SJS tetap tidak berubah. Penyambungan jalur cabang yang menghubungkan Bojonegoro–Bojonegoro–Jatirogo dan Babat–Tuban–Merakurak, yang semula akan dikerjakan oleh NIS belum dapat dikerjakan. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah
medan kawasan hutan jati yang berbukit dan berkapur. Di samping itu juga meskipun bantalan rel kereta api (kayu jati) mudah diperoleh, bahan material lainnya untuk memadatkan jalan kereta api sulit didapat dan juga karena kondisi tanah yang cukup labil karena sering terjadi pergerakan tanah. Hal inilah yang menyebabkan jalur utara Bengawan Solo sulit dikembangkan. Pembangunan sarana
transportasi semakin sulit dilakukan ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1929 dan pemerintah melakukan politik penghematan (''bezuinigings-politiek'') di berbagai bidang termasuk dalam pembangunan prasarana jalan di Karesidenan Rembang. Sehingga rencana penyambungan jalur cabang Bojonegoro–Jatirogo dengan Babat–Tuban–Merakurak via utara (Merakurak-Jenu terus ke barat sampai Jatirogo) dan via selatan (Ngidon-Rengel-Ponco) gagal dikerjakan.
S.A. Reitsma menyebutkan bahwa jalur kereta api ini merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan [[jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi]], dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Bojonegoro menuju Jatirogo]] dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.<ref>{{citeweb|title=Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf|last=Teeuwen|first=Dirk|url=http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl/Special%20Subjects/Railroads.html/trains-dutch-east-indies[1].pdf|website=www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl|access-date=2018-09-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite book|title=Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah|last=Arsip Nasional RI|first=|publisher=Arsip Nasional RI|year=1977|isbn=|location=Jakarta|pages=85}}</ref><ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref>
=== Penutupan ===
Dalam riwayatnya, jalur kereta api ini tercatat pernah dinonaktifkan tiga kali, yakni pada tahun 1935,<ref name=":3 Desember 1935">{{cite magazine |last= |first= |date= 3 Desember 1935 |title=Kroniek der Indische Spoorwegen |url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004502026:00014&coll=dts&query=Toeban&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221910%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&sortfield=datedesc&page=9 |magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref><ref name=":26 Mei 1936>{{cite magazine |last= |first= |date= 26 Mei 1936 |title= Opbreken Van Een Tramlijn Der N.I.S.|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004503012:00019&query=Toeban&page=8&sortfield=datedesc&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221930%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&coll=dts|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref> 1942,<ref name=":Jan de bruin">{{Citebook|title=Het Indische Spoor in Oorlogstijd: de spoor- en tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indië in de vuurlinie, 1873-1949|last=Bruin|first=Jan de|publisher=Uquilair B.V.|year=2003}}</ref><ref name=":30 Juni 1949">{{cite magazine |last= |first= |date= 30 Juni 1949 |title=Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (N.I.S.)|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004515014:00014&coll=dts&query=Toeban&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221941%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221950%22%29&sortfield=datedesc|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref> dan 1990.
Pada 1 November 1935, Segmen Merakurak–Tuban telah resmi ditutup. NIS menganggap bahwa Segmen Merakurak–Tuban ini tidak pernah menghasilkan keuntungan.<ref name=":3 Desember 1935 /><ref name=":26 Mei 1936 /> Meskipun demikian, NIS masih menaruh harapan untuk dapat membuka dan mengoperasikan segmen ini lagi di kemudian hari.<ref>{{cite magazine |last= |first= |date= 18 Desember 1939 |title=Wijzigingen der Spoor- en Tramwegen in Nederlandsch-Indie tijdens het bestaan van Spoor- en Tramwegen|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004506007:00012&query=Toeban&page=2&sortfield=datedesc&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221930%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&coll=dts|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020}}</ref> Kemudian pada [[masa pendudukan Jepang]] tepatnya pada September 1942, Segmen Tuban–Plumpang dibongkar oleh para pekerja [[Romusha]].<ref name=":30 Juni 1949" />
Sementara itu, hal berbeda justru terkuak dari sebuah surat untuk angkutan barang yang dikirimkan ke [[Stasiun Surabaya Pasar Turi]] pada tahun 1944 dan bercap stempel [[Stasiun Tuban]].<ref>{{Citeweb|url=http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/hlt-part/hlt-Toeban.htm|website=www.studiegroepzwp.nl|access-date=2018-10-13|title=TOEBAN 764, Lijn 50 Babat - Merak Oerak}}</ref> Dari surat tersebut dapat diketahui bahwasanya aktivitas di [[Stasiun Tuban]] di [[masa pendudukan Jepang]] masih tetap ada sekalipun jalur kereta apinya telah dibongkar sebelumnya.
Selanjutnya tertulis dalam buku ''Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2'', disebutkan bahwa dimasa awal kemerdekaan Indonesia, Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) mewacanakan untuk mereaktivasi sejumlah jalur kereta api di [[Pulau Jawa]] yang dibongkar Jepang. Salah satu jalur kereta api yang direaktivasi adalah Jalur kereta api Merakurak–Babat segmen Plumpang–Tuban sepanjang 22 km. Reaktivasi tersebut diselesaikan tahun 1945-1946. Bahkan, dalam pelaksanannya seluruh biaya reaktivasi ditanggung oleh rakyat setempat.<ref>{{id}}{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2|location=Bandung|publisher=CV. Angkasa|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=Asosiasi Pakar|last2=Perkeretaapian|year=1997|page=52-53|ISBN=}}</ref>
Hingga era Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), lintas [[Stasiun Tuban|Tuban]]–[[Stasiun Babat|Babat]] tetap beroperasi normal. Namun pada era [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], tepatnya pada 5 Desember 1990 lintas ini kembali dinonaktifkan.
== Reaktivasi ==
Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, jalur kereta api ini akan diaktifkan kembali guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).<ref>Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan</ref> Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.<ref>{{Citebook|title=Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018|url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201907/RIPNAS_Siap_Cetak-dikompresi.pdf|year=2018|publisher=Direktorat Jenderal Perkeretaapian}}</ref>
Lebih lanjut, Kementerian Investasi/BKPM telah menjembatani dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman antara PT Kereta Api Indonesia dengan perusahaan Indonesia-Rusia PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia pada 30 Agustus 2021 untuk mengkaji pengembangan kembali jalur ini dengan tujuan menunjang kilang minyak ''Grass Root Refinery'' (GRR) Tuban.<ref>{{Cite web|title=Revitalisasi Jalur Kereta Bersejarah, GRR Tuban Bangun Konektivitas ke Industri|url=https://kumparan.com/kumparanbisnis/revitalisasi-jalur-kereta-bersejarah-grr-tuban-bangun-konektivitas-ke-industri-1wZTelV6oLM|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2021-10-01}}</ref><ref>{{citeweb|url=https://kontan.co.id/news/kementerian-investasi-fasilitasi-kerja-sama-pt-kai-dengan-pertamina-rosneft|title=Kementerian Investasi Fasilitasi Kerja Sama PT KAI dengan Pertamina Rosneft|website=kontan.go.id||access-date=2021-10-02}}</ref>
== Jalur terhubung ==
Baris 61 ⟶ 101:
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=19|lintas=[[Stasiun Merakurak|Merakurak]]–[[Stasiun Babat|Babat]]|dibuka=1 Agustus 1920|operator=[[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]]|daop=D8}}
|-
! colspan="8"|Segmen Merakurak–Tuban ditutup [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] pada 1 November 1935
|-
{{DaftarStasiun|nomor=
{{DaftarStasiun|nomor=4302|nama=
{{DaftarStasiun|nomor=
|-
! colspan="8"|Segmen Tuban–Plumpang bongkar [[Jepang]] dan direaktivasi oleh DKARI pada tahun 1945-1946 dan kembali nonaktif diera [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] pada tahun 1990
|-
{{DaftarStasiun|nomor=
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Trosobo|kelas=Halte|singkatan=|alamat=[[Kebonsari, Tuban, Tuban]]|letak=km 36+675|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=4304|nama=Panyuran|kelas=Halte|singkatan=PYR|alamat=|letak=km 33+798|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=ImagesHandler-7.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4305|nama=Palang|kelas=III|singkatan=PAG|alamat=|letak=km 31+637|ketinggian=+1 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Palang.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4306|nama=Dawung|kelas=Halte|singkatan=DWG|alamat=|letak=km 28+326|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=4307|nama=Kepet|kelas=Halte|singkatan=KEP|alamat={{rute|1}} Jalan Nasional 1/Raya Tuban-Babat, [[Tunah, Semanding, Tuban]]|letak=km 24+364|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Halte Kepet, 2019 (1).jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4308|nama=Morosemo|kelas=Halte|singkatan=MSO|alamat=|letak=km 19+056|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
|-
! Colspan="8"|Segmen Plumpang–Babat dinonaktifkan oleh [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] pada tahun 1990
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4309|nama=Plumpang|kelas=III|singkatan=PMG|alamat=[[Plumpang, Plumpang, Tuban]]|letak=km 15+450|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun plumpang by ivan.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4311|nama=Klotok|kelas=Halte|singkatan=KOK|alamat=[[Klotok, Plumpang, Tuban]]|letak=km 8+539|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=
{{DaftarStasiun|nomor=4309|nama=Tangkir|kelas=Halte|singkatan=TNR|alamat=|letak=km 5+018|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
! colspan=8|BH 5 Jembatan Cincim (Bengawan Solo)
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4407|nama=Babat|singkatan=BBT|kelas=II|status=Beroperasi|letak=km 160+373 lintas [[Stasiun Gundih|Gundih]]-[[Stasiun Gambringan|Gambringan]]-[[Stasiun Bojonegoro|Bojonegoro]]-[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasarturi]]<br>km 0+000 lintas '''Babat'''-''[[Stasiun Tuban|Tuban]]''<br>km 71+431 lintas [[Stasiun Jombang|Jombang]]-''[[Stasiun Ploso|Ploso]]''-'''Babat'''|alamat=Jalan Stasiun Babat, [[Babat, Babat, Lamongan]]|ketinggian=+7 m|gambar=Stasiun Babat 2020.jpg}}
|}
=== Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban ===
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun|nomor=4303|nama=Tuban|kelas=I|singkatan=TN|alamat=Jalan Stasiun Tuban, [[Doromukti, Tuban, Tuban]]|letak=km 37+498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–[[Stasiun Tuban|Tuban]]<br>km 0+000 cabang [[Stasiun Tuban|Tuban]]
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Pabrik Kapur Tuban|kelas=|singkatan=|alamat=Jalan Gajah Mada, [[Gedongombo, Semanding, Tuban]]|letak=|ketinggian=|status=
{{DaftarStasiun-end}}
== Galeri ==
<gallery>
ImagesHandler-7.jpg|Bangunan Halte Perambatan sekitar tahun 1920-1925.
Jembatan KA Gesing, 2019.jpeg|Bekas jembatan kereta api untuk segmen Kepet–Murosemo di Desa [[Gesing, Semanding, Tuban]].
Jembatan KA Panyuran, 2019.jpeg|Bekas jembatan kereta api yang berlokasi di Kelurahan [[Panyuran, Palang, Tuban]].
Jembatan KA Cincim (2), 2019.jpeg|Jembatan kereta api Cincim dari bawah jembatan di sisi utara.
Patok NIS TN–MKR.jpg|Patok NIS yang masih tersisa di lintas Tuban–Merakurak
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{kereta-stub}}
|