Jalur kereta api Merakurak–Babat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Membersihkan Revisi tak berguna
 
(147 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info jalur kereta api
| box_width =
| name = Jalur kereta api Babat–Tuban–MerakurakMerakurak–Babat
| image = Jembatan KA KepetCincim (1), 2019.jpeg
| caption = Jembatan kereta api Cincim di Dusun Kepet, Tunah,[[Sungai Semanding,Bengawan TubanSolo]]
| type = Jalur lintas cabang
| system = Jalur kereta api rel ringan
| status = Tidak beroperasi
| start = * [[Stasiun Merakurak|Merakurak]], hinggasampai tahun 1942 karena dicabut pekerja romusha [[Jepang]].1935
* [[Stasiun Tuban|Tuban]] hingga nonaktif tahun 1990;
** Mulai 1 November 1935 sampai September 1942 ketika dibongkar Jepang
* [[Stasiun Babat|Babat]] masih aktif hingga kini
** Setelah direaktivasi oleh DKARI hingga kembali nonaktif pada tahun 1990
* [[Stasiun Plumpang|Plumpang]], pada era [[Jepang]] sampai masa awal kemerdekaan (1945-1946)
* [[Stasiun Babat|Babat]], masih aktif hingga kini
| end =
| stations = 14
| open = 1 Agustus 1920
| close =
* 19421935 (segmen Merakurak–Tuban)<br>
* 19901942 (segmen Tuban–BabatTuban–Plumpang)
| reopen = 1945-1946 (segmen Tuban–Plumpang)
| reclose = 5 Februari 1990 (segmen Tuban–Babat)
| buildby = [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]]
| tracklength = 46,347 km
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]]<br>(pemilik aset jalur dan stasiun)
| operator = [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]]
Baris 25 ⟶ 31:
| el =
| speed =
{{Routemap
| map =
| inline = 1
| map =
exKBHFa~~''[[Stasiun Merakurak|Merakurak]]''
expHST~~''Mondokan''
expHST~~''Latsari''
exBHF~~'''''[[Stasiun Tuban|Tuban]]'''''
expHST~~''Trosobo''
expHST~~''[[Halte Panyuran|Panyuran]]''
exHST~~''[[Stasiun Palang|Palang]]''
expHST~~''Dawung''
expHST~~''[[Halte Kepet|Kepet]]''
expHST~~''Morosemo''
exHST~~''[[Stasiun Plumpang|Plumpang]]''
expHST~~''[[Halte Klotok|Klotok]]''
expHST~~''Tangkir''
WASSERq\WASSERq!~exhSTRae\WASSER+r~~ ~~[[Sungai Bengawan Solo]]
vCONTfgaq\exSPLa!~vSTR+r\~~ke <small>'''[[Stasiun Bojonegoro|Bojonegoro]]''', [[Stasiun Gambringan|Gambringan]], [[Stasiun Semarang Tawang|Semarang Tawang]]</small>
vBHF~~'''[[Stasiun Babat|Babat]]''' {{rint|kai|kai}}
vCONTfge~~ke <small>'''[[Stasiun Lamongan|Lamongan]]''', [[Stasiun Duduk|Duduk]], '''[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasarturi]]'''
}}
}}
[[Berkas:KAARTEN SGD - Overzichtskaart van het bestaande spoor- en tramwegnet te Batavia en omstreken.jpeg|jmpl|Peta yang menunjukkan rencana penyambungan Jalur kereta api Babat-Merakurak dengan [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Jalur kereta api Bojonegoro-Jatirogo]].]]'''Jalur kereta api Merakurak[[Jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi|–]]Babat''' adalah salah satu jalur kereta api nonaktif yang berada di [[Jawa Timur]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]]. Jalur ini dibangun oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], difungsikan untuk menghubungkan [[Babat, Lamongan|Babat]] di Kabupaten Lamongan dengan [[Kabupaten Tuban]].
'''Jalur kereta api Merakurak–Babat''' adalah salah satu jalur kereta api nonaktif yang berada di [[Jawa Timur]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]]. Jalur ini dibangun oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], difungsikan untuk menghubungkan [[Babat, Lamongan|Babat]] di Kabupaten Lamongan dengan [[Kabupaten Tuban]].
 
== Sejarah ==
[[Berkas:KAARTEN SGD - Overzichtskaart van het bestaande spoor- en tramwegnet te Batavia en omstreken.jpeg|jmpl|Peta yang menunjukkan rencana penyambungan jalur kereta api Merakurak–Babat dengan [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|jalur kereta api Bojonegoro–Jatirogo]].]]
Sejarah jalur ini bermula pada tahun 1915, [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij|SJS]] merencanakan untuk membuka jalur rel dengan rute Lasem-Pamotan-Jatirogo-Bojonegoro, Jenu–Tuban–Babat, dan Ngidon–Rengel–Ponco. Sementara itu, di wilayah selatan belum dibuka jalur kereta api karena masih mengandalkan transportasi air yang relatif murah melalui [[Sungai Bengawan Solo]]. Usulan membangun jalur kereta api Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro dan pengembangan pelabuhan Leran (Lasem) oleh [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] (seorang pakar ekonomi sekaligus residen Rembang) telah menimbulkan perdebatan panjang di Parlemen Belanda. Di satu sisi, [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] ingin memajukan perekonomian Rembang dengan membangun sarana transportasi yang memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat di pedalaman dan industri perkebunan; di sisi lain, usulan itu ditolak karena Rembang dipandang sebagai daerah terbelakang yang tidak banyak menghasilkan barang-barang perdagangan. Pembangunan jalur kereta api dengan biaya yang mahal dianggap tidak akan menguntungkan secara ekonomis.
Sejarah jalur ini bermula pada tahun 1915, [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij|SJS]] merencanakan untuk membuka jalur rel dengan rute Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro, Jenu–Tuban–Babat, dan Ngidon–Rengel–Ponco. Sementara itu, di wilayah selatan belum dibuka jalur kereta api karena masih mengandalkan transportasi air yang relatif murah melalui [[Sungai Bengawan Solo]]. Usulan membangun jalur kereta api Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro dan pengembangan pelabuhan Leran (Lasem) oleh [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] (seorang pakar ekonomi sekaligus residen Rembang) telah menimbulkan perdebatan panjang di Parlemen Belanda. Di satu sisi, [[George Lodewijk Gongrijp|Gongrijp]] ingin memajukan perekonomian Rembang dengan membangun sarana transportasi yang memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat di pedalaman dan industri perkebunan; di sisi lain, usulan itu ditolak karena Rembang dipandang sebagai daerah terbelakang yang tidak banyak menghasilkan barang-barang perdagangan. Pembangunan jalur kereta api dengan biaya yang mahal dianggap tidak akan menguntungkan secara ekonomis.
 
Aspek ekonomi selalu menjadi pertimbangan utama dalam membuka
jaringan rel kereta api yang dilakukan oleh perusahaan kereta api. Pada 1917 [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] mewacanakan untuk membangun rel kereta api yang menghubungkan Bojonegoro–Jatirogo karena dianggap nantinya menguntungkan. Sebaliknya, [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij|SJS]] yang membangun jalur Pamotan-Jatirogo justru malah menghentikan pekerjaannya karena secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan dan membatalkan rencana untuk membangun jaringan rel di utara Bengawan Solo yang selanjutnya dikerjakan oleh maskapai NIS.
 
Di kawasan hutan jati Karesidenan Rembang, sampai dasawarsa kedua abad ke-20 luas jaringan kereta api yang diusahakan oleh perusahaan partikulir NIS dan SJS tetap tidak berubah. Penyambungan jalur cabang yang menghubungkan Bojonegoro–Bojonegoro–Jatirogo dan Babat–Tuban–Merakurak, yang semula akan dikerjakan oleh NIS belum dapat dikerjakan. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah
medan kawasan hutan jati yang berbukit dan berkapur. Di samping itu juga meskipun bantalan rel kereta api (kayu jati) mudah diperoleh, bahan material lainnya untuk memadatkan jalan kereta api sulit didapat dan juga karena kondisi tanah yang cukup labil karena sering terjadi pergerakan tanah. Hal inilah yang menyebabkan jalur utara Bengawan Solo sulit dikembangkan. Pembangunan sarana
SJS tetap tidak berubah. Penyambungan jalur cabang yang menghubungkan Bojonegoro-Jatirogo dan Babat-Tuban-Merakurak, yang semula akan dikerjakan oleh NIS belum dapat dikerjakan. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah
transportasi semakin sulit dilakukan ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1929 dan pemerintah melakukan politik penghematan (''bezuinigings-politiek'') di berbagai bidang termasuk dalam pembangunan prasarana jalan di Karesidenan Rembang. Sehingga rencana penyambungan jalur cabang Bojonegoro–Jatirogo dengan Babat–Tuban–Merakurak via utara (Merakurak-Jenu terus ke barat sampai Jatirogo) dan via selatan (Ngidon-Rengel-Ponco) gagal dikerjakan.
medan kawasan hutan jati yang berbukit dan berkapur. Di samping itu juga meskipun bantalan rel kereta api (kayu jati) mudah diperoleh, bahan material lainnya untuk memadatkan jalan kereta api sulit didapat dan juga karena kondisi tanah yang cukup labil karena sering terjadi pergerakan tanah. Hal inilah yang menyebabkan jalur utara
 
Bengawan Solo sulit dikembangkan. Pembangunan sarana
S.A. Reitsma menyebutkan bahwa jalur kereta api ini merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan [[jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi]], dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Bojonegoro menuju Jatirogo]] dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.<ref>{{citeweb|title=Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf|last=Teeuwen|first=Dirk|url=http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl/Special%20Subjects/Railroads.html/trains-dutch-east-indies[1].pdf|website=www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl|access-date=2018-09-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite book|title=Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah|last=Arsip Nasional RI|first=|publisher=Arsip Nasional RI|year=1977|isbn=|location=Jakarta|pages=85}}</ref><ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref>
transportasi semakin sulit dilakukan ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1929 dan pemerintah melakukan politik penghematan (''bezuinigings-politiek'') di berbagai bidang termasuk dalam pembangunan prasarana jalan di Karesidenan Rembang. Sehingga rencana penyambungan jalur cabang Bojonegoro–Jatirogo dengan Babat–Tuban–Merakurak via utara (Merakurak-Jenu terus ke barat sampai Jatirogo) dan via selatan (Ngino-Rengel-Ponco) gagal dikerjakan.
 
=== Penutupan ===
 
Dalam riwayatnya, jalur kereta api ini tercatat pernah dinonaktifkan tiga kali, yakni pada tahun 1935,<ref name=":3 Desember 1935">{{cite magazine |last= |first= |date= 3 Desember 1935 |title=Kroniek der Indische Spoorwegen |url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004502026:00014&coll=dts&query=Toeban&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221910%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&sortfield=datedesc&page=9 |magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref><ref name=":26 Mei 1936>{{cite magazine |last= |first= |date= 26 Mei 1936 |title= Opbreken Van Een Tramlijn Der N.I.S.|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004503012:00019&query=Toeban&page=8&sortfield=datedesc&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221930%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&coll=dts|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref> 1942,<ref name=":Jan de bruin">{{Citebook|title=Het Indische Spoor in Oorlogstijd: de spoor- en tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indië in de vuurlinie, 1873-1949|last=Bruin|first=Jan de|publisher=Uquilair B.V.|year=2003}}</ref><ref name=":30 Juni 1949">{{cite magazine |last= |first= |date= 30 Juni 1949 |title=Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (N.I.S.)|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004515014:00014&coll=dts&query=Toeban&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221941%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221950%22%29&sortfield=datedesc|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020 }}</ref> dan 1990.
 
Pada 1 November 1935, Segmen Merakurak–Tuban telah resmi ditutup. NIS menganggap bahwa Segmen Merakurak–Tuban ini tidak pernah menghasilkan keuntungan.<ref name=":3 Desember 1935 /><ref name=":26 Mei 1936 /> Meskipun demikian, NIS masih menaruh harapan untuk dapat membuka dan mengoperasikan segmen ini lagi di kemudian hari.<ref>{{cite magazine |last= |first= |date= 18 Desember 1939 |title=Wijzigingen der Spoor- en Tramwegen in Nederlandsch-Indie tijdens het bestaan van Spoor- en Tramwegen|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004506007:00012&query=Toeban&page=2&sortfield=datedesc&cql%5B%5D=%28volumeYear+_gte_+%221930%22%29&cql%5B%5D=%28volumeYear+_lte_+%221940%22%29&coll=dts|magazine= Spoor- en Tramwegen|location=Den Haag |publisher= Moorman' Periodieke Pers N.V. |access-date= 5 April 2020}}</ref> Kemudian pada [[masa pendudukan Jepang]] tepatnya pada September 1942, Segmen Tuban–Plumpang dibongkar oleh para pekerja [[Romusha]].<ref name=":30 Juni 1949" />
 
Sementara itu, hal berbeda justru terkuak dari sebuah surat untuk angkutan barang yang dikirimkan ke [[Stasiun Surabaya Pasar Turi]] pada tahun 1944 dan bercap stempel [[Stasiun Tuban]].<ref>{{Citeweb|url=http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/hlt-part/hlt-Toeban.htm|website=www.studiegroepzwp.nl|access-date=2018-10-13|title=TOEBAN 764, Lijn 50 Babat - Merak Oerak}}</ref> Dari surat tersebut dapat diketahui bahwasanya aktivitas di [[Stasiun Tuban]] di [[masa pendudukan Jepang]] masih tetap ada sekalipun jalur kereta apinya telah dibongkar sebelumnya.
 
Selanjutnya tertulis dalam buku ''Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2'', disebutkan bahwa dimasa awal kemerdekaan Indonesia, Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) mewacanakan untuk mereaktivasi sejumlah jalur kereta api di [[Pulau Jawa]] yang dibongkar Jepang. Salah satu jalur kereta api yang direaktivasi adalah Jalur kereta api Merakurak–Babat segmen Plumpang–Tuban sepanjang 22 km. Reaktivasi tersebut diselesaikan tahun 1945-1946. Bahkan, dalam pelaksanannya seluruh biaya reaktivasi ditanggung oleh rakyat setempat.<ref>{{id}}{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2|location=Bandung|publisher=CV. Angkasa|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=Asosiasi Pakar|last2=Perkeretaapian|year=1997|page=52-53|ISBN=}}</ref>
 
Hingga era Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), lintas [[Stasiun Tuban|Tuban]]–[[Stasiun Babat|Babat]] tetap beroperasi normal. Namun pada era [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], tepatnya pada 5 Desember 1990 lintas ini kembali dinonaktifkan.
 
== Reaktivasi ==
S.A. Reitsma menyebutkan bahwa jalur kereta api ini merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan [[jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi]], dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Bojonegoro menuju Jatirogo]] dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.<ref>{{citeweb|title=Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf|last=Teeuwen|first=Dirk|url=http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl/Special%20Subjects/Railroads.html/trains-dutch-east-indies[1].pdf|website=www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl|access-date=2018-09-03}}</ref><ref>{{Cite book|title=Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah|last=Arsip Nasional RI|first=|publisher=Arsip Nasional RI|year=1977|isbn=|location=Jakarta|pages=85}}</ref><ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref>
Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, jalur kereta api ini akan diaktifkan kembali guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).<ref>Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan</ref> Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.<ref>{{Citebook|title=Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018|url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201907/RIPNAS_Siap_Cetak-dikompresi.pdf|year=2018|publisher=Direktorat Jenderal Perkeretaapian}}</ref>
 
Lebih lanjut, Kementerian Investasi/BKPM telah menjembatani dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman antara PT Kereta Api Indonesia dengan perusahaan Indonesia-Rusia PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia pada 30 Agustus 2021 untuk mengkaji pengembangan kembali jalur ini dengan tujuan menunjang kilang minyak ''Grass Root Refinery'' (GRR) Tuban.<ref>{{Cite web|title=Revitalisasi Jalur Kereta Bersejarah, GRR Tuban Bangun Konektivitas ke Industri|url=https://kumparan.com/kumparanbisnis/revitalisasi-jalur-kereta-bersejarah-grr-tuban-bangun-konektivitas-ke-industri-1wZTelV6oLM|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2021-10-01}}</ref><ref>{{citeweb|url=https://kontan.co.id/news/kementerian-investasi-fasilitasi-kerja-sama-pt-kai-dengan-pertamina-rosneft|title=Kementerian Investasi Fasilitasi Kerja Sama PT KAI dengan Pertamina Rosneft|website=kontan.go.id||access-date=2021-10-02}}</ref>
Untuk segmen Tuban–Merakurak ditutup pada zaman [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang di Indonesia]], sementara segmen Babat[[Jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi|–]]Tuban ditutup pada tahun 1990 dan menyisakan beberapa stasiun dengan kondisi yang bermacam-macam. Ada yang terawat, dan ada yang sudah rusak. Asetnya juga masih dikuasai oleh [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia]].
 
== Jalur terhubung ==
Baris 61 ⟶ 101:
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=19|lintas=[[Stasiun Merakurak|Merakurak]]–[[Stasiun Babat|Babat]]|dibuka=1 Agustus 1920|operator=[[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]]|daop=D8}}
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4301|nama=Merakurak|kelas=II|singkatan=MKR|alamat=Jalan Pemuda, [[Sambonggede, Merakurak, Tuban]]|letak=|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Merakurak.jpeg}}
! colspan="8"|Segmen Merakurak–Tuban ditutup [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] pada 1 November 1935
{{DaftarStasiun|nomor=4302|nama=Mondokan|kelas=Halte|singkatan=MDK|alamat=Jalan Letda Sucipto, [[Mondokan, Tuban, Tuban]]|letak=|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
|-
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Latsari|kelas=Halte|singkatan=|alamat=[[Latsari, Tuban, Tuban]]|letak=km ??|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=43034301|nama=TubanMerakurak|kelas=I|singkatan=TNMKR|alamat=Jalan Stasiun TubanPemuda, [[DoromuktiSambonggede, TubanMerakurak, Tuban]]|letak=km 37+498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–[[Stasiun Tuban|Tuban]]<br>km 0+000 cabang [[Stasiun Tuban|Tuban]]-Pabrik Kapur Tuban|ketinggian=+7 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun TubanMerakurak, 2019.jpeg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4302|nama=TrosoboMondokan|kelas=HalteIII|singkatan=MDK|alamat=Jalan Letda Sucipto, [[KebonsariMondokan, Tuban, Tuban]]|letak=km ??|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=4304|nama=PanyuranLatsari|kelas=Halte|singkatan=PYR|alamat=[[Latsari, Tuban, Tuban]]|letak=km 33+798|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4305|nama=Pesantren (Tuban)|kelas=III|singkatan=PSN|alamat=|letak=km 31+637|ketinggian=+1 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Pesantren (Tuban).jpeg}}
! colspan="8"|Segmen Tuban–Plumpang bongkar [[Jepang]] dan direaktivasi oleh DKARI pada tahun 1945-1946 dan kembali nonaktif diera [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] pada tahun 1990
{{DaftarStasiun|nomor=4306|nama=Dawung|kelas=Halte|singkatan=DWG|alamat=|letak=km ?|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4307|nama=Kepet|kelas=Halte|singkatan=KEP|alamat=[[Tunah, Semanding, Tuban]]|letak=km 24+364|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Halte Kepet.png}}
{{DaftarStasiun|nomor=43084303|nama=MurosemoTuban|kelas=HalteI|singkatan=MSOTN|alamat=Jalan Stasiun Tuban, [[Doromukti, Tuban, Tuban]]|letak=km 1937+056498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–[[Stasiun Tuban|Tuban]]<br>km 0+000 cabang [[Stasiun Tuban|Tuban]]-Pabrik Kapur Tuban|ketinggian=+7 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Tuban, 2020.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Trosobo|kelas=Halte|singkatan=|alamat=[[Kebonsari, Tuban, Tuban]]|letak=km 36+675|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=4304|nama=Panyuran|kelas=Halte|singkatan=PYR|alamat=|letak=km 33+798|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=ImagesHandler-7.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4305|nama=Palang|kelas=III|singkatan=PAG|alamat=|letak=km 31+637|ketinggian=+1 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Palang.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4306|nama=Dawung|kelas=Halte|singkatan=DWG|alamat=|letak=km 28+326|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
{{DaftarStasiun|nomor=4307|nama=Kepet|kelas=Halte|singkatan=KEP|alamat={{rute|1}} Jalan Nasional 1/Raya Tuban-Babat, [[Tunah, Semanding, Tuban]]|letak=km 24+364|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Halte Kepet, 2019 (1).jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4308|nama=Morosemo|kelas=Halte|singkatan=MSO|alamat=|letak=km 19+056|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
|-
! Colspan="8"|Segmen Plumpang–Babat dinonaktifkan oleh [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] pada tahun 1990
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4309|nama=Plumpang|kelas=III|singkatan=PMG|alamat=[[Plumpang, Plumpang, Tuban]]|letak=km 15+450|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun plumpang by ivan.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=4311|nama=Klotok|kelas=Halte|singkatan=KOK|alamat=[[Klotok, Plumpang, Tuban]]|letak=km 8+539|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Halte Klotok.png}}
{{DaftarStasiun|nomor=4309|nama=Tangkir|kelas=Halte|singkatan=TNR|alamat=|letak=km 5+018|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=}}
! colspan=8|BH 5 Jembatan Cincim (Bengawan Solo)
{{DaftarStasiun|nomor=4407|nama=Babat|singkatan=BBT|kelas=II|status=Beroperasi|letak=km 160+373 lintas [[Stasiun Gundih|Gundih]]-[[Stasiun Gambringan|Gambringan]]-[[Stasiun Bojonegoro|Bojonegoro]]-[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasarturi]]<br>km 0+000 lintas '''Babat'''-''[[Stasiun Tuban|Tuban]]''<br>km 71+431 lintas [[Stasiun Jombang|Jombang]]-''[[Stasiun Ploso|Ploso]]''-'''Babat'''|alamat=Jalan Stasiun Babat, [[Babat, Babat, Lamongan]]|ketinggian=+7 m|gambar=KRD Bojonegoro 1001.JPG}}
|-
{{DaftarStasiun|nomor=4407|nama=Babat|singkatan=BBT|kelas=II|status=Beroperasi|letak=km 160+373 lintas [[Stasiun Gundih|Gundih]]-[[Stasiun Gambringan|Gambringan]]-[[Stasiun Bojonegoro|Bojonegoro]]-[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasarturi]]<br>km 0+000 lintas '''Babat'''-''[[Stasiun Tuban|Tuban]]''<br>km 71+431 lintas [[Stasiun Jombang|Jombang]]-''[[Stasiun Ploso|Ploso]]''-'''Babat'''|alamat=Jalan Stasiun Babat, [[Babat, Babat, Lamongan]]|ketinggian=+7 m|gambar=Stasiun Babat 2020.jpg}}
|}
 
=== Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban ===
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun|nomor=4303|nama=Tuban|kelas=I|singkatan=TN|alamat=Jalan Stasiun Tuban, [[Doromukti, Tuban, Tuban]]|letak=km 37+498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–[[Stasiun Tuban|Tuban]]<br>km 0+000 cabang [[Stasiun Tuban|Tuban]]-Pabrik–Pabrik Kapur Tuban|ketinggian=+7 m|status=Tidak beroperasi|gambar=Stasiun Tuban, 2020.jpegjpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Pabrik Kapur Tuban|kelas=|singkatan=|alamat=Jalan Gajah Mada, [[Gedongombo, Semanding, Tuban]]|letak=|ketinggian=|status=Beralih fungsiDialihfungsikan menjadi hutan kota|gambar=Pabrik Kapur Tuban.jpeg}}
{{DaftarStasiun-end}}
 
== Galeri ==
<gallery>
ImagesHandler-7.jpg|Bangunan Halte Perambatan sekitar tahun 1920-1925.
Berkas:4aec8bf3-0980-ee43-62a8-737007625384.jpg|Seorang serdadu Belanda di jembatan kereta api Cincim pada tahun 1949.
Jembatan KA Gesing, 2019.jpeg|Bekas jembatan kereta api untuk segmen Kepet–Murosemo di Desa [[Gesing, Semanding, Tuban]].
Berkas:FB IMG 1514685604171.jpg|Jembatan kereta api Cincim didekat Babat pada tahun 1949.
Jembatan KA Panyuran, 2019.jpeg|Bekas jembatan kereta api yang berlokasi di Kelurahan [[Panyuran, Palang, Tuban]].
Berkas:FB IMG 1507425091195.jpg|Patroli menggunakan kereta api dari Babat menuju Tuban pada 19 Desember 1948.
Jembatan KA Cincim (2), 2019.jpeg|Jembatan kereta api Cincim dari bawah jembatan di sisi utara.
Berkas:ImagesHandler-7.jpg|Bangunan Halte Perambatan sekitar tahun 1920-1925.
Patok NIS TN–MKR.jpg|Patok NIS yang masih tersisa di lintas Tuban–Merakurak
Foto udara Tuban, 1948.jpeg|Foto udara wilayah Tuban oleh Koninlijk Nederlands Indische Lutchvaart Maatschappij (KNILM) yang memperlihatkan daerah Tuban pada 17 Juni 1948. Tampak emplasemen timur, serta dipo lokomotif di pojok kiri bawah foto, dan percabangan menuju eks pabrik pengolahan batu kapur Tuban. Foto ini diambil dari arah selatan.
Foto udara Tuban.jpeg|Foto udara Tuban 17 Juni 1948 oleh Koninlijk Nederlands Indische Lutchvaart Maatschappij (KNILM). Foto ini memperlihatkan percabangan rel kereta api dari [[Stasiun Tuban]] menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang biasa disebut Pabrik Kapur Tuban. Foto ini diambil dari arah Utara.
File:Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe; Denah sesuai kondisi di kota Tuban saat agresi militer Belanda II (1).jpg|Denah dan lokasi pertempuran antara [[Komando Resor Militer 082|Brigade V/Ronggolawe]] dan Belanda di Mondokan (ditandai kotak berwarna hitam) sewaktu agresi militer Belanda II yang berada sekitar jalur kereta api nonaktif [[Jalur kereta api Merakurak–Babat|segmen Merakurak–Tuban]] yang telah nonaktif di zaman [[pendudukan jepang]].
Jembatan KA Klotok.jpeg|Bekas Jembatan kereta api di segmen Plumpang–Klotok dengan konstruksi baja lengkungnya.
File: Jembatan KA Ngrayung.jpeg|Bekas jembatan kereta api di Ngrayung, ruas Plumpang–Klotok yang dimanfaatkan untuk saluran pipa air bersih.
Stasiun Plumpang.jpeg|Stasiun Plumpang dengan spanduk kampanye pilgub Jawa Timur.
File: Sisa potongan rel KA didekat perbatasan Lamongan dan Bojonegoro.jpeg|Sisa-sisa potongan rel di Jalur kereta api Merakurak-Babat dengan latar belakang gapura masuk Kabupaten Bojonegoro di perbatasan antara Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro.
File:Rumah sinyal dan emplasemen Stasiun Babat.jpeg|Rumah sinyal dan emplasemen barat Stasiun Babat serta jalur badug di sebelah kanan yang dulunya adalah bekas percabangan jalur kereta api dari Stasiun Babat menuju Tuban hingga berakhir di Merakurak.
Patok Perumka, NIS, PT KAI di Klotok.jpeg|Tiga patok perusahaan kereta api dari kiri ke kanan; Perumka, NIS, dan PT. KAI yang dipasang saling berdampingan di areal persawahan Desa Klotok, Plumpang, Tuban.
Bekas jembatan KA di Desa Gesing, Tuban.jpeg|Bekas jembatan kereta api untuk segmen Kepet–Morosemo di Desa Gesing, Semanding, Tuban.
Station Pesantren bij Toeban.jpeg|Wujud Stasiun Palang yang digunakan sebagai gudang peralatan tambak dan pakan udang.
</gallery>
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
{{kereta-stub}}