Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(57 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox penegak hukum
|
| native_name =
| abbreviation = Polda NTT
|
|
| founded =
| motto =
| disbanded =
|
|
| chief2name = [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|25px]] Brigadir Jenderal Polisi. [[Awi Setiyono|Awi Setiyono, S.IK., M.Hum.]]
| chief2position = '''Wakil Kepala'''
| headquarters = Jalan Jenderal Soeharto no. 3, [[Naikoten II, Kota Raja, Kupang|Naikoten II]], [[Kota Raja, Kupang|Kota Raja]], [[Kota Kupang]]
| headquarters_name = Markas Polda
| legal_personality =
| governing_body =
| legaljuris =
| national_agency = [[Pemerintah Indonesia]]
| main_job = Memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
| speciality =
| command_structure = [[Kepolisian
| overview_by = [[Kapolri]]
| age =
Baris 32 ⟶ 34:
Pada 1974, Komdak XVI dan Komdak XVII/NTT dilebur di bawah Komdak XV/Bali.
== Makna logo
'''Perisai''' melambangkan Polri sebagai pelindung, pengayom, pembimbing, dan pelayan masyarakat.
Baris 43 ⟶ 45:
'''Catya Turangga Wirasakti''' melambangkan keperkasaan, dengan penuh kesaktian berbakti kepada nusa dan bangsa.
'''Tiga Bidang dalam Lingkaran''' melambangkan danau Kelimutu sebagai simbol kejayaan NTT, juga melambangkan keberanian, kemakmuran, dan cinta kasih
== Sejarah ==
Berita proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, tidak sampai ke NTT. Berita proklamasi secara jelas baru diketahui pada tanggal 11 September 1945. Namun, runtuhnya kekuasaan jepang di NTT tidak memberi kesempatan bagi tumbunya kekuatan militer di NTT, sebab pada saat itu pada bulan september NICA telah masuk NTT dan dengan cepat pemerintahan Belanda mengambil ahli kekuasaan dari pemerintahan jepang.
Dengan berakhirnya masa pendudukan
Pada masa pendudukan Belanda, sistim pemrintah di NTT dikembalikan pada struktur pemerintahan penjajahan Belanda sebelum Jepang masuk. Pada masa itu NTT hanya berbentuk Keresidenan yang bernama Keresidenan Timor. Keresidenan Timor membawahi tiga Afdeeling yaitu Afdeeling Timor dan kepulauannya (berkedudukan
Berdasarkan ketetapan yang dirumuskan dalam suatu konferensi di Denpasar (24 Desember 1946), dibentukalah negara Indonesia Timur (NIT) pada tahun 1947 yang terdiri dari 14 daerah di Indonesia bagian Timur
Pada tahun 1947 dan 1948 Belanda melakukan serangan umum terhadapa wilayah RI. Tujuannya adlah merebut daerah – daerah yang masih dikuasai oleh RI. Serangan umum yang dilancarkan Belanda ini dikenal dengan nama Agresi militer I (21 Juli 1947) dan Agresi militer II (19 Desember 1948). Dua Agresi militer Belanda terhadap RI saat itu tidak membawa dampak apa – apa terhadap NIT khususnya terhadap kesatuan keopolisian di Keresidenan Timor. Pada masa itu, Keresidenan Timor dan seluruh wilayah NIT sudah berada di bawah pemerintahan
=== Masa Republik Indonesia Serikat ===
Pada tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diubah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa itu Negara Indonesia Timur (NIT) menjadi bagian Republik Indonesia Serikat. Dengan adanya pemerintahan RIS di satu pihak dan pemerintahan Negara bagian di lain pihak, maka terdapat pula dua Lembaga Kepolisian yaitu Polisi Republik Indonesia Serikat dan Polisi Negara Bagian. Dan di Negara Indonesia Timur lembaga kepolisiannya adalah Polisi Negara Indonesia Timur. Pada masa RIS, Kepolisian Daerah Timor dibawahi oleh Jawatan Kepolisian Negara Indonesia Timor.
=== Kantor Polisi Komisariat Nusa Tenggara Timur (KP Kom Nusa Tenggara Timur/KP Kom NTT) ===
Setelah kembali menjadi NKRI, tahun 1950, Negara Indonesia Timur ditiadakan. Pada tahun 1951 Keresidenan Timor dan beberapa daerah lain yakni Bali, Lombok, Sumbawa, dan Sumba membentuk propinsi Sunda Kecil dengan lembaga Kepolisian Propinsi Sunda Kecil yang berkeduduksn di Singaraja Bali. Kepolisian Provinsi Sunda Kecil membawahi kepolisian daerah Bali, kepolisian daerah Lombok, keoplisian daerah Sumbawa dan Sumba, kepolisian daerah flores dan kepolisian daerah Timor. Dan sebagai Kepala Kepolisian Daerah Timor yang pertama dijabat oleh Komisaris Polisi Kelas II [[Titus Uly]] (1951-1952).
Pada tahun 1952, lembaga kepolisian diwilayah ini diubah menjadi Kantor Kepolisian Komisariat Nusa Tenggara Timur (KP Kom Nusa Tenggara Timur/KP Kom NTT). Sebagai pejabat pertama yang memimpin KP Kom NTT adalah Komisaris Polisi Kelas I Moerhadi Danu Wilogo (1952-1955). Belum lama Wilogo menjabat sebagai KP Kom NTT. Kepemimpinan NTT diteruskan oleh [[Komisaris Polisi]] Ida Bagus Mahadewa (1955-1957). Dan sejak tahun 1957 s.d 1961 KP Kom dijabat oleh [[Komisaris Besar Polisi]] W. Roesman.
Berkenaan dengan suhu politik Nasional yang saat itu sedang memanas, kebutuhan adanya kesatuan pemukul Mobil Brigade (Mobrig) (sekarang disebut Brigade Mobil (Brimob)) mulai dirasakan. Oleh karna itu pada tanggal 11 Juni 1951 dibentuklah 1 Peleton (saat itu satuan Peleton disebut Seksi) Mobrig cadangan Timor yang menginduk pada Kompi 5214 Denpasar. Peleton cadangan Timor ini dipimpin oleh Komandan Peleton (Danton yang bernama [[Inspektur Polisi Dua|Inspektur Polisi Kelas II]] D. Endun (1951-1954).
Pada awal dibentuknya Peleton Mobrig ini terdiri dari 65 orang personil kedudukannya dikantor Kepolisian Daerah Timor Kupang. Baru pada tahun 1954 mulai dibangun markas Mobrig di Pasir Panjang. Pada saat pembangunan markas Mobrig ini, Peleton cadangan Timor di komandani oleh [[Inspektur Polisi Dua|Inspektur Polisi Kelas II]] Abdul Rajak (1954-1960).
Pada tahun 1956, Peleton Mobrig pada saat itu sudah berganti nama dengan Peleton 5486, dikirim ke Aceh untuk melaksanakan operasi penumpasan DI/TII. Pada tahun 1958, sejalan dengan pembentukan provinsi NTT dan perubahan nama lembaga kepolisian di NTT, Peleton 5486 dikembangkan menjasi kesatuan setingkat kompi, yaitu Kompi 5486. Selanjutnya, tahun 1960 Kompi 5486 berubah menjadi Kompi B Yon 414. Sebagai komandan kompinya (Danki) adalah [[Inspektur Polisi Dua|Inspektur Polisi Kelas II]] J. Sampe.
Antara tahun 1958 s.d 1961, KP Kom NTT belum memiliki Rumah Sakit. Pada saat itu pelayanan kesehatan untuk anggota Polri dilakukan dengan rawat jalan yang dilayani oleh sebuah poliklinik sederhana bertempat di Kesatrian Lasikode. Baru pada tanggal 3 Juli
1967 diresmikan sebuah bagunan Rumah Sakit yang diberi nama Rumah Sakit
Untuk menanggulangi kebutuhan jumlah personil
=== Komando Daerah Kepolisian XVII/Nusa Tenggara Timur (Komdak XVII/Nusa Tenggara Timur/Komdak XVII/NTT ===
Pada tahun 1961 Kp Kom NTT diubah menjadi Komando Daerah Kepolisian atau Komdak XVII NTT. Sebagai Panglima Daerah Kepolisian (
Pada tahun 1967, Hardono digantikan oleh Kombes Pol. Drs Soehasono (1968-1972). Selanjutnyanpimpinan Komdak XVII NTT ditutup oleh Pangdak
Pada tahun 1961 Kompi Mobrig 5486, di bawah pimpinan Danki Inspektur Polisi Kelas II J.Sampe, dikirim ke Palopo – Sulawesi Selatan untuk melaksanakan operasi penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar.
Pada tahun 1965 s.d 1966 di bawah komando Pangdak
=== Komando Antar Resor Nusa Tenggara Timur (Komtarres Nusa Tenggara Timur/Komtarres NTT) ===
Pada tahun 1974 Komdak XVII/NTT dilebur lagi bersama dengan Komdak XVI Lombok kedalam Komdak XV Bali. Yang berkedudukan di Denpasar. Validasi tiga Komdak di NTT, NTB dan Bali menjadi satu yaitu Komdak XV ini diikuti dengan perubahan kesatuan dibawahnya yaitu Komdak XVII NTT yang diubah namanya menjadi Komtarres NTT (Komando Antar Resort NTT). Komtarres NTT dipimpin oleh pejabat yang disebit Dantarres. Dantarres pertama adalah [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Leatemea (1974-1976).
Sejalan dengan perubahan Komdak XVII menjadi Komtarres NTT yang menginduk kepada Komdak XV/Bali, terjadi penyesuaian dalam tubuh Brimob. Kompi Brimob yang saat itu bernama Kompi B Yon 414 diubah namanya menjadi Kompi Dak XV-34 Kupang. Sebagai Dankinya dijabat oleh [[Ajun Komisaris Polisi|Kapten Polisi]] Utomo (1974-1977).
Pada masa menjelang Timor Timur berintegrasi masuk menjadi NKRI, jajaran Kepolisian Komtarres NTT, termasuk Kompi Dak XV – 34 Kupang ikut andil dalam mengamankan wilayah perbatasan Timor Timur – Timor Barat. (Berikut adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Komandan Kompi Dak XV – 34 Kupang: [[Ajun Komisaris Polisi|Kapten Polisi]] Utomo, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Sudaryanto, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Khaidir Salim, [[Inspektur Polisi Dua|Letnan Dua Polisi]] Beku Diaz, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] I Made Ritik, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Irwanto, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Setiyo Budi, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Prio Munjinat, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Abdul Fitri, [[Inspektur Polisi Satu|Letnan Satu Polisi]] Beni Rudy, dan [[Ajun Komisaris Polisi|Kapten Polisi]] Gerardus Bata Besu).
=== Komando Wilayah 012 Nusa Tenggara Timur (Komwil Nusa Tenggara Timur/Komwil NTT)===
Perubahan bentuk dari Komtarres menjadi Kowil 112 NTT terjadi pada tahun 1976, yakni berkaitan dengan terjadinya perubahan dari Komdak XV/Bali yang berkedudukan di Denpasar berubah statusnya menjadi Polda Nusa Tenggara yang kedudukannya tetap di Denpasar. Pejabat yang memimpinnya disebut Danwil. Sebagai Danwil pertama adalah [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs.FX.Judhomo (1976-1978). Kepemimpinan Kowil NTT selanjutnya dijabat oleh [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] FX. Soejodono (1978-1981) dan dari tahun 1981 s.d 1985, Kowil 112 NTT dipimpin oleh [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. Suherman.
=== Kepolisian Wilayah Nusa Tenggara Timur (Polwil Nusa Tenggara Timur/Polwil NTT ===
Pada tahun 1985, Komando Wilayah 112 Nusa Tenggara Timur (Komwil 112 NTT) diubah namanya menjadi Kepolisian Wilayah Nusa Tenggara Timur pejabat yang memimpinnya disebut Kapolwil. Selama masa orientasi Polwil (1985-1996) telah terjadi enam kali pergantian Kapolwil berikut adalah nama Kapolwil yang pernah menjabat Polda NTT setelah Muhamad Zein. Mereka adalah [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. Yusar Hasan (1986-1988), [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. FX. Sutopo (1988-1990), [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. I Made Dharta (1990-1992), [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs.Feri Mailensun (1992-1994), [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. FX Luntungan (1994-1995) dan [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. Trimada Dhani (1995-1996).
=== Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda Nusa Tenggara Timur/Polda NTT) ===
Pada tahun 1996, tepatnya tanggal 26 September, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara (Polda Nusra) dilikuidasi menjadi empat Polda yaitu Polda Bali, Polda Nusa Tenggara Barat, Polda Nusa Tenggara Timur, dan Polda Timor Timur. Dengan adanya likuidasi Polda Nusra maka lembaga Kepolisian di NTT terjadi perubahan status dari Polwil menjadi Polda tipe C. Sebagai Kapolda pertama dijabat oleh mantan Kapolwil NTT yaitu [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. Trimada Dhani.
Trimada Dhani menjabat sebagai Kapolda NTT selama satu tahun yakni dari bulan September 1996 s.d Agustus 1997. Selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda diteruska oleh [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs. Sawal Hariyadi (Agustus 1997- April 1998), [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Drs.Engkesman R. Hilep (April 1998-Februari 1999), dan terakhir dijabat oleh [[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]] Jusuf Sudradjat, S.Sos. (Februari 1999- Juni 2000).
Setahun setelah Timor Timur lepas dari NKRI (Agustus 1999), tepatnya pada bulan Oktober 2000 Polda yang saat itu bertipe ‘C’ dinaikan statusnya menjadi ‘B’. Sejalan dengan peningkatan status ini kepangkatan Kapolda dari [[Komisaris Besar Polisi|Senior Superintendent]] menjadi [[Brigadir Jenderal Polisi]]. Dengan demikian Kapolda saat itu yaitu [[Komisaris Besar Polisi|Senior Superintendent]] Jusuf Sudradjat yang saat itu berpangkat [[Komisaris Besar Polisi|Senior Superintendent]] dinaikkan pangkatnya satu tingkat menjadi [[Brigadir Jenderal Polisi]].
Belum genap setahun menjabat sebagai Kapolda NTT bertipe ‘B’ Jusuf Sudradjat digantikan oleh [[Brigadir Jenderal Polisi]] Drs. John Lalo, M.Sc. (Juni 2000 – Oktober 2000) selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda NTT dipegang oleh [[Brigadir Jenderal Polisi]] Drs. Made M. Pastika (Oktober 2000 – Januari 2001. Kemudian dari bulan Januari 2001 tepatnya tanggal 23 Januari 2001 sampai sekarang kepemimpinan Polda NTT dijabat oleh [[Brigadir Jenderal Polisi]] Drs. [[Yakobus Jacki Uly]].
Mengikuti perubahan yang terjadi, yaitu likuidasi Polda Nusra dan terbentuknya Polda NTT, pada tahun 1997 Kompi Brimob dikembangkan statusnya menjadi Satuan Brimob yang membawahi empat Kompi. Sebagai komandan yang satunya dijabat oleh [[Komisaris Polisi|Mayor Polisi]] Drs. Budi Astomo (1997 – 1998). Pada tahun 1998 s.d 1999, Sat Brimob dikomandani oleh PLH yakni [[Ajun Komisaris Besar Polisi|Letnan Kolonel Polisi]] Drs. Ismail Ernawi (Kepala Dit Samapta). Selanjutnya Wakil Komandan Sat Brimob saat itu, [[Komisaris Polisi|Mayor Polisi]] Drs. Moch. Badrun naik menggantikan Ernawi. Setelah Moch Badrun, jabatan Dansat Brimob dipegang oleh [[Komisaris Polisi|Mayor Polisi]] Bimo Geru Dhahono (1999-2000).
Berkaitan dengan perubahan status Polda NTT dari tipe C ke tipe B pada tahun 2000 Sar Brimob dikembangkan menjadi 2 Batalyon (membawahi 10 kompi) yaitu Batalyon A berkedudukan di Kupang dan Batalyon B berkedudukan di Maumere. Sebagai Dansatnya adalah [[Ajun Komisaris Besar Polisi|Superintendent]] Drs. FX. ABD Rakhman Baso.
Perubahan status lembaga kepolisian NTT dari Polwil menjadi Polda tipe C kemudian berkembang lagi menjadi tipe B didasarkan pada pertimbangan atas meningkatnya ancaman dan gangguan kamtibmas sebagai dampak ikutan dari laju pembangunan.
Untuk mengantisipasi permasalahan
Polairud
Perubahan status Polda dari tipe C menjadi tipe menjadi tipe B merupakan pekerjaan yang cukup berat mengingat sangat terbatasnya sumber daya yang ada. Dengan demikian, hal ini harus dilaksanakan secara bertahap untuk penuntasannya. Pembentukan Polda NTT sudah barang tentu akan menuntut berbagai kesiapan dan perencanaan yang akurat dan berlanjut, baik yang menyangkut aspek personil maupun aspek material dan fasilitas lainnya seperti kantor, perumahan, kendaraan, dan sarana komunikasi yang dapat menunjang pelaksanaan tugas – tugas Kepolisian.
Pada tanggal 14 Februari 2010 [[Brigadir Jenderal Polisi]] Drs.
== Pejabat ==
=== Kapolda ===
{| class="wikitable"
!No
!Nama Pejabat
!Awal Menjabat
!Akhir Jabatan
!ket.
|-
|colspan=5|<center>'''''Kepala Polisi Daerah Timor (Kepala PD Timor)''''' ''(1951–1952)''
|-
|<center>1
|<sup>
|<center>1951
|<center>1952
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Kepala Kantor Kepolisian Komisariat Nusa Tenggara Timur (Kepala KP Kom NTT)''''' ''(1952–1961)''
|-
|<center>2
|<sup>
|<center>1952
|<center>1955
|<center>
|-
|<center>3
|<sup>
|<center>1955
|<center>1957
|<center>
|-
|<center>4
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kombes. Pol.]]</sup><br>W. Roesman
|<center>1957
|<center>1961
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Panglima Komando Daerah Kepolisian XVII/Nusa Tenggara Timur (Pangdak XVII/NTT)''''' ''(1961–1974)''
|-
|<center>5
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kombes. Pol.]] </sup><br>Drs. R. Ostenriyk Tjitrosunarjo
|<center>1961
|<center>1963
|<center>
|-
|<center>6
|<sup>
|<center>1963
|<center>1965
|<center>
|-
|<center>7
|<sup>
|<center>1965
|<center>1968
|<center>Papelrada (Panglima Pengawas Pelaksana Pengendali Daerah) NTT
|-
|<center>8
|<sup>
|<center>1968
|<center>1972
|<center>
|-
|<center>9
|<sup>
|<center>1972
|<center>1974
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Komandan Komando Antar Resort Nusa Tenggara Timur (Dantarres NTT)''''' ''(1974–1976)''
|-
|<center>10
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1974
|<center>1976
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Komandan Komando Wilayah 112 Nusa Tenggara Timur (Danwil 122 NTT)''''' ''(1976–1985)''
|-
|<center>11
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1976
|<center>1978
|<center>
|-
|<center>12
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1978
|<center>1981
|<center>
|-
|<center>13
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1981
|<center>1985
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Kepala Kepolisian Wilayah Nusa Tenggara Timur (Kapolwil NTT)''''' ''(1985–1996)''
|-
|<center>14
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1986
|<center>1988
|<center>
|-
|<center>15
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1988
|<center>1990
|<center>
|-
|<center>16
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel
|<center>1990
|<center>1992
|<center>
|-
|<center>17
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. Feri Mailensun
|<center>1992
|<center>1994
|<center>
|-
|<center>18
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. FX. Luntungan
|<center>1994
|<center>1995
|<center>
|-
|<center>19
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. Trimada Dhani
|<center>1995
|<center>1996
|<center>
|-
|colspan=5|<center>'''''Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Kapolda NTT)''''' ''(1996–Sekarang)''
|-
|<center>20
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. Trimada Dhani
|<center>1996
|<center>1997
|<center>
|-
|<center>21
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. Sawal Hariyadi
|<center>1997
|<center>1998
|<center>
|-
|<center>22
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Drs. Engkesman R. Hilep
|<center>1998
|<center>1999
|<center>
|-
|<center>23
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kolonel Polisi]]</sup><br>Jusuf Sudrajat, S.Sos.
|<center>1999
|<center>2000
|<center>
|-
|<center>24
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>Drs. John Lalo, M.Sc.
|<center>2000
|<center>2000
|<center>
|-
|<center>25
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Made Mangku Pastika|Drs. Made Mangku Pastika, M.M.]]
|<center>2000
|<center>2001
|<center>
|-
|<center>26
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] </sup><br>[[Yakobus Jacki Uly|Drs. Yakobus Jacki Uly]]
|<center>2001
|<center>2002
|<center>
|-
|<center>27
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Edward Aritonang|Drs. Edward Aritonang, M.M.]]
|<center>2002
|<center>2005
|<center>
|-
|<center>28
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] </sup><br>[[R.B. Sadarum|Drs. R.B. Sadarum, S.H.]]
|<center>2005
|<center>2008
|<center>
|-
|<center>29
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Antonius Bambang Suedi|Drs. Antonius Bambang Suedi, M.M., M.H.]]
|<center>2008
|<center>2010
|<center>
|-
|<center>30
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Yorry Yance Worang|Drs. Yorry Yance Worang]]
|<center>2010
|<center>2011
|<center>
|-
|<center>31
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Ricky Herbert Parulian Sitohang]]
|<center>2011
|<center>2013
|<center>
|-
|<center>32
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[I Ketut Untung Yoga Anna|Drs. I Ketut Untung Yoga Anna]]
|<center>2013
|<center>2014
|<center>
|-
|<center>33
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Endang Sunjaya]]
|<center>2014
|<center>2016
|<center>
|-
|<center>34
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[E. Widyo Sunaryo]]
|<center>2016
|<center>2017
|<center>
|-
|<center>35
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Agung Sabar Santoso|Drs. Agung Sabar Santoso, S.H., M.H.]]
|<center>2017
|<center>2018
|<center>
|-
|<center>36
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Raja Erizman|Drs. Raja Erizman]]
|<center>2018
|<center>2019
|<center>
|-
|<center>37
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Hamidin|Drs. H. Hamidin]]
|<center>2019
|<center>2020
|<center>
|-
|<center>38
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Lotharia Latif|Drs. H. Lotharia Latif, S.H., M.Hum.]]
|<center>2020
|<center>2021
|<center>
|-
|<center>39
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Setyo Budiyanto|Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H.]]
|<center>2021
|<center>2022
|<center>
|-
|<center>40
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Johanis Asadoma|Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum.]]
|<center>2021
|<center>2022
|<center>
|-
|<center>41
|<sup>[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]]</sup><br>[[Daniel Tahi Monang Silitonga|Drs. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H.]]
|<center>2022
|<center>''[[petahana]]''
|<center>
|}
=== Wakapolda ===
{| class="wikitable"
!No
!Nama Pejabat
!Awal Menjabat
!Akhir Jabatan
!Ref.
|-
|<center>1.
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kombes. Pol.]]</sup><br>[[Eddy Harianto|Drs. Eddy Harianto]]
|<center>Agustus 2010
|<center>30 Mei 2013
|<center>
|-
|<center>2.
|<sup>[[Komisaris Besar Polisi|Kombes. Pol.]]</sup><br>[[Monang Manulang|Monang Manulang, S.H., M.M., M.H.]]
|<center>30 Mei 2013
|<center>27 Agustus 2014
|<center>
|-
|<center>3.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Sumartono Johanan|Drs. Sumartono Jochanan, S.H., M.H.]]
|<center>27 Agustus 2014
|<center>20 Juli 2017
|<center>
|-
|<center>4.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Victor Gustaaf Manoppo|Drs. Victor Gustaaf Manoppo, M.H.]]
|<center>20 Juli 2017
|<center>14 Oktober 2018
|<center>
|-
|<center>5.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Johanis Asadoma|Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum.]]
|<center>14 Oktober 2018
|<center>17 Juli 2020
|<center>
|-
|<center>6.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Ama Kliment Dwikorjanto|Drs. Ama Kliment Dwikorjanto, M.Si.]]
|<center>17 Juli 2020
|<center>13 April 2022
|<center>
|-
|<center>7.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Heri Sulistianto|Drs. Heri Sulistianto]]
|<center>13 April 2022
|<center>26 September 2023
|<center>
|-
|<center>8.
|<sup>[[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]]</sup><br>[[Awi Setiyono|Awi Setiyono, S.I.K., M.Hum.]]
|<center>26 September 2023
|<center>''[[Petahana]]''
|<center>
|}
Baris 393 ⟶ 456:
{{Polri}}
[[Kategori:Kepolisian
[[Kategori:Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur]]
[[Kategori:Penegak hukum]]
[[Kategori:Nusa Tenggara Timur]]
|