'''Kudungga'''<ref>{{Cite web|url=https://kaltimkece.id/historia/mereka/ketika-nama-kundungga-raja-pertama-kutai-martapura-dikudeta-oleh-kudungga|title=Ketika Nama Kundungga, Raja Pertama Kutai Martapura, 'Dikudeta' oleh Kudungga|website=Kaltim Kece|language=en|access-date=2020-04-05}}</ref> merupakan raja awal pendiri [[Kerajaan Kutai]] MartadipuraMartapura dengan gelar [[Maharaja]] Kudungga Anumerta Dewawarman, yang memerintah sekitar tahun [[350400]] Masehi atau abad ke-4 Masehi. Pada awalnya Kutai MartadipuraMartapura yang dipimpin oleh Kudungga belum berkedudukan sebagai raja, melainkan sebagai pemimpin komunitas atau kepala suku.<ref name="History">[http://www.pustakasekolah.com/kerajaan-kutai.html Pustaka sekolah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150419005050/http://www.pustakasekolah.com/kerajaan-kutai.html |date=2015-04-19 }} diakses 13 Maret 2015</ref> Kutai MartadipuraMartapura pada masa Kudungga belum mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.<ref name="Melayu online">[http://melayuonline.com/ind/history/dig/495/kerajaan-kutai-martapura Melayu Online] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150220103526/http://melayuonline.com/ind/history/dig/495/kerajaan-kutai-martapura |date=2015-02-20 }} diakses 20 Februari 2015</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:Prasasti-Yupa02.jpg|jmpl|kiri|Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di [[Museum Nasional Republik Indonesia]], Jakarta.]]
Penemuan yang paling diandalkan sebagai sumber yang menyatakan bahwa [[KesultananKerajaan Kutai Kartanegara ing MartadipuraMartapura|Kutai MartadipuraMartapura]] adalah Kerajaan tertua di [[nusantara]] adalah ''[[yupa]]''.<ref name="the Yupa">Vogel, J.Ph., 1974.''The Yupa Inscriptions of king Mulawarman from koetei (east borneo)''.BKI:Berlin</ref> Jumlah ''yupa'' yang ditemukan di Muara Kaman adalah sebanyak 7 buah ''yupa''.<ref name="the Yupa" /> Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh J.G. de Casparis ([[1949]]), ''yupa''-''yupa'' di kawasan Muara Kaman yang diduga kuat sebagai peninggalan peradaban [[Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura|Kutai MartadipuraMartapura]] yang ditemukan berturut-turut pada tahun [[1879]] dan [[1940]].<ref name="the Yupa"/>
Dalam ''yupa''-''yupa'' tersebut, ditemukan juga [[prasasti]], antara lain berupa tulisan dengan aksara [[Pallawa]] yang ditulis dalam bahasa [[Sansekerta]]. Huruf yang dipahatkan pada ''yupa'' diduga berasal dari akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 M. Semua tugu batu tersebut dikeluarkan atas titah seorang pememimpin yang diketahui bernama Maharaja [[Mulawarman]] Naladewa.<ref name="Yupa Martadipura"/> Mulawarman diduga kuat adalah orang Indonesia karena nama kakeknya, yakni KudunggaKundungga (ada juga yang menyebut kudunga atau kundungga) adalah nama asli nusantara.<ref name="Yupa Martadipura"/> '''KudunggaKundungga''' inilah yang diyakini cikal-bakal pemimpin pertama Kerajaan Kutai MartadipuraMartapura, sementara Mulawarman adalah penerus [[Aswawarman]] (anak KudunggaKundungga) yang membawa Kerajaan Kutai MartadipuraMartapura pada masa-masa puncak kejayaannya.<ref name="Yupa Martadipura">Marwati Djoened Poesponegoro & nugroho notosusanto, 1993. ''Sejarah nasional Indonesia II''. Balai pustaka:Jakarta</ref>
R.M. Ng. Poerbatjaraka (1952) menafsirkan rangkaian huruf Pallawa berbahasa Sansekerta yang tercatat pada ''yupa'' tentang silsilah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa-masa awal kerajaan Kutai MartadipuraMartapura dalam terjemahan bebas sebagai berikut:<ref name="Riwayat Indonesia">R.M.Ng.Poerbatjaraka, 1952. ''Riwajat Indonesia I''. Jajasan Pembangunan:Jakarta</ref>
{{quotation|
}}
Dari peninggalan prasasti diatas dapat dirumuskan kesimpulan bahwa silsilah keluarga Kerajaan Kutai MartadipuraMartapura, yakni KudunggaKundungga sebagai raja Kutai yang pertama. KudunggaKundungga memiliki anak bernama [[Aswawarman]] yang kemudian meneruskan kepemimpinan di Kerajaan Kutai. Aswawarman mempunyai tiga orang anak laki-laki. Dari ketiga anak Aswawarman ini, terdapat seorang anak yang paling terkemuka, yakni yang bernama Mulawarman sebagai putra mahkota.<ref name="Riwayat Indonesia"/>
== Keturunan ==
Keyakinan bahwa KudunggaKundungga adalah orang Indonesia asli didasarkan pada penyelidikan bahwa KudunggaKundungga jelas bukan nama yang berbau [[India]], meski nama-nama keturunannya, yaitu [[Aswawarman]] dan [[Mulawarman]], mengandung unsur nama India.<ref name="Yupa Martadipura" /> Dalam hal ini. Poesponegoro dan Notosusanto ([[1993]]) menyatakan bahwa terdapat nama [[Bugis]] yang mirip dengan penyebutan KudunggaKundungga, yaitu ''Kadungga''.<ref name="Yupa Martadipura" /> Kemiripan nama ini ditengarai bukan hanya kebetulan belaka mengingat di [[Sulawesi Selatan]] juga ditemukan beberapa [[prasasti]] yang hampir sama dengan apa yang ditemukan di Kutai.<ref name="Yupa Martadipura" />
Poesponegoro dan Notosusanto ([[1993]]) selanjutnya menyimpulkan bahwa kemungkinan besar, baik KudunggaKundungga yang menamakan anaknya sebagai Aswawarman maupun Aswawarman sendiri yang mempunyai anak bernama Mulawarman, berkeinginan menyamakan derajat mereka atau keturunan mereka agar sejajar dengan kaum kesatria yang ada di India.<ref name="Yupa Martadipura" /> Kemungkinan ini didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan bahwa kata "[[warman]]" berasal dari bahasa sansekerta yang biasanya digunakan untuk akhiran nama-nama orang di [[India]] bagian selatan.<ref name="Melayu online" /> Dalam tradisi Hindu yang berasal dari India, sistem sosial masyarakat terbagi atas kelas-kelas yang dikenal dengan tingkatan kasta di mana kalangan kesatria atau bangsawan Kerajaan termasuk dalam kasta terhormat.<ref name="Melayu online" />
== Referensi ==
|