Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(14 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{orphan}}
<!--
[[Berkas:Perhimpunan_Pengembangan_Pesantren_dan_Masyarakat_Icon.jpg|jmpl|ka|200px|logo P3M]]
Sebagai
▲''''''Perhimpunan pengembangan pesantren dan masyarakat''' ([[P3M]])''' adalah sebuah lembaga atau [[organisasi]] [[sosial]] [[kemasyarakatan]] dan [[non-pemerintah]] ([[NGO]]) yang berbasis pada komunitas [[pesantren]] sebagai pusat [[pendidikan]] dan [[keagamaan]] [[masyarakat]] [[grassroot]]. P3M didirikan oleh sejumlah kyai pengasuh pesantren dan beberapa tokoh masyarakat sipil nasional untuk mewadahi dan menfasilitasi kepentingan pesantren dalam penguatan dirinya melalui perkhidmatan kepada masyarakat sekitar dan lingkungannya.
▲Sebagai [[lembaga swadaya masyarakat]] yang konsen di bidang [[pemberdayaan]] dan [[pengembangan]] [[pesantren]] dan masyarakat P3M memiliki jaringan pesantren di wilayah Indonesia.
▲== Sejarah Singkat P3M ==
▲Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) adalah sebuah [[lembaga swadaya masyarakat]] yang [[nirlaba]] dan [[non pemerintah]]. Didirikan pada tanggal 18 Mei 1983 oleh para kyai pengasuh pesantren terkemuka di Indonesia dan beberapa aktivis LSM tahun 1980-an, sebagai wadah aktualisasi tanggung jawab para ulama atau kyai terhadap kehidupan masyarakat dan bangsanya. Dari unsur pesantren di antaranya adalah KH.[[Sahal Mahfudz]] (Kajen). [[KH. M. Ilyas Ruhiyat]] (Cipasung), KH. Wahid Zaini (Paiton), KH. Yusuf Hasyim (Tebuireng) dan KH. Hamam Dja’far (Pabelan), sementara dari unsur LSM tahun 80-an adalah KH.[[Abdurrahman Wahid]], Dawam Rahardjo dan Sucipto Wirosarjono.<ref>Buletin Jaring, Edisi 2 April 1998, h. 8</ref> Pusat Kegiatan P3M berkantor di Jl. Cililitan Kecil III/12 Cililitan Kramat Jati Jakarta Timur.
Sejarah berdirinya P3M dimulai sejak ada program pengembangan masyarakat oleh pesantren yang dilakukan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendahuluinya. LSM-LSM tersebut seperti LP3ES, [[Bina Desa]], Bina Swadaya, kemudian juga LSP (Lembaga Studi Pegembangan). Lembaga-lembaga LSM awal tahun 70-an itu memang banyak menggunakan Pesantren sebagai pintu masuk dalam program pengembangan masyarakat ini. Lama-kelamaan
[[Pesantren]] sebagai tempat untuk program pengembangan
Menurut [[Masdar F. Mas’udi]], berdirinya P3M dilatari oleh besarnya
Lebih lanjut Masdar F. Mas’udi menjelaskan bahwa dengan P3M program pengembangan masyarakat itu sendiri dijalankan
Meski tidak
==
Dalam Kamus Baru Bahasa Indonesia, Syamsuri Effendi dkk. Mengatakan bahwa konsep berasal dari bahasa Belanda yaitu kata concept yang artinya rancangan, rencana.<ref>Syamsuri Effendi. dkk. Kamus Baru Bahasa Indonesia. (Surabaya: Usaha Nasional. 1980). H. 115</ref> Sementara Pins A. Partanto dan M. Dahlan Al Barri menjelaskan bahwa Konsepsi adalah pengertian, pendapat, gambaran, angan, pikiran, ide dasar, gagasan pokok.<ref>Pins A Partanto & M. Dahlan Al Barri, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya: Penerbit Arloka, 1994). H. 362</ref>
Baris 28 ⟶ 25:
Konsep P3M mengenai pengembangan pesantren bisa dilihat dari gagasan-gagasan awal para pendiri lembaga tersebut. Salah satu yokoh pendiri yaitu K.H Yusuf Hasyim mengatakan bahwa sebagai lembaga keagamaan dan pendidikan, pesantren memiliki fungsi serba ganda, sejarah pertumbuhannya yang berawal dari masyrakat sekitarnya, telah memberi warna kultural dan keagamaan yang berabad-abad. Hal yang sulit dipisahkan, fungsi pesantren tersebut dengan kondisi sosial kemasyarakatan yang berlangsung terus. Dengan demikian, pesantren sebagai dinamisator keagamaan sekaligus kemayarakatan memang sangat potensial sebagai lembaga tumpuan yang diharapkan mampu menjawab perubahan sosial, pergeseran nilai-nilai dan transformasi keilmuan.
Guna mensinergikan potensi pesantren tersebut dalam pengembangan masyarakat dibentuklah sebuah lembaga perhimpunan pesantren dan masyarakat. Dalam hal ini ada lima asumsi dasar yang dipakai pijakan oleh P3M yaitu
# Bahwa masyarakat Indonesia, di mana pesantren ada di dalamnya sedang dalam proses perubahan meskipun antar komunitas tempo intensitas dan ekstensitasnya berbeda.
# Perubahan yang sedang melanda masyarakat juga menggoyahkan sendi=sendi masyarakat, keberadaan komponen-komponen masyarakat serta hubungan antar komponen yang ada.
Baris 35 ⟶ 32:
# Persoalannya sekarang adalah: adakah daya tahan dan daya suai itu dapat dijadikan pangkal tolak untuk menambahkan daya dorong di dsalam proses “social engineering” di mana perubahan-perubahan itu terjadi di dalam masyarakat memang merupakan perubahan yang terarah atau diarahkan.
Atas dasar asumsi di atas maka pesantren dapat diklasifikasikan menjadi tiga dimensi yakni
a. Adalah lembaga pendidikan masyarakat, pengabdian dan perjuangan yang di dalamnya melekat fungsi sosial-keagamaan.
b. Adalah pusat pengembangan sumberdaya manusia yang menekankan keseimbangan antara potensi kalbu (ketakwaan-batiniyah), fikru (kecerdasan-ilmiyah) dan jawarih (keterampilan-amaliyah) sebagai tiga potensi dasar manusiawi yang seharusnya selalu dalam keseimbangan.
Baris 46 ⟶ 43:
=== Program Fikih Siyasah ===
[[Fikih Siyasah]] (fikih politik)
a. Halaqah Sosialisasi
Baris 71 ⟶ 68:
=== Program Pengembangan Kelembagaan Pesantren ===
Program yang dimaksudkan untuk memperkuat dimensi kelembagaan pesantren sebagai lembaga pendidikan ini terdiri dari
a. [[Penelitian]]
Baris 87 ⟶ 84:
=== Program Pengembangan Wawasan ===
Program ini bertujuan untuk mewujudkan kajian dan produksi wacana yang memiliki keterkaitan antara pesantren dan masyarakat dengan segala aspeknya, memperkuat dan memperluas wawasan sosial komunitas pesantren serta keterkaitan fungsional pesantren dengan kehidupan masyarakat, negara dan bangsa. Program ini terdiri dari
a. Halaqah Reguler Masalah Pembangunan
Baris 105 ⟶ 102:
=== Program Pengembangan Masyarakat ===
Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan warga didik pesantren untuk tidak hanya sebagai pemimpin agama dengan ibadah ritual tapi juga sebagai pemimpin masyarakat yang bisa meningkatkan kecerdasan dan taraf hidup sosial ekonominya. Program ini terdiri dari
a. Penelitian Aksi
Dimaksudkan untuk mengidentifikasikan persoalan-persoalan sosial, ekonomi, kesehatan maupun lingkungan di wilayah tertentu di mana kyai seharusnya dapat memainkan peranan penting dalam ikhtiar pemecahannya.
Baris 114 ⟶ 111:
=== Program [[Fiqih]] [[An-Nisa]] ===
Program ini dilakukan sebagai penyadaran dan pemberdayaan Hak-hak Perempuan. Terdiri dari
a. Pelatihan [[Hak Reproduksi Perempuan]]
Baris 128 ⟶ 125:
Forum ini bertujuan untuk mengkaji persoalan secara khusus mengenai Islam dan perempuan yang ditinjau dari berbagai perspektif baik sosiologis, politis, ekonomis, maupun antropologis.
Sementara pada laporan kegiatan tahun 1999-2002, program-program yang telah dilakukan adalah
1. Penguatan Hak-hak Reproduksi Perempuan di kalangan Masyarakat Pesantren
2. Ma’had Aliy (Penyediaan Kader-Kader Pemimpin Umat)
Baris 144 ⟶ 141:
Kegiatan ini dimaksudkan unutk menampung para santri yang tengah mempersiapkan diri untuk masuk ke jenjang pendididkan tinggi baik di dalam ataupun luar negeri dengan memperdalam pengetahuan dan kemampuan di berbagai bidang seperti ; Bahasa Arab, Bahasa Inggris, teori-teori, sosial, metode analisis sosial dll.
== Program-program 2002-2004
=== Program Pendidikan Demokrasi untuk Kepengurusan Santri (Santri Government) ===
Program ini adalah kelanjutan dari program fikih siyasah yang awalnya berbentuk penguatan wacana demokrasi di lingkungan pesantren. Pada program ini bentuk penguatan wacana demokrasi di terjemahkan dalam bentuk praktik-praktik demokrasi seperti: pembentukan kepemimpinan santri (santri government) yang diharapkan dapat menjadi laboratorium sosial dan menimplentasikan wacana demokrasi yang sesuai dengan konsep syura sebagai khazanah pesantren. Dan kegiatan ini bertujuan untuk mendorong proses demokratisasi dari bawah melalui pemahaman dan penghayatan nilai-nilai demokrasi. Program ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut
a. Pelatihan Demokrasi untuk Pengurus Santri (Santri Government)
Baris 168 ⟶ 165:
=== [[Gerakan Anti Korupsi]] Berbasis Pesantren ===
Program ini lahir dari keprihatinan atas semakin maraknya korupsi sebagai problem bangsa yang akut dan serius. Program ini meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Workshop Pelibatan Kalangan [[Agamawan]] untuk Gerakan [[Anti-Korupsi]]
Baris 178 ⟶ 172:
e. Islam dan Visi Emansipatoris
Program ini mempunyai perhatian pada pembaharuan metodologi tafsir keagamaan terutama wawasan keislaman yang berorientasi pada perubahan sosial menuju tata kehidupan baru yang lebih manusiawi, demokratis, dan lebih adil baik secara ekonomi, politik, maupun budaya. Program ini meliputi
* Pendalaman Wawasan [[Islam]] [[Emansipatoris]]
Baris 192 ⟶ 186:
Program ini diharapkan dapat menghadirkan tafsir keagamaan yang pluralis dan berwawasan antroposentris. Selain itu program ini diharapkan dapat mewujudkan sikap keberagamaan yang humanis, inklusif, dan pluralis. Program ini adalah bagian dari diseminasi gagasan Islam Emansipatoris, ini dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Majalah Gatra dan di Radio News FM.
==
1. Sumatera
Baris 200 ⟶ 194:
[[PWNU DIY]], Lakpesdam NU DIY, Lakpesdam NU Bantul, Lakpesdam NU Kulonprogo, Pesantren Rahmatul Umma Bantul, Pesantren Raudlatul Jannah Kulonprogo
3. Nusa Tenggara Barat
[[PWNU NTB]], [[Lakpesdam NU NTB]], Lakpesdam NU Mataram, [[Universitas Mataram]], Pesantren Nurul Haromain Narmada NTB, Pesantren Ta’limus Shibyan NTB, Pesantren Bagu Pringgarata NTB.
Baris 210 ⟶ 204:
5. Jawa:
Banten
DKI Jaya
Jawa Barat: [[PWNU Jawa Barat]], [[UIN Bandung]], Lakpesdam NU Jawa Barat, Lakpesdam NU Ciamis, Lakpesdam NU Garut, Lakpesdam NU Sukabumi, Pesantren An-Nidzom Sukabumi, Pesantren Ar-Risalah Ciamis, Pesantren Baitul Hikmah Tasikmalaya, [[Pesantren Al-Mizan]] Majalengka, Pesantren Al-Masturiyah Sukabumi, Kosiem Jawa Barat, [[INKRES Bandung]]
Baris 224 ⟶ 218:
[[UIN Alauddin Makassar]], [[Universitas Hasanuddin Makassar]], Kosiem Makassar, [[LAPAR Makassar]]
==
Direktur: Dr. Anas Saidi
Baris 250 ⟶ 244:
Staf Media dan Komunikasi: Khayun Ahmad Noer
== Pranala
* {{id}} [http://www.p3m.or.id Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928044735/http://www.p3m.or.id/ |date=2011-09-28 }}
* {{id}} [http://www.wahidinstitute.org Wahid Institute]
* {{id}} [http://www.lp3es.or.id LP3ES]
* {{id}} [http://www.jppr.org Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190207081509/http://jppr.org/ |date=2019-02-07 }}
* {{en}} [http://www.kemitraan.or.id/library/index.php?author=%22Perhimpunan+Pengembangan+Pesantren+dan+Masyarakat+%28P3M%29%22&search=Search&p=catalogue KEMITRAAN]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Referensi ==
Baris 262 ⟶ 256:
* [[Hendro Prasetyo]], [[Islam dan Civil Society]], Pandangan Muslim Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan PPIM-UIN Jakarta: 2002), h. 96
* [[Masdar F. Mas’udi]], Lembaga Penggugat Pesantren, Majalah AULA, Agustus 1997 h. 71
* Dakwah sebagai Kerja
* [[Lies Marcoes Natsir]] dan [[Syafiq Hasyim]], P3M dan Program Fiqih an-Nisa untuk Penguatan [[Hak-hak Reproduksi Perempuan]] Tahun 1995-1997. (Jakarta: P3M, 1995). H. 1
* [[Yusuf Hasyim]], “Peran dan Potensi Pesantren dalam Pembangunan” dalam Manfred Oepen (ed), Dinamika Pesantren, (Jakarta: P3M, 1988), h. 92
* Company Profile P3M di www.p3m.or.id [http://www.p3m.or.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928044735/http://www.p3m.or.id/ |date=2011-09-28 }}
* [[Syamsuri Effendi]]. dkk. Kamus Baru Bahasa Indonesia. (Surabaya: Usaha Nasional. 1980). H. 115
* [[Pins A Partanto]] & [[M. Dahlan Al Barri]], [[Kamus Ilmiyah Populer]], (Surabaya: Penerbit Arloka, 1994). H. 362
|