Kompos: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
#1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
(36 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
[[Berkas:Compost bin.jpg|jmpl|225px|Kompos dari sampah dedaunan]]
[[Berkas:Kompos_jerami.JPG|jmpl|225px|Kompos dari jerami padi]]
'''Kompos''' adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan [[Senyawa organik|organik]] yang dapat dipercepat secara artifisial oleh [[populasi]] berbagai macam [[
[[Sampah]] terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik [[sampah]] mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas [[metana]] ke udara. [[DKI Jakarta]] menghasilkan 6000 ton sampah setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh [[pasar]] yang ada di Jakarta, di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005).
== Pendahuluan ==
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara [[aerobik]] maupun [[anaerobik]], dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism) atau menggunakan [[cacing]] guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh [[mikroorganisme]] di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Baris 81:
== Manfaat Kompos ==
Kompos memperbaiki struktur [[tanah]] dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas
Tanaman yang dipupuk dengan kompos<ref>{{Cite journal|last=Syahputra|first=Edy|date=2017, Juni|title=Kajian Agronomis Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Pada Berbagai Jenis Bahan Kompos|url=http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma/article/view/1127|journal=Agrotekma|volume=1|issue=2|pages=92-101|doi=10.31289/agr.v1i2.1127}}</ref> juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.{{butuh rujukan}}
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi
# Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
# Mengurangi volume/ukuran limbah
# Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
Aspek Lingkungan
# Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
# Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Baris 100:
# Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
# Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
# Meningkatkan aktivitas
# Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
# Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
Baris 112:
Hasil penelitian Handayani, 2009, berdasarkan hasil [[uji Duncan]], [[pupuk cacing]] (''vermicompost'') memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan bibit Salam (''[[Eugenia polyantha]]'' Wight) pada media tanam ''subsoil''. Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan [[pupuk anorganik]] tidak memberikan efek apapun pada pertumbuhan [[bibit]], mengingat media tanam ''subsoil'' merupakan media tanam dengan [[pH]] yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan kapasitas tukar [[kation]] tanah dan memengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah dalam keadaan masam.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan Hortikultura, [[Institut Pertanian Bogor]] menyebutkan bahwa [[kompos bagase]] (kompos yang dibuat dari [[ampas tebu]]) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (''[[Saccharum officinarum]] L'') meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan
== Dasar-dasar Pengomposan ==
Baris 121:
=== Proses Pengomposan ===
Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
[[Berkas:Proses_dekomposisi.jpg|jmpl|250px|Skema Proses Pengomposan Aerobik]]
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, di mana
[[Berkas:Proses_pengomposan.jpg|jmpl|250px|Gambar profil suhu dan populasi
Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Baris 140:
| 10<sup>9</sup> - 10<sup>9</sup>; 10<sup>5</sup> 10<sup>8</sup>; 10<sup>4</sup> - 10<sup>6</sup>
|-
| Mikrofauna
| Protozoa
| 10<sup>4</sup> - 10<sup>5</sup>
Baris 146:
| Makroflora
| Jamur tingkat tinggi
|
|-
| Makrofauna
Baris 153:
|}
Proses pengomposan tergantung pada
# Karakteristik bahan yang dikomposkan
# Aktivator pengomposan yang dipergunakan
Baris 165:
;Rasio C/N
:[[Rasio C/N]] yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1.
:Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang tinggi, terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung kadar kayu tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb). Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) relatif dapat diolah secara efisien dan efektif untuk dijadikan kompos (Susanto & Adhi, 2018)<ref>Susanto, Tejo and Susilo, Adhi (2018) ''Pengaruh Kombinasi Bahan Penyusun Terhadap Penurunan Rasio C/N Dalam Komposting Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).'' Prosiding Seminar Nasional FMIPA-UT 2018: Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). pp. 131-143. ISSN 2088-0014</ref>. Untuk menurunkan rasio C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya menambahkan mikroorganisme selulotik (Toharisman, 1991) atau dengan menambahkan kotoran hewan karena kotoran hewan mengandung banyak senyawa nitrogen.
;Ukuran Partikel
:Aktivitas
;Aerasi
Baris 179:
;Kelembaban (Moisture content)
:Kelembapan memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme
;Temperatur/suhu
:Panas dihasilkan dari aktivitas
;pH
Baris 188:
;Kandungan Hara
:Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh
;Kandungan Bahan Berbahaya
:Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan
;Lama pengomposan
Baris 216:
| > 10%
|-
| Ukuran partikel
| 1 inchi
| bervariasi
|-
| Bulk Density
| 1000
| 1000
|-
| pH
Baris 229:
|-
| Suhu
| 43° –
| 54° -
|}
== Strategi Mempercepat Proses Pengomposan ==
Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:<ref>{{Cite book|last=Nugroho|first=Adi|last2=dkk|date=Agustus 2023|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengelolaan_Sampah_Rumah_Tangga_Pembuata/GVncEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Pengomposan+dapat+dipercepat+dengan+beberapa+strategi.+Secara+umum+strategi+untuk+mempercepat+proses+pengomposan+dapat+dikelompokan+menjadi+tiga,+yaitu&pg=PA25&printsec=frontcover|title=Pengelolaan Sampah Rumah Tangga: Pembuatan Pupuk Kompos dan Kerajinan Tangan Dari Limbah Plastik|location=Ponorogo|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-133-176-2|pages=25|url-status=live}}</ref>
# Menanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan.
# Menambahkan Organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan:
# Menggabungkan strategi pertama dan kedua.
=== Memanipulasi Kondisi Pengomposan ===
Strtegi ini banyak dilakukan di awal-awal berkembangnya teknologi pengomposan. Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1. Untuk membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses pengomposan. Bahan yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan yang terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum proses pengomposan. Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya.{{butuh rujukan}}
=== Menggunakan Aktivator Pengomposan ===
Strategi yang lebih maju adalah dengan memanfaatkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan. Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan misalnya cacing tanah. Proses pengomposannya disebut vermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal dengan sebutan kascing. Organisme lain yang banyak dipergunakan adalah
Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah hasil penelitian Balai Penelitian [[Bioteknologi]] Perkebunan Indonesia ([[BPBPI]]) dan saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara MARROS Bio-Activa dikembangkan oleh para peneliti
=== Memanipulasi Kondisi dan Menambahkan Aktivator Pengomposan ===
Strategi proses pengomposan yang saat ini banyak dikembangkan adalah
=== Pertimbangan untuk menentukan strategi pengomposan ===
Seringkali tidak dapat menerapkan seluruh strategi pengomposan di atas dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan strategi pengomposan:{{butuh rujukan}}
# Karakteristik bahan yang akan dikomposkan.
Baris 265:
== Pengomposan secara aerobik ==
=== Peralatan ===
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengomposan secara aerobik terdiri dari peralatan untuk penanganan bahan dan peralatan perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Berikut disajikan peralatan yang digunakan.{{butuh rujukan}}
# Terowongan udara (Saluran Udara)
#* Digunakan sebagai dasar tumpukan dan saluran udara
#* Terbuat dari bambu dan rangka penguat dari kayu
#* Dimensi
#* Sudut
#* Dapat dipakai menahan bahan 2 – 3 ton
# Sekop
Baris 328:
=== Proses pengontrolan ===
Proses pengontrolan yang harus dilakukan terhadap tumpukan sampah adalah:{{butuh rujukan}}
# Monitoring Temperatur Tumpukan
# Monitoring Kelembapan
Baris 338:
# Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
# Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
# Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut
#* Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
#* Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,
Baris 361:
* Sinaga, A., E. Sutrisno dan S.H. Budisulistiorini. 2010. Perencanaan Pengomposan sebagai Alternatif Pengolahan Sampah Organik (Studi Kasus: TPA Putri Cempo-Mojosongo). ''Jurnal Presipitasi''. '''7.1'''. Halaman 13-22. Alamat URL: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/download/1445/pdf. Diunduh 8 Januari 2013.
* Toharisman, A. 1991. ''Potensi Dan Pemanfaatan Limbah Industri Gula Sebagai Sumber Bahan Organik Tanah''.
<references />
== Pranala luar ==
* [http://compost.css.cornell.edu/ Pendidikan Kompos di Negara Maju]
* [http://www.recyclenow.com/home_composting/composting/the_look_of.html The Look of Compost] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071126102758/http://www.recyclenow.com/home_composting/composting/the_look_of.html |date=2007-11-26 }} - Waste & Resources Action Programme, UK
* [http://www.epa.gov/epawaste/conserve/tools/cpg/products/compost.htm Compost and Fertilizer Made From Recovered Organic Materials] - US Environmental Protection Agency regulations
* [http://www.bae.ncsu.edu/topic/vermicomposting/ Vermicompost homepage] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140214090842/http://www.bae.ncsu.edu/topic/vermicomposting/ |date=2014-02-14 }} - North Carolina State University Extension
* [http://www.simplysetup.com/in-the-garden/worm-composting Worm-Composting]- SimplySetup guide to reducing carbon footprints
* [http://web.extension.illinois.edu/homecompost/science.html Composting for the Homeowner] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160224161013/http://web.extension.illinois.edu/homecompost/science.html |date=2016-02-24 }} - University of Illinois Extension
* [http://www.goodgardeners.org.uk/index.html Good Gardener's Association] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111007063952/http://www.goodgardeners.org.uk/index.html |date=2011-10-07 }} (UK)
* [http://www.cre.ie Cré, Composting Association of Ireland]
* [http://www.compostingcouncil.org US Composting Council] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190415204627/https://www.compostingcouncil.org/ |date=2019-04-15 }}
* [http://repository.ut.ac.id/7801/1/FMIPA2018-13.pdf Susanto, Tejo and Susilo, Adhi (2018) ''Pengaruh Kombinasi Bahan Penyusun Terhadap Penurunan Rasio C/N Dalam Komposting Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).'' Prosiding Seminar Nasional FMIPA-UT 2018: Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). pp. 131-143. ISSN 2088-0014]
{{Sampah}}
Baris 379 ⟶ 381:
[[Kategori:Pertanian]]
[[Kategori:Pengomposan]]
[[Kategori:Pupuk organik]]
|