Melito dari Sardis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Wadaihangit (bicara | kontrib)
Menambahkan foto ke infobox #WPWP
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 4:
|honored_in=[[Gereja Katolik Roma]], [[Gereja Katolik Timur]]|venerated_in=[[Gereja Katolik Roma]], [[Gereja Katolik Timur]]
|canonized_date=Pre-congregation
|feast_day=1 April|image=H. Melito van Sardes, kerkvader Melito Bisschop van Sardis. Onderwysende inde Cristelyke Godsdienst (titel op object), RP-P-1896-A-19368-1267.jpg}}
|feast_day=1 April}}
'''Melito dari Sardis''' ({{Lang-el|Μελίτων Σάρδεων}} ''Melítōn Sárdeōn'') (meninggal c. 180) adalah uskup Sardis, yang terletak dekat [[Smirna]] di [[Pusat awal Kekristenan|Anatolia]] barat. Ia mempunyai otoritas besar dalam Kekristenan awal. Melito mendapat tempat utama di antara para Uskup di Asia karena pengaruh pribadinya terhadap agama Kristen dan karya sastranya, yang sebagian besar sekarang telah hilang, tetapi dari apa yang dapat dipulihkan dari materia yang ada, telah memberikan wawasan besar ke dalam agama Kristen pada abad kedua. [[Hieronimus]], berbicara mengenai kanon [[Perjanjian Lama]] yang ditetapkan oleh Melito, mengutip [[Tertulianus]] yang secara satiris menyatakan bahwa Melito dianggap sebagai seorang nabi yang dihormati oleh banyak orang beriman. Karya Tertulianus ini telah hilang tetapi potongan-potongan mengenai Melito yang dikutip oleh Hieronimus mendukung bahwa Melito dijunjung tinggi pada waktu itu. Melito diingat karena karyanya yang memuat pengembangan kanon Perjanjian Lama pertama. Meskipun tidak dapat ditentukan kapan ia diangkat menjadi uskup, kemungkinan ia menjadi uskup pada masa kontroversi muncul di Laodikia dalam hal ketaatan Paskah, yang mengakibatkan dia menulis karyanya yang paling terkenal, Apologi bagi Kekristenan untuk Marcus Aurelius. Hanya sedikit yang diketahui dari kehidupannya di luar dari apa yang berhasil dikutip atau dibaca oleh [[Klemens dari Aleksandria]], Origen, dan Eusebius. Surat Polycrates dari Efesus untuk Paus Viktor sekitar tahun 194 (Eusebius, Sejarah Gereja V.24) menyatakan bahwa "Melito sang sida-sida [ini ditafsirkan "the virgin" oleh Rufinus dalam terjemahannya mengenai karya Eusebius], yang seluruhnya berjalan di dalam Roh Kudus", dimakamkan di Sardis.<ref>Catholic Encyclopedia, "Melito of Sardis" (quoted)</ref> Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 1 April.
 
Baris 10:
Polycrates dari Efesus, seorang uskup terkemuka waktu itu, adalah seorang kontemporer dari Melito, dan di salah satu surat yang diawetkan oleh Eusebius, Polycrates menjelaskan Melito sepenuhnya hidup di dalam Roh. Melito lahir dalam keluarga Yahudi, hidup dalam suasana di mana jenis Kekristenan yang dipraktekkan sebagian besar berorientasi pada bentuk Yahudi dari iman Kristen.<ref>Stewart-Sykes, Alistair. The Lamb's High Feast:Melito, Peri Pascha And The Quartodeciman Paschal Liturgy At Sardis. Brill,1998,pp.1-4.</ref> Pemahaman teologi Kristologi Melito keluar dari dan mewakili tradisi Yohanes, sering mencerminkan [[sastra Yohanes]].<ref>Stewart-Sykes, Alistair. The Lamb's High Feast:Melito, Peri Pascha And The Quartodeciman Paschal Liturgy At Sardis. Brill,1998,p.14.</ref> Namun, seperti kebanyakan orang sezamannya, Melito sepenuhnya masuk dalam budaya Yunani. TradisiiYohanes ini mendorong Melito untuk mempertimbangkan Injil Yohanes sebagai garis waktu kronologis kehidupan dan kematian Yesus. Hal ini pada gilirannya menghasilkan sudut pandang Melito mengenai tanggal tepat Paskah yang dibahas dalam Peri Pascha yang dia pegang sebagai tanggal 14 Nisan.
 
Sardis, bekas ibukotaibu kota Kekaisaran Lydia, menjalani proses Hellenisasi karena pengaruh dari Aleksander Agung, sehingga membuat Sardis benar-benar kota Yunani sejak lama sebelum Melito lahir.<ref>Stewart-Sykes, Alistair. The Lamb's High Feast:Melito, Peri Pascha And The Quartodeciman Paschal Liturgy At Sardis. Brill,1998,p.8.</ref> Melito terlatih dalam seni retorika argumentasi, dan diyakini telah sangat dipengaruhi oleh dua filsuf Stoik secara khusus, yaitu Cleanthes dan Poseidonius. Juga mahir dalam penafsiran alegoris dari Homer karena dididik oleh kaum sophis, sangat mungkin latar belakang Stoisisme ini mempengaruhi cara dia menulis dan bagaimana ia menafsirkan peristiwa masa lalu serta tokoh-tokoh agama seperti [[Musa]] dan [[Kitab Keluaran]].<ref>Stewart-Sykes, Alistair. The Lamb's High Feast:Melito, Peri Pascha And The Quartodeciman Paschal Liturgy At Sardis. Brill,1998,pp.84-86.</ref> Baik latar belakang Yahudi dan latar belakang Stoisisme ini menyebabkan keyakinan bahwa Paskah Kristen, yang dirayakan selama Masa Paskah, harus dirayakan pada waktu yang sama dengan [[Paskah Yahudi]]. Keyakinannya bahwa Perjanjian Lama telah digenapi di dalam Yesus Kristus juga menyebabkan pendapatnya mengenai tanggal Paskah.
 
== Peri Pascha - Mengenai Hari Paskah ==