Balai Pustaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pegawai dan Kontributor[4]: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k Lead paragraf, typo |
||
(57 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| name
|
|
|
|
|
|
|
|
| founded = {{start date and age|1917|09|22}}
| founder = Adviseur voor Inlandsch Zaken
|
| country = Indonesia
| headquarters = [[Jakarta]]
| distribution =
| keypeople = Achmad Fachrodji (Direktur Utama)
▲| successor =
| publications = {{unbulleted list|Buku sastra|Buku pendidikan|Buku bacaan umum|Kamus|Pustaka Digital| Taman Bacaan Masyarakat}}
|
|
|
|
|
|
▲| website = {{URL|balaipustaka.co.id}}}
}}
'''Balai Pustaka''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''Balai Poestaka'') adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang [[penerbitan]], percetakan dan multimedia. Berdiri sejak era pendudukan Belanda yakni pada 1917, Balai Pustaka kemudian bertransformasi menjadi [[Badan usaha milik negara|Badan Usaha Milik Negara]] di Indonesia. Balai Pustaka terkenal sebagai penerbit sejumlah karya literatur Indonesia ternama seperti [[Salah Asuhan (novel)|Salah Asuhan]], [[Sitti Nurbaya|Siti Nurbaya]], dan [[Layar Terkembang]]. Sejak 2022, PT Balai Pustaka telah resmi menjadi Anggota Holding BUMN PT [[Danareksa]] (Persero).
'''Balai Pustaka''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''Balai Poestaka'', [[bahasa Jawa|bahasa Jawa ejaan lama]]: ''Balé Poestaka'') adalah sebuah perusahaan [[penerbitan]] dan [[percetakan]] [[Badan Usaha Milik Negara|milik negara]]. Balai Pustaka didirikan dengan nama ''Commissie voor de Inlansche School en Volkslectuur'' ([[bahasa Belanda]]: "Komisi untuk Bacaan Rakyat") oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[14 September]] [[1908]]. ''Kantoor voor de Volkslectuur'' atau lebih dikenal dengan nama "Balai Poestaka" pada tanggal 17 September [[1917]].<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 116</ref> Balai Pustaka menerbitkan kira-kira 350 judul buku per tahun yang meliputi [[kamus]], buku referensi, keterampilan, sastra, sosial, politik, agama, ekonomi, dan penyuluhan.<ref name="90-tahun-BP">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/22/utama/3861579.htm "Si Tua yang Ingin Lahir Kembali"], ''[[KOMPAS]]'', 22 September 2007</ref>▼
== Sejarah ==
Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]], Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html "Two state-owned firms face liquidation", ''[[The Jakarta Post]]'', 1 November 2010].</ref>▼
=== Era pendudukan Belanda ===
{{Lihat pula|Angkatan Balai Pustaka}}
▲
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Kiosk van 'Balai Poestaka' te Poerwokerto.' TMnr 10000591.jpg|jmpl|300px|[[Kios]] Balai Poestaka di [[Purwokerto]] pada masa Hindia Belanda.]]
Tujuan didirikannya Balai Pustaka ialah untuk mengembangkan bahasa-bahasa daerah utama di Hindia Belanda. Bahasa-bahasa ini adalah [[bahasa Jawa]], [[bahasa Sunda]], [[bahasa Melayu]], dan [[bahasa Madura]].
Baris 58 ⟶ 39:
Ada visi alternatif yang menyebutkan bahwa pendiriannya kala itu konon untuk mengantisipasi tingginya gejolak perjuangan bangsa [[Indonesia]] yang hanya bisa disalurkan lewat karya-karya tulisan. Berbagai tulisan masyarakat anti-Belanda bermunculan di [[koran|koran-koran]] daerah skala kecil, sehingga perusahaan penerbitan ini lalu didirikan Belanda dengan tujuan utama untuk meredam dan mengalihkan gejolak perjuangan bangsa Indonesia lewat media tulisan dan menyalurkan nya secara lebih manusiawi sehingga tidak bertentangan dengan kepentingan Belanda di Indonesia.
Tujuan lain yang dilakukan oleh
Tidak semua usaha yang dilakukan oleh KBR negatif.
Langkah maju yang dilakukan KBR, yang telah berhasil sebagai pencetak, penerbit, dan penjual majalah, adalah mengubah KBR menjadi Yayasan Resmi Balai Pustaka pada tahun 1917.
Baris 68 ⟶ 49:
Di era itu juga menjadi penanda penyebaran [[sastra Jawa Modern]]. Jumlah buku [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] lebih banyak dibandingkan yang berbahasa Melayu. Dari penelusuran [[George Quinn]], pada katalog Balai Pustaka di [[1920]], ada 40 buku [[bahasa Madura|berbahasa Madura]], 80 judul [[bahasa Melayu|berbahasa Melayu]], hampir 100 buku [[bahasa Sunda|berbahasa Sunda]], dan hampir 200 berbahasa Jawa. Pada tahun ini pula lahir novel ''Serat Rijanto'' karangan [[Raden Bagoes Soelardi]] yang menjadi tonggak sastra Jawa modern.
<!--
{{-}}
<gallery mode=packed heights=200px caption="Buku-buku yang diterbitkan sebelum 1945">
Layang Sri Juwita.pdf|''Layang Sri Juwita''; Mas Sasra Sudirja (Bahasa Jawa; 1919)
Serat Ngesti Darma.pdf|''Serat Ngesti Darma''; Prawirowinoto (Bahasa Jawa; 1919)
Ngelmu Kawarasan by Sardjito.pdf|''Ngelmu Kawarasan''; {{illm|Sardjito|id|Sardjito}} (Bahasa Jawa; 1920)
Tjermin Kanak-Kanak (1920).pdf|''Tjermin Kanak-Kanak''; A. Sastraprawira (Bahasa Melayu, 1920)
Ilmoe_Pendidikan_(1921).pdf|''Ilmoe Pendidikan''; Raden Poera di Redja (Bahasa Melayu; 1921)
Djasa jang Ta' Diloepakan.pdf|''Djasa jang Ta' Diloepakan'' (Bahasa Melayu-Indonesia; 1943)
</gallery>
-->
=== Era pendudukan Jepang - sekarang ===
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan nama lain, yaitu {{nihongo|''Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku''|軍政監部国民図書局}}. Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda ''Commissie voor de Volkslectuur''.
=== Era Orde Baru ===
== Pegawai dan Kontributor<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 116-117</ref> ==▼
Pada era [[Orde Baru]] sebagai sebuah perusahaan penerbitan, Balai Pustaka memasuki masa kejayaannya. Karena saat itu terdapat kebijakan yang mengharuskan instansi pemerintahan melakukan penerbitan buku dan sejenisnya melalui Balai Pustaka. Pada tahun [[1995]] atas inisiasi dari Ibu [[Tien Soeharto]], Balai Pustaka bersama [[Yayasan Supersemar]] akan membangun ''Taman Pustaka dan Literasi Indonesia'' atau TAMPUSINDO seluas 130 hektare di timur [[Taman Wisata Mekarsari]], Daerah [[Jonggol, Bogor]] yang kala itu menjadi kandidat [[Ibukota Indonesia]]. ''Taman Pustaka dan Literasi Nasional'' atau TAMPUSINDO, akan difungsikan sebagai objek wisata edukasi, museum, galeri pustaka, dan pusat gerakan literasi dan menulis di [[Indonesia]]. Selain itu dikawasan TAMPUSINDO juga akan dijadikan sebagai Kantor Pusat Balai Pustaka dan Sekretariat Nasional Himpunan Penerima Beasiswa Supersemar. Namun, rencana itu gagal akibat lahan tersebut yang masih dimiliki oleh [[Yayasan Supersemar]] menjadi objek sitaan [[Kejaksaan Agung]] karena dugaan korupsi Soeharto.
=== Era Reformasi ===
▲Pasca Reformasi Balai Pustaka justru mengalami kemunduran. Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]] pada 2010, Balai Pustaka
Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Danareksa]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.<ref name="holding">{{Cite news|url=https://keuangan.kontan.co.id/news/danareksa-bertransformasi-sebagai-holding-pengelola-bumn-lintas-sektor|title=Danareksa Bertransformasi Sebagai Holding Pengelola BUMN Lintas Sektor|publisher=Kontan|first=Dina Mirayanti|last=Hutauruk|date= 7 Februari 2022|language=id|access-date=7 Februari 2022|editor-last=Winarto|editor-first=Yudho|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]}}</ref>
▲== Pegawai dan Kontributor<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN
Ketika masih bernama ''Commisie voor de Inlansche School en Volkslectuur'', badan penerbitan ini dipimpin oleh G.A.J. Hazeu yang dibantu enam orang anggota. Pemimpin selanjutnya adalah D.A. Rinkes yang menjabat ketika badan ini sudah bernama ''Kantor voor de Volkslectuur''.
Sejumlah sastrawan Indonesia pernah menjadi redaktur Balai Pustaka, di antaranya [[Sutan Takdir Alisjahbana]], [[Nur Sutan Iskandar]], [[Achdiat K. Mihardja]], [[Pramoedya Ananta Toer]], [[Utuy
Setelah cendekiawan pribumi menulis untuk Balai Pustaka, kecurigaan semula tentang niat Pemerintah Hindia Belanda di balik Balai Pustaka berangsur berkurang. Beberapa cendekiawan itu adalah [[Mohammad Yamin]], Agus Salim, Sutomo, Mariah Ulfah Santoso, Amir Syarifuddin, Mangunsarkoro, Margonohadikumo, [[Soemanang|Sumanang]], dan Bahder Johan.
== Balai Pustaka Digital ==
Animasi (2016), Balai Pustaka mengembangkan konten buku menjadi film animasi, seperti Film Lutung Kasarung dan Timun Emas
Audio Book (2017), Balai Pustaka meluncurkan Audio Book. Audio Book ini diangkat dari buku-buku back list serta buku baru Balai Pustaka yang kembali diterbitkan dan dibuat dalam format Audio Book.
edubp (2019), merupakan perpustakaan digital berbentuk ''Smartbox'' yang berisikan ''Platform'', Konten, Animasi, dan Video yang dikemas dengan menarik dan dapat dinikmati oleh pengguna ''Smartphone'' dan ''PC'' desktop tanpa memakai kuota internet. ''Smartbox'' ini dapat digunakaan secara bersaman.
== Referensi ==
{{reflist}}
'''Bahan bacaan'''
* {{cite book|title=Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi Satu|publisher=Kompas Gramedia|author=Swantoro, P.|year=2016|location=[[Jakarta]]|isbn=978-602-6208-23-1}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.
* {{en}} [http://www.rinkes.nl/genealogie/da_rinkes_volkslectuur.php Balai Poestaka - The Bureau of Popular Literature] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111028083916/http://www.rinkes.nl/genealogie/da_rinkes_volkslectuur.php |date=2011-10-28 }}
* {{en}} [http://play.google.com/store/apps/details?id=buqu.bp.android BP eStore at Google Play]
{{
{{Mantan BUMN Indonesia}}
[[Kategori:
[[Kategori:Danareksa]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun [[Kategori:
[[Kategori:Perusahaan penerbit Indonesia]]
|