Pasutan: Perbedaan antara revisi

Ketika Tuanku Paderap meninggal dunia pada tahun 17231728,<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=CoyBAAAAMAAJ&q=paderap2XkbAAAAIAAJ&dq=paderappanglima+pasutan&hlfocus=idsearchwithinvolume&saq=X&ved=0ahUKEwjF4LXD4oreAhWHMo8KHaaaCsI4ChDoAQg3MAMpaderap+1728|title=AlamLintasan melayu:sejarah Sejumlahperadaban gagasandan menjemputbudaya keagunganpenduduk Melayu-Pesisir Deli, Sumatra Timur, 1612-1950|last=Rahman(Tengku.)|first=ElmustianM. Lah Husny|last2=MarniDaerah|first2=Tien|last3=ZulkarnainProyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan|date=20031978|publisher=UnriDepartemen PressPendidikan kerjasama Dinasdan Kebudayaan, Kesenian,Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan PariwisataSastra ProvinsiIndonesia Riau|isbn=9789793297767dan Daerah|language=id|page=63}}</ref> selama beberapa tahun sempat terjadi perebutan kekuasaan di Kesultanan Deli.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=K_QvAQAAIAAJ&q=pasutan&dq=pasutan&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwii-rmRicfeAhUV148KHYViBqsQ6AEILTAA|title=Sejarah kebudayaan suku-suku di Sumatera Utara|last=Meuraxa|first=Dada|date=1973|publisher=Penerbit Sasterawan|language=id|page=99}}</ref> Hal ini karena Tuanku Jalaluddin anak pertama Tuanku Paderap tidak bisa menggantikan kedudukan ayahnya, sebab memiliki kecacatan jasmani.<ref name=":1" /> Akhirnya, Tuanku Pasutan menjadi penguasa Deli yang keempat, sementara adiknya [[Umar dari Serdang|Tuanku Umar]] menjadi memisahkan diri dan menjadi [[Kesultanan Serdang|penguasa Serdang]] yang pertama.<ref name=":1" /><ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=CihIDwAAQBAJ&pg=PA395&dq=pasutan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi509Ka3IreAhXCQ48KHQhOCZkQ6AEIVzAJ#v=onepage&q=pasutan&f=false|title=Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut|last=Perret|first=Daniel|year=2010|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9789799102386|language=id|page=395}}</ref><ref name=":2" />

Di masa pemerintahannya, Tuanku Pasutan memindahkan ibukotaibu kesultanankota pemerintahan dari Padang Datar ke [[Labuhan Deli, Deli Serdang|Labuhan Deli]].<ref name=":3">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=jZYTpqkvXNcC&dq=panglima+pasutan&focus=searchwithinvolume&q=(1728-1761)|title=Peran kraton, puri, dan kesultanan Nusantara dalam pelestarian lingkungan hidup|date=2009|publisher=Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Republik Indonesia|language=id|page=14}}</ref><ref name=":4">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=9NtMDwAAQBAJ&pg=PA73&dq=panglima+pasutan&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwik34fdgsfeAhWKPI8KHSDZBS4Q6AEINDAB#v=onepage&q=panglima%20pasutan&f=false|title=Backpacking: Medan-Brastagi-Toba|last=Pilliangnasi|first=Hiqmad Muharman|date=2013-06-10|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=9786020213231|language=id}}</ref> Ia mendirikan istana baru dan masjid raya di sana.<ref name=":4" /> Ia juga memberikan gelar [[Datuk]] bagi para kepala suku (''sebiyak-biyak'') penduduk asli Deli yang mendukungnya.<ref name=":3" />Adapun keempat suku yang memperoleh gelar itu adalah; daerah Sepuluh Dua Kuta yang meliputi daerah [[Hamparan Perak, Deli Serdang|Hamparan Perak]] dan sekitarnya, daerah Serbanyaman yang meliputi daerah [[Sunggal, Deli Serdang|Sunggal]] dan sekitarnya, daerah Senembah yang meliputi daerah [[Patumbak, Deli Serdang|Patumbak]], [[Tanjung Morawa, Deli Serdang|Tanjung Morawa]] dan sekitarnya, dan daerah Sukapiring, yang meliputi daerah [[Kampung Baru, Medan Maimun, Medan|Kampung Baru]] dan [[Medan Kota, Medan|Medan Kota]] sekitarnya.<ref>{{Cite book|last=Takari|first=Muhammad|date=2012|url=https://opac.fah.uinjkt.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=476&bid=9119|title=Sejarah Kesultanan Deli dan Peradaban Kemasyarakatnya|location=Medan|publisher=USU Press|isbn=9794586080|pages=76|url-status=live}}</ref>