Festival Istiqlal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 8 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Festival Istiqlal''' merupakan festival kebudayaan Islam Indonesia dari masa tradisional hingga modern. Festival ini diselenggarakan sebanyak 2 kali—pertama pada 1991 dan terakhir pada 1995—di [[Masjid Istiqlal]], Jakarta. Pada festival ini, [[Al-Qur’an]] [[Mushaf Istiqlal]] mendapat tempat tersendiri: pada festival pertama, Presiden [[Soeharto]] menulis kalimat [[basmalah]] yang menandakan dimulainya Festival Istiqlal I sekaligus penulisan mushaf ini, dan pada festival terakhir, mushaf yang sudah selesai ditulis kemudian dipamerkan sebagai bagian dari pembukaan Festival Istiqlal II. Jumlah pengunjung festival ini selalu melebihi target semula: pada festival pertama dikunjungi sekitar 6 juta orang dari target semula sebesar 6 kali lipatnya, dan pada festival terakhir dikunjungi sekitar 11 juta orang, lebih 1 juta orang dari yang diperkirakan. Berbagai pertunjukan memeriahkan kedua festival ini. [[Pos Indonesia]] selalu menerbitkan prangko yang dikhususkan untuk kedua festival.▼
▲'''Festival Istiqlal''' merupakan festival kebudayaan Islam Indonesia dari masa tradisional hingga modern. Festival ini diselenggarakan sebanyak 2 kali—pertama pada 1991 dan terakhir pada 1995—di [[Masjid Istiqlal]], Jakarta. Pada festival ini, [[Al-Qur’an]] [[Mushaf Istiqlal]] mendapat tempat tersendiri: pada festival pertama, Presiden [[Soeharto]] menulis kalimat [[basmalah]] yang menandakan dimulainya Festival Istiqlal I sekaligus penulisan mushaf ini, dan pada festival terakhir, mushaf yang sudah selesai ditulis kemudian dipamerkan sebagai bagian dari pembukaan Festival Istiqlal II. Jumlah pengunjung festival ini selalu melebihi target semula: pada festival pertama dikunjungi sekitar 6 juta orang dari target semula sebesar 6 kali lipatnya, dan pada festival terakhir dikunjungi sekitar 11 juta orang, lebih 1 juta orang dari yang diperkirakan.Berbagai pertunjukan memeriahkan kedua festival ini. [[Pos Indonesia]] selalu menerbitkan prangko yang dikhususkan untuk kedua festival.
== Festival Istiqlal I ==
Baris 10 ⟶ 9:
}}
[[Berkas:President Suharto, 1993.jpg|200px|ka|jmpl|Presiden Soeharto.]]
Festival Istiqlal I diselenggarakan dalam rangka,
Menurut Bambang Asrini Widjanarko, yang menulis sebuah berita untuk ''[[Kompas]]'', sejak awal tiada itikad bahwa Festival Istiqlal 1991 menampilkan corak dan pola ekspresi Islam dalam perspektif teologis yang kaku, namun sebuah perayaan seni yang bernafaskan Islam di Indonesia. Tak juga menampilkan hanya pameran kaligrafi Islam namun lebih daripada itu, khasanah budaya Islam di Nusantara.<ref name="kompas1">{{
[[Taufik Abdullah]], dalam ''Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini, dan Esok'' (1993) yang dikarang oleh Yustiono,{{sfn|Yustiono|1993}} menandaskan bahwa proses pembaruan pemikiran kesadaraan keagamaan saat itu ialah adanya transformasi kesalehan individual yang transedental menjadi berkonteks sosial serta budaya. Makna simboliknya maupun penyaluran nilai-nilai seni maupun budayanya adalah sebuah transmisi kesadaran intelektualitas umat Islam. Festival Istiqlal, menurut Taufik, merupakan sebuah ajang dialog yang tak ada habisnya melalui berbagai pameran, kerajinan, arsitektur, film, sastra, seni rupa, seni pertunjukan maupun jenis ungkapan artistik lainnya yang semata mengungkap dualisme antara bertemunya Islam dan Indonesia secara tradisonal maupun yang modern. Dengan kata lain, Festival Istiqlal-lah wajah paling otentik, bagaimana Islam telah 'kembali' menemukan identitasnya sebagai umat mayoritas. Dengan demikian, Islam dalam perspektif kebangsaaan maupun negara, bersama bertemu memaknai spiritualitas kekinian.<ref name="kompas1"/>
Baris 22 ⟶ 21:
== Festival Istiqlal III ==
Pada Februari 2017, pengurus Masjid Istiqlal menyelenggarakan perayaan bernama "Merayakan Milad Istiqlal"<ref name="republika1">{{cite news|last1=Suryana|first1=Wahyu|last2=Rezkisari|first2=Indira {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/21/olq1pz328-masjid-istiqlal-ingin-jadi-wajah-keramahan-islam|title=Masjid Istiqlal Ingin Jadi Wajah Keramahan Islam|date=21 Februari 2017|accessdate=12 Februari 2018|archive-date=2021-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210511230623/https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/21/olq1pz328-masjid-istiqlal-ingin-jadi-wajah-keramahan-islam|dead-url=no}}</ref> yang dilaksanakan dari 10-27 Februari 2017.<ref name="tempo1">{{
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [[Hilmar Farid]] menyebutkan pemerintah akan mengembalikan Masjid Istiqlal sebagai pusat kebudayaan melalui Festival Istiqlal III yang bakal digelar pada Maret-September 2018. Festival Istiqlal III rencananya diikuti negara anggota [[Organisasi Konferensi Islam]]. Dalam rencana Hilmar, disebutkan pedang Nabi [[Muhammad]] {{saw}} akan dipamerkan pada festival kali ini.
<ref>{{cite news|url=http://mediaindonesia.com/news/read/93599/masjid-istiqlal-kembali-jadi-pusat-kebudayaan/2017-02-23|title=Masjid Istiqlal Kembali jadi Pusat Kebudayaan|publisher=Media Indonesia|date=23 Februari 2017|accessdate=12 Februari 2018|archive-date=2018-02-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20180212142130/http://mediaindonesia.com/news/read/93599/masjid-istiqlal-kembali-jadi-pusat-kebudayaan/2017-02-23|dead-url=no}}</ref>
Namun, Bambang Asrini Widjanarko menyebutkan apabila belum ada tanda-tanda festival ini akan diselenggarakan, yang dapat dibuktikan dengan tiadanya sosialisasi mengenai ini. Menurut Bambang, pada Februari 2017, pemerintah berniat menggagas untuk membuat perhelatan yang memiliki ''benchmark'' tersendiri bagi Festival Istiqlal 2018, yang direncanakan ''kick-off''-nya pada Februari 2018. Selebihnya, tentang Festival Istiqlal III itu raib, tak ada kabar lagi.<ref name="kompas1"/> Dimungkinkan Festival Istiqlal III ini tidak dapat terselenggara dikarenakan kurangnya koordinasi di dari pihak Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sebagai inisiator Festival Istiqlal III) dalam membentuk tim perencanaan yang cukup baik dan berkoordinasi dengan beberapa para nara sumber yang masih hidup dan pernah terlibat didalam kepanitiaan dan perencanaan Festival Istiqlal I.
== Catatan kaki ==
Baris 37 ⟶ 36:
== Daftar pustaka ==
{{Refbegin|2}}
* {{cite book|last=Gade|first=Anna M.|title=Perfection Makes Practice: Learning, Emotion, and the Recited Quran in Indonesia|publisher=University of Hawaii Press|location=[[Honolulu]], [[Hawaii]]|year=2004|isbn=9780824825997|url=https://books.google.co.id/books/about/Perfection_Makes_Practice.html?id=obCJrflCCHIC&redir_esc=y|access-date=2018-02-12|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720182955/https://books.google.co.id/books/about/Perfection_Makes_Practice.html?id=obCJrflCCHIC&redir_esc=y|dead-url=no}}
* {{cite book|last1=Nata|first1=Abuddin|last2=Asmuni|first2=Ahmad|last3=Raya|first3=Ahmad Thib|last4=Kusaeri|first4=Atjeng Achmad|last5=Azra|first5=Azyumardi|last6=Yatim|first6=Badri|last7=Sudradjat|first7=Djadjat|last8=Hasyim|first8=Husmiaty|last9=Shiddiq|first9=Muhammad Arfah|last10=Matola|first10=Muhammad Galib|last11=Suparta|first11=Muhammad|last12=Mukhtar|first12=Maksum|last13=Mulia|first13=Musdah|last14=Haroen|first14=Nasrun|last15=Wahid|first15=Ramli Abdul|last16=Jamrah|first16=Suryan A.|last17=Ranuwijaya|first17=Utang|last18=Ali|first18=Yunasril|last19=Bagil|first19=Zainal Abidin|year=2003|title=Suplemen Ensiklopedi Islam|publisher=Ichtiar Baru van Hoeve|location=Jakarta|volume=1 (A-K)|isbn=979-8276-76-0}}
* {{cite thesis|year=2007|chapter=Festival Istiqlal I 1991 dan Festival Istiqlal II 1995: Seni Rupa Modern Indonesia Bernafaskan Islam|chapter-url=http://www.digilib.itb.ac.id/files/disk1/615/jbptitbpp-gdl-zaenudinra-30712-4-2007ts-3.pdf|title=Identifikasi pada Pameran Seni Rupa Modern Indonesia Bernafaskan Islam Festival Istiqlal I 1991 & II 1995|url=http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/615/jbptitbpp-gdl-zaenudinra-30712-1-2007ts-r.pdf|last=Ramli|first=Zaenudin|pages=35-79|publisher=Perpustakaan Digital [[Institut Teknologi Bandung]]|location=Bandung, Jawa Barat|ref=harv}} {{Cite web |url=http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/615/jbptitbpp-gdl-zaenudinra-30712-1-2007ts-r.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2018-02-12 |archive-date=2018-02-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180212201515/http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/615/jbptitbpp-gdl-zaenudinra-30712-1-2007ts-r.pdf |dead-url=yes }}
* {{cite book|last=Rasmussen|first=Anne K.|url=https://books.google.co.id/books/about/Women_the_Recited_Qur_an_and_Islamic_Mus.html?id=59HZxqM5dCcC&redir_esc=y|title=Women, the Recited Qur'an, and Islamic Music in Indonesia|publisher=University of California Press|location=[[Oakland, California|Oakland]], [[California]]|year=2010|isbn=9780520255487|access-date=2018-02-14|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720182945/https://books.google.co.id/books/about/Women_the_Recited_Qur_an_and_Islamic_Mus.html?id=59HZxqM5dCcC&redir_esc=y|dead-url=no}}
* {{cite magazine |title=FI, Wujud dari Sebuah Kerinduan |author1=Stanzah, Akmal |author2=Noorsy, Indy K. |author3=Kawiyan |magazine=Panji Masyarakat |date=1 November 1991 |number=700 |issn=0126-0103 |location=[[Jakarta]] |publisher=Yayasan Nurul Islam |ref=harv}}
* {{cite book|last1=Willford|first1=Andrew Clinton|last2=George|first2=Kenneth M.|url=https://books.google.co.id/books/about/Spirited_Politics.html?id=8g6DhN5FdwMC&redir_esc=y|title=Spirited Politics: Religion and Public Life in Contemporary Southeast Asia|publisher=Southeast Asia Program Publication|location=|year=2005|isbn=9780877277378|access-date=2018-02-12|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720182941/https://books.google.co.id/books/about/Spirited_Politics.html?id=8g6DhN5FdwMC&redir_esc=y|dead-url=no}}
* {{cite book|author=Yustiono|url=https://books.google.co.id/books/about/Islam_dan_kebudayaan_Indonesia.html?id=9UUxAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini, dan Esok|publisher=Yayasan Festival Istiqlal|location=Jakarta|year=1993|access-date=2018-02-12|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720183020/https://books.google.co.id/books/about/Islam_dan_kebudayaan_Indonesia.html?id=9UUxAAAAMAAJ&redir_esc=y|dead-url=no}}
{{refend}}
|