(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Bujang Timpang Berang''' adalah nama sebuah [[Meriammeriam]] terkenal yang dipergunakandigunakan Panglimaoleh [[Rentap]]seorangselaku [[Kepalapanglima Suku]]sekaligus kepala suku dari [[suku Dayak]][[Iban]]. Meriam ini digunakan ketikauntuk mempertahankan [[Bukit Sadok]] dari serangan [[Raja Putih]] [[James Brooke]].▼
[[Berkas:Windsor Castle Lantaka.jpg|jmpl|Lantaka yang dirampas Sir James Brooke dari perompak Kalimantan. Meriam Bujang Timpang Berang bisa jadi mirip seperti ini.]]
▲'''Bujang Timpang Berang''' adalah nama sebuah [[Meriam]] terkenal yang dipergunakan Panglima [[Rentap]] seorang [[Kepala Suku]] [[Dayak]] [[Iban]] ketika mempertahankan [[Bukit Sadok]] dari serangan [[Raja Putih]] [[James Brooke]].
== Bahan ==
BerbedaBujang denganTimpang meriam lain yang biasanyaBerang terbuat dari bahan [[Perunggubesi]],meriamtanpa Bujang Timpang Berang terbuat daricampuran [[Besiperunggu]].{{Cn}}
== Sejarah ==
Menurut legenda, meriam Bujang Timpang Berang adalah sebuah meriam Rampasan Perang dari [[VOC]] [[Belanda]] yang berhasil direbut [[InggerisInggris]] ketika terjadi sebuah pertempuran di [[Pontianak]] di masa silamlalu. Tidak ada catatan bagaimana kemudian meriam tersebut jatuh kepada James Brooke, yang kemudian dipergunakan untuk mempertahankan sebuah kubu di tepi Sungai Skrang. Kubu tersebut diserang Rentap tahun 1844 dan meriam tersebut jatuh ke tangan Rentap, dan dipergunakan untuk mempertahankan Bukit Sadok.{{cn}}
== Kejatuhan Bukit Sadok ==
Untuk merebut Bukit Sadok James Brooke tidak main-main, Diadia memimpin sendiri serangan dan mengerahkan hampir 4000 prajurit dan banyak artileri, dan di antara meriam yang dibawanya bernama "Bujang Sadok" sebagai tandingan bagi Meriam Bujang Timpang Berang. Bukit Sadok akhirnya jatuh pada tahun 1863, konon kekalahan tersebut akibat tidak bisa berfungsinya meriam Bujang Timpang Berang karena tertembaknya sang juru isi [[Mesiu]] dan darahnya membasahi mesiu meriam.{{cn}}
Bukit Sadok akhirnya jatuh pada tahun 1863, konon kekalahan tersebut akibat tidak bisa berfungsinya meriam Bujang Timpang Berang karena tertembaknya sang juru isi [[Mesiu]] dan darahnya membasahi mesiu meriam.