Media baru: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Riya jegeg (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
|||
(25 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Media baru''' ({{lang-en|new media}}) merupakan sebuah [[terminologi]] untuk menjelaskan konvergensi antara [[teknologi komunikasi digital]] yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam [[jaringan]]. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah [[Internet]]. Program [[televisi]], [[film]], [[majalah]], [[buku]], [[suratkabar]]
== Pengertian ==
Menurut Marshall McLuhan media baru atau ''new media'' adalah perkembangan teknologi komunikasi yang dalam sejarahnya telah memperluas jangkauan komunikasi manusia. Disisi lain, McLuhan menggunakan istilah
Pada buku
Ronal Rice (1984) mendefinisikan
Saat ini,
== Sejarah ==
Istilah
Dalam buku ''Encylopdia of New Media'' (2003), tidak ada definisi spesifik media baru.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/162126451|title=Encyclopedia of new media : an essential reference to communication and technology|last=1961-|first=Jones, Steve,|last2=Publications.|first2=Sage|last3=service)|first3=Sage eReference (Online|isbn=9781452265285|location=Thousand Oaks, CA|oclc=162126451}}</ref> Sehingga media baru pun terus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satu perkembangan media baru yang pesat adalah pada saat terjadinya [[Digitisasi|digitalisasi]]. Kemunculan nternet sangat berperan dalam hubungan digitalisasi dengan media baru. Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya yang berjudul ''Jurnalisme Kontemporer'' (2005), mengemukakan bahwa internet merupakan medium yang mampu mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu, yang berfokus pada proses komunikasi. Bila dikaitkan dengan perkembangan media baru, kemunculan internet berperan dalam melahirkan media ''online'' yang sempat ''booming'', seperti ''Chicago Online'' yang merupakan koran ''online'' pertama di Amerika Serikat yang diluncurkan oleh surat kabar ''Chicago Tribune''.<ref>{{Cite book|title=Jurnalisme Kontemporer|last=Kurnia|first=Septiawan S|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=2005|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>
Selain McLuhan, pada tahun 1984, Ronal Rice pun mendefinisikan media baru sebagai teknologi komunikasi yang memungkinkan untuk terjadinya interaktifitas antar penguuna dan antara pengguna dan informasi. Bila dikaitkan dengan media saat ini, interaktifitas merupakan karakteristik dari sebagian besar media, khususnya media yang beroperasi secara daring. Perkembangan ini memunculkan model [[komunikasi massa]] yang sebelumnya berupas satu komunikator ke banyak komunikan (''one to many communication
Media baru berguna untuk menjelaskan kemunculan media yang bersifat digital, berjaringan, dan terkomputerisasi yang merupakan efek dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Istilah media baru dapat digunakan untuk menjelaskan penjelasan terkait kondisi teknologi dan internet teraktual srta dampaknya terhadap budaya. Jaringan dari media baru pun mampu memungkinkan penggunanya untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana saja. Para pengguna pun dapat berinteraksi dengan media ataupun pengguna lain dengan umpan balik (''feedback'') yang diberikan. Konten-konten informasi yang dapat dibuat tidak hanya oleh media, tetapi para penggunanya pun dapat dijelaskan dengan media baru, di mana media baru bersifat bebas. Tidak lagi hanya media yang memegang kendali penuh atas informasi yang tersebar, tetapi khalayak pun turut memegang kendali atas distribusi dan konsumsi konten dalam media baru.
== Dimensi
Dimensi ini digunakan untuk mengklarifikasi media, yaitu:
# Dimensi kompleksitas dari pilihan yang tersedia. Maksudnya adalah berapa banyak pilihan yang dimiliki khalayak dalam segi isi informasi dan waktu yang bias digunakan untuk mengaksesnya.
# Dimensi besaran usaha yang harus dikeluarkan oleh khalayak untuk dapat menerima pesan dari media yang bersangkutan. Dengan kata lain, bagaimana perbandingan aktivitas yang dilakukan khalayak dengan aktivitas yang dibuat media.
# Dimensi tingkat respon media terhadap khalayaknya. Maksudnya adalah seberapa aktif sebuah media dapat merespon umpan balik yang diberikan khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi menanggapi umpan balik yang diberikan oleh khalayaknya dengan cepat. Dalam kondisi tertentu, media dengan tingkat interaktivitas yang tingi dapat melakukan interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan percakapan langsung.
# Dimensi kemampuan untuk mengawasi pengguna informasi oleh khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi dapat memantau perilaku khalayak dalam menerima pesannya, kemudian menyesuaikan sistemnya berdasarkan umpan balik yang dihasilkan dari analisis perilaku tersebut.
# Dimensi kemudahan dalam menambah informasi baru. Maksudnya adalah seberapa mudah khalayak dapat turut menyediakan dan menyebarkan pesan kepada khalayak lain. Berdasarkan kriteria ini, siaran televisi memiliki interaktivitas rendah, sedangkan media online memiliki tingkat interaktivitas yang sangat tinggi.
# Dimensi kemampuan memfasilitasi komunikasi internet. Maksudnya adalah seberapa mudah interaksi terjadi antar khalayak dapat terjadi
== Tujuan dan manfaat ==
Baris 45:
# Jaringan (''network):'' Karakteristik yang memiliki arti jaringan memiliki fungsi sebagai alat penghubung satu dengan yang lain dalam lingkup yang sempit, maupun luas. Sehingga, sebagai pengguna dapat dengan mudah terhubung satu sama lain dalam cangkupan yang tidak terbatas.
# Interaktivitas: Karakteristik yang berarti interaktivitas menandakan bahwa pengguna secara aktif dapat terlibat dengan melakukan proses secara langsung pada media, sehingga dapat dikatakan sebagai pengontrol.
# Digital: Karakteristik media digital merupakan peralihan dari media analog. [[Media digital]] lebih modern yang
# Hipertekstual: Merupakan tautan berbentuk teks yang menyediakan jaringan untuk dapat terhubung dengan teks lain. Media baru menggunakan hiperteks untuk mempermudah pengguna untuk mencari informasi yang sama atau berkaitan secara cepat, sehingga dapat mengakses informasi lebih banyak.
# Virtual: Media baru menggambarkan sesuatu yang nyata menjadi virtual. Virtual diartikan sebagai fitur budaya ''postmodern,'' sehingga masyarakat sudah maju secara teknologi karena memiliki aspek pengalaman sehari-hari yang disimulasikan secara teknologi.
# Simulasi: Media baru mengatakan simulasi sebagai imitasi dan representasi. Simulasi dapat menghadirkan proses tiruan terhadap
== Contoh ==
Contoh dari media baru adalah internet.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1023529500|title=New media : a critical introduction|last=1947-|first=Lister, Martin,|isbn=9781134083824|edition=2nd ed|location=[Place of publication not identified]|oclc=1023529500}}</ref>
Internet semakin berkembang
Misalnya, salah satu website berita daring yaitu <nowiki>https://www.liputan6.com/</nowiki>.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/|title=Piala AFF 2018: Peluang Timnas Indonesia Masih Terbuka Lebar|last=Liputan6.com|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2018-11-13|language=id}}</ref>
Pengguna dapat mengakses segala informasi dalam berbagai bidang secara mudah setiap harinya anya dalam satu kali klik.
Bahkan, apabila dianalisis menggunakan keenam karakteristik media baru, website berita daring liputan6.com memiliki karakteristik tersebut.
Baris 68:
# Simulasi ''(Simulated)'': Terdapat beberapa video dalam menu video yang menampilkan kejadian dari peristiwa atau reka kejadian dari suatu peristiwa.
==
* Flew (2005). New Media
* Jones, Steve. (
* Kurnia, Septiawan S.(2005). ''Jurnalisme Kontemporer.'' Jakarta
* Lister, M. Dovey, J. Giddings, S. Grant, I. & Kelly, K. (2009). ''New media: a critical
* Sahar, A. (2014). Fenomena ''new media'' 9Gag (studi obesevasi terhadap penggunaan situs 9Gag dan meme oleh remaja). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369079-MK-Arshano%20Sahar.pdf{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* Setiawan, R. (2013). Kekuatan new media dalam membentuk budaya populer di indonesia (studi tentang menjadi artis dadakan dalam mengunggah video musik di youtube). Diakses dari
== Referensi ==
{{Komunikasi-stub}}▼
{{reflist}}
[[Kategori:Media baru| ]]
Baris 85 ⟶ 87:
[[Kategori:Media sosial]]
[[Kategori:Budaya internet]]
▲{{Komunikasi-stub}}
|