Sidang Buddhis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
"dikenal juga" jadi "juga dikenal"
 
(21 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Buddhisme Awal|sidang}}
{{Buddhisme|sejarah}}
{{Buddhisme Theravada|sejarah}}
 
Daftar dan penomoran '''Sidang AgungBuddhis''' agama(juga dikenal sebagai Buddha'''Konsili (disebutBuddhis''', juga'''Sidang Agung''', '''Sidang Agung SanghaAgama (Sangha-Samaya)Buddha''', atau '''KonsiliSidang BuddhisAgung Sangha''') adalah sidang umum yang membahas tentang penetapan [[doktrin]] [[agama Buddha]] dan pembagian aliran-aliran keagamaannya. Dua sidang agung Buddhis pertama diadakan sebelum masa pemerintahan [[Asoka]] pada abad ke-3 sebelum Masehi.<ref>{{Cite book|last=Khairiah|date=2018|url=http://repository.uin-suska.ac.id/16977/1/Agama%20Budha.pdf|title=Agama Budha|location=Pekanbaru|publisher=Kalimedia|isbn=978-602-6827-86-9|pages=8|url-status=live}}</ref> Daftar dan penomoran Sidang Agung Buddhis beragam baik antara maupun di dalam kelompok ajaran itu sendiri. Penomoran yang dipakai di sini menggunakan penulisan Barat.
 
== Sidang agung pertamaPertama (c.sekitar 543 SM) ==
{{utama|KonsiliSidang Buddhis Pertama}}
 
Menurut naskah-naskah dari seluruh kelompok Buddhis, Sidang Agung agama Buddha pertama diadakan setelah [[Buddha]] mencapai [[mahaparinirvana]], ditanggali oleh sebagian besar dari kelompok yang ada sekarang ini sekitar tahun 400 SM, di bawah perlindungan raja [[Ajatasatru]] dengan pimpinan bhikkhu [[Mahakasyapa]], di gua Sattapanni [[Rajgriha]] (sekarang [[Rajgir]]). Tujuannya adalah mempertahankan perkataan Buddha ([[Sutta Pitaka|sutta]]) dan disiplis kebiaraan atau peraturan ([[Vinaya Pitaka|Vinaya]]). Sutta-sutta itu dibaca ulang oleh [[Ananda]], dan Vinaya dibacakan oleh [[Upali]]. Menurut beberapa sumber, [[Abhidhamma Pitaka]], juga disertakan. [[Sangha]] juga membuat keputusan tanpa bantahan guna menjaga seluruh peraturan Vinaya, bahkan hingga ke peraturan yang lebih kecil sekalipun.
 
== Sidang agung keduaKedua (c. abadsekitar ke-4443 SM) ==
{{utama|KonsiliSidang Buddhis Kedua}}
Catatan sejarah untuk apa yang disebut sebagai "Sidang Agung Buddhis ke-2" utamanya diperoleh Vinaya kanon dari berbagai kelompok (Theravāda, Sarvāstivāda, Mūlasarvāstivāda, Mahāsanghika, Dharmaguptaka, dan Mahīśāsaka). Dalam beberapa hal, catatan-catatan ini ditemukan pada bagian akhir Skandhaka dalam Vinaya. Walau tidak setuju pada bagian-bagian terperinci, kelompok-kelompok ini biar bagaimanapun setuju pada garis besar tersebut.
 
Baris 16 ⟶ 18:
Pada hakekatnya, para filolog menyetujui bahwa sidang agung kedua ini merupakan peristiwa bersejarah..<ref>"Buddhist council." Encyclopædia Britannica. Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2008.</ref>
 
== Sidang agung ketigaKetiga (sekitar 250 SM) ==
{{utama|KonsiliSidang Buddhis Ketiga}}
Dengan perbedaan tegas mengenai keseragaman catatan mengenai Sidang agung kedua, terdapat catatan mengenai kemungkinan "Sidang agung ketiga". Perbedaan versi ini berfungsi guna pengesahan penemuan akan satu kelompok tertentu atau lainnya.
 
Baris 24 ⟶ 26:
Para utusan juga dikirim ke berbagai negara guna menyebarkan ajaran Buddhisme, jauh hingga ke kerajaan Yunani di Barat (khususnya ke [[Kerajaan Greko-Baktrian]] yang bertentangga, dan mungkin lebih jauh lagi sebagaimana disebutkan dalam catatan yang ditinggalkan di tiang Ashoka). Menurut Frauwallner (Frauwallner, 1956), beberapa dari misionaris ini bertanggung jawab akan pendirian sekolah-sekolah di berbagai bagian di India: Majjhantika adalah nenek moyang suku Sarvastivād Kasmir; Yonaka Dhammarakkhita mungkin seorang pendiri kelompok Dharmaguptaka; Mahādeva, yang dikirim ke negara Mahisa mungkin menjadi pendiri Mahisasaka; dan beberapa guru berkelana ke pegunungan Himalaya di mana mereka mendirikan kelompok Haimavata, termasuk Kassapagotta tertentu, yang mungkin berhubungan dengan Kasyapiya. Relik dari beberapa bhikkhu Haimavata telah digali di Vedisa di India Tengah.<ref>M. Willis, "Buddhist Saints in Ancient Vedisa", Journal of the Royal Asiatic Society 11 (2001): 219-28</ref> Misionaris yang paling terkenal, dan menjadi pusat perhatian dari sejarah-sejarah Theravada, adalah Mahinda, yang berkelana ke Sri Lanka di mana ia mendirikan kelompok yang kita kenal sekarang ini sebagai Theravada.
 
[[Dipavamsa]] milik kelompok Theravāda mencatat Sidang berbeda dengan sebutan "Pengucapan Agung" ({{lang-en|Great Recital}}) (Mahāsangiti), yang menurut pernyataan diadakan oleh Vajjiputtaka yang telah melakukan perombakan setelah kekalahan mereka pada Sidang agung kedua. Dipavamsa mengkritik anggota Mahasangitika (yang sama dengan Mahasanghika) karena menolak berbagai naskah sebagai non-kanonikal : [Vinaya] [[Parivara|Parivāra]]; 6 kitab [[Abhidhamma]]; [[Patisambhida]]; [[Niddesa]]; sebagian dari [[Jataka]] dan beberapa ayat. (Dipavamsa 76, 82)
 
[[Mahasanghika|Mahāsanghika]], untuk bagian mereka, mengingat hal-hal secara berbeda: mereka menduga, dalam Sāriputraparipriccha bahwa terdapat upaya untuk terlalu memperluas Vinaya tua. Vinaya dair kelompok Mahasanghika pada dasarnya memberikan catatan yang sama mengenai Sidang agung kedua selayaknya kelompok lain, contoh: mereka berada pada sisi yang sama.
Baris 30 ⟶ 32:
Catatan yang sama sekali berbeda mengenai asal-mula Mahāsanghika ditemukan dalam karya-karya kelompok [[Sarvastivada|Sarvāstivāda]]. [[Vasumitra]] menyampaikan sebuah perselisihan dalam [[Patna|Pātaliputra]] pada masa [[Ashoka]] lewa lima pokok sesat: bahwa seorang [[Arahat]] dapat memiliki pancaran pada malam hari; bahwa mereka dapat memiliki keragu-raguan; bahwa mereka dapat diajarkan oleh orang lain; bahwa mereka dapat memiliki pengetahuan yang kurang; dan jalan dapat dibangkitkan dengan menjeritkan "Sangat menderita!" ({{lang-en|What suffering}}). Pokok-pokok serupa didiskusikan dan dikutuk dalam [[Kathavatthu]] karya Moggaliputta Tissa, tetapi tidak terdapat pernyataan mengenai Majelis ini dalam sumber-sumber Theravada. Kemudian [[Mahavibhasa]] mengembangkan cerita ini menjadi sebuah kampanye fitnah yang mengerikan menentang pendiri Mahasanghika, yang diidentifikasi sebagai "[[Mahadewa (Buddhisme)|Mahadewa]]". Versi peristiwa ini menekankan kemurnian akan Sarvastivadin Kasmiri, yang digambarkan sebagai keturunan dari para arahat yang melarikan diri dari penganiayaan yang disebabkan oleh Mahadewa.
 
== Sidang agung keempatKeempat ==
{{utama|Sidang agungBuddhis agama Buddha ke-4Keempat}}
Pada waktu sidang agung agama Buddha keempat, agama Buddha telah lama terpecah menjadi kelompok-kelompok berbeda. [[Theravada]] telah melaksanakan Sidang agung Buddhis keempat pada abad terakhir SM di Tambapanni, Sri Lanka, di Aloka (sekarang [[Vihara Alu]]) selama pemerintahan Raja Vattagamani-Abaya. Akan tetapi harus dijelaskan bahwa kepala suku setempat yang tidak diketahui namanya memimpin sidang dan bukan raja, oleh karena ia adalah pengikut setia kelompok Abayagir (sebuah sekte Mahayana. Alasan utama lainnya dari pelaksanaan Sidang agung adalah situasi politik dalam negeri yang tidak stabil oleh karena penyerangan terus menerus yang membuat raja membunuh dirinya sendiri karena melarikan diri berulang kali juga karena kelaparan yang luar biasa. Dikatakan pula adanya pengabdian untuk menulis seluruh Kanon Pali, yang sebelumnya dilestarikan melalui ingatan. Tidak terdapat catatan siapa yang memimpin Sidang agung ini, hal ini sekiranya merupakan alasan kemunduran Buddhisme pada masa itu, dan upaya bersama oleh para bhikkhu guna mempertahankan kepercayaan dalam bentuk murni sehingga tidak memerlukan seorang pemimpin (hanya fakta bahwa bhikkhu Mahavihara contoh: kelompok Theravada disebut mengambil bagian dalam pengucapan dan kompilasi ini).
 
Sidang agung keempat lainnya diadakan dalam tradisi [[Sarvastivada]], yang menurut catatan dipimpin oleh kaisar [[Kushan]] [[Kanishka]], pada tahun 78 Masehi di Jalandhar atau di Kashmir. Dikatakan bahwa Kanishka mengumpulkan lima ratus [[bhikkhu di Kashmir, dipimpin oleh Vasumitra, guna sistematisasi naskah-naskah [[Abhidhamma]] versi Sarvastivada]], yang diterjemahkan dari bahasa daerah [[Prakrit]] awal (seperti [[Bahasa Gāndhārī|Gandhari]] dalam naskah [[Kharosthi]]) menjadi bahasa klasik [[Sanskerta]]. Dikatakan pula bahwa selama sidang agung, tiga ratus ribu ayat dan lebih dari sembilan juta pernyataan dirangkum, sebuah proses yang memakan waktu dua belas tahun penyelesaian. Walaupun kelompok Sarvastivada tidak lagi ada dalam bentuk kelompok independen, tradisi-tradisi kelompok ini diwarisi oleh tradisi [[Mahayana]]. ''Monseigneur Profressor'' [[Etienne Lamotte]], seorang Buddhologis terkenal, menyatakan bahwa Sidang agung yang diadakan di Kanishka adalah ilusi.<ref>''Teaching of Vimalakirti'', Pali Text Society,page XCIII</ref> Akan tetapi, [[David Snellgrove]], seorang Buddhologis terkenal lainnya, menganggap Sidang agung ketiga dalam catatan Theravada dan Sidang agung keempat dalam catatan Sarvastivada ''"equally tendentious"'', menggambarkan ketidakpastian kebenaran akan sebagian besar cerita-ceritanya.<ref>Indo-Tibetan Buddhism. Snellgrove, David. Shambhala. Boston:2003. pg. 46</ref>
 
== Sidang agungKelima agama(Sidang BuddhaBuddhis TheravadaTheravāda tahun 1871 (Sidang agung kelima) ==
{{utama|Sidang agungBuddhis agama Buddha ke-5Kelima}}
Sidang agung agama Buddha lainnya, kali ini dipimpin oleh bhikkhu-bhikkhu Theravada dan mengambil tempat di Mandalay, [[Myanmar]], pada tahun 1871 di bawah kekuasaan Raja Mindon. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah membaca ulang seluruh ajaran [[Buddha Gautama|Buddha]] dan memeriksa secara terperinci guna mengetahui apa ada daripadanya yang telah berubah, diputarbalikkan atau diabaikan. Sidang ini dipimpin oleh tiga Tetua, Yang Mulia Mahathera Jagarabhivamsa, Yang Mulia Narindabhidhaja, dan Yang Mulia Mahathera Sumangalasami yang didampingi lebih dari dua ribu empat ratus bhikkhu (2.400). Pembacaan [[Dhamma]] secara gabungan berlangsung selama lima bulan. Sidang ini juga yang oleh karenanya menyetujui seluruh [[Tripitaka]] ditulis untuk warisan pada tujuh ratus dan dua puluh sembilan lempeng pualam dalam [[Naskah Myanmar]] sebelum pembacaannya.<ref>Bollée in ''Pratidanam'' (Kuiper Festschrift), pub Mouton, the Hague/Paris, 1968</ref> Tugas bersejarah ini dilakukan oleh para bhikkhu dan banyak pengrajin handal yang pada akhir penyelesaian, lempengan ini ditempatkan pada miniatur pagoda-pagoda ''pitaka'' yang indah di sebuah tempat di pelataran Pagoda Kuthodaw milik Raja Mindon yang berada di kaki Bukit Mandalay di mana tempat itu dan yang disebut 'buku terbesar di dunia' sekarang ini berada. Sidang ini tidak secara umum dikenal di luar negara Myanmar.<ref>Mendelson, ''Sangha and State in Burma'', Cornell University Press, Ithaca, New York, 1975, pages 276f</ref>
 
== Sidang agungKeenam (Sidang Buddhis TheravadaTheravāda tahun 1954 (Sidang agung keenam) ==
{{utama|Sidang agungBuddhis agama Buddha ke-6Keenam}}
Sidang agung keenam dilaksanakan di [[Kaba Aye]] di [[Yangon]] (dahulu dikenal dengan nama ''Rangoon'') pada tahun 1954, 83 tahun setelah Sidang ke-5 yang diadakan di Mandalay. Sidang ini disponsori oleh Pemerintahan Myanmar yang dipimpin oleh Perdana Menteri pada saat itu, Yang Mulia [[U Nu]]. Ia mengizinkan pembangunan Maha Passana Guha, "gua agung" ({{lang-en|great cave}}), sebuah gua buatan seperti Gua Sattapani di India di mana Sidang agung pertama kali dilaksanakan. Pada penyelesaiannya, Sidang agung dimulai tanggal 17 Mei 1954.
 
Baris 66 ⟶ 68:
{{Topik Buddhisme}}
 
[[Kategori:Sidang agung Buddhis| {{PAGENAME}}]]