Ababi, Abang, Karangasem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(16 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Short description|Desa di Kecamatan Abang, Karangasem, Bali}}
{{Coord|-8.403892|115.586789|display=title}}
{{Desa
| nama = Ababi
| peta =
| foto =
| provinsi = Bali
| dati2 = Kabupaten
| nama dati2 = Karangasem
| kecamatan = Abang
| nama pemimpin = I Ketut Wijana<ref>[http://v2.karangasemkab.go.id/assets/download/Data%20Desa%20&%20Lurah_225232.pdf Daftar Kepala Desa dan Lurah di Kabupaten Karangasem]</reFref>
| kode pos = 80852
| luas = 10,86 km²<ref name="BPS Abang 2017"/>
|penduduk = 10.393 jiwa (2016)<ref name="BPS Abang 2017"/><br/> 7.254 jiwa (2010)<ref name="BPS 2010">[{{cite web|url=https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf |title=Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010], hal|publisher= Badan Pusat Statistik |year=2010 |page=1385 |language=id |access-date= 14 Juni 2019}}</ref>
| penduduk = 10.393 jiwa (2016)<ref>[http://karangasemkab.bps.go.id/publication/2017/09/20/2a5b2362b9b089172f41187f/kecamatan-abang-dalam-angka-2017.html Kecamatan Abang Dalam Angka 2017], hal 42</ref>
|kepadatan = 668 jiwa/km²
7.254 jiwa (2010)<ref>[https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010], hal 1385</ref>
|RT kepadatan = 668 jiwa/km² =
| RTRW =
|KK = 2.683 KK<ref>{{Cite web |url=http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |title=Prodeskel Binapemdes Kemendagri |access-date=2018-03-19 |archive-date=2022-04-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |dead-url=yes }}</ref>
| RW APBDesa =
| KK = 2.683 KK<ref>[http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri]</ref>
|situs APBDesa web =
| situs web kemendagri = 51.07.05.2001
}}
 
'''Ababi''' merupakan salah satu dari dari Desadesa yang terletak di [[Abang, Karangasem|Kecamatan Abang]], Kabupaten [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], [[Provinsi]] [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref> Jarak pusat pemerintahan Desa Ababi dengan ibu kota [[Kabupaten Karangasem]] adalah sekitar 7 kilometer ke arah utara dari pusat kota Amlapura dan jarak dengan ibukotaibu kota [[Provinsi]], Denpasar, adalah 83 kilometer. Desa ini memiliki objek wisata Taman Air [[Tirta Gangga]].
 
== Sejarah ==
Nama asli Desa Ababi dalam Purana Desa Adat Ababi adalah ''“Karaman Ihara Babi”''. Sejak zaman kerajaan di Bali, sebagian dari lembaran purana tersebut hilang sehingga hanya tersisa tiga lembar. Kini satu di antara tiga lembar purana tersebut telah pecah. Purana merupakan kumpulan cerita kuno yang terkumpul dari kalangan rakyat yang mengisahkan kehidupan para Dewa tentang penciptaan semesta. Purana desa ini terbuat dari tembaga dengan tulisan huruf Bali kuno atau para huruf Bali. Berdasarkan penelitian Dinas Kepurbakalan terhadap purana tersebut pada bulan Agustus 1980, diperkirakan bahwa Desa Adat Ababi telah berdiri sejak zaman pemerintahan Raja [[Anak Wungsu|Sri AnakaAnak Wungsu]] di Bali. Mengacu pada Purana Desa Adat Ababi, nama Desa Ababi yakni “Karaman Ihara Babi” memiliki beberapa pengertian yakni:
* ''Karaman'' yang artinya masyarakat atau krama
* ''Ihara'' yang artinya pohon eha (sejenis pohon penghijauan yang tumbuh di lereng-lereng tebing)
Baris 34 ⟶ 36:
Selain cerita tersebut di atas, dalam Purana Desa Adat Ababi diceritakan juga bahwa konon pada zaman dahulu kala Dewi kemakmuran yaitu Betara Dewi Dabuh pernah memberikan suatu anugrah suci kepada wong (orang-orang) Desa Ababi setelah sebelumnya Ida Betara melewati beberapa Desa seperti Tianyar, Culik, dan Abang. Dikisahkan dalam perjalanannya, Ida Betara membawa sebungkus air yang dibungkus dengan daun kumbang sejenis daun talas. Setelah tiba di Desa Ababi, sebagian besar air tersebut akan ditumpahkan oleh Ida Betara dengan syarat harus dilakukannya upacara “Bukakak Kebo Metanduk Emas.” Orang-orang Desa Ababi menyetujui serta menyanggupi permintaan Ida Betara tersebut dan seketika itu juga air tersebut ditumpahkan di bawah pohon Eha sehingga sampai saat ini mata air tersebut di beri nama Air Eha.
 
Sisa dari air yang telah ditumpahkan di Desa Ababi kemudian dibawa oleh Ida Betara ke Desa Jungutan (Desa Adat Sibetan) dan dengan permintaan serta persyaratan yang sama, Ida Betara menumpahkan air yang berasal dari titisan air. Tempat tersebut kemudian diberi nama Telaga Tiista (Telaga Tista). Daun kumbang sebagai pembungkus air tersebut dilemparkan di atas telaga tista dan sampai saat ini disebut kumbang. Desa Ababi sejak dahulu kala telah memiliki akar kebudayaan yang sangat kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya purana dan awig-awig desa. Desa babi juga telah mengalami pemekaran menjadi lima Desa Adat yaitu Kesimpar, Peladung, Kertasari, Tampuangan dan Jasi. Oleh karena Desa Adat tersebut merupakan bekas wilayah Desa Ababi maka hingga saat ini masih terdapat hubungan kerja atau ikatan antara desa-desa tersebut.<ref>[{{Cite web|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51398|title=Dampak Sejarahpengembangan Desapariwisata terhadap keberlanjutan sumbak embukan (studi kasus:desa Ababi, Kecamatankecamatan Abang], kabupaten Karangasem)|last=Nggauk|first=Christin Debora|date=2011|website=repository.ipb.ac.id|access-date=13 Mei 2020}}</ref>
 
== Batas wilayahGeografi ==
Desa Ababi memiliki luas wilayah sebesar 10,86 &nbsp;km² dan berada pada ketinggian wilayah rata-rata 573 meter di atas permukaan air laut ([[mdpl]]). Secara umum wilayah desa ini berada di kaki [[Gunung Agung]] dengan kemiringan lahan ke tenggara. Sebelah utara merupakan wilayah daerah paling tinggi dan sebelah timur dan tengah adalah daerah dengan tanah berbukit kecil yang sebagian besarnya area persawahan. Sedangkan sebelah barat dan selatan adalah daerah datar. Suhu udara siang hari berkisar 29&nbsp;°C-35&nbsp;°C. Desa Ababi memiliki curah hujan sebesar 2887,7 milimeter/tahun.
 
=== Batas wilayah ===
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Abang, Abang, Karangasem|Desa Abang]] dan [[Pidpid, Abang, Karangasem|Desa Pidpid]]
|selatan = [[Tiyingtali, Abang, Karangasem|Desa Tiyingtali]], [[Karangasem, Karangasem|Kecamatan Karangasem]] dan [[Bebandem, Karangasem|Kecamatan Bebandem]]
|barat = [[Bebandem, Karangasem|Kecamatan Bebandem]]
|timur = [[Tiyingtali, Abang, Karangasem|Desa Tiyingtali]] dan [[Karangasem, Karangasem|Kecamatan Karangasem]]
}}
 
== Pembagian wilayahPemerintahan ==
=== Pembagian wilayah ===
Wilayah desa Ababi terdiri dari 12 dusun atau banjar. Beberapa nama dusun atau banjar tersebut memiliki persamaan nama dengan beberapa tempat di Klungkung. Hal ini mencirikan bahwa Desa Ababi mempunyai hubungan yang erat dengan Kerajaan Klungkung yakni orang-orang Klungkung yang berpindah ke Desa Ababi yang ditugaskan Kerajaan Bali untuk mengamankan desa pada waktu itu. Selain memiliki dua belas banjar, Desa Ababi juga memiliki satu Desa Adat atau Desa Pakraman Ababi yang terdiri dari lima Banjar Adat Murwa (Ngarep), tiga Banjar Adat Pemade, dua Banjar Adat Pragunung, dan tiga Desa Adat Sasempalan. 12 dusun atau banjar tersebut yaitu:
 
Baris 63 ⟶ 69:
{{col-css3-end}}
 
== GeografiDemografi ==
Penduduk desa Ababi sampai dengan tahun 2016 sebanyak 10.393 jiwa terdiri dari 5.271 Laki-laki dan 5.122 Perempuan dengan [[Sexrasio ratiojenis manusia|sexkelamin ratiomanusia]] bernilai 103.<ref name="BPS Abang 2017">[{{cite web|url= https://karangasemkab.bps.go.id/publication/2017/09/20/2a5b2362b9b089172f41187f/kecamatan-abang-dalam-angka-2017.html |title= Kecamatan Abang dalam angkaAngka 2017], hal|publisher=Badan Pusat Statistik Indonesia |year=2017 |language=id |access-date= 16 Desember 342018}}</ref> Mata pencaharian utama penduduk Desa Ababi masih bertumpu pada sektor pertanian sawah. Sebanyak 1.838 dan 895 penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Selain itu, terdapat juga penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak dan tukang batu. Tidak hanya terbatas pada sektor pertanian dalam arti luas, tetapi juga terdapat sejumlah penduduk Desa Ababi yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai sumber mata pencahariannya.
Desa Ababi memiliki luas wilayah sebesar 10,86 km² dan berada pada ketinggian wilayah rata-rata 573 meter di atas permukaan air laut ([[mdpl]]). Secara umum wilayah desa ini berada di kaki [[Gunung Agung]] dengan kemiringan lahan ke tenggara. Sebelah utara merupakan wilayah daerah paling tinggi dan sebelah timur dan tengah adalah daerah dengan tanah berbukit kecil yang sebagian besarnya area persawahan. Sedangkan sebelah barat dan selatan adalah daerah datar. Suhu udara siang hari berkisar 29&nbsp;°C-35&nbsp;°C. Desa Ababi memiliki curah hujan sebesar 2887,7 milimeter/tahun.
 
== Penduduk ==
Penduduk desa Ababi sampai dengan tahun 2016 sebanyak 10.393 jiwa terdiri dari 5.271 Laki-laki dan 5.122 Perempuan dengan [[Sex ratio manusia|sex ratio]] 103.<ref>[https://karangasemkab.bps.go.id/publication/2017/09/20/2a5b2362b9b089172f41187f/kecamatan-abang-dalam-angka-2017.html Kecamatan Abang dalam angka 2017], hal 34</ref> Mata pencaharian utama penduduk Desa Ababi masih bertumpu pada sektor pertanian sawah. Sebanyak 1.838 dan 895 penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Selain itu, terdapat juga penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak dan tukang batu. Tidak hanya terbatas pada sektor pertanian dalam arti luas, tetapi juga terdapat sejumlah penduduk Desa Ababi yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai sumber mata pencahariannya.
 
== Transportasi ==
Sarana transportasi untuk menjangkau Desa AbabilAbabi adalah transportasi darat berupa motor, mobil, atau bus. Jika menggunakan kendaraan motor atau mobil, lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari [[Kota Denpasar|Denpasar]] ke [[Amlapura (kota)|Amlapura]] sekitar 1 jam 40 menit dan dari Amlapura ke Ababi sekitar 15 menit. Sedangkan lama waktu perjalanan jika menggunakan bus atau transportasi umum yakni sekitar 3 jam dari Denpasar ke Amlapura dan sekitar 20 menit dari Amlapura ke Desa Ababi.{{fact}}
 
== Referensi ==
Baris 77 ⟶ 80:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://karangasemkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Karangasem]
* {{id}} [http://karangasemkab.go.id/publication.html Situs Resmi Pemerintahan Kabupaten Karangasem]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Binapemdes Kementerian Dalam Negeri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
{{Abang, Karangasem}}
{{KabupatenAuthority Karangasemcontrol}}
{{Bali}}
{{Desa-stub}}